Sabtu, 28 Juli 2012

Factory Acceptance Pesawat Super Tucano TNI-AU

http://4.bp.blogspot.com/-SyL4KlxzLvQ/UBOwkIkfhjI/AAAAAAAAPRU/K3rxKkRI1DM/s280/super+tucano.jpgPesawat Super Tucano TNI AU saat take off (all photos : TNI AU)

Bertempat di fasilitas produksi Embraer di Gaveao Peixoto Sao Paulo Brazil, baru-baru ini telah dilaksanakan pemeriksaan pesawat Super Tucano TNI-AU nomor seri produksi 179 dan 180 oleh tim dari Kementerian Pertahanan RI/TNI-AU.

Tim pemeriksa yang dipimpin oleh Letkol Lek Alit Erbawa dengan anggota Letkol Tek Sianturi, Mayor Pnb James Yanes Singal dan Mayor Tek Yani Prasetyo melakukan pemeriksaan pesawat meliputi dokumen, pencocokan komponen pesawat, interior pesawat, pengecatan dan uji terbang.

http://2.bp.blogspot.com/-hU0sbuj_Ov8/UBOykSBlDMI/AAAAAAAAPRc/89a-bF2wGPQ/s280/super+tucano_2.jpgAdapun uji terbang dilaksanakan baru-baru ini oleh test pilot Embraer, William, yang duduk di kursi depan disertai oleh Komandan Skadron Udara 21, Mayor Pnb James Yanes Singal yang duduk di kursi belakang.

Dalam uji terbang yang setiap sortinya memakan waktu sekitar dua jam, test pilot Embraer melakukan pemeriksaan terhadap berbagai sistem pesawat yang diamati oleh Mayor Pnb James.

Pemeriksaan di darat dimulai dari melihat kondisi fisik pesawat, pemeriksaan instrumen pesawat sebelum dan sesudah mesin dinyalakan dan pemeriksaan kendali pesawat selama taxy. Dalam uji terbang yang dilaksanakan hingga ketinggian 25.000 kaki, diperiksa beberapa sistem pesawat meliputi sistem bahan bakar, tekanan udara, auto pilot, mesin, navigasi, komunikasi, penembakan (simulasi) dan landing gear.

http://2.bp.blogspot.com/-o6X3TGdHQ9Q/UBOzQ_FaFYI/AAAAAAAAPRk/x6KsR0F5pQQ/s280/super+tucano_3.jpgSelain itu diperiksa pula handling pesawat selama dilakukan berbagai maneuver.

Setelah bekerja selama tiga hari, tim pemeriksa menyatakan bahwa pesawat nomor seri produksi 179 dan 180 dalam kondisi baik. Dengan demikian, saat ini empat pesawat Super Tucano TNI-AU telah siap untuk diterbangkan ke Indonesia yang direncanakan akan dilakukan pada pertengahan bulan Agustus.

Super Tucano TT-3101, 3102, 3103 dan 3104 dengan cocor merah desain dari Almarhum Marsda TNI (Purn) F. Djoko Poerwoko akan segera memperkuat Skadron Udara 21 pada akhir bulan Agustus 2012.
TNI AU

China, Indonesia Begin Missile Talks

http://3.bp.blogspot.com/-XuH4IHDYHVs/UBO2w1h06iI/AAAAAAAAPSE/LXO1PkdTv5U/s280/c705_ifeng.jpg
Rudal C-705
China and Indonesia have started talks on the ambitious local production of C-705 anti-ship missiles as part of Indonesia’s efforts to achieve independence in weapons production.

The defense cooperation reflects strengthening ties between both countries amid heightening tension in the South China Sea involving China and a number of Indonesia’s ASEAN neighbors.

Defense Ministry chief spokesman Brig. Gen. Hartind Asrin said that the initial talks were conducted during the first China-Indonesia defense industry cooperation meeting held in Jakarta on Wednesday.

The ministry’s defense potential director general Pos M. Hutabarat hosted the Chinese delegation which was led by Liu Yunfeng, a deputy director general at the Chinese State Administration for Science, Technology and Industry for National Defense (SASTIND).

“The meeting discussed various efforts to improve cooperation between the defense industries of both countries,” Hartind said on Thursday. “We’ve already prepared an area for the [missile] production site that faces the open sea for trials.”

Hartind said the C-705 had a range of 120 kilometers.

He said that the Indonesian Navy had successfully test-fired the C-705 missiles in the Sunda Strait.

“China has also offered to donate weapons systems that Indonesia might need,” he added.

A source said that Indonesia was expected to reply to Phase 1 of the missile proposal at the end of August and Phase 2 one month later. A contract is expected to be signed in 2013.

Phase 1 is on semi-knocked down production while Phase 2 is on completely-knocked down production.

A proposal for a Phase 3 on research and development is already on the table although the focus is currently on the first two phases.

Aside from the missile production, a number of Indonesian Army Special Force Command (Kopassus) members recently conducted the second “Sharp Knife” joint exercise with Chinese Special Forces operatives earlier this month in Jinan, Shandong, China.

China has also offered to train 10 pilots from the Indonesian Air Force to train using a Sukhoi simulator in China.

Commenting on the defense cooperation, defense expert Andi  Widjajanto said the industrial cooperation was solely to gain access to more advanced technology.

“However, it will take a long time for us to be independent in the defense industry, perhaps after 2024. This is the reason Indonesia builds partnerships with many countries that possess modern military technologies,” he said. “This is also why we require partner countries to transfer their technologies to us in any agreement we sign with them.”

Andi added that there were two goals in terms of the partnership: to access advanced rocket technology, and to collaborate in upholding maritime security, which began when President Susilo Bambang Yudhoyono signed an agreement in March during a state visit to Beijing.

“I don’t believe it has anything to do with conflicts in the South China Sea,” he stressed.

Meanwhile, chairman of the House of Representatives’ Commission I on defense issues, Mahfudz Shiddiq, said such global partnerships in the defense industry were designed to develop Indonesia’s own industry.

“We have allocated Rp 150 trillion [US$15.8 billion] to modernize our weapons-defense system from 2010 to 2014. It would be wasteful paying such a huge amount to foreign defense industries without any attempt to improve our own,” he said.

“Therefore, we require partner countries to transfer their military technologies in the hope that they will gradually improve our own technologies.”

He added that the partnership with China was due to its advanced military technologies in fields such as rocketry. “This is not political, even though others might link the partnership to political issues, for example the South China Sea disputes,” Machfudz said.

Indonesia already cooperates on weapons production with several other countries including South Korea to build jet fighters and submarines, the Netherlands to build frigates and Spain to build medium transport aircraft.
The Jakarta Post

Tim VBSS Koarmatim Siap Amankan Perbatasan Laut

http://koarmatim.tnial.mil.id/images/stories/27%20lat%20vbss%202.jpgTim Visit Boarding Search and Seizure (VBSS) Koarmatim siap mengamankan wilayah perbatasan laut, saat gelar latihan disekitar Dermaga Koarmatim, Ujung Surabaya, Jum’at (27/07). Sebanyak empat tim pasukan VBSS bersenjata dilengkapi dengan sarana kendaraan air cepat Rigid Hull Inflatable Boat (RHIB) dikerahkan dalam Latihan Pratugas Satuan Tugas (Satgas) Operasi Perbatasan Laut Tahun 2012.

Tim VBSS tersebut dibekali dan diuji kemampuannya dalam menanggani berbagai permasalahan tindak pelanggaran di wilayah perbatasan laut seperti pembajakan, perompakan, penyelundupan manusia, pembalakan liar, ilegal fishing, pelanggaran batas wilayah maritim dan aksi terorisme di laut. Masing-masing tim beranggotakan 6 personel dan seorang perwira yang menjabat sebagai Komandan Tim.

Untuk mengasah kemampuan naluri tempur agar tetap terjaga dan meningkat, personel yang terlibat dalam VBSS ini melaksanakan latihan pemeriksaan kapal (bording) dengan didampingi pelatih dari Satuan Komando Pasukan Katak (Satkopaska) Koarmatim. Empat tim boarding yang disiapkan oleh Koarmatim terdiri dari satu tim VBSS KRI Untung Suropati-372, KRI Abdul Halim Perdana Kusuma-355, KRI Frans Kaisiepo-368 dan KRI Arun-903.

http://koarmatim.tnial.mil.id/images/stories/27%20lat%20vbss%201.jpgPasukan penjaga perbatasan laut ini juga dibekali dengan pengetahuan tentang hukum laut internasional, hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) dalam menjalankan tugasnya. Selain itu pelatih juga menerapkan prosedur operasional yang sangat ketat dalam menangani berbagai masalah atau gangguan yang menimpa prajurit seperti prosedur keselamatan diri (safety), pengaman personel dan material serta prosedur penanganan terhadap tawanan maupun musuh.

