LEBANON| Sebanyak 16 personil dari Tim ORI (Operational Readiness Inspection)
melakukan inspeksi materiil Satgas Indobatt (Indonesian Battalyon) Konga
XXIII-G/UNIFIL dalam melaksanakan misi perdamaian di Lebanon Selatan.
Kedatangan tim ORI yang dipimpin Mr. Sergiy Mazurov dari Rusia, diterima
oleh Dansatgas Indobatt Mayor Inf Lucky Avianto beserta para Perwira
Staf di ruang rapat Markas Indobatt, UN Posn 7-1, Adshid al-Qusayr,
Lebanon Selatan, Jumat (15/3/2013).
ORI adalah merupakan tim yang diterjunkan dari PBB melalui UNIFIL
(United Nation Interim Force In Lebanon) yang dibentuk oleh UN (United
Nations) dengan tujuan melihat secara langsung segala bentuk kesiapan
materiil satgas, mulai dari kendaran tempur, kendaraan ringan,
persenjataan, peralatan komunikasi, peralatan pribadi, kebersihan kamar,
lingkungan, makanan dan lain sebagainya yang sesuai dengan standar dan
sudah ditetapkan oleh UN.
Kegiatan ORI merupakan tindak lanjut dari tim COE (Contingent Owned
Equipment) UNIFIL yang pernah dilaksanakan oleh Satgas Indobatt pada
bulan Desember 2012. Dalam COE yang pernah digelar pada tahun lalu, tim
telah menyatakan Indobatt siap dalam melaksanakan misi di Lebanon
Selatan ini, tentunya kesiapan tersebut dilihat dari kesiapan segala
perlengkapan yang dimiliki oleh Satgas Indobatt.
Dalam sambutan singkatnya Dansatgas Konga XXIII-G/Unifil Mayor Inf
Lucky Avianto menyampaikan, kedatangan tim ORI bukanlah untuk
mencari-cari kesalahan atau kekurangan, namun apa yang dilakukan oleh
Sergiy beserta timnya, kelak dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan
koreksi kedepan dalam pelaksanaan misi perdamaian selama penugasan 1
tahun kedepan. “Kepada para perwira staf, agar dapat memberikan data
selengkap-lengkapnya tanpa ada yang harus ditutup-tutupi”, ujarnya.
Hal senada juga dikatakan tim ORI yang diwakili Sergiy Mazurov, dan
merasa yakin Satgas Indobatt Konga XXIII-G/Unifil dapat mentaati dan
melaksanakan aturan yang sudah ditetapkan oleh UN, sehingga segala
bentuk materiil dapat terawat dan layak sesuai standar yang ditetapkan
oleh United Nations.
Hasil penilaian inspeksi tim Operational Readiness Inspection di
lapangan yang meliputi Kompi D, Kompi Ban, Kompi C, Kompi A dan Kompi B,
bahwa Satgas Indobatt Konga XXIII-G/Unifil secara umum dinyatakan lolos
dalam pelaksanaan pemeriksaan tersebut. Kegiatan inspeksi antara lain
dihadiri oleh Wakil Komandan Sektor Timur Kolonel Inf Rizerius. E. HS,
Wadansatgas Indobatt Mayor Inf Pio L. Nainggolan, dan Kasilog Indobatt
Kapten Kal Uji Siagani selaku kordinator dari Indobatt dalam inspeksi
tersebut.
Perwira Penerangan Satgas Konga XXIII-G/UNIFIL
Lettu Sus Sundoko
Berikut foto2 nya :
Tim ORI melakukan pemeriksaan di Markas Indobatt, UN Posn 7-1, Adshid al-Qusayr, Lebanon Selatan. (Puspen TNI).
Tim ORI memeriksa peralatan Satgas Indobatt.(Puspen TNI).
Dalam pemeriksaan ini, Tim ORI dipimpin oleh Sergiy Mazurov dari Rusia.(Puspen TNI).
Dalam inspeksi ini, Tim ORI memeriksa sejumlah peralatan Satgas Indobatt, mulai dari kendaran tempur, kendaraan ringan, persenjataan, peralatan komunikasi, peralatan pribadi, kebersihan kamar, lingkungan hingga makanan.(Puspen TNI).
Jakarta •Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan dirinya percaya pada konstitusi dan sistem kenegaraan yang ada. Karena itu, dia yakin berbagai rencana yang melawan konstitusi dan sistem tidak akan didukung rakyat. Presiden mengungkapkan hal itu saat menerima para pemimpin redaksi (pemred) yang tergabung dalam Forum Pemred di Istana Negara, Jumat (15/3). Presiden merespons pertanyaan pemred tentang rencana aksi demo besar-besaran untuk menjatuhkan Presiden SBY pada 25 Maret 2013. "Kita tidak toleran pada segala sesuatu yang melanggar konstitusi. Saya yakin sistem akan bekerja," kata Presiden SBY. Para pemred mengungkapkan dukungan rakyat terhadap demokrasi dan Presiden yang dipiilih rakyat sesuai konstitusi. Dalam pertemuan dengan Forum Pemred, Presiden didampingi Wapres Boediono, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Seskab Dipo Alam, dan Mensesneg Sudi Silalahi.
Southeast Asia’s largest state and the de facto leader of the
Association of Southeast Asian Nations (ASEAN), Indonesia has long
served as a linchpin of regional order. More recently, Jakarta’s status
has risen even higher as concern over China leads countries such as the
U.S., Japan, South Korea and Australia to strengthen ties with
Indonesia. Yet China’s attempts to stake its own claims to regional
leadership pose a direct challenge to Indonesia, while China’s
development of a blue-water navy and its claims to virtually the entire
South China Sea directly threaten Indonesian interests. As a result,
Indonesia has found it increasingly difficult to play its traditional
mediating role within ASEAN.
Indonesia’s key interests in Southeast Asia are to promote stability and
ensure that the region retains its autonomy from great power influence.
In the broader Asia-Pacific, Indonesia seeks what Foreign Minister
Marty Natalegawa calls a “dynamic equilibrium” in which “there is not
one preponderant country.” Indonesia has historically used ASEAN as a
tool to pursue these goals, and Jakarta’s purported ability to lead
ASEAN is an important source of its international influence.
Accordingly, Indonesia has a major interest in ensuring that regional
architecture is built upon ASEAN, thereby giving its members
agenda-setting influence and helping prevent their domination by larger
powers.
As an archipelagic state sitting astride vital sea lines of
communication connecting the Pacific and Indian Oceans, Indonesia
prioritizes protecting the sovereignty of its waters. As a nation of
17,000 islands that lacks the military capacity to protect itself,
Indonesia has a strong interest in ensuring that major naval powers
abide by the U.N. Convention on the Law of the Sea (UNCLOS). Thus,
China’s naval advances and its designation of its South China Sea
territorial claims as a “core” interest directly threaten Indonesia.
