Sabtu, 14 November 2020

PT DI Segera Produksi Pesawat N219 Nurtanio

Sebanyak empat unitN219 PTDI

Dalam waktu dekat, PT Dirgantara Indonesia (DI) akan memproduksi pesawat N219. Saat ini, pesawat tersebut masih menjalani serangkaian pengujian sertifikasi.

Direktur Utama PT DI Elfien Goentoro mengatakan, pesawat N219 secara khusus dirancang untuk dapat mendukung program Jembatan Udara sesuai dengan Peraturan Presiden No 70/2017. Dengan ukuran relatif kecil, pesawat baling-baling ini dapat menjangkau daerah dengan kondisi georafis berbukit-bukit dengan landasan pendek yang relatif cocok untuk menjangkau daerah tertinggal, terpencil, terluar, dan perbatasan.

Menurutnya, produksi awal pesawat N219 akan dibuat empat unit pesawat dengan menggunakan kapasitas produksi yang saat ini tersedia. Untuk selanjutnya, PT DI akan melakukan upgrading fasilitas produksi dengan sistem automasi pada manufacturing, sehingga secara bertahap kemampuan delivery akan terus meningkat sesuai dengan kebutuhan pasar.

Produksi pesawat N219 dimulai dari empat pesawat per tahun. Tapi untuk memenuhi market share akan dilakukan upgrading fasilitas produksi dengan sistem automasi,” kata Elfien, Selasa (10/11/2020).

Dia menyebutkan, pesawat N219 juga nantinya akan dikembangkan menjadi varian amfibi yang dapat lepas landas dan mendarat dari darat maupun dari permukaan air. Dengan demikian, diharapkan akan mengurangi biaya infrastruktur untuk pembuatan bandara.

Sementara itu, Kepala Program N219 Palmana Banandhi menjelaskan untuk proses sertifikasi tersebut pihaknya menggunakan dua protoripe. Guna mempercepat proses sertifikasi uji terbang, dua pesawat itu memiliki misinya masing-masing.

Dia menuturkan, prototipe pertama menjalani serangkaian pengujian yakni menyelesaikan pengujian aircraft performance, karakteristik kestabilan dan pengendalian dan uji terbang struktur pesawat. Sedangkan, prototipe kedua digunakan untuk pengujian sub sistem pesawat, seperti avionic system, electrical system, flight control, dan propulsion.

Dengan penggunaan dua prototype sebagai wahana sertifikasi uji terbang, maka kegiatan flight test bisa dioptimalkan karena tidak hanya bertumpu pada satu pesawat. Ini memungkinkan bisa tercapai Type Certificate di akhir tahun 2020 ini,” jelas Palmana.
 

  Inilah Koran  

Jumat, 13 November 2020

[Infografis] KRI Fatahillah 361

Masih menjadi andalan TNI ALInfografis

Di awal kedatangannya, korvet Fatahillah Class tergolong kapal perang modern. Namun, seiring waktu berjalan, sistem elektronik, navigasi dan persenjataannya sudah terbilang usang. Memang telah mengalami program upgrade, itupun hanya pada aspek sistem elektonik dan navigasi. Sedangkan sistem senjata di korvet ini tidak mengalami upgrade sama sekali.

Meski ada sejumlah keterbatasan, korvet Fatahillah Class masih punya kemampuan lawan serangan udara. Dalam kondisi tidak dibekali kanon reaksi cepat dan juga tidak dilengkapi rudal hanud (pertahanan udara), lantas apa yang dapat digunakan awak korvet Fatahillah Class dalam menghadapi serangan udara, khususnya dari jet tempur?

Walau ada titik lemah, pada dasarnya korvet buatan Wilton-Fijenoord, Belanda ini sudah dirancang untuk mengantisipasi serangan dari rudal anti kapal dan rudal udara ke permukaan yang diluncurkan dari pesawat tempur.

   sindonews  

Kamis, 12 November 2020

[Dunia] Redback-Korsel Ditantang Lynx KF41-Jerman di Vendor AD Australia

InfografisRedback ★

H
anwha Defense mengirimkan ranpur Redback untuk diuji cobakan dalam program Land 400 Phase 3, disusul Rheinmetall yang meluncurkan unit ranpur pertama dari tiga unit Lynx KF41 yang dirancang, dikembangkan, dan diproduksi untuk program Land 400 Phase 3 yang bernilai Aus$ 18,1 miliar atau setara 11,1 miliar euro.