Latihan Pratugas Satgas Pengamanan Laut tahun 2012 ini, dilaksanakan untuk menyikapi masalah yurisdiksi wilayah maritim yang masih sangat problematik, sebagai akibat dari kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam penentuan batas wilayah maritim. Masalah tersebut akhirnya menjadi salah satu potensi konflik karena adanya perbedaan persepsi dasar hukum yang digunakan sebagai dasar penentuan titik – titik batas wilayah negara.

TNI AL sebagai komponen utama pertahanan negara di laut merupakan penindak dan pencegah awal terhadap segala bentuk ancaman lewat laut terhadap kedaulatan dan keutuhan wilayah perairan yurisdiksi nasional. Kesiapsiagaan satuan-satuan operasional TNI AL merupakan suatu tuntutan dan kewajiban dalam menjawab berbagai permasalahan yang timbul di bidang maritim, baik yang bersifat ancaman militer negara lain maupun terhadap ganggunan penegakan hukum di laut yurisdiksi nasional.
Dispenarmatim

Fast Missile Trimaran 63m Northseaboats

http://www.northseaboats.com/data_63m_fast_missile/images/63m_fast_missile_2.jpg

 GENERAL DISCRIPTION

The Fast Missile Patrol Vessel (FMPV) employs a modern “Wave Piercing” trimaran design. This allows the vessel to cut-through waves rather than rise up and over them, and the increased beam provides inherent stability. This combination of features reduces both pitching and rolling, creating a stable weapons platform, and enabling the vessel to comfortably and safely maintain higher average speeds in adverse conditions.

The FMPV has “Stealth” design characteristics, and incorporate features that minimise detection by reducing Radar, Infra-Red, Acoustic and Magnetic signatures. Stealth properties are further improved as there are no reverse-angle bow overhangs to reflect radar signals, as seen on conventional hull forms. Weaponry, including missiles and naval guns, and the ships 11 m high-speed RHIB, are discreetly concealed or shaped to meld into the superstructure profile.

The wide decks on the 63m OPV Trimaran also make it an ideal platform for carrying a helicopter, which extends the effective patrol range and capabilities of the vessel.

 CONSTRUCTION

http://www.northseaboats.com/data_63m_fast_missile/images/63m_fast_missile_1.jpgConstruction is from strong and highly durable, lightweight composite carbon fibre sandwich, utilising vinylester modified epoxy resin and the vacuum resin infusion process. Thus ensuring improved fuel efficiency, and reduced operational, maintenance, and life cycle costs.

If equipped with waterjets the draft is just 1.2 m. Allowing operations both offshore and close inshore, with a much reduced risk of damage to the propulsion system from floating debris or grounding.

With lower maintenance requirements and automated control systems, the vessel can be operated by a crew of only 23. This can be augmented with a Special Operations Unit of 7 personnel, with their own dedicated crew quarters.

 ADVANTAGES

Over the past 20 – 30 years, catamarans have overtaken monohulls as the preferred design in many marine activities, and now trimaran designs are also becoming more common. Known collectively as multihull designs, they now serve in rolls as warships, commercial vessels, ferries, service and support vessels, fire fighting boats, pleasure boats, and importantly Search and Rescue craft. Modern multihulls have fine bows that slice through waves and reduce pitching, which allows them to maintain higher speeds in rough conditions, and reach an accident scene faster.

By contrast, conventional mono-hulled vessels tend to slam into waves and roll excessively from side to side, and must slow down considerably in heavy weather. This rolling also makes it difficult to launch their onboard rescue boats, and increases the risk of injury when retrieving victims directly from the water. Even after a successful rescue, this rolling can exacerbate injuries to victims who have sustained spinal damage.

A noticeable features of the multihull design, is increased beam. This additional width increases stability, making rescues safer, and gives increase space to take more victims on board. In a ferry disaster this enables more people to be saved, and with a much reduced chance of capsize. This happens on mono-hull vessels when they become overloaded and top-heavy.

Due to their form and lighter displacement, multihulls tend to sit on the water, rather than in the water. This gives them a much shallower draft, and enables them to operate in relatively shallow water. Giving the potential to get closer to stranded vessels, and enter shallow bays and estuaries. This is a significant advantage in situations where harbour infrastructure does not exist, or may have been damaged by tsunami or earthquakes.

 Additional features include:

- Less resistance because the longer narrow hulls give a higher length: beam ratio.

- Less resistance because of lighter displacement. (Composite is 30% lighter than aluminum)

- Less Drag = higher speed… or… less fuel consumption = longer range.

- Improved maneuverability and course stability

- Multi-role capability… can be used for patrol, humanitarian and disaster relief.

For FMPV :
http://www.northseaboats.com/fancybox_images/63m_fast_missile_3_b.jpg

For SAR :
http://www.northseaboats.com/fancybox_images/63m_sar_3_b.jpg

For OPV:
http://www.northseaboats.com/fancybox_images/63m_opv_3_b.jpg
Northseaboats

Jumat, 27 Juli 2012

Menhan Terima Wakil Dirjen JSC Rosoboronexport Mr. Victor M Komardin

http://a3.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/s720x720/387008_250891158347677_1590113842_n.jpgJakarta, DMC – Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Jumat (27/7) menerima kunjungan Wakil Dirjen JSC Rosoboronexport Mr. Victor M Komardin beserta rombongan di Kantor Kemhan Jakarta. Sebelumnya rombongan JSC Rosoboronexport telah bertemu dengan Ketua Komisi I DPR RI Drs. H. Mahfudz Siddiq, M.Si untuk membahas hal yang sama yaitu tentang kontrak dan proses pembelian Sukhoi dan BMP-3F.

Dikatakan Wakil Dirjen JSC Rosoboronexport berdasarkan kontrak disebutkan bahwa pembelian pesawat Sukhoi menggunakan Letter of Credit yang telah disepakati bersama antara kedua belah pihak. Selain itu juga berdasarkan kontrak pesawat Sukhoi gelombang pertama akan tiba di Indonesia sekitar bulan Desember. Namum dikatakan Wakil Dirjen JSC Rosoboron karena pembuatan pesawat Sukhoi memakan waktu satu tahun lamanya maka kemungkinan dua pesawat Sukhoi pertama akan tiba di Indonesia sekitar bulan Mei. Selanjutnya dua Sukhoi berikutnya akan tiba sekitar bulan April dan terakhir bulan Juli.

Selain itu pertemuan juga membahas mengenai draft kerjasama atau Memorandum of Understanding (MoU) antar dua Kementerian Pertahanan yang akan ditandatangani kedua Menhan. Diharapkan draft kerjasama akan ditandatangani kedua Menhan di Rusia dalam waktu mendatang.

Turut hadir mendampingi Menhan Kabadan Ranahan Kemhan Mayjen TNI R. Ediwan Prabowo, S.Ip dan Kapuskom Publik Brigjen TNI Hartind Asrin. Sedangkan wakil Dirjen JSC Rosoboronexport didampingi Dubes Rusia untuk Indonesia Alexander A Ivanov.

Usai bertemu dengan Menhan, Wakil Dirjen JSC Rosoboron Export Rusia ini juga menemui Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Sjafrie Sjamsoeddin di ruang Wamenhan. Dalam pertemuan tersebut dibahas tentang perkembangan pengadaan pesawat tempur Sukhoi untuk TNI Angkatan Udara dan Tank BMP-3F untuk mendukung alutsista TNI AL. Selain itu maksud kunjungan dari delegasi Rosoboron Export ini juga untuk membantu mempercepat prosedur keputusan yang belum selesai dari pengadaan pesawat Sukhoi yang rencananya akan datang ke Indonesia pada bulan Desember nanti.

Sementara itu untuk pengadaan Tank BMP-3F juga diupayakan akan dipercepat dengan menggunakan sistem State Kredit dimana prosedurnya harus memerlukan persetujuan dari beberapa pihak, seperti Menteri Pertahanan, Kementerian Keuangan dan Pihak Parlemen. Disamping itu Wakil Dirjen JSC Rosoboron Export sangat berharap peluang kerjasama pengadaan alutsista ini masih terus berlangsung dimasa depan.