The South China Sea disputes, in particular, encapsulate the challenges
Jakarta faces. While Indonesia has responded to China’s maritime
provocations by raising them in ASEAN and ASEAN-centered regional
organizations, Jakarta realizes that U.S. participation in these
mechanisms is a prerequisite for responding to China by multilateral
diplomatic balancing. Indonesia has therefore welcomed the Obama
administration’s attention to Southeast Asia and its renewed engagement
with ASEAN and the East Asia Summit, even as it is aware that the shift
is driven largely by U.S. concerns over China. Sino-American rivalry
therefore enhances ASEAN’s regional status but risks turning ASEAN into a
forum for Sino-American competition, something Indonesia wants to
avoid.
Beginning in 2010, however, when then-U.S. Secretary of State Hillary
Clinton used the ASEAN meetings to state that the U.S. had a “national
interest in freedom of navigation, open access to Asia’s maritime
commons, and respect for international law in the South China Sea,”
confrontation over the maritime disputes has become an increasingly
central component of the group’s meetings.
As the 2011 ASEAN chair, Indonesia made it a key goal to produce
guidelines to transform ASEAN’s nonbinding 2002 Declaration on the
Conduct of Parties in the South China Sea into a legally binding code of
conduct. Because Indonesia is not party to any territorial disputes in
the South China Sea, Jakarta has traditionally tried to position itself
as an independent mediator. Nevertheless, China does claim waters in
Indonesia’s Natuna Island exclusive economic zone, an area rich in
carbon resources, and Jakarta’s calls for resolution of the dispute
according to UNCLOS clearly conflict with China’s positions. In July
2011, ASEAN and China did agree on a set of guidelines for the
declaration on conduct, but they studiously avoid the issue of
sovereignty. Hopes that the guidelines would include concrete proposals
to reduce the potential for clashes, such as advance notification of
military exercises and rules of conduct for parties on the high seas,
were disappointed.
In pursuing a diplomatic resolution of the disputes, Indonesia must also
seek to balance the interests of its fellow ASEAN members. Vietnam and
the Philippines, which have borne the brunt of recent Chinese naval
assertiveness, have called for greater ASEAN backing and also sought
outside support, particularly from the U.S. The heightened tensions over
the issue, both among ASEAN members and between the U.S. and China,
underscore the challenges Indonesia faces in maintaining ASEAN cohesion
while balancing the interests of China and the U.S.
These challenges are further heightened when the rotating ASEAN chair is
closely linked to China, as it was in 2012. Cambodia, which held the
rotating chair at the time, failed to include the South China Sea
dispute on its list of key agenda items, in contrast to the 2010 and
2011 chairs, while also proposing that China be included in the drafting
of procedures to implement the declaration on conduct. This led to open
discord at the July 2012 ASEAN meeting, which failed to issue a joint
statement for the first time in 45 years. As ASEAN’s centrality in
regional architecture depends on its cohesion, any threat to the latter
is a threat to a key aspect of Indonesia’s regional leadership.
Recognizing this, Natalegawa embarked on a round of shuttle diplomacy to
ASEAN capitals to secure agreement on a six-point approach to the South
China Sea disputes that was issued in place of the final statement.
Natalegawa’s diplomatic efforts have papered over ASEAN’s differences
but not resolved them. Moreover, ASEAN’s agreement to these principles
does not appear to have induced greater Chinese concern for ASEAN’s
position.
Clearly, for Jakarta, maintaining Indonesia’s traditional position as
a mediator balancing the interests of great powers and its ASEAN
partners has become more challenging. As a result, some analysts
have argued that ASEAN-led multilateral processes, based as they are on
soft power, are not sufficient to sustain regional order.
China’s rise has upset the regional balance of power, with
Indonesia’s goal of a “dynamic equilibrium” now depending in part on the
U.S. Indonesia welcomes the renewed U.S. interest in Southeast Asia but
fears that the “Asia pivot” may escalate tensions unnecessarily. That,
in turn, could undermine Indonesia’s ability to help shape relations
among Asia’s great powers and its ASEAN partners to promote its goals of
regional peace and stability.
Singkawang •SEBANYAK 15 orang prajurit Tim Sar Tempur Batalyon 465 Paskhas TNI AU melaksanakan latihan menyelam dan penyelamatan terhadap penyelam yang mengalami masalah di Perairan Laut Cina Selatan, Singkawang, Jumat (15/3).
Latihan ini dipimpin langsung oleh Komandan Batalyon 465 Paskhas, Letkol Psk Soleh dan Pgs. Pasi Ops Lettu Psk Irie Setianto serta Instruktur selam dari Inhasa Diving Club (IDC) Pontianak, Sigit Sugiandi.
Menurut siaran pers Dispenau yang diterima Jurnal Nasional, latihan selam ini dibagi menjadi tiga sesi. Pada pagi hari latihan selam dilaksanakan di perairan pulau Lemukutan, Singkawang. Sesi ini sebagai pengenalan menyelam di laut bebas guna membiasakan diri dan beradaptasi dengan air laut.
Pada kesempatan ini, Komandan Batalyon 465 Paskhas Letkol Psk Soleh beserta anggota tim SAR tempur Yon 465 Paskhas menyelam di dasar Laut Cina Selatan.
Pada sesi kedua yaitu siang harinya dilaksanakan kegiatan latihan penyelamatan dan pertolongan terhadap penyelam yang panik ketika akan menyelam. Tim SAR memberikan pertolongan terhadap penyelam yang pingsan di dalam laut.
Sedangkan sesi ketiga, yaitu latihan menyelam pada malam hari di perairan Pulau Penata Besar Singkawang, Kalimantan Barat.
Komandan Batalyon 465 Paskhas menjelaskan latihan selam ini bertujuan untuk melatih kemampuan dan ketrampilan para prajurit tim SAR Tempur Batalyon 465 Paskhas dalam menyelam agar mampu mencari, menemukan alutsista yang tenggelam atau hilang dan menyelamatkan korban di lautan bebas.
Selain itu, latihan ini juga dimaksudkan untuk melatih prajurit Paskhas dalam melakukan infiltrasi ke daerah sasaran musuh melalui media air atau lautan.