Rheinmetall akan mengirimkan unit tank Lynx KF41 ke Negeri Kangru untuk bersaing dalam uji coba pengujian dan evaluasi sebagai bagian dari Risk Mitigation Activity (RMA) yang akan dilakukan di medan Australia selama jangka waktu 12 bulan, mulai November 2020.

Pengujian RMA pada tank peserta vendor akan diadakan dalam kondisi ekstrem, kemampuan menahan efek ledakan, kemampuan balistik, kemudahan pengangkutan hingga mobilitas.


  sindonews  

Rusia Mengaku Masih Optimis Soal Pembelian Sukhoi oleh Indonesia

Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobieva mengatakan, meskipun belum ada perkembangan berarti, tapi dia belum mendengar kabar bahwa Indonesia akan membatalkan rencana pembelian jet tempur tersebut. https://pict-c.sindonews.net/dyn/620/pena/news/2020/11/11/40/228250/rusia-mengaku-masih-optimis-soal-pembelian-sukhoi-oleh-indonesia-ypo.jpg[Foto/REUTERS] 

Rusia masih optimis kesepakatan pembelian Sukhoi Su-35 oleh Indonesia akan berlanjut. Indonesia, seperti diketahui berencana membeli 11 jet tempur Sukhoi Su-35 dengan harga sekitar USD 1,1 miliar.

Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobieva mengatakan, meskipun belum ada perkembangan berarti, tapi dia belum mendengar kabar bahwa Indonesia akan membatalkan rencana pembelian jet tempur tersebut.

"Sejauh ini belum ada perkembangan berarti, tapi kami belum mendapat respon negatif dari Indonesia atau adanya informasi bahwa Indonesia akan membatalkan proyek ini," ucap Vorobieva.

"Jadi, berdasarkan hal itu kami berkesimpulan bahwa proyek ini masih akan berlangsung," sambung diplomat senior Rusia tersebut, saat menggelar konferensi pers virtual pada Rabu (11/11/2020).


Disinggung mengenai kerjasama pertahanan Indonesia dan Rusia, Vorobieva mengatakan kerjasama pertahanan kedua negara terus berkembang ke arah yang lebih baik.

"Kerjasama pertahanan kedua negara berkembang dengan baik dalam berbagai bidang. Kami memiliki rencana, kontak antara Kementerian Pertahanan kedua negara terus terjalin," ungkapnya.

Agustus lalu, Vorobieva secara tersirat mengatakan bahwa jika pembelian jet tempur itu gagal, maka itu mungkin berpengaruh pada kerjasama kedua negara. Dia menuturkan, kesepakatan pembelian Su-35 didasarkan pada kepercayaan antara kedua negara. Jika kesepakatan ini akhirnya tidak terlaksana, kepercayaan itu mungkin akan berkurang.

"Jika kesepakatan tidak diselesaikan atau, ditunda, atau tidak dilakukan adalah cara lain, saya tidak akan mengatakan bahwa itu dapat mempengaruhi secara langsung hubungan bisnis, perdagangan, investasi antara kedua negara kita. Tapi, tentu saja kesepakatan semacam ini didasarkan oleh tingkat kepercayaan antara kedua negara. Tapi, saya masih optimis mengenai hal itu," ujarnya. (esn)

  sindonews  

Rabu, 11 November 2020

[Infografis] Drone Indonesia Elang Hitam Akan Dipadu Amunisi Presisi Turki


Amunisi presisi ringan MAM (Mini Akilli Muhimmat) atau Smart Micro Munition berpandu laser Indonesia sedang mengembangkan drone kombatan Elang Hitam, dikabarkan tertarik dengan amunisi presisi buatan perusahaan Turki untuk menambah daya serang drone terebut.Indonesia tertarik memperoleh amunisi berpemandu buatan Roketsan untuk mempersenjatai kendaraan udara tak berawak (UAV) elang hitam.