Masih dalam rangkaian kunjungan ke Kementerian Pertahanan Delegasi JSC Rosoboron Export tersebut meneruskan kunjungannya ke Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemhan, Marsdya TNI Eris Herryanto di Kantor Kerjanya. (ER/MAW/SR).
DMC

Foto Pitch Black 2012

Berikut Foto latihan Pitch Black 12 bersama enam negara di Australia, Darwin dimulai 27 Juli hingga 13 Agustus 2012.

http://2.bp.blogspot.com/-TKK1YoV5c40/UBIVUfswodI/AAAAAAAAceg/6hC6fSMNwEc/s280/20120726raaf8207218_0148.jpg

http://4.bp.blogspot.com/-L-1Nt3lq1c0/UBIVt78QGeI/AAAAAAAAces/7LUmSgXUarQ/s280/20120726raaf8207218_0046.jpg

http://4.bp.blogspot.com/-fzu0D2u3MjQ/UBIV7aaOjsI/AAAAAAAAce4/i454exj15Ks/s280/20120726raaf8207218_0090.jpg

http://4.bp.blogspot.com/-1rspIWdO7vM/UBIX12p4CiI/AAAAAAAAcfE/pHQlRtag-5o/s280/20120726raaf8207218_0061.jpg

http://2.bp.blogspot.com/-DAfkR1bRdac/UBIYhyqCHkI/AAAAAAAAcfQ/ErypYwqYj6o/s280/20120726raaf8207218_0058.jpg

http://2.bp.blogspot.com/-8NiiaaQJcxQ/UBIal1eeFUI/AAAAAAAAcfg/7anhZHdXPEw/s280/20120726raaf8207218_0044.jpg

Pesawat TNI AU pertama kalinya latihan bersama terdiri dari :
Su-27 (TS-2703 dan TS-2705)
Su-30 (TS-3004 dan TS-3005)


http://1.bp.blogspot.com/-gPb-oGI8dso/UBJsKYisynI/AAAAAAAANN8/77d6PPs3QHI/s1600/Australian+No.77+Squadron+FA-18+Hornet+welcome+Indonesian+Air+Force+%2528TNI-AU%2529+Sukhoi+Su-27+%2526+Su-30+Flanker+into+Darwin+to+participate+in+Exercse+Pitch+Black+2012+%25284%2529.jpg

http://1.bp.blogspot.com/-yu6qORD_6mw/UBJsMRph28I/AAAAAAAANOE/e2Nc1HLyK4k/s1600/Australian+No.77+Squadron+FA-18+Hornet+welcome+Indonesian+Air+Force+%2528TNI-AU%2529+Sukhoi+Su-27+%2526+Su-30+Flanker+into+Darwin+to+participate+in+Exercse+Pitch+Black+2012+%25285%2529.jpg


http://4.bp.blogspot.com/--HQKkY-35L4/UBJsF8ylWmI/AAAAAAAANNk/Q8uUX6zl_70/s1600/Australian+No.77+Squadron+FA-18+Hornet+welcome+Indonesian+Air+Force+(TNI-AU)+Sukhoi+Su-27+&+Su-30+Flanker+into+Darwin+to+participate+in+Exercse+Pitch+Black+2012+(1).jpg

Australia DoD

Proses Pembelian Tank Leopard Sudah Selesai

[JAKARTA] Kementerian Pertahanan (Kemhan) mengklaim bahwa proses pembelian Main Batle Tank (MBT) Leopard dari Jerman sebanyak 100 unit telah selesai, bahkan pada Oktober 2012 nanti, sebanyak 15 unit tank sudah tiba di Indonesia.

"Pada Oktober 2012, bertepatan HUT TNI, Anda sudah akan melihat 15 unit Tank Leopard," kata Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemhan, Brigjen TNI Hartind Asrin menanggapi kekhawatiran DPR akan terganggunya pembelian tank Leopard akibat penolakan sebagian anggota Parlemen Jerman, di Jakarta, Jumat (27/7).

Menurut dia, tank berbobot 60 ton itu akan terus berdatangan dengan total 100 unit hingga 2014 mendatang. Penolakan sebagian anggota parlemen, terutama dari partai oposisi, tidak mengganggu proses pembelian tank tersebut.

"Penolakan itu memang ada, namun hanya dalam diskusi kecil. Tapi, tidak membuat pembelian tank menjadi batal," jelas Hartind.

Sebanyak 15 tank yang akan di tahap pertama rencananya akan ditempatkan di wilayah Jawa. Namun, tak menutup kemungkinan tank yang datang kemudian akan dikirim ke daerah-daerah perbatasan.

"Kita sedang mempersiapkan kapal untuk mengangkutnya jika memang akan ditempatkan di sana," ujarnya.
Suara Pembaruan

Apa Kabar Industri Pesawat Terbang Indonesia?

Dalam kesempatan kunjungan resmi ke Korea Selatan sebagai kepala staf Angkatan Udara Republik Indonesia,salah satu acara formal adalah mengunjungi lokasi strategis Angkatan Udara Korea di luar Kota Seoul.

Perjalanan ke tempat tersebut dilakukan menggunakan pesawat helikopter yang berpangkalan di salah satu pangkalan udara yang berdampingan dengan Air Force Base, unit dari Angkatan Udara Amerika Serikat. Selesai acara resmi, rombongan kami saat itu tertunda lebih kurang satu jam dalam jadwal perjalanan kembali ke Seoul karena cuaca yang berubah buruk. Seorang kolonel menghadap saya menjelaskan bahwa perjalanan kembali ke Seoul tidak dapat dilaksanakan menggunakan helikopter atau pesawat rotary wing yang tadi.

Disebutkan alasannya adalah pesawat tersebut tidak bisa terbang tinggi berhubung dengan perkembangan keadaan cuaca yang memburuk. Markas Besar di Seoul memerintahkan untuk mengirim sebuah pesawat fixed wing VIP menjemput saya dan rombongan. Setelah pesawat siap, kami pun segera bergegas menuju tempat parkir pesawat. Agak sedikit kaget karena ternyata pesawat fixed wing VIP yang disiapkan tersebut ternyata dari jenis CN-235.

Selesai melaksanakan penghormatan berjajar sesuai dengan prosedur pemberangkatan VIP,sang Captain Pilot dengan tersenyum lebar mendekat ke saya dengan mengatakan penuh bangga bahwa saya akan diantar kembali ke Seoul dengan pesawat fixed wing terbaik yang tersedia di Korea Selatan dan itu adalah pesawat terbang “asli” buatan negara anda! Terharu dalam hati, saya tersenyum sejenak dan mulai meneliti interior CN-235 yang sama sekali belum pernah saya saksikan sebelumnya.

Tidak bisa saya sembunyikan kekaguman terhadap desain interior CN-235 VIP Angkatan Udara Korea Selatan ini.Konon,belakangan setelah itu, saya memperoleh informasi bahwa desain dan perlengkapan VIP interior CN-235 tersebut adalah produk dari pesanan khusus Pemerintah Korea Selatan kepada pihak PTDI.

Terus terang, sangat mewah untuk ukuran Indonesia dan yang istimewa adalah sangat bersih,termasuk lantainya. Yang sangat mengharukan saya adalah melihat bagaimana para awak pesawat bertugas di pesawat itu dengan penuh kebanggaan. Bertugas menerbangkan VIP dengan pesawat khusus buatan Bandung!

Di pertengahan masa jabatan saya lainnya, Panglima Tentara Udara Diraja Malaysia (TUDM) berkunjung tidak resmi ke Surabaya dengan transit semalam di Jakarta. Saya datang menemuinya di salah satu hotel di Jakarta Pusat.Ada rasa ingin tahu,apa gerangan yang menjadi acara penting Panglima ke Surabaya. Ternyata,Panglima TUDM beserta satu set kru lainnya hendak berlatih simulator CN-235 di Surabaya.

Saya bertanya kepada Panglima, Jenderal Dato’ Suleiman, jam berapa tiba dan menggunakan apa? Surprise sekali saya memperoleh jawaban ternyata Panglima mengemudikan sendiri pesawat CN-235 TUDM VIP dengan menyertakan dua co-pilot yang akan berlatih simulator di Surabaya. Jenderal Dato’ Suleiman menceritakan kepada saya betapa dia sangat menikmati terbang dengan CN-235. Saya tidak punya rating/ kemampuan menerbangkan CN-235 karena sebagian besar perjalanan terbang saya adalah menerbangkan C-130 Hercules.

Secara kebetulan, Jenderal Dato’ Suleiman juga mempunyai rating pesawat Hercules. Dengan demikian saya dapat mendiskusikannya agak lebih teknis apa yang dimaksudkannya “nikmat” menerbangkan CN-235 dengan membandingkannya dengan Hercules. Diskusi berakhir dengan pernyataan Panglima TUDM yang sangat saya percaya jauh dari basa-basi bahwa secara teknis, menerbangkan CN-235 tidaklah kalah menyenangkan dari menerbangkan Hercules.

Dia menutup dengan hal yang sangat mengharukan hati saya bahwa seluruh warga TUDM sangat berbangga hati memiliki dan mengoperasikan pesawat CN-235 produksi dari bangsa serumpun! Dari dua uraian ilustrasi tadi, kiranya telah lebih dari cukup untuk mewakili refleksi dari beberapa negara lainnya di kawasan Asia Pasifik yang juga menggunakan pesawat buatan anak bangsa CN-235.

Pesawat tersebut telah membuktikan dirinya, betapa kelas dari hasil jerih payah putra sang Ibu Pertiwi sudah memperoleh pengakuan de facto di panggung global. Sangat disayangkan, kini justru di negeri sendiri kita mulai sulit untuk dapat menyaksikan CN-235 membelah angkasa Nusantara, menjaga persada. Sangat berbeda kehadiran CN- 235 bila dibandingkan dengan pesawat Casa-212 yang juga keluar dari kandungan PTDI.