Sejumlah prajurit Korps Marinir melakukan perbaikan dan pemeliharaan
mesin kendaraan tempur tank di Detasemen Pemeliharaan (Denhar),
Pangkalan Korps Marinir (Lanmar), Surabaya, Bhumi Marinir Karangpilang
Surabaya, Kamis (14/3). Lanmar Surabaya rutin melakukan pemeliharaan
alat utama sistem senjata (alutsista), Korps Marinir melalui Denhar,
untuk kesiapan dalam mengamankan kedaulatan NKRI.(Antara/Eric Ireng/vg)
Pekanbaru •SEBELUM melaksanakan latihan terbang malam, Danlanud Roesmin Nurjadin, Kolonel Pnb Andyawan MP, S.IP bersama segenap personel Skadron Udara 12 melaksanakan kegiatan yasinan dan doa bersama di Shelter Skadron Udara 12, Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, Rabu (13/3) lalu. Pada kesempatan tersebut Danlanud Rsn menyampaikan bahwa, pelaksanaan latihan terbang malam yang akan digelar satu minggu ini bertujuan meningkatkan profesionalisme dan kesiapan para penerbang dan seluruh crew pesawat dalam melaksanakan seluruh misi operasi penerbangan, baik misi operasi yang dilaksankan pada siang hari maupun misi operasi penerbangan yang dilaksanakan pada malam hari. “Sebagai satu-satunya Pangkalan Induk TNI Angkatan Udara yang mengawaki alutsista pesawat tempur di pulau Sumatera, Lanud Roesmin Nurjadin harus selalu siap operasional baik siang maupun malam hari dalam melaksanakan tugas-tugas pertahanan udara, selain kesiapan alutsista dan para penerbang yang mengawakinya, tentunya kesiapan seluruh komponen pendukung harus tetap terjaga termasuk para crew pesawat yang memiliki andil sangat besar dalam keberhasilan setiap operasi udara yang dilaksanakan," demikian disampaikan Danlanud Rsn, Kolonel Pnb Andyawan MP, S.IP. Pada kesempatan yang sama Danskadron Udara 12, Letkol Pnb A. Yani Amrullah menyampaikan bahwa latihan terbang malam bukanlah merupakan sesuatu yang baru bagi “Black Panthers”, namun harus tetap dilatihkan secara berkala mengingat pelaksanaan terbang malam lebih mengandalkan instrument yang ada di pesawat tempur dibandingkan dengan terbang pada siang hari yang lebih mengandalkan visual penerbangnya. Latihan-latihan yang digelar oleh Skadron Udara 12 ini, jelas Danskadron Udara 12, juga bertujuan meningkatkan kesiapan dalam menghadapi latihan-latihan yang lebih tinggi, terutama persiapan latihan antar satuan yang diselenggarakan oleh Koopsau I maupun pelaksanaan latihan puncak TNI Angkatan Udara “Angkasa Yudha” yang akan digelar dalam waktu dekat ini. “Diawali dengan yasinan dan doa bersama sebelum melaksanakan latihan terbang malam, kita memohon dan berdoa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar seluruh rangkaian latihan yang kita selenggarakan ini dapat berjalan dengan lancar, aman dan sukses sesuai dengan tujuan yang kita harapkan," ujar Danskadron Udara 12. Tampak hadir pada kesempatan tersebut seluruh kepala dinas dan komandan satuan jajaran Lanud Roesmin Nurjadin. (pentak roesmin nurjadin)
Sultan Sulu Muizul Lail Kiram mengaku sangat frustasi terhadap konflik
perebutan Sabah dan Serawak dengan Malaysia. Sebab itu, dia meminta
bantuan Indonesia buat merebut kembali wilayah di utara Pulau Kalimantan
itu.
"Saya akan menyerang kedaulatan Sulu kepada Indonesia asal Indonesia mau
membantu mengembalikan Sabah dan Serawak kepada kami," kata Sultan
Muizul. Dia mengoreksi namanya bukan Sultan Mudarasulail Kiram.
Menurut dia, Mudarasulail adalah orang mengklaim sultan Sulu. Aslinya
dia bernama Faizal Abdul Naim, warga negara Malaysia asal Malaka.
Berikut penuturan Sultan Muizul Lail Kiram saat dihubungi Faisal Assegaf
dari merdeka.com melalui telepon selulernya, Kamis (14/3).
Jadi apa rencana Anda selanjutnya?
Saya hari ini ada di Ibu Kota Manila. Mungkin besok saya akan bertemu
Presiden Benigno Aquino III. Saya akan minta kepada dia untuk segera
mengakhiri konflik di Sabah Saya yakin Presiden Aquino akan menanggapi
permintaan itu karena orang Sulu warga Filipina.
Anda jadi minta bantuan kepada pemerintah Indonesia?
Saya tidak punya akses ke sana, tapi saya mendesak saudara kami di
Indonesia untuk segera membantu kami. Saya memohon kepada Yang Mulia
Presiden Indonesia (Soesilo Bambang Yudhoyono) untuk menolong kami.
Kenapa Anda minta bantuan kepada Indonesia?
Saya kemarin (dua hari lalu) melihat dokumen perjanjian Mafilindo,
isinya pemerintah Indonesia berkomitmen terhadap Sabah dan Serawak.
Lalu apa tawaran Anda buat pemerintah Indonesia?
Saya ingin bergabung dengan Indonesia. Saya akan menyerang kedaulatan
Sulu kepada Indonesia asal Indonesia mau membantu mengembalikan Sabah
dan Serawak kepada kami.
Bukankah lebih baik bergabung dengan Malaysia?
Malaysia munafik, sedangkan Indonesia berkomitmen terhadap nilai-nilai Islam.
Bukankah Islam agama resmi di Malaysia, sedangkan di Indonesia ada lima agama lain selain Islam diakui?
Islam di Malaysia hanya sekadar kata-kata tapi perbuatan mereka tidak Islam.
Anda kedengarannya frustasi?
Saya memang frustasi karena itu saya sangat mengharapkan bantuan dari Indonesia.
Untuk mendukung blue print TNI Angkatan Laut tahun 2014 menuju Minimum
Essential Force (MEF), Koarmatim melakukan modernisasi unsur-unsur yang
berada dibawah jajarannya. Salah satu unsur tersebut adalah KRI Karang
Pilang-981 yang berada dijajaran Satuan Kapal Bantu (Satban) Koarmatim.
Modernisasi yang dilakukan meliputi penggantian sistem pendorongan
(propulsi), perbaikan interior kapal serta persenjataannya dengan
menambah dua pucuk meriam kaliber 20mm. Perbaikan ini dilakukan di Dock
Ship Lift Divisi Kapal Perang PT. PAL.
Dalam perbaikan ini sistem permesinan KRI Karang Pilang yang tadinya menggunakan empat Mesin Pendorong Pokok (MPK) bertenaga Water Jet direvitalisasi menjadi dua MPK Shaft Propeler.Dengan adanya
penggantian sistem pendorong pokok ini secara teknis dapat mengurangi
laju kecepatan kapal, namun disisi lain dari segi operasional sangat
positif dalam efisiensi bahan bakar. Memang dengan dua MPK Shaft
Propeler kecepatan kapal akan turun dari 40 knot menjadi 18 knot, namun
dari segi pemakaian bahan bakar dapat menghemat pemakaian dari 2 ton per
jam menjadi 2 ton per hari.