Indonesia mencari perlengkapan persenjataan untuk kendaraan udara tak berawak, sehingga memiliki permintaan tinggi untuk pengadaan amunisi pintar mini MAM-L dan MAM-C, sistem senjata utama seperti yang terpasang di UAV Turki.

Amunisi presisi ringan MAM (Mini Akilli Muhimmat) atau Smart Micro Munition adalah amunisi pintar berpandu laser yang diproduksi oleh pabrikan pertahanan Rokestan.

Senjata ringan ini telah terbukti efektif ketika digunakan dengan Bayraktar TB2, UAV buatan Turki yang lebih kecil, di Suriah dan Libya.

  sindonews  

[Infografis] CN-235 PTDI Siap Bersaing dalam Tender Pesawat Patroli Malaysia

✈ CN235 MPA Infografis

Tender terbuka internasional dipersiapkan AU Malaysia untuk akuisisi pembelian Pesawat Patroli Maritim (MPA) baru. Arahan akan dilakukan secara online di Kuala Lumpur, yang diikuti oleh para perwakilan dari perusahaan lokal dan internasional yang ingin memasok pesawat MPA, anggota Divisi Industri Pertahanan (BIP) MOD, Tim Proyek Akuisisi MPA RMAF.

Pesawat Patroli Maritim malaysia saat ini tidak memiliki jangkauan dan daya tahan yang cukup. Ruang kabin yang kecil berarti tidak mampu membawa banyak sensor untuk pengawasan. Namun, telah memberikan layanan yang sangat baik dengan catatan keselamatan yang luar biasa selama 22 tahun.

Berdasarkan arahan tersebut, RMAF berencana mengakuisisi sekitar enam pesawat berkemampuan MPA, untuk menggantikan aset yang sudah tua. berikut beberapa kandidatnya Airbus C-295MPA Prancis, Leonardo ATR-72MPA Italia, Boeing P-8A Poseidon dari Amerika Serikat, Kawasaki P-1 Jepang, dan PTDI CN-235MPA dari Indonesia yang sedang dalam pertimbangan.

  sindonews  

Progres Sertifikasi Pesawat N219

✈ Di Hari Pahlawan ✈ N219  [PTDI]

Pesawat N219 karya anak bangsa merupakan hasil kerjasama PTDI dan LAPAN yang pada tanggal 16 Agustus 2017 telah melakukan uji terbang perdana dan pada tanggal 10 November 2017 bertepatan dengan Hari Pahlawan diberi nama Nurtanio oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, sampai dengan saat ini masih menjalani serangkaian pengujian sertifikasi.

Proses sertifikasi merupakan proses penting untuk menjamin keamanan dan keselamatan karena akan digunakan oleh pengguna dan masyarakat umum. Kepala Program N219 PTDI, Palmana Banandhi menyatakan bahwa PTDI menggunakan dua prototype pesawat untuk mempercepat proses sertifikasi uji terbang, dimana dua pesawat ini memiliki misinya masing-masing.

Prototype pesawat pertama N219 Nurtanio menjalani serangkaian pengujian yakni menyelesaikan pengujian aircraft performance, karakteristik kestabilan dan pengendalian dan uji terbang struktur pesawat, sedangkan prototype pesawat kedua N219 Nurtanio digunakan untuk pengujian sub sistem pesawat, seperti avionic system, electrical system, flight control dan propulsion.

Dengan penggunaan dua prototype sebagai wahana sertifikasi uji terbang, maka kegiatan flight test bisa dioptimalkan karena tidak hanya bertumpu pada satu pesawat. Ini memungkinkan bisa tercapai Type Certificate di akhir tahun 2020”, jelas Palmana Banandhi.


Type certificate adalah sertifikasi kelaikan udara dari desain manufaktur pesawat. Sertifikat ini dikeluarkan oleh otoritas kelaikudaraan sipil, dalam hal ini yang berwenang di wilayah Indonesia adalah Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU), Kementerian Perhubungan Republik Indonesia.