CN-235 dari sejak awal memang telah lahir dari kerja keras dan olah pikir anak-anak kebanggaan kita.Lahir dari pemikiran orisinal sejak desain dasar pesawatnya, bukan sekadar kerja yang mencampur “asem dengan beling” alias assembling alias “jahit obras” belaka. Tidak berlebihan kiranya bila banyak pihak yang masih saja menginginkan produk kebanggaan seperti ini dapat diteruskan.

Diteruskan yang memang pasti membutuhkan tekad kuat yang harus dilandasi dengan rasa bangga atas karya sendiri. Yang memang diperlukan adalah spirit dan daya juang untuk bertempur dalam kancah persaingan internasional dibandingkan dengan hanya mencari kemudahan melalui kerja ringan memoles saja karya negara lain untuk diluncurkan melalui jalur assembly-line aircraft manufacturer yang bernama PTDI.

Mudah-mudahan kita ini semua tidak mudah untuk selalu tergoda dengan “jalan pintas” yang selalu saja merangsang alias “menggiurkan” itu. Marilah kita semua mempertebal iman di dalam bulan Ramadan yang suci ini. Selamat menjalankan ibadah puasa!
CHAPPY HAKIM
SINDO

Flight Sukhoi Su-27/30 TNI AU latihan ke Australia

Sukhoi di Pangkalan Udara RAAF . (Foto: RAAF)
Jakarta (ANTARA News) - Terbang dari Pangkalan Udara TNI AU Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan, satu flight pesawat pempur Sukhoi-27/30 Flanker Skuadron Udara 11 terbang ke Australia.

Penempur generasi empat itu akan tergabung dalam satu armada latihan bersama negara-negara Persemakmuran, di Darwin, Australia. Mitra latih pilot-pilot dan awak darat TNI AU dalam Latihan Pitch Black 2012 ini adalah Australia, Malaysia, Singapura, dan Selandia Baru.

Dipastikan beragam jenis dan tipe penempur militer serta pesawat angkut militer urun serta. Australia menurunkan F-18 Hornet-nya sebagaimana Selandia Baru, F-15SG Singapura juga bisa hadir, dan mungkin MiG-29 Tentera Udara Diraja Malaysia.

Pesawat angkut militernya juga bisa beragam. TNI AU menerbangkan C-130H Skuadron Udara 31 dari Pangkalan Udara Utama Halim Perdanakusuma, Jakarta, Singapura juga bisa jenis sama

Pemberangkatan Sukhoi Su-27/30 Flanker dari Wing 5 TNI AU ini didukung 55 awak darat dan teknisi yang diangkut dua C-130H dari Skadron Udara 31 dan satu  C-130H Herkules dari Skadron Udara 32, yang terbang dari Pangkalan Udara Utama TNI AU Abdulrachman Saleh, Malang. (*)
Antara

Komisi I DPR Terima Dubes Turki

Ketua Komisi I DPR menerima kunjungan kehormatan Dubes Turki untuk Indonesia. Kunjungan tersebut dalam rangka mempersiapkan rencana Kunjungan Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan ke Indonesia.

"Awalnya mereka akan berkunjung pada tahun 2014 namun dipercepat guna mempertimbangkan agenda Pemilu di Indonesia dan di Turki, akhirnya direncanakan tahun 2012,"ujar Ketua Komisi I DPR Mahfudz Sidiq,di Gedung Nusantara I, Kamis, (26/7).

Menurut Mahfudz, Turki merupakan negara muslim terbesar di Barat. Sementara Indonesia negara muslim terbesar di Timur karena itu, secara historis hubungan Indonesia dan Turki sudah berlangsung selama ratusan tahun. Jadi kunjungan PM Turki ini mempunyai peranan penting mengupdate hubungan bilateral kedua negara khususnya bidang pertahanan karena antara kedua negara sudah ada MOU kerjasama pertahanan dan militer di dua level tingkat Presiden dan Menteri.

"Implementasi dan realisasi yang mereka rasakan berjalan lamban, sementara pihak turki sendiri sangat terbuka dan ingin kerjasama pertahanan militer dan industri pertahanan ini bisa segera berjalan,"ujarnya.

Dia menambahkan, Parlemen Indonesia mencoba memberikan informasi atau gambaran lebih detailnya guna mempercepat realisasi dan implementasi dari MOU tersebut. "Kita Beberapa kali rapat dengan Menhan pernah menyampaikan perlunya merealisasikan kerjasama dengan Turki, termasuk kerjasama dalam pengadaan Alutsista. Karena secara industri Turki ini sudah maju dan Produknya berstandar NATO,"tambahnya.

Dia mengatakan, Saat kunker Komisi I DPR ke Turki dan menemui menteri Pertahanan Turki dan Industri pertahanan Turki, mereka menyatakan komitmennya untuk mengembangkan industrinya di Indonesia, termasuk kerjasama dengan industri pertahanan nasional Indonesia. "Akan sangat menguntungkan bagi Indonesia, karena itu kita perlu dorongan lebih kuat pada pihak Indonesia,"ujarnya. (si/as)
DPR RI

Analisa : Tank Medium Pindad

Kita telah mendengar berulangkali PT pindad akan membuat tank medium untuk mengisi kebutuhan TNI AD. Direktur Utama PT Pindad Adik Avianto Soedarsono mengatakan tank Pindad itu berkekuatan 500 tenaga kuda dengan bobot sekitar 28 – 30 ton.

Beberapa anggota Komisi I DPR mengaku telah melihat prototype tank pindad tersebut. Antara lain Wakil ketua Komisi 1 DPR, TB hasanuddin. “Prototipe tank sudah jadi dan sudah jalan. Hasilnya cocok, kenapa tidak dikembangkan. Tinggal sekarang bilang oke, buat yang banyak”, ujar TB Hasanuddin.

KSAD Jenderal Pramono Edhie Wibowo juga berbicara tentang tank medium Pindad. “Pindad hanya mampu mengembangkan tank tingkat sedang. Untuk tank berat kita belum mampu. TNI sedang bekerja sama dengan PT Pindad mengembangkan tank yang ada”, ujar KSAD.

http://jakartagreater.com/wp-content/uploads/2012/07/k-21-korea.jpg
Tank / IFV K-21 Korea Selatan
Seharusnya prototype-nya sudah berwujud karena tahun 2008, Presiden SBY meminta PT Pindad membuatkan Tank bagi TNI AD.

Informasi terakhir yang dipublikasikan Kementerian Pertahanan adalah, PT Pindad bekerjasama dengan Korea Selatan untuk membuat tank/ Infantry Fighting Vehicle K-21 yang dipasang turret 90mm dari CMI Belgia.

Akan tetapi, kita tidak punya gambaran seperti apa tank medium yang akan dibuat Pindad. Tank K-21 hanya mengusung Canon 40mm atau 30 mm. Sketsanya pun tidak tahu seperti apa ?. Gelap.

Informasi terbaru muncul dari “Julian Assange Indonesia” Audryliahepburn. Menurut “Julian Assange Indonesia” ini, tank medium Pindad berbentuk menakjubkan. Kira kira hull-nya (body) menyerupai tank Merkava Israel dengan turret menyerupai Abrams Amerika Serikat.

http://jakartagreater.com/wp-content/uploads/2012/07/merkava4.jpg
Heavy Tank Merkava Mk4 Israel
Tank medium Pindad itu, berbobot 28-30 ton, memiliki canon 105mm dengan setir di sebelah kanan dan engine di kiri.

Yang menjadi pertanyaan adalah, hull tank medium negara mana yang akan dijadikan rujukan ? Tank Merkava merupakan MBT dengan bobot 60 ton ke atas, demikian pula dengan M1 Abrams.

Sejauh ini panser Anoa merujuk pada VAB Renault Perancis. Rantis Pindad 4×4 merujuk ke Renault Sherpa APC 4×4 Perancis. Jika kita menelusuri rekam jejak Pindad, maka tank yang akan dibuat seharusnya merujuk ke Perancis. Pilihannya adalah AMX-56 LeClerc. Namun LeClrec berupa main battle tank berbobot 54 ton. Pilihan lain, AMX-30 dengan bobot 36 ton dan canon 105mm. Namun tank ini sudah jadul. Pertama diproduksi tahun 1966. Bentuk hull-nya pun tidak mirip dengan Merkava Israel.

http://jakartagreater.com/wp-content/uploads/2012/07/Leclerc-David-Monniaux.jpg
MBT LeClrec Perancis
Bagaimana dengan tank Korea Selatan ?. Tank utama Korea Selatan adalah K2 Black Panther 55 ton dan KIA1 berbobot 56 ton. Spesifikasi tank Korea yang berbobot 28-30 ton adalah IFV K-21. Namun tank itu tidak didisain untuk mengangkut Canon 105. Bentuknya pun jauh dari Merkava.
Pertanyaan lanjutan adalah, tank Pindad ini menggunakan turret apa ?. Sejauh ini kita belum pernah mendengar Indonesia akan membeli turret M1 Abrams, walaupun Abrams memiliki turret canon 105mm.

