Sabtu, 13 April 2019

Kemenhan Beli Helikopter PT Dirgantara Indonesia

Seharga 237 M Ilustrasi Helikopter TNI AU

Kementerian Pertahanan hari ini menandatangani serangkaian kontrak pengadaan alat utama sistem pertahanan atau alutsista untuk kebutuhan TNI di kompleks PT Pindad. Salah satunya pembelian helikopter Super Puma NAS-332C1+ buatan PT Dirgantara Indonesia dengan nilai Rp 236,987 miliar.

Penandatanganan kontrak ini merupakan komitmen PT Dirgantara Indonesia untuk dapat selalu memenuhi kebutuhan operasi serta tugas pokok dan fungsi TNI AU yang merupakan wujud dari peningkatan kemandirian industri pertahanan dalam negeri,” kata Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia Elfien Goentoro, dikutip dari keterangan tertulisnya, Jumat, 12 April 2019.

Penandatanganan kontrak pembelian helikopter Super Puma tersebut dilakukan oleh Pejabat Pembuat Komitmen, Badan Sarana Pertahanan (Baranahan) Kementerian Pertahanan Republik Indonesia, Brigjen TNI Bambang Kusharto dan Direktur Niaga PT Dirgantara Indonesia (Persero) (PTDI), Irzal Rinaldi Zailani disaksikan oleh Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu.

Dalam kontrak tersebut meliputi pembelian satu unit helikopter Super Puma NAS-332C1+ berikut pelatihan penerbang dan teknisi, publikasi teknis, serta suku cadang. Helikopter tersebut nantinya mengusung Avionic Glass Cockpit, sensor optik AHRS (Attitude Heading and Reference System) dan teknologi FMS (Flight Management System).

Selain itu ada juga instrumen pengaturan rencana terbang (Flight Plan), SAR Direction Finder untuk menangkap sinyal ELT (Emergency Locator Transmitter), NVG (Night Vision Goggle), Weather Radar, serta Emergency Floatation untuk pendaratan darurat di atas air.

Helikopter Super Puma NAS-332C1+ memiliki kemampuan untuk terbang selama 4 jam dengan kecepatan maksimal 306 kilometer per jam. Tak hanya itu, helikopter tersebut mampu mengangkut 18 pasukan serta 3 kru.

Helikopter ini merupakan heli jenis angkut berat multi guna yang bisa digunakan untuk military transport, cargo, paratroop transport, medical evacuation, serta VIP. Heli tersebut juga akan dilengkapi Hoist untuk evakuasi korban dari salah satu sisi pintunya. Helikopter buatan PT Dirgantara Indonesia tersebut juga dilengkapi sling yang mampu membawa barang hingga kendaraan dengan beban maksimal 4,5 ton.

  ⚓️
Tempo  

Jumat, 12 April 2019

Kemenhan Pesan Tank dan Panser Cobra ke PT Pindad

Totalnya 18-20 unit Panser Cobra 8x8 nama baru panser Pandur untuk TNI

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu baru saja meneken kontrak pembelian alutsista produksi PT Pindad, senilai US$ 215 juta. "Ini termasuk Medium Tank produk kerja sama PT Pindad dan FNSS Turki yang dinamai Tank Harimau. Kemudian kita buat sendiri. Kebetulan yang beri nama Harimau ini kita,” kata Ryamizard di kompleks PT Pindad, Bandung, Jumat, 12 April 2019.

Kementerian Pertahanan menyatakan memesan panser Cobra 8x8 untuk kavaleri, dan Tank Harimau 105 untuk infanteri kepada PT Pindad. “Itu bukti inovasi teknologi anak-anak bangsa dalam mendukung kebutuhan alutsista TNI Angkatan Darat,” kata Ryamizard.

Direktur Bisnis Dan Pertahanan Keamanan PT Pindad, Widjajanto mengatakan, nilai kontrak pengadaan panser Cobra yang dipersenjatai senjata berat kaliber 30 milimeter itu sebesar US$ 80 juta. Sementara nilai kontrak pengadaan Tank Harimau sebesar US$ 135 juta. “Cobra 8x8 dan Tank Harimau ini proses pengadaannya 3 tahun harus selesai semua,” kata dia.