Melihat sejarah KRI Karang Pilang-981, awalnya adalah kapal penumpang
milik PT. Pelni dengan nama KM. Ambulu, dibuat pada tahun 1996 di
galangan kapal Lurrsen Jerman. Kemudian pada tanggal 07 April 2006 kapal
tersebut dihibahkan ke Angkatan Laut dan dipercayakan memperkuat
jajaran Satban Koarmatim. Kapal perang ini sangat efektif dalam
melaksanakan opersi tempur laut, hal ini disebabkan oleh bangunan kapal
perang terbuat dari aluminium, yang sulit dideteksi oleh radar kapal
perang musuh. Dominasi platform kapal dari alminium secara teknis jika
terdeteksi radar kapal perang musuh, akan tampak samar. Hal itu dapat
dijadikan sebagai sarana kamuflase dan pengelabuahan terhadap lawan.
Di jajaran Koarmatim, KRI Karang Pilang memilki fungsi sebagai Kapal
Cepat Angkut Personel (KCP), diawakai sekitar 30 personel dengan
Komandan Mayor Laut (P) Basuki Mulyo Wibowo. Kapal ini naik dock PT. PAL
pada tanggal 19 Februari 2013, dan sempat ditinjau oleh Irjen TNI
Letnan Jenderal TNI Gerhan Lantara, Rabu (13/3) kemarin.
TNI Angkatan Darat (AD) hari ini resmi menerima 6 Helikopter Bell-412
EP dari PT Dirgantara Indonesia (DI). Tahun depan rencananya, TNI AD
akan menambah 16 unit lagi.
Berdasarkan kontrak jual beli, 6
helikopter ini dilego dengan US$ 6,5 juta. Sedangkan kontrak selanjutnya
pada 2014 yakni 16 unit sebesar US$ 175.
Direktur PT DI Budi
Santoso mengaku senang dengan kerja sama yang berkelanjutan ini. Dia
berharap penyerahan helikopter mampu membawa pengaruh besar untuk tugas
TNI AD yang semakin berat.
"PT DI sebagai penyedia selalu
berupaya memenuhi kebutuhan yang diminta. Apalagi ini untuk kebutuhan
pertahanan Indonesia," kata Budi, usai menyerahkan enam unit Helikopter
Bell-412 EP, di Hanggar Rotary PT DI, Bandung, Jumat (15/3).
Wakasad
TNI AD Letjen Moeldoko mengatakan, kebutuhan untuk ketahanan sifatnya
tak terbatas. Karenanya dalam kesempatan itu yang juga hadir Komisi I
DPR RI untuk terus mendukung.
"Pesanan ini dimaksudkan untuk
perkuatan alutsista. Kami semua telah menyiapkan. Kami harap perkuatan
alutsista semakin tinggi," katanya.
Pihaknya mengaku telah
menerima 13 unit Helikopter Bell-412 dari PT DI. Rencananya kerja sama
akan terus dilanjutkan hingga memenuhi kebutuhan 33 helikopter.
Di
tempat sama Brigadir Jenderal Mochammad Afifuddin terus berangan-angan
untuk terus menambah armada pertahanan khususnya TNI AD.
"Kebutuhan
dalam waktu dekat yakni 4 skadron. Kebutuhan tidak dibatasi,
sebanyak-banyaknya karena melihat kindisi negara yang berjauhan secara
geografis," jelasnya.
Bahkan dia masih berangan-angan untuk mendatangkan pesawat canggih dari luar. Black Hawk. "Kita ingin terus tambah," ujarnya.
Helikopter
tipe Bell 412 EP ini sendiri merupakan helikopter serbaguna yang
ditenagai oleh sepasang engine, pratt dan whitney PT6T-3D dengan empat
bilah rotor utama dan dua bilah rotor ekor. Helikopter ini termasuk
kelas menengah diawaki 2 pilot dan co piloy serta 13 penumpang.
Keandalannya
dalam operasi baik di Indonesia maupun negara lain, Heli ini mampu
melaksanakan misi milter juga penerbangan sipil, operasi SAR, dan
pemadam kebakaran.(mdk/bal)
Enam Heli TNI AD yang Baru Itu Senilai Rp 624 Miliar
Enam helikopter jenis Bell-412 EP diserahkan PT. Dirgantara Indonesia
(DI) kepada Kementerian Pertahanan (Kemenhan) RI, Jumat (15/3/2013). Keenam
helikopter pesanan Kemenhan yang masuk kontrak jual dengan Nomor
TRAK/145/PLN/III/2012/AD tanggal 6 Maret 2012 itu harganya senilai 65
juta dolar AS atau setara dengan Rp 624 miliar. Satu unit helikopter
dinilai Rp 104 miliar karena dilengkapi senapan mesin otomatis.
Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia (DI), Budi Santoso menjelaskan,
tingginya harga enam helikopter tersebut dikarenakan masih berada dalam
lisensi Bell Tekstron USA sehingga komponennya didatangkan dari negeri
Paman Sam.
"Harga enam helikopter itu sudah termasuk dengan senapan mesin otomatis.
Heli ini juga spek mesinnya lebih tangguh dari tujuh heli yang sudah
kita kirim sebelumnya 2012 lalu. Jadi kita sudah kirim 13 helikopter
untuk TNI AD," kata Budi Santoso saat konferensi pers di Hanggar Rotary
PT DI, Jalan Pajajaran, Kota Bandung, Jumat (15/3/2013).
Selain enam helikopter dengan kemampuan angkut hingga 13 orang itu, Budi
mengatakan, PT DI dan Kemenhan juga telah menandatangani perjanjian
kerjasama untuk menyelesaikan pesanan helikopter sejenis sebanyak 16
unit dengan masa kontrak hingga 2014 dengan nilai 170 juta dolar AS.
"Tapi kemampuan kita hanya sanggup menyelesaikan enam unit setiap tahunnya," ujar Budi.
Di tempat yang sama, Wakil Kepala Staf Angkatan Darat (Wakasad) Letjen
TNI Moeldoko mengamini permintaan alutsista tersebut. Menurutnya, PT DI
diharapkan mampu menyelesaikan seluruh kebutuhan alutsista TNI AD di
empat skuadron, meski diakuinya jumlah 16 heli sisanya belum mampu
menutupi kebutuhan TNI AD.
"Untuk total heli yang kita butuhkan sebenarnya mencapai 33 unit, dan
baru 13 dengan yang enam ini. Kalau berangan-angan, TNI AD sebenarnya
ingin mendatangkan alutsista jenis helikopter yang modern dan lebih
canggih seperti Apache ataupun Black Hawk," kata Moeldoko.
"Untuk itu kami ajak bapak DPR RI dari Komisi 1 dan juga Kemenhan agar
mengetahui kebutuhan kami, semoga saja bisa diusulkan," harapnya.