Palmana Banandhi menambahkan bahwa Prototype pesawat pertama (Prototype Design 1) N219 Nurtanio telah menjalani Flight Cycle sebanyak 231 cycle dan Flight Hours sebanyak 256 jam, sedangkan Prototype pesawat kedua (Prototype Design 2) N219 Nurtanio telah menjalani Flight Cycle sebanyak 139 cycle dan Flight Hours sebanyak 170 jam.

Direktur DKPPU Kementerian Perhubungan RI, Dadun Kohar mengatakan, proses sertifikasi pesawat terbang N219 diantaranya meliputi pemeriksaan technical documents, ground test, flight test, dan conformity process. Proses conformity diperlukan untuk memastikan as design sama dengan as built dari pesawat terbang tersebut.

Pemeriksaan technical documents, kata dia, dilakukan dengan mengacu kepada CASR Part 23 terkait pemenuhan persyaratan design yang dilakukan oleh PTDI untuk pesawat 19 penumpang itu.

Begitupun dengan Test Flight yang dilakukan, untuk memperoleh data-data yang diperlukan. Data akan digunakan sebagai salah satu syarat CASR Part 23,” jelas Dadun Kohar.

Direktur Utama PTDI, Elfien Goentoro mengungkapkan pesawat N219 secara khusus dirancang untuk dapat mendukung program Jembatan Udara sesuai dengan Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Kewajiban Pelayanan Publik Untuk Angkutan Barang Dari Dan Ke Daerah Tertinggal, Terpencil, Terluar dan Perbatasan. Pesawat N219 dapat menjangkau daerah dengan kondisi georafis berbukit-bukit dengan landasan pendek dan tidak dipersiapkan.

Produksi awal pesawat N219 akan dibuat 4 unit pesawat N219 dengan menggunakan kapasitas produksi yang saat ini tersedia, untuk selanjutnya PTDI akan melakukan upgrading fasilitas produksi dengan sistem automasi pada manufacturing, sehingga secara bertahap kemampuan delivery akan terus meningkat sesuai dengan kebutuhan pasar.

Produksi pesawat N219 dimulai dari 4 pesawat per tahun. Tapi untuk memenuhi market share akan dilakukan upgrading fasilitas produksi dengan sistem automasi”, tegas Elfien Goentoro.

Pesawat N219 juga nantinya akan dikembangkan menjadi pesawat amphibi yang dapat lepas landas dan mendarat dari darat maupun dari permukaan air.

Inovasi dari pesawat N219 nantinya akan dikembangkan menjadi varian amphibi, akan mengurangi biaya infrastruktur untuk pembuatan bandara”, tambah Elfien Goentoro.

Pesawat N219 versi amphibi akan dapat lepas landas di bandara yang minim infrastruktur, sehingga diharapkan dengan inovasi transportasi udara tersebut, kedepannya semua tujuan destinasi pariwisata dapat dicapai dengan menggunakan pesawat N219 amphibi.

Indonesia Wants F-35 Jets

✈️ But US Pushing F-16s or F/A-18s Instead✈️ [TNI AU]

The United States has rejected an Indonesian proposal to purchase F-35 jets and instead wants Jakarta to buy F-16 Block 72 aircraft or another equivalent American-built fighter.

Jakarta’s insistence on the F-35 may be a ploy for Washington to reject the proposal so that Jakarta may proceed with the Sukhoi Su-35 procurement for which a deal has already been signed in 2018.

The US decision was communicated when Defence Minister Prabowo Subianto visited Washington on October 15, 2020. Prabowo was told that the F-35 has a waiting list of nine years and in the interim period it should acquire 4.5 generation jet such as the F-16s; according to the Indonesian Ambassador to the US, Muhammad Lutfi who briefed Indonesian media about bilateral discussions during Subianto’s US visit.

Speaking during a virtual press conference on November 2, Lutfi has been quoted as saying by CNN Indonesia "So there are platforms we have to work on to get this F-35. We have to have the 4th generation and the 4.5th generation, we have to have the F-16 block c 72 fighters this is the latest fighter before we get the F-35."

