Sabtu, 24 April 2021

[RIP] 7 Fakta KRI Nanggala-402 Tenggelam

⚓️ Terdeteksi di Kedalaman 850 Meter, Terjadi Retakan Besar Ilustrasi cakra class TNI AL ⚓️

Hilang kontak sejak Rabu (21/4/2021) dini hari, KRI Nanggala-402 akhirnya dinyatakan tenggelam sekitar tiga hari kemudian, Sabtu (24/4/2021)

Kapal selam TNI AL itu terdeteksi tenggelam di kedalaman 850 meter akibat retakan besar.

Terdapat bukti-bukti otentik yang menguatkan hingga status berubah dari submiss (kapal selam tenggelam) menjadi subsunk (kapal selam hilang).

Berikut sederet fakta tenggelamnya KRI Nanggala-402 :

 1. Status ditingkatkan menjadi subsunk (kapal tenggelam) 
TNI AL menunjukan bukti serpihan KRI Nanggala-402 di Base Ops Lanud I Gusti Ngurah Rai, Bali. (Kompas.com/ Imam Rosidin)

Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono memaparkan adanya bukti otentik bahwa KRI Nanggala tenggelam (subsunk).

"Dengan adanya bukti otentik Nanggala, maka pada saat ini kita isyaratkan dari submiss menjadi subsunk," ujar Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono dalam konferensi pers di Bali, Sabtu (24/4/2021).

Bukti otentik yang ditemukan yakni alas yang biasa dipakai untuk shalat, spons atau busa sebagai penahan panas agar tidak terjadi kondensasi pada ruang bertekanan hingga komponen pelurus tabung torpedo.

Kemudian pembungkus pipa pendingin bertuliskan keterangan berbahasa Korea, cairan dalam botol oranye yang berisi oli pelumas periskop, serta bukti cairan solar.

 2. Retakan besar 
KRI 402 Nanggala (ANTARA FOTO/Eric Ireng/rwa)

Yudo menegaskan bahwa kapal selam tenggelam karena retakan yang cukup besar, bukan karena ledakan.

"Bukan ledakan, kalau ledakan ambyar semua," ujarnya.

Retakan terjadi secara bertahap di tiap tingkat kedalaman.

"Karena retakan jadi secara bertahap di bagian tertentu, dia turun ada fase-fase dari kedalaman 300 m, 400 m, 500 m ada keretakan," kata Yudo.

Retakan besar itu pula yang membuat sejumlah barang yang ada di dalam kapal keluar ke permukaan.

"Barang-barang ini sebenarnya ada di dalam. Apalagi yang pelurus torpedo keluar berarti terjadi keretakan besar," ujarnya.

 3. Terdeteksi di kedalaman 850 meter 
Awak kapal KRI Nanggala 402. Foto diambil di di Dermaga Kapal Selam Komando Armada II, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (20/4/2019) (Antara Foto)

Saat ini tim mendeteksi keberadaan KRI Nanggala-402 di kedalaman 850 meter.

"Unsur-unsur kita yang melaksanakan pendeteksian dan unsur-unsur lain akan berusaha keras, karena kedalaman laut yang dideteksi adalah kedalaman 850 meter," kata Yudo.

Dengan kondisi tersebut, kata Yudo, tim dipastikan menghadapi kesulitan hingga risiko yang tinggi.

"Ini riskan dan memiliki kesulitan tinggi untuk ROV (Remotely Operated Vehicle) dan pengangkatan nantinya," ujar dia.

Selanjutnya, tim bersiap melakukan evakuasi medis terhadap awak kapal selam yang masih bisa ditemukan.

"Pada fase ini kita siapkan untuk evakuasi medis terhadap ABK yang masih kemungkianan ada yang selamat. Anggota yang selamat akan kita evakuasi baik ke Surabaya atau ke Banyuwangi," ujar KSAL.

 4. Lampu menyala ketika masuk ke air, isyarat masih terdengar 
KRI Nenggala ketika menyelam, 2017 (Hiu Kencana)

Yudo menjelaskan, menurut visual terakhir tim penjejak Kopaska, lampu kapal selam buatan Jerman tersebut masih menyala saat masuk ke dalam air.

Isyarat perang tempur dan perang menyelam juga masih terdengar oleh awak kapal penjejak yang berjarak 50 meter.

Dari situ, Yudo memperkirakan kapal tak mengalami blackout.

"Lampu hidup, bahkan isyarat perang tempur dan perang menyelam masih terdengar kapal penjejak yang berjarak 50 meter. Dari itu saya menduga kapal tak blackout," kata dia.

Yudo menuturkan, kemungkinan masih ada ruangan kapal selam yang tak kemasukan air.

"Kemungkinan air masuk ada tapi ada kemungkinan juga ada bagian-bagian kabin yang air tidak bisa masuk karena di dalam kapal selam ini ada sekat-sekatnya," ujar dia.

"Jadi di dalam ruangan ini dibagi per kompartemen, jika keretakan di depan dan anggota sempat menutup dan mungkin ada kemungkinan tak kemasukan air," kata dia.

 5. Status oksigen bisa bertahan lima hari jika... 
KRI Nanggala 402 (TNI AL)

Yudo mengatakan, jika kondisi kelistrikan kapal selam masih menyala, cadangan oksigen bisa bertahan hingga lima hari.

Namun, jika kondisi blackout maka cadangan oksigen tersisa 72 jam sejak dinyatakan hilang.

"Ketika masih ada kelistrikan ini bisa sampai lima hari, dan kita tak bisa menentukan apakah kemarin blackout atau tidak," kata Yudo, Sabtu.

Sehingga dirinya tidak bisa menduga-duga kondisi awak KRI Nanggala-402.

 6. Tim bekerja keras, libatkan negara lain 
Kapal penyelamat kapal selam milik Singapura MV Swift Rescue. Menteri Pertahanan Singapura Ng Eng Hen menulis di Facebook bahwa kapal MV Swift Rescue dikerahkan pada Rabu (21/4/2021) untuk membantu pencarian kapal selam KRI Nanggala-402.(TWITTER @Ng_Eng_Hen)

Dalam pencarian menemukan KRI Nanggala-402, TNI dibantu oleh militer negara lain seperti Australia, Singapura hingga Amerika Serikat.