Widjajanto mengatakan, dua kendaraan tempur itu ditargetkan rampung sekaligus. Namun, ia belum bisa memastikan jumlah masing-masing kendaraan tempur tersebut. “Estimasinya sekitar 18-20 unit totalnya. Tapi tergantung, semakin banyak yang diminta fitur senjatanya, akan semakin mahal,” kata dia.

Menurut Widjajanto, Tank Harimau tersebut nantinya diproduksi semua di Pindad. Tank tersebut tidak berbeda dengan tank yang diproduksi di Turki. “Ini join development. Sama-sama punya hak cipta untuk menjual. Cuma Pindad tidak bisa menjual ke Eropa, dan dia enggak bisa jual ke Asia. Ada pembagian wilayah, marketing boundary,” kata dia.

Widjajanto mengatakan, kontrak pengadaan selebihnya dengan Kementerian Pertahanan untuk memenuhi pesanan amunisi senjata ringan dengan nilai kontrak tahun jamak seluruhnya Rp 448 miliar. “Amunisi itu kontrak reguler. Nilainya hampir setengah triliun rupiah, itu akhir tahun penyelesaiannya. Bagian dari multiyears kontrak yang berlangsung antara Kemenhan dan Pindad,” kata dia.

  ⚓️ Tempo  

PT Pindad Jajaki Ekspor 120 Unit Tank Harimau

Ke Asia Selatan Medium Tank Pindad

PT Pindad tengah menjajaki ekspor Tank Harimau di beberapa negara di dua kawasan Asia yaitu negara-negara di ASEAN dan di Asia Selatan.

"Kita sedang ikut tender, di salah satu negara ASEAN dan di negara Asia Selatan. Di ASEAN 44 unit, kalau yang di Asia Selatan 120 unit," kata Direktur Bisnis Produk Pertahanan Keamanan PT Pindad, Widjajanto di Komplek Pindad, Bandung, Jumat, usai acara penandatanganan kontrak alutsista, Jumat, 12 April 2019.

Namun Widjajanto enggan menyebutkan lebih spesifik nama negara tujuan ekspor tank tersebut. "Jangan nyebut nama negara, ya. Nanti saya disemprit," ucapnya.

Tank Harimau merupakan hasil kerja sama PT Pindad dengan Turki. Tank tersebut dikembangkan masing-masing oleh dua negara tersebut. Untuk pemasarannya, telah disepakati bahwa Indonesia akan menjual tank ke negara-negara di Asia, sementara Turki memasarkan tank ke negara-negara di Eropa.

Widjajanto mengatakan, saat ini pembuatan tank tersebut telah memiliki kadar kandungan lokal untuk bahan material sekitar 60-70 persen. Untuk baja, masih dilakukan impor, mengingat belum ada yang mengembangkan di Indonesia.

Tank Harimau merupakan kendaraan tempur tank medium modern. Dikembangkan bersama antara PT Pindad dengan FNSS Turki. Tank tersebut bila di Indonesia dinamai Harimau, di Turki dinamai Kaplan MT.

  ⚓️
Tempo  

Kemhan Gandeng BUMN dan BUMS

Sediakan Alutsista Rp 2,1 Triliun Medium Tank Pindad

Sejumlah BUMN dan BUMD bidang industri pertahanan menjalin kerja sama dengan Kementerian Pertahanan (Kemhan) dalam pengadaan Alutsista TNI senilai Rp 2,1 triliun. Kerja sama disahkan dalam penandatanganan kontrak di PT Pindad, Kota Bandung, Jumat (12/4/2019).

Menhan Ryamizard Ryacudu mengatakan proses kerja sama kali ini sangat berbeda karena dilakukan secara cepat, akuntabel dan transparan dari sebelumnya. Hal tersebut merupakan komitmen pemerintah dalam mewujudkan industri pertahanan Indonesia yang berstandar internasional.

"Saya memerintahkan Sekjen (Kemhan) untuk melakukan akselerasi dalam mendukung alutsista TNI secara cepat dan tepat sasaran," ujar Ryamizard dalam sambutannya.

Saat ini, kata dia, industri pertahanan sudah masuk dalam era globalisasi yang baru. Tentu saja itu berimbas pada persaingan dan ketergantungan antara satu negara dengan negara lainnya.

Ryamizard mengatakan dengan seperti itu maka sudah saatnya industri pertahanan Indonesia mengubah maindset dari negara konsumen menjadi produsen.