Sebelumnya, untuk meningkatkan kinerja dan tugas-tugas TNI Angkatan
Darat di lapangan, PT Dirgantara Indonesia (DI) menyerahkan sebanyak
enam unit helikopter angkut tipe Bell-421 EP kepada Kementrian
Pertahanan RI. Proses penyerahan alutsista tersebut dilakukan di hanggar
Rotary Wing PT DI, Jalan Pajajaran, Kota Bandung, Jumat (15/3/2013).
Untuk perakitan enam helikopter yang mayoritas komponennya masih di
bawah lisensi Bell Tekstron USA ini pun dipercepat sebelum masa tenggat
waktu November 2013, dengan alasan mengejar waktu untuk latihan gabungan
TNI.
Bandung • Kementerian Pertahanan menerima 6 helikopter angkut tipe Bell-412 EP dari PT Dirgantara Indonesia (PT DI), Jumat (15/3/2013). Serah terima ditandatangani oleh Dirut PT DI Budi Santoso dan Kepala Barahanan Kementerian Laksamana Muda TNI Rachmad Lubis, Aslog TNI Mayjen TNI Hari Krismoni dan Aslog KASAD Mayjen Joko Sri Widodo di Hanggar Rotary Wing KP II PT DI, Jalan Pajajaran. Selanjutnya, Aslog KASAD menyerahkan kembali pada Danppuspenerbad Brigadir Jenderal Mochammad Afifudiing selaku pengguna. Enam unit helikopter tersebut sesuai dengan kontrak pada 6 Maret 2012 lalu. "Semoga penyerahan enam helikopter ini akan membawa pengaruh besar bagi kemampuan TNI, khususnya TNI AD dalam menghadapi tugas yang semakin berat," ujar Budi saat memberikan sambutan. Budi mengatakan sebagai salah satu penyedia produk alutsista, PT DI berusaha optimal untuk memenuhi tuntutan yang diminta serta menjaga kepercayaan yang diberikan tersebut dengan bekerja efisien sehingga menghasilkan produk yang memuaskan pelanggan. Seharusnya, jadwal penyerahan enam helikopter ini dilakukan pada September, Oktober dan November 2013. Namun PT DI mampu menyerahkan enam helikopter pesanan tersebut lebih cepat. "PT DI berupaya mempercepat delivery sehingga kami mampu menyerahkan enam heli tersebut hari ini demi mendukung rencana latihan gabungan TNI," katanya. Selama ini, TNI AD menjadi pengguna terbesar helikopter-helikopter produksi PT DI. "PTDI mengharapkan TNI AD tetap mempercayakan dan memprioritaskan pemenuhan kebutuhan helikopternya pada PT DI," ucap Budi. Helikopter tipe Bell-412 EP adalah helikopter serbaguna yang ditenagai dengan sepasang engine, Pratt & Whitney PT6T-3D, dengan 4 bilah rotor utama dan 2 bilah rotor ekor. Helikopter ini diawaki oleh 2 orang pilot dan ko-pilot serta mampu mengangkut 13 penumpang yang termasuk kelas menengah. Tipe Bell-412 seri EP ini merupakan helikopter Bell-412 generasi baru yang dapat diandalkan. Dimana sebelumnya telah membuktikan kehandalannya dalam berbagai operasi di Indonesia maupun di negara-negara lain. Disamping mampu melaksanakan misi-misi militer, Bell-412 EP ini juga mampu melaksanakan penerbangan sipil, operasi SAR dan pemadam kebakaran. "Helikopter Bell-412EP ini dari sifat dinamika lebih baik dari kapasitas mesin juga 17 persen lebih besar dibandingkan Bell-412," jelasnya.
Jakarta •Salah satu unsur kapal perang Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) jenis Landing Ship Tank (LST) KRI Teluk Ratai-509 dengan Komandan Letkol Laut (P) Arief Budiman mendukung pergeseran pasukan (serpas) dan pergeseran material (sermat) Batalyon Infanteri (Yonif) Mekanis 202/Tajimalela Kodam Jaya yang diberangkatkan dari Dermaga Kolinlamil Tanjung Priok, Jakarta. Menurut Komandan KRI Teluk Ratai-509 Letkol Laut (P) Arief Budiman, beberapa material yang diangkut di dermaga Kolinlamil meliputi 13 unit Armored Personnel Carrier (APC) Anoa, 1 unit ambulance Anoa, 1 unit Recovery Anoa, 1 unit truk NPS, 1 unit jenis kendaraan Isuzu OZ serta senjata perorangan berupa laras panjang dan pistol. Sementara debarkasi personel berjumlah 126 orang. Dalam rangka latihan BTP tingkat Brigade-6/Kostrad di daerah Asembagus, Banyuwangi. (dispenkolinlamil/sir)
Kopral
Subagyo Lelono ini tenaganya sungguh kuat. Bayangkan, dia pernah koprol
sepanjang 5 kilometer. Dia juga pernah berlari tanpa henti selama 24
jam. Subagyo juga pernah push up dengan posisi kaki lebih tinggi dari
kepala.
Tentu tidak sembarangan orang punya tenaga dan
kekuatan seperti Kopral Subagyo. Semua itu datang lewat latihan rutin
dan lelaku makan yang taat aturan, tidak sembarangan. Pria dengan dua
anak dan cucu satu itu masih punya obsesi gila lainnya. Salah satunya,
dia ingin keliling Monas selama 24 jam nonstop! Berikut aksi ekstrem
Kopral Subagyo.
1. Push up 21 jam 40 menit
Pada
Rabu, 22 Juni 2011, atraksi ekstrem Subagyo adalah push up dengan
posisi kaki lebih tinggi dari pada kepala. Push up dilakukan saat mobil
berjalan. Hebatnya, push up, tidak berhenti sampai mobil itu berputar
dari Kawasan Kerten hingga ke markasnya di Jalan Arifin Solo. Ada
sekitar dua jam Subagyo beratraksi ekstrem itu.
"Jika tidak salah hitungan saya sekitar 2.600 push up," kata Subagyo kepada merdeka.com di rumahnya.
Pada
2006, Subagyo juga pernah push up selama 21 jam 40 menit. Aksi itu
membuatnya tercatat di Museum Rekor Indonesia (Muri), dengan kategori
push up terlama.
2. Minum minyak rem dan mandi air cabai
Pada
Hari TNI, 5 Oktober 2011, Subagyo melakukan aksinya di depan puluhan
warga dan penarik becak di sekitar SD Marsudirini Solo. Dia minum minyak
rem, mandi air cabai, dan mematikan api rokok dengan cara dikunyah.
Atraksi
itu hanya berlangsung 15 menit,? Bagyo memulai atraksi dengan meminum
minyak rem, lalu mandi dengan air bercampur ulekan cabai. Setelah itu
Bagyo menghampiri puluhan penarik becak yang memegang rokok menyala dan
mengambil rokok itu satu per satu lalu mematikan apinya dengan cara
dikunyah.