"Untuk kapal-kapal yang memiliki peralatan seperti Singapura, dia memiliki alat yang bisa mencakup kedalaman 900-1000 meter. Kita tempatkan bersama KRI Rigel jika itu terbukti Nanggala, kita tindaklanjuti dengan peralatan yang dimiliki oleh Singapura," kata Yudo.

Peralatan dari Australia juga disiagakan untuk mendeteksi pergerakan bawah air.

"Dari Australia ini juga ditempatkan dekat, mereka memiliki kemampuan untuk deteksi bawah air. Namun hanya menemukan kontak sonar saja, ditindaklanjuti oleh KRI Rigel," ujar dia.

 7. KRI Nanggala hilang, 72 jam pencarian dinyatakan tenggelam 
Eternal Patrol [ist]

KRI Nanggala-402 dinyatakan hilang kontak sejak Rabu (24/1/2021) dini hari.

Kapal selam buatan Jerman ini dilaporkan hilang sekitar 60 mil atau 95 kilometer dari utara Pulau Bali.

Saat hilang, kapal selam KRI Nanggala-402 membawa 53 orang.

Tim gabungan pun memfokuskan pencarian kapal selam pada sembilan titik di perairan
utara Celukan Bawang.

Setelah sekitar 72 jam pencarian, ditemukan tumpahan minyak, sejumlah serpihan dan barang.

Temuan itu menjadi bukti otentik kapal selam Nanggala-402 dinyatakan tenggelam

  ⚓️
Kompas  

[Video] KRI Nanggala-402 Diduga Berada di Kedalaman 850 M

⚓️ RIP ...  Tabah sampai akhir KSAL Laksamana Yudo Margono menyatakan upaya pencarian KRI Nanggala-402 akan terus dilakukan meski memiliki kesulitan yang tinggi karena saat ini kapal selam tersebut berada di kedalaman 850 meter.


Video ilustrasi animasi 3D yang menggambarkan kapal selam milik Angkatan Laut Argentina Ara San Juan (S-42) TR 1700 Class buatan Jerman ketika tenggelam pada 15 November 2017, bersama beberapa awaknya saat latihan. Karena tekanan air laut yang begitu kuat di kedalaman 600 meter menyebabkan kerusakan fatal bagi kapal selam.
 

  ⚓️ Youtube  

[RIP] Serpihan KRI Nanggala-402 Ditemukan

⚓️ RIP Ilustrasi cakra class TNI AL ⚓️

KSAL Laksamana Yugo Margono menjelaskan perkembangan hari ini dala pencarian KRI Nanggala-402 telah ditemukan sejumlah kepingan dibeberapa lokasi.

"Telah ditemukan kepingan dan barang-barang di sekitar lokasi terakhir kapal selam tersebut terlihat saat kapal itu menyelam," ungkap Laksmana Margo Yudo dalam keterangan persnya di Bali, Sabtu (24/4/2021).

Barang-barang tersebut, kata dia, diyakini merupakan bagian atau komponen yang melekat didalam kapal selam.

"Dan ini tidak akan terangkat keluar kapal, apabila tidak ada tekananan dari luar atau terjadi peristiwa ledakan di kapal itu," katanya.

Selanjutnya, ia juga mejelaskan bukti-bukti barang yang diduga komponen dari kapal selam KRI Nanggala-402 yang terapung bersama dengan tumpahan minyak.

"Seperti yang disampaikan kemarin, tumpahan minyak, oli, dan juga barang-barang ini adalah milik KRI Nanggala-402. Dan barang-barang ini tidak dimiliki oleh umum," jelanya.

Kemudian di sekitar, radius 10 mil, juga tidak ada kapal lain yang melintas, sehingga hampir dipastikan itu adalah serpihan kapal selam Nanggala-402 yang hilang kontak sejak 21 April 2021.

"Dan dari para ahli juga mantan dari ABK KRI Nanggala-402, kapal selam diyakini bahwa ini adalah barang-barang milik KRI Nanggala, hitam pembunkus pipa torpedo, pendingin pipa dan lain sebagainya," ungkapnya.

 Ditemukan Juga Cairan Pelumas dan Solar 
KRI 402 Nanggala [TNI AL] ⚓️

Selain serpihan barang dan komponen KRI Nanggala-402, KSAL Laksamana Yugo Margono menjelaskan juga ditemukan cairan pelumas crane berwarna kuning dan solar sebagai bahan bakar.

"Itu juga sempat muncul, kemudian yang disebelahnya itu adalah alas yang dipakai ABK KRI Nanggala-402 yang biasa dipakai untuk solat," katanya dalam keterangan pers terkait pencarian Kapal Selam Nanggala-402 yang hilang di Bali, Sabtu (24/4/2021).

Kemudian, lanjut dia, dari temuan-temuan itu diyakini dari para mantan-mantan ABK KRI Nanggala-402 itu adalah milik KRI Nanggala.

"Dan juga spons-spons ini adalah penahan ruangan, spons ini harusnya besar, tapi keluarnya yang ditemukan kecil-kecil," ujarnya.

Terkait solar, memang sejak awal sudah terlihat dari udara saat pencarian hari pertama. "Saat itu solarnya sudah meluas pada radius 10 mil," katanya.

Selanjutnya, kata dia, dengan adanya bukti-bukti otentik dan ini diyakini milik KRI Nanggala-402, sehingga pada saat ini diisyaratkan dari satuan missing (Satmiss) menjadi Satuan Search and Rescue (Satsar).

"Kita tingkatkan menuju fase Satsar, nanti akan kita siapakan untuk evakuasi terhadap ABK yang kemungkinan masih selamat, di evakuasi ke proses berikutnya," ungkapnya.

Demikian juga, lanjt dia, dengan tim gaungan SAR hingga saat ini masih terus berjuang dengan keras untuk meyakinkan dari barang yang ditemukan tadi.

"Sehingga dengan pernyataan ini TNI AL turut prihatin atas kejadian ini, khususnya terhadap warga hiu kencana atau warga kapal selam atas kejadian yang tidak kita harapkan kita semuanya," jelasnya. (muh)

  ⚓️
sindonews  

Pray For KRI Nanggala 402 & Crews


Jumat, 23 April 2021

KRI Nanggala-402 Sudah Tak Bersuara

Cuma Sonar yang Bisa Deteksi KRI 402 Nanggala [TNI AL] ⚓️

Pencarian kapal selam KRI Nanggala-402 yang hilang di perairan Bali terus dilakukan. TNI mengungkap kemungkinan KRI Nanggala-402 terbawa arus.