Untuk urusan Canon, yang paling memungkinkah adalah menggunakan CT-CV Turret 105 mm Belgia, karena TNI telah lama bekerjasama dengan CMI- Belgia, sejak pemasangan canon 90mm di tank Scorpion Inggris.

CT-CV Turret 105 mm Belgia memang diciptakan untuk light atau medium tank, baik roda bergerak atau rantai berjalan. CT-CV Weapon System dilengkapi canon yang mampu menembakkan berbagai jenis amunisi kaliber 105m NATO, maupun ATGM.

Dengan sudut tembakan -10° hingga +42°, turet ini diklaim cocok untuk daerah urban serta geografis yang sulit, termasuk beyond-line-of-sight engagements. CT-CV Turret 105 mm didisain untuk panser atau tank medium yang bisa diangkut pesawat terbang. Turret ini memiliki sistem pengindera siang dan malam, menembak lawan sambil bergerak, ammunition rack with autoloader, fully digitized system, sehingga dijuluki Hunter Killer.

http://jakartagreater.com/wp-content/uploads/2012/07/CT-CV-Weapon-System.jpg
Jadi apakah mungkin tank K-21 Korea Selatan akan dipasang CT-CV Turret 105 mm Belgia ? Namun hull tank K-21 tidak mirip Merkava Israel. Turet CT-CV Weapon system Belgia, juga tidak mirip dengan Turret M1 Abrams.

Jadi kira-kira, dari mana asal muasal tank medium Pindad yang disebut berbobot sekitar 30 ton itu ? Apakah tank itu benar-benar dibuat oleh Pindad atau beli bekas lalu dimodifikasi/refurbished ? Tambah bingung lagi.

Mari kita dengarkan penjelasan dari Direktur Produk Manufaktur Tri Hardjono yang disampaikan tahun 2012 silam: “PT Pindad akan melakukan pengembangan Panser Canon 6×6 Anoa, untuk menghasilkan Kavaleri (Canon 90 mm) dan Infanteri Fighting Vehicle (Canon 20 mm)”.

Kalimat tersebut bisa diartikan Pindad akan membuat Panser Tarantula/Black Fox dengan Canon CSE 90mm Belgia. IFV Canon 20mm berarti semacam Tank K-21 Korea Selatan.

“PT Pindad juga akan menjalankan program retrofit tank AMX-13 beroda rantai untuk peningkatan daya gerak, daya gempur, fungsi optik, dan komunikasi”.

Kalimat ini jelas, dan kita sudah melihat AMX-13 hasil retrofit Pindad.

“Selain itu, PT Pindad akan melakukan peremajaan medium tank dengan perkiraan harga per unit mencapai Rp 35 miliar. Pengembangannya memakan waktu 1,5 sampai 2 tahun. Pada 2014 nanti, medium tank ini sudah bisa unjuk kemampuan di hadapan masyarakat”.

Tri Hardjono tidak menjelaskan tank medium mana yang akan diremajakan senilai Rp 35 miliar/ unit. Peremajaan itu dilakukan sejak tahun 2012 dan seharusnya selesai tahun ini. Tank mana yang dimaksud ?. Indonesia saat ini tidak memiliki medium tank. BMP-3, AMX-13, Scorpion, Alvis Stormer, semua berbobot di bawah 20 ton. Apalagi AMX-13 hanya 15 ton.

Apakah PT Pindad meremajakan generasi kedua tank medium China Type 69. Tank ini memang mengusung canon baru 105mm, turbocharged engine, Points of light into the fire control system, night vision, friction dampers serta suspensi baru.

http://jakartagreater.com/wp-content/uploads/2012/07/China-Type-69II.jpg
Tank Type 69-II China
Tapi menurut saksi mata, tank baru Pindad itu, akan melakukan proses pemotongan baja. Bisa jadi ada beberapa proyek yang dikerjakan PT Pindad, bisa juga tidak. Informasi yang didapat terlalu melebar dan tidak fokus.
Memang agak susah mencari tank medium yang canggih saat ini, karena negara-negara maju secara militer, tidak lagi mengembangkannya, pasca perang dunia II. Mereka memilihuntuk memodernisasi main battle tank seperti: Leclrec Perancis, T-99 China, MBT 70 Jerman, T-90 Rusia, M1 Abrams AS, Arjun India, Zulfikar Iran, Merkava Israel, Al-Khalid Pakistan, PT-91 Polandia, Challenger 2 Ingris dan lain sebagainya.

Tank medium seperti Panzer IV Jerman, M4 Sherman AS, AMX 30 Perancis, sudah ditinggalkan.

http://jakartagreater.com/wp-content/uploads/2012/07/tam-tank.jpg
Tank TAM, Argentina
Memang ada beberapa negara yang mengembangkan tank medium, namun tidak banyak, antara lain Argentina dengan Tanque Argentino Mediano atau tank TAM. Tank tersebut dijadikan Argentina sebagai main battle tank dengan canon 105 mm FM K.4 Modelo 1L. Tank berbobot 30 ton ini dibuat berbagai varian seperti: Self-propelled howitzer, Armored Recovery, dan ATMG. Namun tidak ada sejarahnya Indonesia bekerjasma dengan Argentina. Beritanya pun tidak pernah terdengar.

Kalau melihat produsen tank terkemuka saat ini, PT Pindad bisa jadi membidik Infantry Fighting Vehicle (IFV) Marder buatan Jerman. IFV Marder memiliki bobot 28,5 ton dengan mengusung canon 20 mm Rheinmetall dan MILAN ATGM launcher. Model hull-nya mirip dengan tank Merkava Israel.

http://jakartagreater.com/wp-content/uploads/2012/07/marder_1A3.jpg
IFV Marder 1A3 Jerman
IFV Marder mulai dipensiunkan dari militer Jerman dan sekarang ditawarkan keluar negeri. IFV Marder yang ditawarkan termasuk paket retrofit untuk memenuhi kualifikasi operasi tempur terkini. Dengan demikian seharusnya tidak ada masalah bila Pindad ingin memiliki IFV Marder ini. Sama halnya dengan pembelian 100 MBT Leopard 2 eks Jerman oleh TNI AD. Leopard 2 mulai dilepas Jerman, karena negara itu sedang terlibat join production dengan Amerika Serikat untuk proyek MBT-70.

http://jakartagreater.com/wp-content/uploads/2012/07/marder1a5.jpg
Marder 1A5
Bahkan perusahaan Rheinmetall Jerman, menyiapkan diri untuk meng-upgrade Marder tersebut, baik dalam bentuk Infantry Fighting Vehicle ataupun berupa main battle tank ukuran medium. Menurut Rheinmetall, perubahan dari IFV menjadi medium-weight main battle tanks merupakan solusi yang jitu secara keuangan, tanpa mengurangi kehandalan tank tersebut.

Gambar di bawah ini adalah IFV Marder yang telah di-overhauled oleh Rheinmetall dengan teknologi proteksi dan sistem kemudi yang baru. Tank medium Marder ini mengusung canon 105mm Oto-Melara. Turet asli Marder diganti dengan turet baru: M151 Protector remotely controlled weapon. Proteksi balistiknya juga ditingkatkan menjadi STANAG Level 4+ dan Mine Protection Level 3a/3b+. Mesinnya dirubah menjadi MTU MB883 diesel bertenaga 600 tenaga kuda.

http://www.jakartagreater.com/wp-content/uploads/2012/07/marder_tank-2.jpg
Marder Retrofit Canon 105mm
Pembangunan Tank medium PT Pindad berbasis IFV Marder dengan canon 105 mm Rheinmetall/ Oto-Melara, bisa seiring dengan pengadaan dan refurbished 100 MBT Leopard 2 yang sedang dipesan TNI AD.


http://www.jakartagreater.com/wp-content/uploads/2012/07/marder_upgrade-2.jpg
APC Marder (Upgrade)
Pindad akan melakukan pemotongan pertama baja tank medium beberapa bulan lagi. Semoga saja disainnya merujuk ke IFV Marder Jerman, sehingga terwujud apa yang dikatakan, hull menyerupai Merkava dan turet mengikuti Abrams. Tank itu pasti laris manis di Asean dan membanggakan. Kita jadi ingat pernyataan Atase Militer Perancis ke Indonesia: “Kalau membuat alutsista, langsung ke negara produsennya”.

http://jakartagreater.com/wp-content/uploads/2012/07/marder_family_upgrade.jpg
Hasil Retrofit Marder Jerman yang Pensiun
Quote of the Day:
“Jadi jangan lagi ada anak buah saya yang hanya gosok-gosok tank itu saja (tank lama), membersihkan rantai, mengganti oli, tanpa bisa digunakan. Kasihan sekali, dan itu sangat menyakitkan”: KSAD Jenderal Pramono Edhie Wibowo.(Jkgr).
Jkgr

Aturan Wajib Militer Bisa Disahkan Tahun Ini

http://image.tempointeraktif.com/?id=71328&width=200TEMPO.CO, Jakarta: Kementerian Pertahanan menilai Rancangan Undang-Undang Komponen Cadangan Pertahanan Negara amat mendesak untuk segera disahkan tahun ini. Juru bicara Kementerian Pertahanan, Brigadir Jenderal Hartind Asrin, menilai  peraturan itu sangat dibutuhkan untuk meningkatkan nasionalisme masyarakat dan keamanan negara. »Dibandingkan Malaysia dan Singapura, kita sangat ketinggalan," kata Hartind, Ahad 22 Juli 2012.