"Berdasarkan riset, Indonesia diprediksi menjadi raksasa ekonomi baru dunia. Hasil itu akan didorong dengan meningkatnya industri pertahanan dalam negeri. Indonesia punya SDM dan SDA besar sebagai modal yang harus dimanfaatkan untuk kemajuan industri pertahanan dalam negeri," tutur Ryamizard.

https://2.bp.blogspot.com/-fyeCpJIFKlQ/W-Tz_jV2egI/AAAAAAAALjw/qKpOKppf4dwGqIBtfhGCo59E7GzlBlp0wCPcBGAYYCw/s1600/LEN%2BRadar%2B200km.jpgRadar LEN

Ia pun meminta agar BUMN dan BUMS bisa mendukung pemerintah dalam mewujudkan industri pertahanan nasional bersaing di dunia. "Ini bukan ambisius tapi realitas yang harus diwujudkan. Oleh karenanya kita tunjukkan pada dunia alutsista Indonesia dalam negeri memiliki performa yang prima dan handal. Sehingga dunia akan melirik Indonesia sebagai negara produsen alutsista potensial," ujar Ryamizard.

Sementara itu Dirut PT Pindad Abraham Mose menilai jika acara tersebut adalah yang pertama dan terbesar, juga tercepat yang dilakukan antara Kemhan dan sejumlah industri pertahanan nasional.

"Hari ini dilakukan penandatanganan secara keseluruhan dengan 1,4 miliar US$ atau Rp 2,1 triliun. Ini satu hal dukungan pemerintah dalam industri pertahanan. Kita harap semua bisa diselesaikan tepat waktu dan tepat jumlah," kata Abraham.

Dari data yang dihimpun terdapat 9 BUMN dan BUMS yang menyepakati kerja sama tersebut. Mereka adalah PT Pindad, PT PAL, PT DI, PT LEN, PT Dahana, PT Merpati Wahana Raya, PT Megah Perkasa, PT Bandar Abadi dan PT Prasandha Dumayasa. (tro/dna)

  ⚓️
detik  

Kemhan Tandatangani Kontrak Alutsista Rp 2,1 T dan 1,4 miliar dolar AS

Termasuk pembelian kapal selam batch kedua Peresmian kapal selam ke 3, KRI 405 Alugoro di Surabaya, Kemaren [antara] ⚓️

Kementerian Pertahanan menandatangani 22 kontrak untuk pengadaan alat utama sistem persenjataan strategis (alutsista) dan konstruksi senilai Rp 2,1 triliun dan 1,4 miliar dolar AS di kompleks PT Pindad, Bandung, Jakarta, Jumat.

Penandatanganan kontrak yang terdiri dari 18 kontrak Alutsista dan tujuh kontrak terkait pembangunan konstruksi tersebut disaksikan langsung oleh Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu.

Termasuk diantaranya penandatanganan pembangunan Kapal Selam kerja sama PT PAL dan Daewo Shipbuiliding and Marine Engineering Co Ltd, yang kedua.

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan, penandatanganan ini merupakan dukungan pemerintah guna mewujudkan industri pertahanan di tanah air yang mandiri, profesional dan berdaya saing.

"Penandatanganan ini juga mencerminkan komitmen pemerintah dalam pengadaan alutsista yang lebih cepat transparan dan akuntanbel," katanya dalam sambutan sebelum penandatanganan.

Menhan berharap industri pertahanan nasional dapat terus berinovasi, menjadi industri yang mandiri dan berdaya saing, sehingga diakui oleh dunia.

"Ke depan diharapkan industri pertahanan dapat menjembatani kebutuhan alutsista," katanya.

Direktur Utama PT Pindad dalam sambutannya mengatakan, mengapresiasi penandatanganan kontrak tersebut sebagai dukungan pemerintah kepada industri pertahanan nasional.

Menurut dia, penandatangan kontrak kali ini yang tercepat dan yang terbesar dengan melibatkan pihak BUMN maupun badan usaha swasta nasional.

Sementara itu, ke-18 kontrak alutsista tersebut untuk pengadaan alutsita diantaranya kendaraan tempur infanteri (PT Pindad), MKK (PT Pindad), Jatri Infanteri (PT Pindad), kendaraan alat khusus nubika (PT Merpati Wahana Raya), Kendaraan Jihandak (PT Merpati Wahana Raya).