"Untuk ruas, jelas ruas sudah diadakan penyisiran secara luas, karena semuanya kita juga memang, saya secara teknis tidak... tapi saya sudah menanyakan, ya bisa saja arus bawah laut membawa semuanya ketika dia mengapung bisa terbawa ke mana tapi artinya wilayah-wilayah yang diperkirakan," kata Kapuspen TNI Mayjen Achmad Riad dalam jumpa pers di Bali, Jumat (23/4/2021).

Achmad mengatakan KRI Nanggala-402 saat ini sudah tidak bersuara. Menurut dia, hanya sonar yang bisa mendeteksi keberadaan kapal selam tersebut.

"Karena kemarin sementara ini dari KRI Rimau. Nah, ini tampaknya akan diperkuat dari KRI lain yang memang bisa dari mana sih titik... karena kebetulan kapal selamnya kan udah diem, tidak ada suara, tinggal hanya sonar yang bisa menangkap," ujar Achmad Riad.

 21 KRI Di kerahkan 
Saat ini total ada 21 KRI yang terjun langsung dalam pencarian KRI Nanggala-402.

"KRI yang dikerahkan pada proses pencarian, jadi disampaikan 21," ucap Achmad Riad.

Dari 21 KRI itu, disebut Achmad, salah satunya adalah KRI Alugoro-405. Nantinya, menurut Achmad, apabila ada penambahan personel akan disampaikan kemudian.

"(Total) 21 itu sudah 1 termasuk KRI Alugoro, jadi total jumlahnya saya sampaikan adalah 21 KRI. Kalaupun nanti ada penambahan, tapi yang jelas saat ini ada 21 KRI, termasuk KRI Alugoro, yaitu kapal selam juga," kata Achmad.

Selain itu, Achmad menyebutkan ada 4 kapal lain dari kepolisian yang membantu pencarian. Keempat kapal itu disebut dilengkapi dengan ROV atau remotely operated underwater vehicle.

"Kemudian kita juga mendapatkan perbantuan dari kepolisian, yaitu sebanyak empat kapal. Jadi Kapal Gelatik, Kapal Enggang, Kapal Barata, Kapal Balam, di mana kapal-kapal tersebut juga yang dimiliki kepolisian juga dilengkapi dengan ROV atau unit drone, termasuk juga memiliki kemampuan alat sonar 2 dimensi," ucapnya. (knv/imk)

 AS Kirim Pesawat Militer 
Pesawat pengawas maritim P-8 Poseidon milik Amerika Serikat [www.raf.mod.uk] ⚓️

Militer Amerika Serikat (AS) akan mengirimkan tim dan pesawat militer untuk membantu Indonesia dalam pencarian kapal selam KRI Nanggala-402 yang masih hilang.

Seperti dilansir AFP, Jumat (23/4/2021), hal tersebut diungkapkan oleh juru bicara Pentagon atau Departemen Pertahanan AS, John Kirby, dalam pernyataannya.

Disebutkan Kirby bahwa Departemen Pertahanan AS 'sangat sedih' saat mendengar kabar hilangnya kapal selam Indonesia yang membawa 53 awak di dalamnya pada Rabu (21/4) waktu setempat saat melakukan latihan di perairan Bali.

"Pikiran kami tertuju pada para pelaut Indonesia dan keluarga mereka," tutur Kirby dalam pernyataannya.

"Atas undangan pemerintah Indonesia, kami mengirimkan aset-aset udara untuk membantu dalam pencarian kapal selam yang hilang," ucapnya, tanpa menjelaskan aset udara yang dimaksud.

Lebih lanjut, Kirby menyatakan bahwa Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, akan berbicara dengan Menteri Pertahanan Indonesia, Prabowo Subianto, pada Jumat (23/4) waktu setempat.

"Untuk menyampaikan kesedihan kami dan untuk membahas bagaimana lagi Amerika Serikat bisa membantu," ujarnya.

  ⚓️
detik  

Elang Hitam Drone BPPT

Drone penjaga kedaulatan negeri Drone MALE Elang Hitam [Lembaga Keris]

Indonesia patut berbangga, anak bangsa mampu membuat drone atau pesawat udara nir anak (PUNA) yang dapat memperkuat sistem pertahanan dan keamanan Indonesia.

Kehadiran drone Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dalam berbagai versi sangat ideal untuk memantau pelosok negeri khususnya dari ancaman musuh.

Dari tahun ke tahun, pengembangan drone BPPT semakin canggih karena diberi sentuhan kemajuan teknologi dan inovasi. PUNA Wulung misalnya telah mendapat sertifikasi dari Indonesia Military Airworthiness Authority (IMAA) pada 2016.

Selanjutnya diikuti PUNA Alap-Alap PA-06D-100 yang juga sudah mendapat sertifikasi kelaikudaraan militer dari Badan Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan.

PUNA yang dikembangkan BPPT bukanlah sekadar drone yang biasa kita lihat sehari-hari. Pesawat tanpa awak versi terbaru ini, dibangun khusus untuk kepentingan pertahanan dan keamanan.

Untuk mendukung kedaulatan negara, inovasi drone atau PUNA ini sangat dibutuhkan.

Kepala BPPT Hammam Riza mengatakan, BPPT melakukan perekayasaan PUNA jenis taktikal guna memenuhi kebutuhan nasional khususnya untuk di lingkungan TNI.

BPPT menargetkan Indonesia memiliki pesawat nir awak atau drone mata-mata spesifikasi kombatan, yang dibuat di dalam negeri pada 2022.

Hal tersebut merupakan target Program Pengembangan Drone tipe Medium Altitude Long Endurance (MALE) Nasional yang saat ini sedang dikembangkan bersama konsorsium nasional.

Drone MALE ini akan memiliki jangkauan jelajah operasi 23.000 kilometer non-stop dengan ketahanan terbang tinggi selama 30 jam, siang dan malam. Dengan kemampuan tersebut, Drone MALE akan digunakan untuk membantu Kementerian Pertahanan, dalam menjaga pertahanan dan keamanan negara,” ucapnya.