RUU itu sebenarnya sudah masuk Program Legislasi Nasional (Prolegnas) sejak 2004, bahkan masuk kategori prioritas pada 2010. Namun hingga kini RUU belum juga selesai dan pembahasannya masih tertahan di Komisi Pertahanan Dewan Perwakilan Rakyat.

Dalam RUU Komponen Cadangan Pertahanan tersebut, warga sipil dipersiapkan untuk mendapat pelatihan militer. Selanjutnya, sewaktu-waktu mereka dapat dikerahkan dan dimobilisasi untuk memperbesar serta memperkuat kekuatan dan kemampuan Tentara Nasional Indonesia.

Menurut Hartind, program serupa sudah dilakukan di Malaysia sejak 2003,  dengan nama Program Latihan Khidmat Negara (PLKN). Setiap tahun, 18 ribu warga Malaysia menjalani program tersebut. "(Program) itu sangat efektif meningkatkan keamanan masyarakat," ujar dia sembari mencontohkan, peningkatan kemampuan warga untuk membela diri jika terjadi kejahatan di sekitarnya.

Adapun beberapa materi yang akan diberikan dalam pelatihan selama sebulan kepada komponen cadangan adalah kemampuan dasar militer, seperti baris-berbaris dan bela diri. Selain itu, diberikan materi nasionalisme, seperti Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Sumpah Pemuda.

Saat ini DPR dan Kementerian Pertahanan sedang membicarakan hal-hal teknis dalam RUU agar tujuan pembentukan komponen cadangan tercapai dengan baik.  »Contohnya, siapa warga yang diwajibkan dan dikecualikan mengikuti pelatihan. Misalnya, kalau pengangguran tidak boleh ikut pelatihan karena khawatir akan disalahgunakan," tutur Hartind.
Tempo.Co

Indonesia Tambah Pasukan Elit di Perbatasan

 Kostrad diperuntukkan untuk menjaga wilayah perbatasan darat.

http://us.media.viva.co.id/thumbs2/2011/10/11/126734_aksi-pasukan-marinir_663_382.jpgVIVAlife - Pemerintah Indonesia mengirim pasukan elit tambahan untuk menjaga wilayah di perbatasan negara tetangga. Tiga Batalyon Komando Strategi Angkatan Darat (Kostrad) dan Marinir telah dikirim ke wilayah perbatasan sejak pertengahan tahun ini.

Hal itu dungkapkan, Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan, Brigjen TNI Hartind Asrin saat ditemui di Gedung Kemenhan, Jakarta, Kamis, 26 Juli 2012.

"Kami sudah mengubah strategi di perbatasan. Sekarang kita kirim pasukan pemukul (Kostrad dan Marinir) sejak pertengahan tahun ini. Pasukan elit kita masuk ke sana," kata Hartind.

Ditambahkan Hartind, wilayah perbatasan antar negara tetangga, selama ini memang kerap menjadi wilayah yang rawan konflik. Untuk itulah, maka terjadi penambahan pengiriman pasukan elit ke daerah tersebut.

Kostrad diperuntukkan untuk menjaga wilayah perbatasan darat, sedangkan Marinir berjaga wilayah perbatasan laut. "Mereka itu kan memang dilatih untuk perang, makanya kita taruh di perbatasan," ucapnya.
Vivanews

Kekuatan Persenjataan Indonesia Turun ke Peringkat 18

http://data.tribunnews.com/foto/bank/images/leopard-tank-2a6-bikinan-belanda.jpgTRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saat ini, posisi kekuatan angkatan bersenjata atau kekuatan militer Indonesia berada di posisi 18 di dunia.

Menurut Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan, Brigjen TNI Hartind Asrin peringkat ini mengalami penurunan.

"Sebelumnya di peringkat 16. Ini turun karena ada alutsista yang tidak efektif," ujar Brigjen TNI Hartind kepada wartawan usai acara Silaturahmi Kapuskom Publik TNI dengan Wartawan di Kementerian Pertahanan (Kemenhan), Jakarta Pusat, Kamis (26/7/2012).

Menurut Brigjen TNI Hartind, yang menentukan naik-turunnya peringkat kekuatan militer suatu negara dilihat dari teknologi alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang dimiliki negara tersebut.

Dengan adanya penurunan tersebut, maka menurut Brigjen TNI Hartind, perlu adanya penambahan teknologi alutsista dan memodernisasi teknologi alutsista yang telah lama. Penambahan tersebut salah satunya memperkuat alutsista di tubuh Angkatan Darat (AD).

"Alutsista bergerak itu memang menjadi prioritas. kalau di Angkatan Darat itu mulai dari MBT (Main Battle Tank) Leopard," ujar Brigjen TNI Hartind.

Dengan pembelian MBT dari Jerman ini, Brigjen TNI Hartind berharap dapat meningkatkan kekuatan TNI AD dalam menjaga persatuan dan kesatuan Republik Indonesia. Sebab, semakin kuatnya alutsista, maka semakin kuat pula deteren power atau kekuatan penangkal suatu negara.

"Nah kenapa malah sekarang banyak yang mempersoalkan MBT Leopard itu? Padahal ini bisa membuat deteren power yang membuat lawan urungkan niatnya," ujar Brigjen TNI Hartind.

Selain Pembelian MBT Leopard asal Jerman, Brigjen TNI Hartind juga mengungkapkan saat ini pihaknya tengah menguatkan kendaraan taktis seperti Anoa yang kini jumlahnya mencapai 165 unit. Ke depannya, Kemenhan akan terus memperkuat sampai dua brigade.

Penguatan teknologi alutsista tersebut tidak hanya di tubuh TNI AD saja, namun juga di TNI AL dan TNI AU. Menurut Brigjen TNI Hartind, penguatan teknologi alutsista harus dilakukan secara seimbang.
Tribunnews

TNI AL dan Angkatan Laut China dialog untuk kali pertama

http://img.antaranews.com/new/2012/04/thumb/20120430Kontingen-Garuda-300412-UZ-1.jpgBeijing (ANTARA News) - TNI Angkatan Laut dan Angkatan Laut China untuk kali pertama melakukan dialog dalam kerangka "navy to navy talk" guna meningkatkan kerja sama pertahanan kedua negara.

Wakil Ketua Kerja Sama Luar Negeri Kementerian Pertahanan China Laksamana Muda Guan You Fei mengatakan dialog antara angkatan laut Indonesia dan China merupakan salah satu bagian dari kerja sama pertahanan kedua negara dalam bentuk forum konsultasi bilateral bidang pertahanan dan keamanan.

"Dialog antarangkatan laut kedua negara menjadi salah satu komponen penting untuk membina hubungan yang lebih baik berdasar saling pengertian, dan saling percaya," kata Guan You Fei.

Ia mengatakan pada dialog kali pertama ini akan dibahas pembangunan angkatan laut kedua negara dan beragam isu keamanan maritim regional.

Sedangkan Asisten Operasi Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Muda TNI Didit Herdiawan mengatakan "navy to navy talk" yang baru kali pertama dilakukan ini dapat menjadi jembatan yang kuat bagi pembangunan kerja sama angkatan laut kedua yang makin meningkat dan luas.

"Kita ketahui bersama bahwa hubungan RI-China, termasuk hubungan angkatan laut kedua negara telah berjalan baik, dan diharapkan akan terus meningkat di masa datang didasari rasa saling percaya, saling memahami, saling menghormati satu sama lain," katanya.

Selain itu, dialog antarangkatan laut kedua negara dapat memberikan peluang kerja sama yang lebih luas tidak saja untuk kepentingan dua angkatan laut, tetapi juga untuk kepentingan kedua negara dalam mewujudkan stabilitas keamanan maritim regional.

"Melalui 'navy to navy talk' angkatan laut kedua negara dapat saling bertukar informasi, pandangan untuk pembangunan kedua angkatan laut serta membahas isu-isu umum terkait keamanan maritim regional," kata Didit.