Menurut Subagyo? atraksi itu diadakan untuk
meramaikan HUT ke-66 TNI, sekaligus menyampaikan sejumlah pesan moral
kepada masyarakat. "Atraksi mematikan rokok tadi saya maksudkan untuk
memperingatkan masyarakat agar tidak sembarangan merokok di tempat umum
apalagi di lingkungan sekolah karena bisa memberikan pendidikan yang
tidak baik. Sedangkan mandi cabai untuk mengingatkan bahwa bumbu pedas
itu sebenarnya bisa memberikan efek pengobatan," ujarnya.
3. Mandi air aki
Pada
26 Juni 2012, Kopral Subagyo jalan di atas paku dan mandi air aki.
Dengan kaki telanjang Subagyo berjalan di atas ujung-ujung paku tajam.
Sambil mandi cairan accu? mulai kepala sampai telapak kaki. Menurut
Subagyo aksi ini sebagai wujud rasa bangga berada di barisan prajurit,
sekaligus menyambut HUT Detasemen Polisi militer ke-66.
Aksi dilakukan di depan Markas Detasemen Polisi Militer IV/4, di Jalan Arifin, Solo.
Atraksi
tersebut selain untuk menyambut HUT Denpom ke-66 juga perwujudan syukur
rekonsiliasi raja Keraton Surakarta Hadiningrat. Hal itu tertera di
spanduk bertuliskan "Dirgahayu Polisi Militer ke 66 & Wilujeng Rukun
Raja-Patih Keraton Solo"™.
4. Lari 24 jam nonstop
Dalam
rangka HUT TNI, 5 Oktober 2012, Subagyo memenuhi janjinya dengan
melakukan jalan kaki atau lari kecil mengelilingi Istana Mangkunegaran
Solo, selama 24 jam nonstop.
Tepat hari Jumat
(5/10)pukul 10.00 WIB, Subagyo mengakhiri aksinya di depan Istana
Mangkunegaran. Langkah pertama dilakukan Subagyo sehari sebelumnya pada
jam yang sama.
Saat mengakhiri aksinya, Subagyo
terlihat sangat kelelahan, namun masih semangat. "Saya bangga bisa
melakukan ini. Jenderal Sudirman saja, dengan paru-paru satu masih bisa
memimpin perang. Apalagi saya cuman jalan kaki. Itu yang membuat saya
semangat," ujarnya.
Menurutnya, uji ketahanan fisik
tersebut dilakukan sebagai simbol Kota Solo yang damai, aman, dan
nyaman, sehingga masyarakat juga mencari nafkah terasa tenang.
Kegiatan
jalan kaki atau lari mengelilingi Istana Mangkunegaran dilakukan
sebanyak 72 putaran dengan jarak sekitar 1.650 meter. Dengan demikian,
jarak total yang ditempuh Subagyo sejauh 118,8 kilometer.
5. Koprol sepanjang 5 Km
Pada 14 Des 2012, Kopral Subagyo melakukan koprol sepanjang 5 kilometer. Dia berjungkir balik badan sepanjang 5 kilometer.
Aksi
ini diawali dari depan Markas Komando Resor Militer (Korem)
074/Warastratama di Solo. Rutenya adalah menyusuri Jalan Slamet Riyadi
yang berakhir di Bundaran Gladag Solo.
Subagyo, yang didampingi sejumlah rekannya, membutuhkan waktu sekitar 1,5 jam untuk menyelesaikan aksinya itu.
Menurut
Subagyo, koprolnya merupakan bentuk pembelajaran bagi generasi muda,
dan memberi gambaran nyata bahwa fisik dan mental prajurit harus terus
diasah.
6. Push up satu jari
Pada
peringatan Hari Juang Kartika di Ambarawa tahun 2010, Kopral Subagyo
push dengan satu tangan di atas punggung. Saat itu dirinya di sela-sela
acara perlombaan pasang tenda, memanfaatkan waktu jeda istirahat.
"Atas
inisiatif saya, saya langsung push up dengan satu tangan di atas
panggung di depan Kasad dan Pangdam Diponegoro. Setelah puas dengan satu
tangan, saya push up dengan satu jari," ujarnya.
Atas
aksi spontan tersebut Subagyo mendapat medali sebagai? "Prajurit kuat
tentara hebat". Penghargaan tersebut menurutnya, belum pernah diterima
orang lain.
7. Aksi Gendong
Subagyo
pernah melakukan aksi menggendong seorang perempuan renta, dia berjalan
dari Pasar Gede Solo menuju markas Denpom IV di Jalan Arifin Solo. Dia
mengatakan aksi tersebut sebagai perlambang kedekatan TNI dengan rakyat.
Pada
Jumat (8/3) lalu, Subagyo dan beberapa anggota TNI lainnya, melakukan
aksi menggendong polisi di halaman Mapolres Surakarta.
Pantauan
merdeka.com, aksi gendong dilakukan secara bergantian antara TNI dan
Polri. Dengan seragam kebesaran masing-masing mereka menunjukkan aksi
tersebut kepada masyarakat, terutama yang melintas di Jalan Adi Sucipto,
atau depan Mapolres Surakarta.
"Kami ingin menunjukkan
kepada masyarakat, bahwa antara TNI dan Polri bisa saling hidup rukun
dan bekerjasama," ujar Subagyo kepada wartawan.(mdk/tts)
Resep Kopral Subagyo kuat 15 menit dipukuli tentara satu kompi !
Kalangan
militer di Solo tahu betapa tangguhnya Kopral Subagyo. Bayangkan, dia
sanggup lari 24 jam. Dia kuat push up 21 jam 40 menit.
Tidak
cukup sampai di situ. Pernah, pada peringatan Hari TNI, 5 Oktober 2011,
Subagyo melakukan aksi ekstrem di depan puluhan warga dan penarik becak
di sekitar SD Marsudirini Solo. Dia minum minyak rem, mandi air cabai,
dan mematikan api rokok dengan cara dikunyah.
Atraksi
itu hanya berlangsung 15 menit, Bagyo memulai atraksi dengan meminum
minyak rem, lalu mandi dengan air bercampur ulekan cabai. Setelah itu
Bagyo menghampiri puluhan penarik becak yang memegang rokok menyala dan
mengambil rokok itu satu per satu lalu mematikan apinya dengan cara
dikunyah.
Yang lebih mencengangkan, pernah pada
peringatan Hari Juang Kartika di Ambarawa 2010, Kopral Subagyo 'rela'
dipukuli oleh rekannya satu kompi. Kalau di TNI, satu kompi berkisar 100
orang prajurit.
"Saya meminta remaja-remaja polisi
militer untuk menghajar saya," kata Subagyo. Menurut Subagyo, ada satu
kompi prajurit yang memukuli tubuhnya, hingga 15 menit. Dia sanggup
bertahan!