PUNA Alap-Alap [BPPT]

Drone atau PUNA tipe MALE ini pun, kata Hammam, dinamai Elang Hitam. Drone ini mampu beroperasi dalam radius 250 km dengan waktu terbang hingga 30 jam. Secara fisik, drone ini memiliki panjang 8,30 meter dan bentang sayap sepanjang 16 meter.

BPPT lanjutnya, menjadikan pengembangan PUNA MALE Elang Hitam menjadi salah satu dari delapan fokus pengembangan teknologi BPPT untuk mendukung Indonesia Maju.

Sejak dikenalkan ke publik di akhir tahun 2019 lalu, tahun 2021 ini, drone tersebut dikembangkan ke tingkat kombatan.

"Bersama dengan Konsorsium PUNA MALE Elang Hitam, BPPT akan melanjutkan pengembangan ke tingkatan kombatan sesuai dengan arahan Presiden RI dalam menjaga teritori Indonesia di area perbatasan," jelasnya.

Hammam kemudian mengharapkan, uji terbang drone Elang Hitam dapat berjalan lancar, dan terbang perdana tahun ini. Usai itu dilanjutkan dengan rangkaian uji terbang serta type certificate oleh Indonesian Military Airworthiness Authority (IMAA).

Perlu diketahui konsorsium pengembangan Drone Elang Hitam ini selain BPPT, juga beranggotakan PT Dirgantara Indonesia (PT DI), LAPAN, TNI-AU, ITB, PT Len Industri, dan lainnya.

Hal ini merupakan wujud komitmen BPPT pada penguatan ekosistem inovasi nasional dalam integrasi kegiatan kerekayasaan teknologi.

Elang Hitam dirancang untuk keperluan militer. Setelah dipersenjatai, pada tahapan selanjutnya akan diurus sertifikat tipe supaya bisa masuk ke tahapan produksi massal. Jika semua lancar, drone Elang Hitam bisa diproduksi massal tahun depan,” pungkas Hammam.

 Produksi dalam negeri 
Drone Wulung [BPPT]

Berdasarkan kajian awal BPPT, TNI AU membutuhkan 33 drone untuk menjaga pertahanan negara. Diperkirakan satu pangkalan drone membutuhkan tiga unit drone yang terdiri atas satu unit operasional, satu unit standby, dan satu unit perawatan.

Ditargetkan Indonesia memiliki 11 pangkalan drone untuk melakukan kegiatan mata-mata mengawasi udara di perbatasan Indonesia.

Melengkapi pernyataan Kepala BPPT, Deputi Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa (TIRBR) BPPT Wahyu Widodo Pandoe mengatakan, kemanfaatan PUNA MALE kombatan secara langsung adalah menghemat devisa nasional sehingga banyak nilai tambah dari proses desain, manufakturing yang dapat diserap ke dalam negeri.

Di samping penghematan pada pengadaan Drone serupa, biaya operasi MALE jauh lebih murah daripada penggunaan aset patroli berupa pesawat terbang berawak. Hal ini bisa menjaga kedaulatan negara, menciptakan rasa aman sehingga masyarakat dapat berproduksi secara maksimal, menyelamatkan aset ikan dari pencurian ilegal sehingga stok ikan melimpah.

Dengan menguasai desain dan rancang bangun MALE, maka dapat tumbuh industri kapal, sub sistem atau industri komponen/cadangan lainnya seperti motor listrik servo, landing gear, yang sesuai agar MALE Kombatan dapat terus beroperasi secara berkelanjutan,” urainya.

Kemampuan desain dan rancang bangun wahana MALE Kombatan yang ditindaklanjut dengan kemampuan manufaktur yang baik akan meningkatkan efek deteren terhadap negara-negara tetangga.

Dampak turunannya adalah pemerintah memperoleh industri yang kuat, dan menciptakan lapangan pekerjaan baru, yang pada gilirannya diharapkan meningkatkan ekonomi masyarakat.

Ini menjadi bukti Indonesia mampu mandiri dalam memproduksi alutsista di bidang pertahanan dan keamanan, melalui peran teknologi dan inovasi di era revolusi industri 4.0.

"Penguasaan teknologi sub sistem PUNA MALE seperti teknologi Sistem Kendali Terbang (FC) dapat diterapkan untuk membangun dan menghidupkan industri lain (spin off) yang memproduksi munisi presisi (precision munision) atau bahkan menciptakan industri rudal udara ke darat (Air Ground Missile).

Dengan mampu membuat rudal jenis kecil, secara bertahap prinsip-prinsip desain dan rancang bangun terus dilanjutkan hingga industri mampu membangun rudal yang lebih maju dan lebih besar kelasnya,
” pungkasnya.

 
antara  

Balitbang ESDM Kirim Teknisi dan Bawa Alat Cari KRI Nanggala-402

Pray for KRI Nanggala 402 & Crews Marine Magnetic SeaSpy Magnetometer [Kementerian ESDM]

Badan Litbang ESDM menerjunkan dua teknisi Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan dan peralatan Marine Magnetic SeaSpy Magnetometer untuk membantu pencarian kapal selam KRI Nanggala-402 yang hilang kontak di perairan Utara Bali. Kedua tim teknis P3GL adalah Wilman Darmawan dan Sahnedi.

"Mereka bergabung dengan tim operasi gabungan yang dipimpin Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dari tanggal 22 sampai dengan 28 April 2021," ucap Kapus P3GL Hedi Hidayat dalam keterangan tertulis, Kamis (22/4/2021).

Ia menjelaskan Marine Magnetic SeaSpy Magnetometer digunakan untuk mendeteksi perkiraan lokasi kapal selam. Alat ini umumnya digunakan sebagai peralatan survei geofisika untuk mengetahui kondisi geologi bawah permukaan berdasarkan sifat kemagnetannya.

"Secara prinsip kerja marine magnetometer identik dengan alat metal detektor yang membedakan hanyalah threshold dari keduanya," imbuhnya.

Sebelumnya, KRI Nanggala 402 diketahui hilang kontak saat menggelar latihan penembakan rudal di perairan Utara Bali pada Rabu 21 April 2021 sekitar pukul 03.00 WIB. Kapal tersebut diduga mengalami blackout atau mati listrik total. Hal itu, membuat awak kapal tidak dapat melakukan proses kedaruratan (tombol darurat untuk mengembus kapal timbul ke permukaan).