Dialog TNI Angkatan Laut dan Angkatan Laut China akan dilaksanakan selama dua hari, 25-26 Juli, dengan agenda membentuk kerangka kerja sama angkatan laut kedua negara dan pembahasan isu-isu keamanan maritim regional.
Antara

Indonesia and the Philippines to Increase Spending on Defense in 2013

http://4.bp.blogspot.com/-8FIbwwic-Fo/UA8kT4qYcSI/AAAAAAAAPMc/ZtrE5f7qdvw/s280/Harpoon_MP.jpgThe 2013 defence budget of Philippines include procurement of anti-ship missile (photo : Militaryphotos)

TSAMTO - The two governments of Southeast Asia - Indonesia and the Philippines - have announced significant increases in defense spending for 2013 fiscal year.

According to "Jane's Defence Industry," The Cabinet of Ministers of Indonesia announced an increase in the budget of the Ministry of National Defense to 76.54 trillion rupiah (8.1 billion dollars), which is 18% more than in FY 2012

Department of Budget and Management (DBM) said the Philippines July 19 on the allocation of the Ministry of National Defense 121.6 billion pesos (2.9 billion dollars) - an increase of 12.5% ​​compared to FY 2012

According to the Department's Budget and Management, the Philippines, the 47.2 billion pesos allocated to the article "internal security" and 2.1 billion pesos - the "territorial defense initiative."

Armed Forces of the Philippines in the arms procurement program (CUP-Capability Upgrade Programme) will also receive five billion pesos, which will be used to purchase critical equipment, boats and airplanes.

As part of the CUP in the next few years will be a series of acquisitions of military hardware. In particular : air-and sea-based missile system,  various types of helicopters, patrol aircraft, medium-sized military transport aircraft and combat-capable aircraft.

According to the President Benigno Aquino on July 23, the program has allocated more than the administration CUP 28 billion pesos. Projects worth another 75 billion pesos in the forwarded to the Parliament. These funds will be spent over the next five years.

In addition to the costs of the defense budget and the Department of Planning will provide Philippine Coast Guard (which reports to the Department of Transport and Communications) funds amounting to 1.8 billion pesos, a 62% increase compared to FY 2012

Ministry of Interior and Local Government allocated 120.8 billion Philippine pesos (an increase of 21%).

The Cabinet Office did not disclose Indonesia expenditure for the purchase of military hardware, though, as you know, they include fighter aircraft, transport aircraft, frigates, maritime patrol boats, helicopters, and several types of anti-aircraft missile systems.

Despite the increase in defense spending, accounting for a small percentage of the gross domestic product of Indonesia allocates to defense about 0.8% of GDP, Philippines - about 1.1%. At the same time, both countries have in recent years have seen the compensation inadequate funding of defense spending from extrabudgetary sources.
(ArmsTrade)

Satgas Indo FPC TNI Konga XXVI-D2 Diperkuat 7 Ranpur Anoa

http://assets.kompas.com/data/photo/2012/07/23/2044407620X310.JPGLEBANON, Kompas.com - Suatu kehormatan bagi Satgas Indo FPC TNI Konga XXVI-D2/UNIFIL untuk menggunakan kendaraan tempur (ranpur) Anoa yang merupakan sebuah kendaraan tempur militer lapis baja, dan merupakan salah satu hasil karya terbaik anak bangsa yang diproduksi secara langsung oleh PT Pindad-Indonesia.

Salah satu kelebihan yang ada pada Anoa adalah sistem perlindungan yang diberikan oleh lapisan baja dan rangka, yaitu memiliki tingkat STANAG 3 level 3. Ini berarti, ranpur tersebut bisa menahan peluru kinetis hingga 7,62x51 mm Armor Piercing standar NATO dari jarak 30 meter dengan kecepatan 930 m/s, serta bisa menahan ledakan ranjau hingga massa 8 Kg di bagian roda gardan dan di tengah-tengah badan.

Selain itu, Anoa dibekali sistem navigasi terbaru dan alat komunikasi anti jamming. Kendaraan tempur tersebut bisa digunakan untuk bermacam fungsi, mulai dari sebagai pembawa pasukan, kendaraan komando, hingga rumah sakit berjalan, di medan tempur.

http://assets.kompas.com/data/photo/2012/07/23/2045154620X310.JPG
Persenjataan yang terpasang adalah senapan mesin 7,62 mm dan 12,7 mm untuk varian infanteri dan Automatic Grenade Launcher (AGL) 40 mm untuk varian kavaleri. Untuk pertahanan diri, Anoa dilengkapi dengan pelontar tabir asap 2x3 66 mm.

Saat melakukan test drive Anoa beberapa waktu lalu, ranpur ini mampu dipacu hingga 100 km/jam. Anoa juga mampu melompati parit selebar 1 meter dan melahap tanjakan dengan kemiringan 45 derajat. Seluruh bodi Anoa dilapisi baja tahan peluru. Apabila diberondong senapan AK-47 atau M-16 sih dijamin tidak bakal tembus.

http://assets.kompas.com/data/photo/2012/07/23/2046099620X310.JPG
Pengiriman 7 unit Ranpur Anoa ke Satgas Indo FPC TNI Konga XXVI-D2/UNIFIL ini merupakan program pemerintah Indonesia, dalam hal ini Mabes TNI, dalam rangka menggantikan APC VAB - NG buatan Perancis yang sudah sejak 2006 telah menjadi bagian yang sangat penting dalam pelaksanaan misi PBB di UNIFIL.

Kedatangan 7 unit Anoa pada Sabtu (21/7/2012) di Markas UNIFIL-Naqoura, yang juga merupakan tempat Satgas Indo FPC berada, disambut langsung oleh Dansatgas Indo FPC TNI Konga XXVI-D2/UNIFIL Mayor Inf Wimoko dan didampingi oleh Kapten Kav I Nyoman Artawan selaku Perwira Kavaleri merangkap Pasilog Satgas.

Penggunaan Ranpur Anoa oleh Satgas Indo FPC adalah untuk menunjang tugas pokok Satgas, antara lain dalam pelaksanaan patroli keamanan wilayah Markas UNIFIL (Green Hill) dan sekitarnya, pengawalan UNIFIL HoM dan Force Commander dalam rangka Tripartite Meeting antara LAF (Lebanes Armed Force), IDF (Israel Defence Force) dan UNIFIL, serta latihan – latihan gabungan dengan Pasukan dari Negara Asing yang tergabung dalam UNIFIL. (*)
Kompas

Sukhoi TNI AU Tiba di Darwin

http://2.bp.blogspot.com/-11z3lJi9EJo/UBD7hsIpWOI/AAAAAAAAcd4/UdlPCnfUR7A/s280/2012-07-26_150649.jpg
Kontingen TNI AU tiba di Darwin. (Foto: RAAF)
Jakarta: Satu flight Sukhoi Su-27/30 terdiri dari empat pesawat tempur dan didukung dua pesawat angkut C-130 Hercules Skuadron Udara 31 Halim Perdanakusuma dan satu C-130 Hercules Skuadron Udara 32 Lanud Abdulrahman Saleh tiba di Darwin.

TNI AU akan mengikuti Latihan Udara Bersama Pitch Black 12 di Darwin, Australia dari 27 Juli hingga 13 Agustus. Pitch Black 12 diikuti United States Marine Corps (USMC), Republic of Singapore Air Force (RSAF), Royal Thai Air Force (RTAF), Royal New Zealand Air Force (RNZAF), Royal Australia Air Force (RAAF) dan TNI AU.

http://4.bp.blogspot.com/-ZtsmchUxrWk/UBD9CKptwqI/AAAAAAAAceE/9Sjv1opBIxg/s280/Ays_1KBCAAAyTvd.jpg
Sukhoi di Pangkalan Udara RAAF  (Foto: RAAF)
TNI AU pertama kali mengirimkan jet tempur Sukhoi ke luar negeri dan berlatih dengan angkatan udara negara lain.

Adapun yang bertindak sebagai Komando Latihan (Kolat) Latihan Bersama Pitch Black 12 adalah Paban III/Lat Sopsau Kolonel Pnb Agus Munandar, Komandan Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin Kolonel Pnb Palito Sitorus, Staf Paban III Sopsau Letkol Pnb Azhar.A, Kadisops Lanud Sultan Hasanuddin Letkol Pnb W. Iko Putro.
Sumber: RAAF/TNI AU
@Berita HanKam

Kemhan dan SASTIND China Adakan Pertemuan Pertama

http://3.bp.blogspot.com/-vUGGY9hyygo/UBD3tWnPOiI/AAAAAAAAcdo/gqEvFgdu14Q/s280/00bb4ac9a629c46a845ce108ff7e255a.jpgJakarta: Kementerian Pertahanan dalam hal ini Direktorat Jenderal Potensi Pertahanan mengadakan 1st Defense Industry Cooperation Meeting RI – China, Rabu (25/7), di Kantor Kemhan, Jakarta. Pertemuan dipimpin oleh Dirjen Pothan Kemhan Dr Ir Pos M Hutabarat MA, PhD dari pihak Kemhan RI, sedangkan Delegasi China dipimpin oleh Deputy Director General Department of Military Trade and Foreign Affair, SASTIND, Liu Yunfeng. Pertemuan ini juga dihadiri oleh Dir Tekind Ditjen Pothan Kemhan Brigjen TNI Ir Agus Suyarso, Kapus Ada Baranahan Kemhan Marsma TNI Asep Sumarrudin MSc dan perwakilan dari Mabes TNI, Angkatan dan BUMN Industri Pertahanan.