Lantas, apa rahasia Kopral Subagyo bisa
sekuat itu? Subagyo mengaku tidak memiliki ilmu hitam atau ilmu kebal
apapun. Sembari bertelanjang dada dan memamerkan dadanya yang
bergerak-gerak, Subagyo berceloteh, kelebihan yang dia miliki itu karena
berperilaku hidup sehat setiap hari. "Makan teratur, empat sehat lima
sempurna," kata Subagyo kepada merdeka.com di kediamannya, Kadipiro,
Solo, Senin (11/3).
Tetapi tentu ada resep khusus
selain makan teratur empat sehat lima sempurna. Kopral Subago perlahan
membuka rahasia. Apa itu? Ini rahasianya: minum telur kampung kuning dan
putih telor sehari 15 butir.
Tentu saja tidak sekadar
urusan makan untuk menjaga stamina. Dia juga rajin berolahraga lari dan
karate. Subagyo sekarang tercatat sebagai pemegang DAN II karate. Resep
lainnya adalah disiplin berlatih. Tanpa itu, Subagyo tidak akan mendapat
predikat "prajurit kuat, tentara hebat."
Profil
Nama: Kopral Kepala Partika Subagyo Lelono
Jabatan: Anggota Detasemen Polisi Militer IV/4 Surakarta,
Tempat/tgl lahir: Banyuwangi, 14 Des 1963
Istri: Windari Murwani Pancaningsih (50th)
Anak:
- Ika Partika (25)
- Yudha Bangun Partika (20) pendidikan Catam TNI
Menantu:
- Serka Mulyono, Anggota Detasemen Polisi Militer IV/4 Surakarta,
Cucu:
Dhio Pablo Mulyono
Video
Kopral Subagyo siap adu kuat dengan Limbad
Kopral Subagyo mengaku tak gentar jika harus beradu kekuatan dengan
Limbad, untuk membuktikan siapa yang lebih hebat di antara keduanya.
Namun adu kekuatan tersebut bukan untuk pamer kesaktian tetapi untuk
memberikan hiburan kepada masyarakat.
"Saya tidak punya ilmu
apapun, apalagi ilmu hitam. Setiap orang itu punya ciri khas. Tinggal
kita bisa menggunakannya tidak. Kalau dibuat sembrono, orang malah tidak
simpati," ujar Subagyo kepada merdeka.com, Kamis (14/3).
Menurut
Subagyo, antara dirinya dengan Limbad mempunyai kelebihan dan
kekurangan sendiri. Tapi menurutnya, kelebihan itu bukan untuk
dipamerkan.
"Saya ini hanya mengandalkan kekuatan fisik. Beda dengan Limbad, dia
juga punya kekuatan yang tentu berbeda dengan saya," katanya.
Ketika merdeka.com menanyakan kembali apakah dia bersedia jika diadu dengan Limbad, Subagyo menegaskan siap, jika untuk menghibur masyarakat.
"Kalau hanya untuk pamer - pamer kekuatan saya tidak mau. Tapi kalau sekedar untuk menghibur masyarakat, saya mau," ujarnya.(mdk/has)
Jakarta | TNI AL siap mengerahkan kapal perang apabila terjadi eksodus tenaga kerja Indonesia (TKI) dari Sabah, Malaysia, terkait dengan konflik pasukan Kesultanan Sulu dengan pemerintah setempat, kata Komandan Gugus Tempur Laut Armada Timur Laksamana Pertama TNI Arie Soedewo.
"Pada dasarnya TNI-AL senantiasa siap sedia mengerahkan kapal-kapal yang ditempatkan di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia di Kabupaten Nunukan jika terjadi eksodus TKI dari Sabah," kata Danguspurla Armatim Laksamana Pertama TNI Arie Soedewo di Nunukan, Kalimantan Timur, Rabu.
Namun, kata dia, sesuai informasi yang diperoleh terakhir kali bahwa kondisi keamanan di Sabah saat ini sudah aman dan tidak mempengaruhi keberadaan TKI di sana.
Tetapi, jika situasi keamanan di Negara Bagian Sabah benar-benar memburuk, Arie Soedewo menegaskan, akan melakukan langkah-langkah dengan bertindak memberikan bantuan terhadap TKI yang hendak pulang ke Tanah Air.
"TNI-AL setiap saat siap sedia untuk memberikan bantuan berupa angkutan dengan menggunakan kapal perang yang telah berada di wilayah perbatasan (Indonesia-Malaysia) untuk mengangkut TKI. Tapi laporan terakhir ternyata kondisi keamanan di sana (Sabah) landai-landai saja," ucapnya.
Ia menambahkan, jumlah KRI yang saat ini ditugaskan menjaga wilayah perbatasan perairan antara Indonesia-Malaysia sebanyak enam buah dari berbagai jenis yang dilengkapi dengan persenjataan canggih.
Terkait dengan dugaan meningkatnya pelintas batas dari Tawau Malaysia menuju Pulau Sebatik Indonesia akibat konflik di Sabah, dia mengaku belum mendapatkan laporan.
"Mengenai peningkatan pelintas batas di wilayah perbatasan, saya belum mendapatkan laporan," ucapnya.
Bunyi ledakan dan rentetan tembakan yang disusul meluncurnya tank-tank
amfibi dan sejumlah kendaraan tempur pengangkut pasukan beralangsung di
Lapangan Upacara Brigif-2 Marinir, Kesatrian Hartono, Cilandak, Jakarta
Selatan, Kamis (14/3), mewarnai awal acara pengukuhan Kepala Staf
Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Dr. Marsetio sebagai Warga
Kehormatan Korps Marinir, dalam suatu upacara militer.
Upacara yang dihadiri para sesepuh Korps Marinir, para mantan Komandan
Korps Marinir, serta sejumlah pejabat tinggi TNI itu ditandai dengan
penyematan Brevet Tri Media Intai Amfibi Korps Marinir dan Brevet
Anti-Teror TNI AL di dada sebelah kanan, serta dilanjutkan dengan
penyerahan baret ungu oleh Komandan Korps Marinir Mayjen TNI (Mar) A.
Faridz Washington kepada Kasal Laksamana TNI Dr. Marsetio.
Brevet Intai Amfibi Marinir yang disematkan itu sebelumnya dibawa oleh
para peterjun prajurit Detasemen Jala Mangkara (Denjaka) dan Yon Taifib
Marinir dipimpin Komandan Denjaka Kolonel Marinir Nur Alamsyah yang
mendarat tepat di depan mimbar inspektur upacara. Dalam upacara itu
dimeriahkan dengan demonstrasi bela diri ala Marinir, yaitu serbuan
kilat, stabo, dan tembak reaksi jarak dekat dengan peluru tajam. Selain
itu, juga dilaksanakan defile pasukan dan defile kendaraan tempur Korps
Marinir TNI AL.