KRI Nanggala merupakan kapal selam buatan Jerman tahun 1977 masuk jajaran TNI Al tahun 1981. Saat mengarungi lautan, kapal selam tersebut berisi 53 awak, terdiri atas 49 anak buah kapal (ABK), satu komandan satuan, tiga personel arsenal. (mul/ega)

  ★ detik  

Infoglobal dan NTP Tandatangani Perjanjian Kerjasama Reverse Engineering Engine Adour MK-871

✈ Mesin pesawat Hawk 109/209 Dirut PT. NTP, Tarmizi Kemal Fasya Lubis (kiri) dan Dirut PT. Infoglobal, Adi Sasongko (kanan) tandatangani kerjasama Reverse Engineering Engine Adour MK-871, Hawk 109/209 (20/04/21) [infoglobal]

Direktur Utama PT. Infoglobal Teknologi Semesta, Adi Sasongko dan Direktur Utama PT. Nusantara Turbin dan Propulsi (NTP), Tarmizi Kemal Fasya Lubis menandatangani perjanjian kerjasama Reverse Engineering Engine Adour MK-871, Hawk 109/209 pada Selasa, 20 April 2021 di Studio Bela Negara, Kementerian Pertahanan.

Penandatanganan kerjasama ini dilaksanakan pada ajang Ngopi Daring Bela Negara Bersama Industri Pertahanan dan disaksikan langsung oleh Dirtekindhan Ditjen Pothan Kemhan, Laksma TNI Sri Yanto bersama jajaran serta disiarkan langsung melalui aplikasi Zoom.

Infoglobal dan NTP akan bekerjasama melaksanakan reverse engineering engine pesawat Hawk 109/209, Adour MK871.

Adi Sasongko mengatakan bahwa pekerjaan ini bermula dari tantangan untuk menghidupkan pesawat Hawk, di mana dalam hal ini tidak hanya berbicara tentang mesin saja tetapi juga avionik, pekerjaan yang menjadi satu kesatuan.

Kerjasama yang dilatarbelakangi oleh cita-cita kemandirian bangsa di bidang teknologi pertahanan ini disambut baik oleh Dirtekindhan Ditjen Pothan Kemhan, karena sejalan dengan program Kementerian Pertahanan, yaitu pembinaan Industri Pertahanan.

Salah satu poin dari program pembinaan tersebut adalah melalui kerjasama agar ekosistem industri pertahanan di Indonesia dapat berkolaborasi memproduksi peralatan pertahanan yang dibutuhkan.

Dengan kerjasama ini diharapkan pesawat Hawk 109/209 milik TNI AU dapat diperpanjang umurnya.

  Infoglobal  

Perintah Jokowi dan Dilema Mahalnya Alutsista

Masterplan rampung 2-3 minggu ke depan KRI Nanggala 402 [TNI AL] ⚓️

Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto berbicara perihal harga alutsista yang menurutnya sangat mahal. Prabowo menyebut mahalnya alutsista sampai-sampai membuat pemimpin negara dilema.

"Kemudian juga bahwa alutsista di bidang pertahanan memang cukup mahal. Bahkan bisa saya katakan ya sangat mahal, sangat mahal, dan karena itu pimpinan negara selalu dihadapkan dengan dilema, harus mengutamakan pembangunan kesejahteraan, tapi menjaga kemampuan pertahanan supaya kedaulatan kita tidak terganggu. Nah ini selalu," kata Prabowo dalam jumpa pers di Lanud Ngurah Rai, Bali, Kamis (22/4/2021).

Prabowo mengaku sedang membuat masterplan kemampuan pertahanan negara sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Prediksinya, masterplan kemampuan pertahanan negara itu rampung 2-3 minggu ke depan.

"Karena itu, Presiden pernah memerintahkan saya satu tahun yang lalu untuk bersama-sama pimpinan TNI menyusun suatu masterplan, rencana induk dan beliau (Presiden) mengkehendaki betul rencana induk 25 tahun yang memberi kepada kita suatu totalitas kemampuan pertahanan," ungkap Prabowo.

"Ini sedang kita rampungkan, kita sedang menyusun, kita sedang perbaiki. Insyaallah 2-3 minggu ini kita akan bersama dengan Panglima TNI akan kita rampungkan dan kita sampaikan kepada Bapak Presiden," imbuhnya.

Seperti diketahui, konferensi pers Prabowo di Lanud Ngurah Rai ini berkaitan dengan kepal selam KRI Nanggala-402 hilang kontak di perairan Bali saat latihan penembakan torpedo. Menhan Prabowo mengatakan pertahanan negara selalu mengandung unsur bahaya.

"Jadi memang kejadian ini juga menggarisbawahi bahwa memang pertahanan negara adalah suatu pekerjaan upaya yang sangat rumit, yang memerlukan suatu teknologi yang sangat tinggi dan yang mengandung unsur bahaya," ucap Prabowo dalam jumpa pers di Lanud Ngurah Rai di Bali, Kamis (22/4). (zak/fjp)

 Rumit dan Bahayanya Latihan Perang TNI 
KRI Clurit 641 sukses tembakan rudal C-705 di Natuna [TNI AL]

Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto berbicara mengenai kondisi pertahanan negara menyusul insiden hilang kontak KRI Nanggala-402. Prabowo mengatakan pertahanan negara selalu mengandung unsur bahaya.

"Jadi memang kejadian ini juga menggarisbawahi bahwa memang pertahanan negara adalah suatu pekerjaan upaya yang sangat rumit, yang memerlukan suatu teknologi yang sangat tinggi dan yang mengandung unsur bahaya," kata Prabowo dalam jumpa pers di Lanud Ngurah Rai di Bali, Kamis (22/4/2021).

Prabowo mengatakan masalah pertahanan negara selalu meliputi tiga hal. Permasalahan itu didapati di laut, udara, dan darat.

"Satu adalah kegiatannya yang sangat rumit membutuhkan teknologi yang sangat tinggi, profesionalitas juga yang tinggi dari awak-awaknya, dan mengandung unsur bahaya yang sangat tinggi," kata Prabowo.

Prabowo menjelaskan TNI juga harus selalu dalam keadaan siap tempur. Bahkan, kata Prabowo, latihan yang dilakukan TNI pun selalu mengandung unsur bahaya.