Saat membuka kegiatan tersebut Dirjen Pothan menjelaskan bahwa pertemuan ini merupakan kelanjutan dari penandatanganan MoU dan LoI antara Kemhan RI dan SASTIND China pada tanggal 22 Maret 2011. Kerjasama industri dan logistik pertahanan yang ingin dikembangkan antara lain ; pengadaan peralatan militer di bidang-bidang tertentu yang disepakati antara kedua Pemerintah dan transfer teknologi peralatan militer tertentu yang tidak terbatas pada perakitan, pengujian, pemeliharaan, modifikasi, up grade dan pelatihan.

 Selain itu, ingin dijalin pula kerjasama dalam produksi bersama peralatan militer tertentu, pengembangan bersama peralatan militer tertentu dan pemasaran bersama peralatan militer tertentu di dalam dan di luar negara masing-masing. Dalam pertemuan RI-China yang membahas mengenai kerjasama industri pertahanan ini diharapkan dapat meningkatkan kerjasama bilateral kedua negara khususnya di bidang industri dan logistik pertahanan yang lebih berimbang dalam hal alih teknologi dan nilai ekonominya.

Dirjen Pothan melanjutkan, terjalinnya kerjasama industri pertahanan dengan China diharapkan dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi pemberdayaan segenap kemampuan industri nasional dalam mendukung pemenuhan kebutuhan Alutsista. Beberapa jenis Alutsista yang dibicarakan antara lain ; C705 Antiship Missile dan CMS KCR 40C.

Delegasi China yang berjumlah 13 orang tersebut selain melakukan pertemuan dengan pihak Kemhan juga mengunjungi industri pertahanan seperti PT Pindad, PT DI, dan PT LEN di Bandung. Delegasi ini merupakan perwakilan dari SASTIND (State Administration for Science, Technology and Industry for National Defence) yaitu suatu otoritas sipil terkemuka di China yang bertanggung jawab langsung kepada Kementerian Industri dan Teknologi Informasi (MIIT) . Tanggung jawab utama mereka diantaranya adalah menyusun pedoman, kebijakan, hukum dan peraturan yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan, teknologi dan industri pertahanan nasional.
Sumber: DMC

Menguasai Teknologi, Memperkuat Pertahanan

Penguasaan teknologi menjamin adanya persenjataan yang tangguh. Salah satu aspek penting pengembangan teknologi adalah untuk mendukung kemampuan pertahanan negara.

Dalam sejarah peperangan yang pernah terjadi, kemampuan suatu negara dalam menguasai teknologi sangat berpengaruh pada kemenangan. Sebab, penguasaan teknologi menjamin adanya persenjataan yang tangguh. Di Indonesia, pembangunan industri pertahanan telah dimulai sejak diterbitkannya Keputusan Presiden No 59/1983. Keppres itu membidani lahirnya sejumlah industri pertahanan seperti PT IPTN (sekarang PT Dirgantara Indonesia/ PT DI) untuk bidang kedirgantaraan, PT PAL (untuk maritim), PT PINDAD (persenjataan dan amunisi), PT DAHANA (bahan peledak), PT LEN (elektronika dan komunikasi).

Industri-industri itu mulai tenggalam setelah dihantam badai krisis pada 1998. Sekarang, pengembangan kemampuan teknologi dalam mendukung pertahanan kembali digencarkan. Guna mendukung langkah ini, dibentuklah Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) yang dipimpin Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dan beranggotakan sejumlah menteri, termasuk Menteri Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta,Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, dan Kapolri Jenderal Pol Timur Pradopo.

Menteri Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta menyebut, ada tiga klaster dalam produksi ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek). Yakni, yang bersifat untuk meningkatkan produksi, pelayanan,dan perlindungan. “Jadi, kita harus terus mengembangkan iptek untuk mendukung pertahanan,” katanya di kantor Bapeten,belum lama ini. Di antara yang sedang dikembangkan untuk pertahanan adalah pembuatan roket yang dinamai RHAN. Roket ini sudah beberapa kali diujicoba dan berhasil. Namun,daya jangkau masih belum memenuhi ekspektasi. “Kita ingin di atas tiga digit,”ujar Gusti.

Di Indonesia, ada banyak Badan Usaha Milik Negara Industri Strategis (BUMNIS) dan Badan Usaha Milik Negara Industri Pertahanan (BUMNIP), serta badan usaha milik swasta yang aktivitas usahanya berkaitan erat dengan bidang pertahanan. Di deretan pelat merah ada nama-nama seperti PT Dirgantara Indonesia, PT Pindad, PT PAL Indonesia. Dikalangan swasta ada beberapa industri galangan kapal seperti PT Palindo.

Kemampuan PT DI dalam memproduksi pesawat tidak perlu diragukan lagi. Direktur Teknik dan Pengembangan PT DI Dita Ardoni Safri menyebutkan, beberapa pesawat yang sudah berhasil dibuat adalah CN-235, dan NC-212-200. Untuk pesawat CN-235 sekarang ini di antaranya dipakai oleh TNI Angkatan Udara sebagai pesawat angkut ringan, juga oleh TNI Angkatan Laut. Beberapa negara asing juga tertarik menggunakan pesawat ini,seperti Korea Selatan. Selain pesawat, PT DI juga berhasil membuat roket FFAR (Fin Folding Aerial Rocket) yang dipakai untuk jet tempur TNI. Roket ini sebagian besar komponennya berasal dari dalam negeri. PT DI mampu memproduksi roket ini hingga ribuan unit per tahun. Roket jenis FFAR memiliki tiga tipe berdasarkan diameter serta jarak luncur. Yakni, tipe MK 60 dengan diameter 100 mm, tipe MK4 dan MK40 berdiameter 67 mm.

Roket ini pertama kali diproduksi dengan lisensi produsen roket Force de Zeeburg, Belgia. PT DI juga membuat torpedo berdiameter 122 milimeter yang memiliki jangkauan area hingga 40 km. Di luar teknologi yang sudah dikuasai, PT DI juga terlibat dalam berbagai pembuatan pesawat terbang selaku penyuplai komponen. Diantaranya bekerja sama dengan Airbus Military dan Boeing. Produk-produk Pindad juga sudah menembus pasar ekspor.

Bahkan untuk amunisi,jumlah permintaan melebihi kemampuan produksi. Sehingga manajemen berupaya untuk meningkatkan kapasitas dengan mendatangkan mesin baru. PT Pindad juga berhasil menciptakan kendaraan tempur angkut personel Panser Anoa 6x6. Penciptaan kendaraan ini dimulai ketika operasi militer di Aceh. Kala itu, banyak pasukan yang cedera karena menaiki kendaraan yang tidak memadai untuk operasi. Sehingga, Pindad dipesan untuk membuat kendaraan tempur angkut personel yang lebih aman dan lahirlah Anoa 6x6.

Kendaraan ini juga digunakan prajurit TNI yang bertugas dalam misi perdamaian dunia di bawah kendali PBB. Bahkan, spesisifikasi Anoa 6x6 sudah memenuhi kualifikasi PBB. Beberapa negara asing pun berminat untuk membeli, seperti Malaysia. Saat ini,PT Pindad membuat prototipe kedua kendaraan perintis ( Rantis) 4x4 bekerja sama dengan TNI dan industri lain.PT Pindad sebagai leading sector industri termasuk pelaksana integrator desain,pengerjaan break system, steering system, serta senjata.

Sedangkan penyedia baja oleh PT Krakatau Steel dan penyedia power train, power pack, electrical AC, engine, winch, driver set, dan pengecatan body assembling oleh PT Autocar Industri Komponen. Dalam bidang maritim,Indonesia juga sudah bisa membuat kapal perang oleh PT PAL maupun PT Palindo. Di antara kapal perang yang sudah diproduksi adalah landing platform dock (LPD) yang diproduksi setelah proses alih teknologi dalam pembelian LPD dari Korea Selatan.

Selain itu juga berhasil diproduksi kapal kawal cepat rudal (KCR) berbagai ukuran 40 meter dan 60 meter. “Ada roadmap pembangunan kapal perang. Ada tahapan-tahapannya,” kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro.
Sumber: SINDO
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...