Presiden SBY sampai harus menjelaskan sendiri alasan pembelian.
|
Pesawat Kepresidenan Boeing Business Jet 2 |
Setelah berpuluh-puluh tahun menyewa pesawat dari
sebuah maskapai nasional, tahun ini Indonesia akhirnya resmi memiliki
pesawat kepresidenan. Penuh pro kontra. Pihak pengkritik menilai pembelian pesawat bukan prioritas saat ini dan pemborosan. Yang pro, melihatnya sebagai hal wajar demi efisiensi.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sendiri secara khusus menyampaikan
alasan kenapa pemerintah harus membeli pesawat kepresidenan. Kata dia,
semata-mata demi efisiensi anggaran karena mahalnya biaya sewa pesawat
kepresidenan.
"Mensesneg sudah menjelaskan bahwa pesawat kepresidenan dengan
menyewa dari Garuda ongkosnya lebih mahal. Untuk kepentingan efesiensi,
kami akan menggunakan pesawat sendiri," ujar SBY dalam acara jumpa
pers di Istana Negara pada 13 Februari 2012.
Pembelian pesawat
kepresidenan itu juga telah disetujui, baik oleh pemerintah maupun
Dewan Perwakilan Rakyat dan telah dikonsultasikan dengan ahli pesawat.
"Saya bukan ahlinya. Akan dibicarakan berapa besar, pengadaan
trasportasi," kata SBY. Satu hal yang sangat ditekankan Presiden,
pesawat ini tidak hanya akan digunakannya, tapi juga presiden-presiden
RI di masa mendatang.
Pembelian "Air Force One" yang sebetulnya sudah direncanakan sejak 2010 itu pun terealisasi awal tahun ini.
Untuk
membeli pesawat ini Sekretariat Negara membentuk tim yang bertugas
menyusun spesifikasi teknis beserta anggarannya sesuai standar
pengamanan VVIP. Tim terdiri atas unsur Sekretariat Negara, Sekretaris
Militer Presiden, Mabes TNI AU dan Paspampres, serta PT Garuda
Indonesia. Pesawat kemudian dibeli dengan harga US$ 91,2 juta atau
sekitar Rp 820 miliar. Rinciannya US$ 58,6 juta untuk badan pesawat, US$ 27
juta untuk interior kabin, US$ 4,5 juta untuk sistem keamanan, dan US$ 1,1
juta untuk biaya administrasi.
Tak sembarang pesawat dipilih
untuk mengangkut orang nomor satu di tanah air ini. Dengan uang sekitar
Rp 820 miliar dipilihkan Boeing Business Jet 2 Green Aircraft.
Mengapa
Boeing?
Sekretaris Kantor Sekretariat Negara, Lambock V
Nahattands saat itu mengatakan, Boeing dipilih karena jenis pesawat ini
menguntungkan ditinjau dari operasional dan perawatan. Dari segi
operasional, pemerintah menganggap para pilot di dalam negeri, termasuk
pilot TNI AU, lebih siap dan mengenal pesawat jenis Boeing. Sementara
dari segi perawatan, lebih banyak dan siap serta memiliki kapabilitas
yang memadai dibanding untuk perawatan pesawat merek lain. "Pesawat
Boeing telah banyak digunakan untuk penerbangan VVIP negara-negara di
dunia," katanya.
Selain itu, kriteria dan spesifikasi pesawat
kepresidenan yang dibuat pemerintah adalah mampu terbang jauh sekitar
10-12 jam, mampu mendarat di bandara kecil, memuat kapasitas rombongan
presiden yang berjumlah sekitar 70 orang. Kriteria lain memiliki
peralatan navigasi, komunikasi,
cabin insulation dan
inflight
entertainment yang khusus. Itulah kenapa pemerintah memilih Boeing.
Spesifikasi "Air Force One" Indonesia
Dikutip dari
Boeing.com,
pesawat BBJ2 ini didisain untuk keperluan VIP. Yakni didisain dengan
konfigurasi mewah dengan keberadaan kamar tidur utama, toilet yang
dilengkapi dengan shower, ruang konferensi, ruang makan, dan ruang tamu.
Boeing
BBJ2 ini memiliki panjang sekitar 39,5 meter, panjang sayap 35,8 meter,
tinggi ekor 12,5 meter dan memiliki diameter 3,73 meter. Untuk
interiornya, BBJ2 ini memiliki panjang 29,97 meter, dengan tinggi 2,16
meter dan lebar 3,53 meter.
Dengan daya tampung 39.539 liter
bahan bakar, pesawat ini dapat terbang maksimal sejauh 10.334 kilometer.
Namun jika pesawat berisi maksimal 50 orang, maka jarak tempuhnya
mencapai 8.630 kilometer. Jarak tempuh itu bisa dilalui dengan kecepatan
maksimal 871 kilometer per jam.
Pabrik Boeing juga memasang enam
tangki bahan bakar ke badan pesawat agar pesawat itu bisa terbang
nonstop selama 10-12 jam. Seperti apa tampang "Air Force One" Indonesia
ini? Tunggu kehadirannya di tanah air Agustus 2013 nanti.(umi)
● Vivanews