In a discussion held when Prabowo Subianto visited the US, Indonesia was offered “another fighter aircraft equivalent to the fourth generation F series,” the ambassador said.

The “equivalent fighter” jet to the F-16 could only be the F/A-18 Super Hornet of Boeing which the US company has been trying to find a market in other Asian countries such as India and is a contender for fighter replacement programs in Finland and Switzerland.

Indonesian Deputy Defense Minister Sakti Wahyu Trenggono has earlier said that the Defense Ministry under Prabowo's leadership began targeting US-made F-35 fighter jets as an alternative to the Russian Su-35 which has been reportedly abandoned due to pressure from Washington.


✈️ Russian Su-35 jet

However, now with fresh political winds blowing in Washington and the Countering American Adversaries through Sanctions Act (CATSAA) not imposed anywhere in the world, Jakarta may be emboldened to re-kindle its Su-35 sale. The price of which at half of that of the F-35, that too with a significant barter trade option thrown in, may be hard to resist.

Russian sources have steadfastly maintained that the Su-35 deal is on track; even rejecting a 2019 Bloomberg report that the Su-35 deal had been abandoned as the US threatened Jakarta with CATSAA. Under this controversial US law, sanctions may be imposed on countries that have significant defence trade relations with Moscow.

Indonesia may be worried that if it plays its fighter jet card the wrong way, it may jeopardize its lucrative trade with the US. According to data from the US Trade Representative, Indonesia imported goods worth $ 7.7 billion from the US while exports to the US totaled $ 20.1 billion in 2019. The US goods trade deficit with Indonesia was $ 12.4 billion in 2019.

The Trump administration has been elbowing countries, which have significant trade deficit with the US, to make up the difference by buying American weapons like it did with Japan which ordered over 100 F-35 jets.

  ✈️ Defence World  

Selasa, 10 November 2020

Satgas TNI AL Uji Alat Komunikasi di Natuna

Ground To Air https://1.bp.blogspot.com/-4SpRoVGbio4/X6kIxt6t1MI/AAAAAAABQQk/M1nzYkb9TqY9TPX0dMTYj7RRgWtJ-baxACLcBGAsYHQ/w400-h300/WhatsApp-Image-2020-11-08-at-15.40.01.jpegUji alat komunikasi BVP-2, MLRS Vampire dan CN-295 di Natuna [TNI]

U
ntuk melatih kesiapsiagaan di perbatasan, prajurit Komposit Marinir Natuna Pasmar 1 melaksanakan uji komunikasi dengan pesawat TNI AL CN-295, di Natuna, Kepulauan Riau. Minggu (08/11/2020).

Uji alat komunikasi dengan pesawat TNI AL CN-295 ini menggunakan Radio dengan jenis Dicom RF 4050 VHF/UHF Vehicularradio yang terpasang di Ranpur BVP-2 dan Roket MLRS Vampire, “Kita melaksanakan uji alat komunikasi dengan pesawat TNI AL CN-295 dengan Pilot Mayor Laut (P) Bani Safangat,” ujar Pasiops Yonif 2 Brigif 1 Marinir selaku Komandan Satgas Komposit Marinir Satuan TNI Terintegrasi Natuna Pasmar 1 Mayor Marinir Erwin Wisnu Putra.


https://1.bp.blogspot.com/-lO11XGjJ0w4/X6kI4TItRNI/AAAAAAABQQo/vpvs04JayaUIXK9CgNQdNRhoJgBH9SIdACLcBGAsYHQ/w400-h300/WhatsApp-Image-2020-11-08-at-15.40.01-1.jpegDalam uji komunikasi yang juga melibatkan oleh Co Pilot Lettu Laut (P) Yudistira dan Komandan Peleton Arhanud Lettu Marinir Yusha Amriz ini mengambil jarak komunikasi ±32 km dari stelling BVP-2 dan Roket MLRS Vampire.

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memastikan alat komunikasi yang kita gunakan di daerah perbatasan ini dapat berfungsi dengan sehingga dapat mendukung tugas pokok kita untuk mengawal pulau terdepan di wilayah NKRI ini,” imbuh Mayor Erwin Putra.