Pengangkatan dan pengukuhan Kasal Laksamana TNI Dr. Marsetio sebagai
Warga Kehormatan Korps Marinir ini, didasarkan pada beberapa
pertimbangan, antara lain sebagai wujud penghargaan Korps Marinir kepada
Pemimpin TNI AL atas kontribusi dan perhatiannya yang tulus kepada
kemajuan dan perkembangan Korps Marinir. Di samping itu juga sebagai
bentuk apresiasi yang tinggi atas keteladanan, jiwa, sikap, semangat,
dan integritas yang telah diberikan kepada Korps Marinir TNI AL selama
ini.
“Hari ini merupakan hari yang paling bersejarah dalam perjalanan karir
militer saya, karena hari ini saya diangkat menjadi warga kehormatan
sebuah korps yang memiliki tradisi yang besar korps yang menjadi
kebanggaan bangsa dan negara yaitu Koprs Marinir. Baret Ungu yang saya
kenakan ini bukanlah semata-mata hanya sebagai simbol. Pemakaian baret
ini mencerminkan kualifikasi prajurit perkasa Matra Laut yang senantiasa
berada di garda terdepan untuk menghancurkan musuh yang hendak
merobek-robek kedaulatan dan keutuhan NKRI,” kata Kasal Laksamana TNI
Dr. Marsetio di hadapan ribuan prajurit Korps Marinir.
Sejak berdirinya Korps Marinir TNI AL tahun 1945, Kasal Laksamana TNI
Dr. Marsetio merupakan orang ke-30 yang menerima penganugerahan Warga
Kehormatan Korps Marinir. Adapun Warga Kehormatan Korps Marinir TNI AL
secara keseluruhan adalah sebagai berikut : Jenderal Besar TNI (Purn)
A.H. Nasution, Laksamana TNI (Purn) Walujo Soegito, Jenderal TNI (Purn)
L.B Moerdani, Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno, Laksamana TNI (Purn)
Muhamad Arifin, Laksamana TNI (Purn) Tanto Koeswanto, Jenderal TNI
(Purn) Feisal Tanjung, Laksamana TNI (Purn) Arief Koeshariadi, Jenderal
US Marines C.C Krulak, Laksamana TNI (Purn) Widodo A.S., Laksamana TNI
(Purn) Achmad Sutjipto, Laksamana TNI (Purn) Indroko S., Jenderal TNI
(Purn) Endriartono S., Laksamana TNI (Purn) Bernard Kent Sondakh, Sultan
Brunei Darussalam Hasanal Bolkiah, Laksamana TNI (Purn) Slamet
Soebianto, Marsekal TNI (Purn) Djoko Suyanto, Jenderal TNI (Purn) Djoko
Santoso, LaksamanaTNI (Purn) Sumardjono, Letjen ROK Marines Lee
Sang-Roh, Presiden RI Dr. Susilo Bambang Yudhoyono, Laksamana TNI (Purn)
Tedjo Edhy Purdijatno, S.H., Jenderal US Marines James T. Conway,
Laksamana TNI Agus Suhartono, S.E., Laksamana TNI Soeparno, Menteri
Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro, Jenderal Polisi Timor Pradopo,
Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo, Marsekal TNI Imam Sufaat, dan
Laksamana TNI Dr. Marsetio.
Upacara parade dan defile ini melibatkan lebih dari 5.000 prajurit Korps
Marinir, terdiri dari: 6 Brigade upacara, satu Peleton Korps Musik,
satu Kelompok Bendera, dan satu Kompi Pasus, dipimpin Komandan Upacara
Brigjen TNI (Mar) Siswoyo H.S. yang sehari-hari menjabat Komandan
Pasmar-1. Melatarbelakangi pasukan upacara, berbagai macam material
tempur Korps Marinir TNI Angkatan Laut, antara lain: 10 unit Tank Pt 76,
14 unit BTR 50, 4 unit Kapa, 4 unit Howitzer 122 mm, 4 unit Meriam 57mm
2 unit Rm-70 Grad, 4 unit Liaz, 4 unit Unimog.
Sementara material tempur lainnya yang terlibat dalam defile antara
lain: 3 kendaraan (ran) motor kawal, 2 unit ran khusus, 2 unit ran
Rubicon, 3 unit ran mobil kawal: 16 unit ran KIA, 1 unit ran bengkel, 7
unit ambulance, 1 unit ran Komob, 9 unit ran REO, 7 unit ran LIAZ, 2
unit Sub Screamer, 3 unit Sea Raider, 6 unit BVP–2, 3 unit RM-70 Grad, 6
unit Tank PT 76 M, 9 unit BMP 3 F, 4 unit Unimog+How 105 mm, 2 unit
Unimog+How 122 mm, 6 unit Kapa K–61, 9 unit BTR 50 P(M), 2 unit Opleger
Tatra, 9 unit Hino, dan 12 unit Ford Ranger.
Setelah resmi menjadi Warga Kehormatan Korps Marinir, Kasal pun
menganugerahkan kenaikan pangkat luar biasa satu tingkat lebih tinggi,
dari Koptu Marinir menjadi Kopka Marinir Eko Yulianto anggota Puskodal
Markas Komando Korps Marinir atas keberanian dan kesuksesannya dalam
menggagalkan aksi perampokan sepeda motor di Perum Bekasi Timur Regency
Blok C3, Kel. Cimuning, Kec. Mustika Jaya, Bekasi, Jumat 1 Februari
lalu.
Penganugerahan Pangkat Luar Biasa kepada Kopka Mar Eko Yulianto karena
yang bersangkutan merupakan sosok prajurit yang ksatria, pemberani,
cerdas, dan tangkas, serta mempunyai jiwa dan naluri kesetiakawanan
sosial yang tinggi guna menggagalkan aksi perampokan sepeda motor milik
seorang ibu oleh kawanan penjahat bersenjata api. Meski penjahat
bersenjata api, namun dengan naluri yang tinggi sebagai prajurit Korps
Marinir, Kopka Marinir Eko Yulianto spontan mengejar pelaku perampokan
dengan sepeda motornya hingga sejauh sekitar 2 (dua) km.
Mengetahui pelaku perampokan tengah dikejar seseorang, maka pelaku
mengeluarkan dua kali tembakan. Tembakan pertama meleset, dan tembakan
kedua menyerempet paha kiri belakang Koptu (sekarang Kopka) Marinir Eko
Yulianto. Kendati keadaan luka, Kopka Marinir Eko Yulianto tetap
mengejar dan berteriak “rampok” sehingga mengundang warga lain untuk
membantu. Melihat banyaknya warga yang turut mengejar, maka pelaku
meninggalkan sepeda motor curian dan melarikan diri dengan rekannya yang
juga mengendarai sepeda motor.