"Kemudian bahwa TNI untuk mengadakan melaksanakan dan fungsinya harus dalam keadaan siap tempur, setiap saat karena itu sangat dibutuhkan latihan, dan latihan pun mengandung masalah bahaya yang sangat tinggi," tutur Prabowo.

Lebih lanjut Prabowo juga berbicara mengena alutsista yang relatif mahal. Menurut Prabowo, ada dilema antara mengutamakan pembangunan kesejahteraan dan menjaga kedaulatan negara.

"Bahwa alutsista di bidang pertahanan memang cukup mahal, bahkan bisa saya katakan sangat mahal, dan karena itu pimpinan negara selalu dihadapkan dan dilematis, harus mengutamakan pembangunan kesejahteraan, tapi menjaga kemampuan pertanahan supaya kedaulatan pertahanan kita tidak terganggu," imbuh dia. (knv/fjp)

 Dalam Waktu Dekat Alutsista 3 Matra TNI Dimodernisasi 
Ilustrasi Fregat Iver Huitfeldt class [Brian Aitkenhead]

Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto mengatakan bahwa Indonesia akan melakukan investasi alat utama sistem persenjataan (alutsista). Prabowo akan melakukan modernisasi alutsista tiga matra TNI.

Prabowo menyampaikan ini dalam konferensi pers terkait hilang kontak kapal selam KRI Nanggala-402 di perairan Bali. Mulanya Prabowo menjelaskan bahwa alutsista di bidang pertahanan harganya sangat mahal.

"Alutsista di bidang pertahanan memang cukup mahal, bahkan bisa sangat mahal. Sangat mahal." kata Prabowo di Lanud Ngurah Rai, Bali, Kamis (22/4/2021).

Maka dari itu, pemimpin negara kerap dihadapkan pada dilema antara membangun kesejahteraan atau menjaga pertahanan. Oleh karena itu, Jokowi sempat memintanya menyusun masterplan di bidang pertahanan untuk investasi alutsista.

"Karena itu, Presiden pernah meminta ke saya satu tahun yang lalu untuk bersama-sama pimpinan TNI, menyusun suatu masterplan. Rencana induk 25 tahun yang memberi kita totalitas kemampuan pertahanan. Ini sudah kita rampungkan," katanya.

"Kita akan investasi lebih besar tanpa mempengaruhi usaha pembangunan kesejahteraan," sambungnya.

Prabowo menegaskan bahwa alutsista perlu diremajakan. Pasalnya, saat ini kebutuhan alutsista ini mendesak.

"Kita perlu meremajakan alutsista kita. Banyak alutsista kita adalah memang karena keterpaksaan dan karena kita utamakan pembangunan kesejahteraan, banyak yang belum modernisasi. Tapi sekarang ini mendesak. Kita harus modernisasi alutsista kita lebih cepat lagi," ungkapnya.

Dia yakin alutsista ini bisa mulai dimodernisasi. Yakni modernisasi di matra udara, laut, dan darat.

"Tapi saya yakin, dalam waktu dekat perlengkapan alutsista bisa kita modernisasi untuk tiga matra. Udara, laut, dan darat," tuturnya. (rdp/fjp)

 Bakal Beli 3 Kapal Selam Lagi 
Kapal selam S-BR [ist]

Kasus hilang kontak kapal selam KRI Nanggala-402 di perairan Bali memicu kritik alutsista TNI yang sudah tua. Menteri Pertahanan Prabowo Subianto disebut bakal membeli tiga kapal selam lagi hingga 2024.

Anggota Komisi I DPR Bobby Adhityo Rizaldi menyebut DPR saat ini memang tidak bisa melakukan pembahasan anggaran kementerian hingga satuan tiga alias tidak terperinci, tapi pembahasan soal pengadaan kapal selam dibahas detail. Dalam rencana strategi (renstra), Indonesia idealnya disebut punya 12 kapal selam.

"Kalau yang besar-besar seperti kapal selam ini, memang kan dalam renstra waktu itu idealnya Indonesia ini kan punya 12 kapal selam, kita baru punya 5 dan memang akan ada pengadaan sampai di MEF 3 (minimum essential force) ini 2024 akan ada tiga lagi," kata Bobby saat dihubungi detikcom, Kamis (22/4/2021). Bobby menjawab soal pengadaan kapal selam dalam anggaran belanja Kemhan.

Menurut Bobby, tiga kapal selam ini masih dalam pembahasan terkait asal pengadaannya. Namun dia yakin TNI Angkatan Laut paham mana kapal selam yang terbaik.

"Nah ini tiga lagi ini kan yang masih dalam perdebatan tapi kita juga kan, yang paling paham Angkatan Laut apakah beli dari Korea lagi, Daewoo, apakah yang sempat Pak Prabowo ke Prancis, Scorpene, itu, ataupun Rusia. Itu kan kita nggak sampai tahu mereknya apa, tapi pilihannya di kelas itu tiga itu," kata dia.

"Kenapa, karena Singapura sudah punya kelas di atas yang kita punya. Kita punya kan kelasnya U-209, kelas oke juga, tapi Singapura punya yang lebih tinggi lagi 218-SG. Nah, karena itu, kita harus punya yang lebih tinggi dari itu. Lebih tinggi dari itu ya ada itu, tiga itu," imbuh legislator Partai Golkar itu.

Masalah merek kapal selam itu, disebut Bobby, merupakan hal teknis. Yang penting, katanya, Indonesia punya anggarannya.

"Kalau masalah mana yang paling bagus, TNI-lah yang paling paham," jelas Bobby.

Terkait hilangnya KRI Nanggala-402, Bobby berharap Indonesia mengerahkan seluruh kapal pencari sebelum bantuan dari negara lain tiba. Menurutnya, ini situasi krisis.

"Kita tidak tahu perbekalannya bagaimana, oksigen berapa lama, walaupun mereka punya prosedur standar minimum kalau kapal itu istilahnya deployment mereka kan ada minimal perbekalan dibawa. Tapi kita nggak tahu ini karena ada kecelakaan," sebut dia.

Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto mengatakan bahwa Indonesia akan melakukan investasi alat utama sistem persenjataan (alutsista). Prabowo akan melakukan modernisasi alutsista tiga matra TNI.