  Pelopor Wiratama  

Senin, 09 November 2020

Dubes Inggris untuk RI Sowan Menhan Prabowo

Meningkatkan hubungan dan kerja sama di bidang industri pertahanan yang saling menguntungkanIlustrasi KRI TNI AL

Menteri Pertahanan Republik Indonesia Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto Djojohadikusumo menerima kunjungan kehormatan Duta Besar (Dubes) Inggris untuk Indonesia Owen Jenkins di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Senin (9/11/2020).

Seperti dikutip dari laman resmi Kemhan RI, Prabowo menyampaikan ucapan selamat datang dan bertugas di Indonesia kepada Jenkins selaku dubes Inggris yang baru. Prabowo berharap kerja sama kedua negara akan semakin terus meningkat.

"Kunjungan kepada Menhan RI ini juga dimaksudkan untuk mempererat dan meningkatkan hubungan dan kerja sama bilateral Indonesia dan Inggris yang sudah terjalin sangat erat di bidang industri pertahanan yang saling menguntungkan bagi kedua negara," ujar Kepala Biro Humas Setjen Kemhan RI Brigjen TNI I. E. Djoko Purwanto.

Ia menjelaskan, pertemuan Prabowo dan Jenkins menjadi kesempatan yang baik bagi kedua pihak untuk membicarakan peningkatan kerja sama kedua negara khususnya di bidang pertahanan.

Turut mendampingi Prabowo pada kesempatan tersebut antara lain Direktur Jenderal Jenderal Perencanaan Pertahanan Kemhan RI Mayor Jenderal TNI Budi Prijono. Sedangkan Jenkins didampingi antara lain Atase Pertahanan Kedubes Inggris Kolonel Mike Longstaff.
 

  CNBC  

TNI Plans to Form Special Unit to Handle Biological Warfare

TNI Angkatan Darat membangun satuan Nuklir Biologi Kimia (nubika). [Foto: Pusziad] ★

I
n a Youtube podcast from the Indonesian Armed Forces (TNI), Commander Air Chief Marshal Hadi Tjahjanto said that the COVID-19 pandemic served as a reminder for the military to anticipate future bioweapons and noted that they will focus on how to counter future attacks.

“We are aware that the threat of the pandemic has awakened us to the importance of having a special counter-biowarfare unit,” said Hadi on Sunday, November 8.

The TNI commander said the only existing unit within the military that is able to at least face that threat lies in the Army’s (TNI AD) ‘Nubika company’ specializing in nuclear, biology, and chemical aspects. He said this type of military unit could possibly be broadened to either TNI’s Navy (TNI AL) or Air Force (TNI AU).

“We have thought about that and how to handle a situation where the COVID-19 pandemic massively attacks our soldiers in the field,” said Commander Hadi. There is currently a hospital located in Batam’s Galang Island that is able to treat soldiers infected by viral infections.

Previously reported, the Commander also revealed that the military will soon build a laboratory for the specific use of researching viruses that is planned to be established over the Galang Island in Batam.

 Plan to Build a Virus Research Lab 
[Dispen TNI AD] ★

The Indonesian Armed Forces (TNI) Commander Air Chief Marshal Hadi Tjahjanto revealed that the military will soon build a laboratory for the specific use of researching viruses that is planned to be established over the Galang Island in Batam.

“In the future, we will also propose to be able to have one BSL level 3 or level 4 laboratory to research about viruses that can be used for future soldiers’ vaccination programs,” said Hadi Tjahjanto in a Youtube podcast from the TNI’s official account on Sunday, November 8.

According to the TNI commander, the virus research lab that is in the TNI’s phase 4 strategic plan, had chosen Galang Island as a special infection hospital already exists at the location that is able to treat soldiers.

“We need to be close to the BSL 3 or BSL 4 to be able to breed the diseases into a vaccine that is readily available for vaccination,” he noted in the podcast.

However, he maintains that this plan remains to be a long term plan that will need careful planning involving a number of experts.