Kapal Selam Elektrik Diesel (PT PAL yang bekerja sama dengan Daewoo), Kapal Motor Commando (PT Megah Perkasa), Kapal AT 8 dan 9 (PT Bandar Abadi), Infrastruktur Simulator Sukhoi (PT LEN), Heli NAS 332C1 (PT LEN dan PT DI), Bom P 250 Live (PT Dahana), Kendaraan Decon Truck (PT Merpati Wahana Raya), Ran Shop Contract Maintenance (PT Prasanda Dumayasa).

Sementara tujuh kontrak untuk pengadaan konstruksi senilai Rp 106 miliar adalah pembangunan lanjutan Rumah Sakit TNI AL dr Komang Makes Lantamal I Belawan, pembangunan lanjutan gedung sarana dan prasarana Pasmar I, pembangunan lanjutan Mess TNI AU di Jl Budi Kemuliaan, Jakarta.

Pembangunan lanjutan Lapangan Udara R Sajad Ranai, pembangunan lanjutan sarana dan prasarana Yon Armed 10/2/1 Kostrad Bogor, pembangunan lanjutan garasi dan gudang Alberzi serta prasarana PRCPB dan perbatasan Kodam XII/Tpr Mempawah, pembangunan lanjutan garasi dan gudang Alberzi serta prasarana PRCPB dan perbatasan Kodam VI/Mlw Samarinda.

  ⚓️
antara  

Pindad Berencana "Groundbreaking" Pabrik Amunisi Kaliber Sedang 2020

Amunisi kaliber sedang adalah amunisi dengan kaliber 20-40mm [ASC] ★

PT Pindad (Persero) berencana untuk melakukan "groundbreaking" pabrik produksi amunisi kaliber sedang di Malang, Jatim, pada tahun 2020.

"Ini kita sudah melakukan kontrak pengadaan mesinnya, dari sini kita akan mendefinisikan produknya maka tahun depan sudah bisa 'groundbreaking'," ujar General Manajer Senjata Pindad Yayat Ruyat di Sentul, Bogor, Jawa Barat pada Selasa (9/4).

Dia menjelaskan bahwa pabrik produksi amunisi kaliber sedang (20mm - 40mm) tersebut akan berlokasi di Malang, Jawa Timur.

"Kita baru mau membangun lini produksinya (amunisi kaliber sedang), untuk membangun lini produksi itu kita perlu mendengar masukkan, arahan dan saran dari seluruh pemangku kepentingan, khususnya pengguna," ucap Yayat.

General Manajer Senjata tersebut menilai potensi amunisi kaliber sedang untuk kebutuhan dalam negeri bisa menghemat devisa hingga triliunan rupiah.

"Berdasarkan data yang disampaikan oleh perwakilan dari Asisten Perencanaan Umum Panglima TNI bahwa untuk rencana strategis atau renstra lima tahun mendatang terdapat dana Rp3 triliun, jadi dengan kita melakukan produksi sendiri kita bisa menghemat devisa triliunan rupiah," tuturnya.

Selain itu, menurut Yayat, penguasaan teknologi amunisi kaliber sedang juga memiliki nilai strategis yakni Indonesia bisa mandiri, memiliki daya tawar dan daya gentar terhadap ancaman yang datang dari luar.

"Untuk ekspor ini sangat terbuka, kalau kita melihat data yang ada di global, pada saat ini perkembangan di ASEAN maupun di Asia Pasifik dikarenakan konstelasi geopolitik dan hubungan antarnegara yang sedang panas seperti Laut China Selatan, hubungan India-Pakistan, Semenanjung Korea menjadikan kebutuhan untuk amunisi ini sangat besar," ujarnya.

Pindad sedang membangun kemampuannya di bidang amunisi.Selama ini industri pertahanan itu memiliki kemampuan di bidang amunisi kaliber kecil dari tahun 1985, dan tantangan ke depan bagi Pindad adalah masuk ke amunisi kaliber besar.

Yayat juga menjelaskan bahwa untuk menguasai teknologi amunisi kaliber besar maka Pindad perlu menguasai terlebih dahulu teknologi amunisi kaliber sedang (20mm sampai dengan 40mm) yang merupakan amunisi pertengahan atau antara kaliber kecil dan besar.

  antara  

Kamis, 11 April 2019

Negara Lain Sudah Melirik Produksi Kapal Selam Indonesia

KRI Alugoro 405 [Antara] ★

Kemampuan Indonesia membuat kapal selam ternyata telah dilirik oleh banyak negara. Hal itu dikatakan Direktur Pembangunan Kapal PT PAL Indonesia Turitan Indaryo.