Prabowo menyampaikan ini dalam konferensi pers terkait hilang kontak kapal selam KRI Nanggala-402 di perairan Bali. Mulanya Prabowo menjelaskan bahwa alutsista di bidang pertahanan harganya sangat mahal.

"Alutsista di bidang pertahanan memang cukup mahal, bahkan bisa sangat mahal. Sangat mahal." kata Prabowo di Lanud Ngurah Rai, Bali, Kamis (22/4/2021). (gbr/tor)

  ⚓️ detik  

Kamis, 22 April 2021

Jokowi Minta Penyelamatan 53 Awak KRI Nanggala Jadi Prioritas

Pray for KRI Nanggala 402 & Crews KRI Nanggala 402 [AP Photo] ⚓️

Presiden Joko Widodo memerintahkan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kepala Staf TNI AL Laksamana Yudo Margono serta instansi lainnya untuk melakukan pencarian KRI Nanggala-402 dengan maksimal. Dia ingin keselamatan para anggota TNI yang berada di dalam kapal menjadi prioritas.

Diketahui, KRI Nanggala-402 sudah lebih dari 24 jam hilang kontak usai melakukan latihan di perairan Bali. Ada 53 awak yang berada di dalamnya.

"Saya juga telah memerintahkan Panglima TNI, kasal, Basarnas bersama instansi-instansi terkait lainnya untuk mengerahkan segala kekuatan dan upaya seoptimal mungkin melakukan upaya pencarian dan penyelamatan," kata Jokowi dalam konferensi pers, Kamis (22/4).

"Prioritas utama adalah keselamatan 53 awak kapal," sambungnya.

 Bantuan Luar Negeri Dinilai Sesuai ISMERLO 
Posisi kapal penyelamat KRI Nanggala [TNI AL]

Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono menyebut pengiriman distres atau permintaan bantuan pencarian Kapal Selam KRI Nanggala-402 yang hilang kontak di perairan Bali telah sesuai ketentuan yang berlaku di International Submarine Escape and Rescue Liaison Office (ISMERLO).

Hal ini juga dilakukan Yudo atas seizin Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto agar bisa menerima bantuan dari negara-negara tetangga terkait penyelamatan kapal yang hilang kontak sejak Rabu (21/4) pagi itu.

"Dan kemarin atas seiizin panglima TNI kita distres pada negara-negara yang tergabung dalam konferensi kapal selam yang selama ini sudah terjalan dengan negara-negara yang memiliki kapal selam sehingga negara-nagara ini siap membantu," kata Yudo saat menyampaikan konferensi pers di Bali, Kamis (22/4).

Beberapa negara, kata Yudo, sudah memberi bantuan dengan mengirim kapal rescue ke perairan Bali. Negara itu antara lain Singapura dan Malaysia.

 India Kirim Kapal Penyelamat Bantu Cari KRI Nanggala 
Deep Submergence Rescue Vessel (DSRV) Indian navy akan dikirimkan melalui udara [discourse]

Angkatan Laut India mengerahkan kapal selam penyelamat kapal selam (DSRV) untuk membantu operasi pencarian KRI Nanggala-402 yang hilang kontak di Laut Bali pada Rabu (21/4).

"Angkatan Laut India mengerahkan DSRV pada Kamis untuk membantu TNI dalam upaya pencarian dan penyelamatan KRI Nanggala-402 yang dilaporkan hilang pada Rabu, 21 April 2021," demikian pernyataan Kementerian Pertahanan India di situs resminya.

Seorang sumber pejabat Angkatan Laut India mengatakan kepada The Hindu bahwa kapal itu sudah berangkat dan akan menempuh jarak sekitar 2.500 mil laut.

Kemhan India menyatakan bahwa mereka mengerahkan kapal itu setelah mendapatkan pemberitahuan dari sistem komunikasi organisasi The International Submarine Escape and Rescue Liaison Office (ISMERLO) bahwa ada kapal selam Indonesia hilang pada Rabu (21/4).

"Di bawah aturan ISMERLO, kapal selam penyelamat harus dikerahkan ketika kapal selam lainnya dilaporkan hilang atau tenggelam dan harus ada peralatan khusus pencarian bawah air untuk mencari kapal selam itu dan menyelamatkan personel yang terperangkap," tulis Kemhan India.

Menurut mereka, India merupakan satu dari sedikit negara di dunia yang mampu melakukan upaya SAR untuk menyelamatkan kapal selam menggunakan DSRV.

"Sistem DSRV India dapat mendeteksi kapal selam hingga 1.000 meter di kedalaman laut dengan kemampuan Side Scan Sonar (SSS) dan Remotely Operated Vehicle (ROV)," demikian pernyataan Kemhan India.

 Korsel Siagakan Angkatan Laut untuk Bantu Cari KRI Nanggala 
KRI Nanggala 402

Korea Selatan menginstruksikan armada angkatan lautnya untuk bersiaga dan siap dikirim kapan saja ke Indonesia untuk membantu pencarian KRI Nanggala-402 yang hilang kontak pada Rabu (21/4).

Kantor berita Yonhap melaporkan bahwa Kementerian Pertahanan Korsel langsung menyiagakan pasukannya tak lama setelah mendapat kabar mengenai KRI Nanggala-402.

Mereka pun menghubungi pihak Indonesia dan menyatakan kesediaan mereka untuk membantu, mengingat Jakarta merupakan salah satu rekan pertahanan besar bagi Seoul.

Dalam korespondensi itu, Indonesia mengaku sudah meminta negara tetangga untuk membantu operasi penyelamatan.

Di tengah situasi mendesak ini, Indonesia akan segera mempertimbangkan tawaran bantuan dari Korsel tersebut.

"Kami menyampaikan simpati yang dalam kepada Indonesia atas insiden tersebut. Jika Indonesia mengajukan permintaan, kami akan mendukung operasi dengan mengerahkan semua cara yang tersedia," demikian pernyataan Kemhan Korsel.

 Malaysia Kirim Kapal dan Salat Hajat Bantu Cari KRI Nanggala 
Kapal MV Mega Bakti milik Tentara Laut Diraja Malaysia. (Kementerian Pertahanan Malaysia)

Angkatan Laut Malaysia mengirimkan kapal MV Mega Bakti untuk membantu pencarian kapal selam KRI Nanggala-402 yang hilang kontak di Selat Bali pada Rabu (21/4).