The Indonesian Army (TNI AD) currently already has the Nubika company that oversees nuclear, biology, and chemical issues but maintains that a future virus research lab will help strengthen this special unit and future pandemics.

  Tempo  

[RIP] Prajurit Banteng Raiders Gugur Bentrok Lawan OPM

Tertembak di Leherhttps://thumb.viva.co.id/media/frontend/thumbs3/2020/11/06/5fa548374455f-viva-militer-yonif-raider-400-banteng-raiders_665_374.jpgYonif Raider 400/Banteng Raiders

Seorang prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) gugur dalam kontak tembak antara pasukan elite Batalyon Infanteri Raider 400/Banteng Raiders dengan kelompok bersenjata dari Organisasi Papua Merdeka (OPM).

Berdasarkan siaran resmi yang diterima VIVA Militer dari Komando Gabungan Wilayah Pertahanan III, baku tembak terjadi di sekitar Kampung Titigi, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua.

Dalam baku tembak yang terjadi pada sekira pukul 13:10 WIT, Jumat 6 November 2020, dua prajurit TNI yang terluka dalam pertempuran itu, yaitu Pratu Firdaus dan Pratu Arbi. Namun, Pratu Firdaus akhirnya meninggal dunia.

Pratu Firdaus gugur dalam baku tembak itu setelah tertembak di bagian lehernya. Sedangkan Pratu Arbi tertembak di betis kaki kanan.

Saat ini proses penyelamatan dan evakuasi kedua korban sedang dilakukan pasukan dari Yonif Raider 400/Banteng Raiders.

Untuk diketahui pasukan Batalyon Infanteri Raider 400/Banteng Raiders merupakan pasukan elit tempur di bawah komando Kodam IV Diponegoro.

Pasukan Yonif Raider 400/Banteng Raiders dikerahkan ke Papua sebagai Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan Mobile RI-Papua Nugini. Pasukan tempur ini mulai diberangkatkan dari markas mereka di Srondol, Semarang, Jawa Tengah. pada 25 Agustus 2020.


 Tim Taipur Kostrad Kejar OPM 

Kabar duka kembali datang dari tubuh Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang bertugas di Papua. Kelompok separatis bersenjata yang tergabung dalam Organisasi Papua Merdeka (OPM) kembali menyerang aparat TNI AD dari Satuan Bataliyon Infanteri (Yonif) Raider 400/BR di daerah Kampung Titigi, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua.

Dua orang prajurit TNI AD yang tengah melakukan patroli untuk menciptakan keamanan dan ketertiban masyarakat dikabarkan menjadi sasaran dari ulah OPM tersebut.

Kepala Penerangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kapen Kogabwilhan) III, Kolonel Czi IGN Suriastawa menyatakan dua orang prajurit TNI yang tertembak adalah Pratu Firdaus dan Pratu Arbi. Pratu Firdaus terkena tembakan di bagian leher sehingga yang bersangkutan meninggal dunia di lokasi kejadian. Sementara Pratu Arbi terkena tembakan di bagian betis kaki kanan.

TNI AD tidak akan tinggal diam dalam menyikapi situasi di Papua. Saat ini, lanjutnya, TNI AD telah mengerahkan Tim Intai Tempur (Taipur) Kostrad TNI AD untuk mengejar para pelaku penembakan dari kelompok OPM itu.

"Saat ini Yonif Raider 400/BR TK Kotis Mamba bergerak ke lokasi kontak tembak untuk melakukan bantuan dan evakuasi korban luka tembak serta 2 Tim Taipur melaksanakan pengejaran," kata Kolonel Czi IGN Suriastawa dalam keterangan tertulis yang diterima VIVA Militer, Jum'at, 6 November 2020.

Dia menambahkan, bahwa kejadian ini menambah daftar korban jiwa di Intan Jaya. Menurut Suriastawa, kelompok bersenjata OPM dalam operasinya tidak hanya mensasar prajurit TNI dan Polri saja. Kelompok OPM ini juga menjadikan warga sipil sebagai sasaran dalam melakukan tindak kejahatannya.