"Ya ini masih rahasia tapi ini saya sudah didekati Filipina dan Malaysia," kata Turitan usai acara launching kapal selam Alugoro-405 di hanggar kapal selam PT PAL Indonesia di Surabaya, Kamis (11/4/2019).

Meski telah mampu membuat kapal selam selam sendiri, Turitan mengaku sebagian besar bahan masih diimpor. Karena menurutnya, bahan baku untuk pembuatan kapal selam masih terbatas di tiga negara saja.

"Bahannya masih impor. Dari 80 material kapal selam memang masih terbatas di dunia hanya yang saya tahu hanya 3 atau 4, Korea, Jerman dan satunya mungkin Amerika," terangnya.

Dikatakan Turitan, pihaknya saat ini tengah melakukan proses tandatangan kontrak kerjasama dengan Kementerian Pertahanan. Kontrak itu masing-masing untuk kapal keempat, kelima, dan keenam.

"Pokoknya tadi kita bisa beli, kita bisa bikin, kita bisa jual, dan rawat juga. Jadi banyangkan nanti ada 12 armada kapal selam maka kita akan menghemat devisa negara," ujarnya.

"Kalau total pembuatan (kapal selam) 77 bulan. Sama seperti ini (Alugoro)," tandasnya.

  detik  

[Video] Kapal Selam Pertama Buatan Indonesia Resmi Diluncurkan

Liputan MetroTVKRI 405 Alugoro TNI AL ★

PT PAL Indonesia meluncurkan kapal selam pertama yang dibuat di Indonesia.

Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu turut meresmikan kapal selam KRI Alugoro buatan anak bangsa di Surabaya, Jawa Timur.

PT PAL Indonesia telah mempersiapkan kerja sama untuk membuat kapal selam di tahun berikutnya.


  Youtube  

Menhan Resmi Luncurkan KRI Alugoro

★ Kapal Selam Pertama Buatan Anak BangsaKRI 405 Alugoro resmi perkuat TNI AL ★

Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu meluncurkan kapal selam pertama buatan bangsa Indonesia yang diberi nama Alugoro di Dermaga Kapal Selam PT PAL Indonesia, Kawasan Tanjung Perak, Surabaya, Kamis (11/4).

Kepala Dispenal Laksamana Pertama TNI Mohamad Zaenal mengatakan, kapal selam itu merupakan pesanan ketiga TNI Angkatan Laut, dan hasil kerja sama antara perusahaan BUMN PT PAL Indonesia (Persero) dengan Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering Co Ltd (DSME) Korea Selatan.

Kapal selam pertama yang bernama KRI Nagapasa-403 dirakit dan dibuat di Korea Selatan dan telah diresmikan pada 2 Agustus 2017 serta telah memperkuat armada RI, sedangkan kapal selam kedua bernama KRI Ardadedali 404 juga telah diresmikan di Galangan Daewoo, Korea.

Terkait nama, kata dia, Alugoro diambil dari cerita pewayangan, yang merupakan salah satu senjata berbentuk Gada dimiliki Prabu Baladewa yang merupakan tokoh wayang yang dikenal adil, tegas dan jujur.

Senjata Alugoro yang dimiliki Baladewa merupakan hadiah dari gurunya Batara Brama yang mengajarkan berbagai macam ilmu.

Senjata ini diberikan Batara Brama kepada Baladewa setelah dinyatakan lulus menuntut ilmu, dimana senjata ini memiliki kekuatan pemusnah berbentuk Gada dengan kedua ujungnya yang runcing.

Sebelumnya, nama Alugoro juga pernah digunakan sebagai nama kapal selam yang didatangkan dari Uni Soviet yaitu RI Alugoro 406 yang merupakan bagian dari paket pengiriman 12 kapal selam Whiskey Class.

Pemberian nama Alugoro diharapkan bisa menginsipirasi TNI AL agar mampu melaksanakan tugas dan fungsinya, serta kapal selam ini bisa menjadi senjata yang memiliki daya hancur yang besar dan dahsyat serta tidak pernah kalah dalam setiap peperangan.