Menteri Pertahanan Malaysia Ismail Sabri bin Yaakob menuturkan selain mengerahkan bantuan logistik, Tentara Laut Diraja Malaysia (TLDM) juga menggelar salat hajat demi keselamatan 53 awak yang berada di dalam KRI Nanggala.

Hal itu disampaikan Ismail saat menghubungi Menhan Prabowo Subianto melalui sambungan telepon pada Kamis (22/4).

"Semasa perbualan telefon tersebut, Dato' Sri Ismail Sabri telah memaklumkan bahawa sebagai negara sahabat, Malaysia melalui Tentera Laut Diraja Malaysia (TLDM) telah mengatur gerak kapal penyelamat kapal selam TLDM iaitu MV Mega Bakti pada 22 April 2021 jam 7 pagi bagi operasi mencari dan menyelamat (SAR) KRI Nanggala," bunyi pernyataan Kementerian Pertahanan Malaysia yang diterima CNNIndonesia.com.

"Pihak TLDM akan mengadakan solat hajat dan memanjatkan doa ke atas keselamatan anak-anak kapal dan agar kapal selam tersebut segera ditemui."

Kemhan Malaysia menuturkan MV Mega Bakti mengangkut 54 kru yang terdiri dari tujuh anggota TLDM dan kru kapal lainnya. Operasi tersebut dipimpin Komandan Mohd Hairul Fahmy bin Yob selaku Koordinator Pasukan Penyelamat.

Ismail menuturkan MV Mega Bakti telah berlayar dari Jeti Operasi markas Pemerintahan Kapal Selam, Kota Kinabalu, Sabah, dan dijadwalkan sampai ke perairan Bali pada 25 April sekitar pukul 15.00 WIB.

 Singapura Kirim Penyelamat Kapal Selam karena Permintaan TNI 
Kapal penyelamat kapal selam, MV Swift Rescue [web mindef.gov.sg]

Menteri Pertahanan Singapura Ng Eng Hen mengatakan kapal penyelamat kapal selam, MV Swift Rescue, langsung dikerahkan ke Selat Bali setelah TNI meminta bantuan mencari KRI Nanggala-402 yang hilang di perairan itu sejak Rabu (21/4) sore.

Menurut Ng Eng Hen, bantuan Singapura itu mencerminkan kedekatan kedua negara, terutama dalam hubungan antara militer Singapura dan Indonesia.

"MV Swift Rescue Angkatan Laut Singapura segera diberangkatkan kemarin sore, secepat mungkin, setelah Panglima Angkatan Laut kami menerima permintaan bantuan dari mitranya di Indonesia. Tim medis juga turut dikirim jika perawatan medis diperlukan dalam proses evakuasi," kata Ng Eng melalui pernyataannya di Facebook pada Kamis (22/4).

Menurut Ng Eng, relasi bilateral antara Jakarta dan Singapura "sangat erat" terutama dalam segi militer dan berbagai tingkatan lainnya yang telah terjalin selama bertahun-tahun. Ia menuturkan selama ini militer kedua negara kerap menggelar latihan bersama.

"Wajar jika kami melakukan apa pun yang kami bisa untuk membantu di saat-saat seperti ini," kata Ng Eng.

Ng Eng menuturkan lokasi operasi pencarian KRI Nanggala-402 terletak di dekat Bali, berjarak lebih dari 1.500 kilometer dan termasuk perairan dalam. "Itulah juga sebabnya kenapa MV Swift Rescue segera berlayar," ujar dia.

Ng Eng juga menuturkan doa dan harapan agar proses pencarian KRI Nanggala segera berbuah hasil. Ia juga berdoa atas keselamatan dan ketahanan para 53 awak KRI serta tim pencari kapal selam tersebut di lokasi.

  ⚓️
CNN  

Ada Temuan Kemagnetan di Kedalaman 50-100 Meter Laut Bali

Pray For KRI Nanggala 402 & Crew Ilustrasi KRI Rimau [Koarmada II] ⚓️

Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Yudo Margono mengungkapkan temuan terkini perihal upaya pencarian KRI Nanggala-402 di perairan Bali, Kamis (22/4/2021). Menurut dia, KRI Rimau menemukan kemagnetan yang tinggi di suatu titik dengan kedalaman 50-100 meter.

Yudo menjelaskan, untuk memperkuat temuan itu, akan dipasang multibeam echosounder di KRI Rimau secara portabel.

"Mudah-mudahan KRI Rigel juga bisa datang ini nanti sehingga bisa lebih rinci lagi. Sehingga kelihatan di situ yang tadi ditemukan kemangnetan yang tinggi. Harapannya kemagnetan yang tinggi itu adalah KRI Nanggala," ujarnya dalam keterangan pers terkait musibah KRI Nanggala-402 di Pangkalan TNI AU Ngurah Rai, Bali, Kamis (22/4/2021).

Dalam kesempatan itu, Yudo bilang kalau dalam kondisi blackout seperti yang dialami KRI Nanggala-402, kapal itu bisa bertahan 72 jam atau tiga hari di dalam laut berbekal cadangan oksigen yang ada.

"Sehingga kalau kemarin saat hilang kontak jam 03.00 WITA, sehingga nanti bisa sampai hari Sabtu jam 03.00 WITA. Mudah-mudahan ini sebelum ini dapat ditemukan sehingga mungkin cadangan oksigen masih ada," kata Yudo.

Sebelumnya, Menteri Pertahanan Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto mengungkapkan pencarian terkait musibah KRI Nanggala-402 terus dilakukan.

"Saat ini TNI sedang menghadapi suatu masalah yaitu masih belum kontaknya, belum dapat kontak dengan kapal selam kita, KRI Nanggala-402," ujarnya.

"Usaha-usaha untuk pencarian sudah dilakukan secara intensif, yang akan memberikan penjelasan lebih detail adalah Panglima TNI dan KSAL," lanjutnya.

Lebih lanjut, Prabowo yakin seluruh bangsa Indonesia memperhatikan dengan seksama musibah ini.

"Fokusnya adalah agar anak-anak kita bisa kita selamatkan secepat mungkin," katanya. (miq/dru)

  ⚓️ CNBC  
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...