"Dan kemarin kita mendengar pernyataan Bupati Intan Jaya tentang kelakuan KKB yang suka mengambil dana desa. Selebaran permintaan dana kepada masyarakat juga beredar. Dan ini semua menunjukkan bahwa KKB dan pendukungnyalah akar masalah di Papua," ujarnya.

 ♖ Vivanews  

Minggu, 08 November 2020

PT PAL Indonesia Menunggu Projek Kapal Selam

Menunggu arahan dari pemerintah pusat terkait projek tersebut Ilustrasi kapal selam TNI AL [dewanwidharta] ⚓️

Indonesia dikabarkan bakal menambah beberapa kapal selam dalam beberapa tahun mendatang. Setidaknya ada 3 kapal selam yang direncanakan bakal dibuat mulai akhir tahun depan.

Ketiga kapal selam tersebut masuk ke dalam master schedule batch 2 dengan dibiayai oleh penyertaan modal negara tahun 2021 sebesar Rp 1,3 triliun. Bila terealisasi maka Indonesia total akan punya 8 unit kapal selam dari target 12 kapal selam.

Dari dokumen yang diterima CNBC Indonesia, masing-masing kapal selam belum memiliki nama spesifik seperti pendahulunya, misal KRI Nagapasa 403 maupun KRI Ardadedali 404. Nama awal saat ini hanya disebut Proyek Kapal Selam #4, Proyek Kapal Selam #5 dan Proyek Kapal Selam #6.

Proyek Kapal Selam #4 bakal dibuat lebih awal, yakni sekitar September 2021 mendatang. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mengerjakan yakni PT PAL Indonesia (Persero) bakal membuat dua section atau bagian, sementara empat section lainnya bakal dikerjakan perusahaan Korea Selatan Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering (DSME). Proyek ini ditargetkan selesai dalam waktu 4 tahun atau 48 bulan. Artinya, pada September 2025 Indonesia bakal menambah 1 kapal selam baru.

Menanggapi proyek ini, Kepala Departemen Humas PT PAL Indonesia (Persero) Utario Esna Putra masih belum mau berbicara banyak. Ia mengaku masih menunggu arahan dari pemerintah pusat terkait projek tersebut. Ketika dana PMN sudah cair, baru langkah teknis bisa dilakukan oleh pembuat kapal selam.

"Kita nunggu resminya, kalau sudah diterima. Konsen kita bukan proses legislasinya. Itu kan proses di antara pemerintah dan DPR. Kita sebagai galangan, concern kita ketika itu sudah cair itu langsung dikejar pembangunan fasilitas tambahan tadi. concern kita kan di situ," kata Utario kepada CNBC Indonesia, Kamis (5/11).

Dari dana yang dialokasikan pada PMN tahun 2021 mendatang, pembangunan fasilitas bakal memakan biaya paling besar, yakni Rp 1,004 triliun atau porsi 78%. Rencananya bakal dibangun GRP shop, painting shop, shiplift serta blasting shop.

Ketika fasilitas tersebut sudah dibangun, maka PT PAL bakal mendominasi pembuatan section proyek ini dibanding DSME Korsel. Pada Proyek Kapal Selam #5, Indonesia bakal membangun 4 section sementara 2 section lain dibangun di DSME Korsel. Proyek bakal dimulai pada April 2022 mendatang dan selesai Juli 2026.

Sementara Proyek Kapal Selam #6 bakal dimulai pada medio November 2022 dan selesai April 2027. Indonesia akan berperan dalam membuat keseluruhan section. Utario menyebut keseluruhan bagian kapal selam bisa dibuat jika fasilitas di dalam negeri sudah memadai.

"Intinya fasilitas belum (semua) dibangun. Uangnya juga belum (cair). Makanya kita lihat efektifnya kapan. Semua tergantung kondisi juga. Kita harap semoga makin banyak porsi yang dikerjakan di dalam negeri. Karena ketika dikerjakan dalam negeri, bukan hanya PT PAL tapi di belakang PT PAL ada industri-industri pendukung yang nggak mungkin akan mengerjakan bagian itu kalau nggak dikerjakan di sini," sebut Utario.

  ⚓️
CNBC  
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...