Sementara itu, spesifikasi umum Kapal Selam Alugoro adalah berjenis Diesel Electric Submarine U209 / 1400 (KSDE U209 Chang Bogo Class), dan memiliki panjang keseluruhan 61,3 meter dengan kecepatan mencapai 21 knot ketika berada di bawah air.

Kapal tersebut mampu membawa 40 kru dengan kemampuan jelajah hingga 50 hari dan di desain dengan "life time" atau usia mencapai 30 tahun, dengan bobot sebesar 1.460 ton saat muncul di permukaan, dan bobot 1.596 ton ketika menyelam di bawah permukaan.

  Merdeka  

Rabu, 10 April 2019

Kembangkan Panser Anoa Gurun

Pindad incar pasar Timur Tengah https://2.bp.blogspot.com/-8LpUt2e9fAs/XK7wIo3iVaI/AAAAAAAAL50/JbLtEZfvLqYtCgzK5DqthVl4s2Y5FKlLwCLcBGAs/s1600/anoa%2B3%2B%2BIndonesia%2BDefence%2BForum.pngilustrasi anoa pindad [def.pk]

PT Pindad (Persero) pada tahun ini berencana untuk mengembangkan panser Anoa 3 untuk kebutuhan medan di gurun atau nantinya dikenal sebagai Anoa gurun, yang berpeluang untuk diekspor ke negara-negara di Timur Tengah.

"Anoa 3 adalah panser Anoa yang memiliki mesin lebih bertenaga, kemampuan lintas medan yang lebih luas," kata General Manajer Senjata Pindad Yayat Ruyat di Sentul, Bogor, Jawa Barat, Selasa.

Ia mengatakan panser Anoa 3 tersebut mampu melintasi medan yang sulit, termasuk gurun, sehingga akan ditawarkan ke negara-negara di kawasan Timur Tengah.

"Sudah ada permintaan untuk panser Anoa 3 ini dari Arab Saudi. Belum menyebutkan jumlah (permintaan) tetapi negara tersebut sudah menyatakan minat dan ingin mencoba panser Anoa kita di sana," kata Yayat.

https://1.bp.blogspot.com/-Mtp99bO-C-4/XK7wJ3gbHCI/AAAAAAAAL54/T-1dRr-Dnk4WOAtCid98jOAJSZ6cRyMSwCLcBGAs/s1600/anoa%2B3%2B%2B%2BIndonesia%2BDefence%2BForum%25282%2529.pngTidak hanya memiliki mesin yang lebih bertenaga dan kemampuan lintas medan lebih luas, panser Anoa gurun ini juga akan dilengkapi kemampuan untuk menghadapi serangan nuklir, biologi, dan kimia.

"Nanti ada juga kemampuan untuk menghadapi serangan Nubika atau nuklir, biologi, dan kimia. Jadi kalau ada serangan itu, mampu menghadapinya. Selain itu ada penyempurnaan-penyempurnaan dari Anoa yang ada," ujar Yayat.

Panser Anoa 3 juga, kata dia, dapat dilengkapi sistem proteksi tambahan, seperti pelat keramik pelindung tambahan yang mampu menahan gempuran granat berpeluncur roket atau rocket propelled grenade (RPG).

"Kendaraan-kendaraan tempur kita baik itu Anoa 3 maupun tank dapat ditambahkan juga dengan pelat keramik tambahan (add-on ceramic).Pada saat ada serangan rudal atau amunisi yang menggunakan energi kinetik, maka serangan ini hanya akan menghancurkan pelat keramiknya saja yang kemudian mudah dicopot dan diganti lagi, sedangkan bodi utama pansernya, termasuk personel di dalamnya masih aman," kata Yayat.

Panser Anoa 3 merupakan salah satu bagian dari target inovasi yang akan dijalankan oleh Pindad tahun ini. Target inovasi lainnya yang akan dikembangkan oleh Pindad pada tahun 2019 juga meliputi pengembangan prototipe senjata Cornershot untuk skala industri dan sejumlah alat utama sistem pertahanan lainnya.

  antara  

Pindad Akan Buat Prototipe Senjata "Cornershot" Untuk Skala Industri

Kalau prototipe senjata ini dari Dinas Penelitian dan Pengembangan atau Dislitbang TNI AD sudah ada sekitar 1 - 2 tahun lalu, Pindad berencana mengeluarkan prototipe senjata yang sama untuk skala industrinya pada akhir tahun ini https://4.bp.blogspot.com/-c6NEIvAeiaQ/XK7m1m54I0I/AAAAAAAAL5o/FuTSeY9nnf4W8BmN7eMrc3Zq9C8DeB4YwCLcBGAs/s1600/Cornershot%2B-%2BGoogle%2BSearch.pngIlustrasi Cornershot gun ☆

PT Pindad (Persero) berencana untuk membuat prototipe senapan sudut atau "Cornershot" (Corner Gun) untuk skala industrinya pada akhir tahun ini.

"Kalau prototipe senjata ini dari Dinas Penelitian dan Pengembangan atau Dislitbang TNI AD sudah ada sekitar 1 - 2 tahun lalu, Pindad berencana mengeluarkan prototipe senjata yang sama untuk skala industrinya pada akhir tahun ini," ujar General Manager Senjata Pindad Yayat Ruyat di Sentul, Bogor, Jawa Barat pada Selasa.

Pengembangan prototipe senjata Cornershot ini sejalan dengan rencana modernisasi persenjataan dari Kepala Staf TNI AD atau Kasad.

"Senjata ini adalah kebutuhan dari pengguna, saat ini bapak Kasad mengharapkan adanya modernisasi alat utama sistem pertahanan (alutsista) dan salah satu yang diharapkan oleh beliau adalah Cornershot," kata Yayat.

Dia juga menambahkan bahwa senjata ini sudah dikembangkan oleh TNI AD, dan Pindad ke depannya akan melakukan industrialisasi senjata Cornershot.
"Diharapkan dengan adanya Cornershot jadinya personel dalam posisi aman dan tetap masih menembak, serta kemampuan (untuk memproduksi) di dalam negeri kita sudah ada, hasil litbang-nya sudah ada, kita akan melakukan industrialisasi," tutur General Manajer Senjata tersebut.

Pengembangan senjata Cornershot merupakan bagian dari rencana target inovasi yang akan dijalankan oleh Pindad pada tahun ini.

Selain senjata Cornershot, Pindad pada tahun ini juga akan mengembangkan senapan SS kaliber 7,62mm, pistol polimer dan "heavy barrel", munisi kaliber besar yakni 90mm serta 105mm, dan subsistem kendaran tempur 8x8.

Cornershot merupakan senjata yang pernah didesain pada awal tahun 2000-an untuk kebutuhan personel SWAT Amerika Serikat dan pasukan khusus dalam situasi genting, seperti pembebasan sandera dan pemberantasan teroris.

Fungsi senjata ini mirip dengan teropong senapan penembak jitu atau "sniper", yang memungkinkan penggunanya melihat dan menembak lawannya dalam posisi bersembunyi.

  antara  

[Dunia] Jepang Dilaporkan Temukan Puing-puing F-35

Yang Hilang Kontak https://www.ctvnews.ca/polopoly_fs/1.4373264.1554860219!/httpImage/image.jpg_gen/derivatives/landscape_620/image.jpg F-35 Japan Self-Defense Forces di Hyakuri Air Base, Tokyo. [AP Photo/Eugene Hoshiko, File] ☆

Tim pencarian dan penyelamatan Jepang dilaporkan telah menemukan puing-puing milik jet tempur siluman Lockheed Martin F-35. Jet tempur itu menghilang di Samudra Pasifik, kemarin.

Juru bicara Angkatan Udara Bela Diri Jepang (ASDF) menuturkan pihaknya masih mencari pilot pesawat tersebut. "Pilot pesawat tersebut masih hiang," kata juru bicara tersebut dalam sebuah pernyataan.

"Kami menemukan puing-puing pesawat dan memutuskan bahwa itu dari F-35. F-35 berusia kurang dari satu tahun dan dikirim ke ASDF pada Mei tahun lalu," sambungnya, seperti dilansir Reuters pada Rabu (10/4).

Skuadron F-35 pertama Jepang baru saja beroperasi di pangkalan udara Misawa dan pemerintah berencana untuk membeli 87 pesawat tempur siluman untuk memodernisasi pertahanan udaranya saat kekuatan militer China tumbuh.

Kecelakaan F-35 ini sendiri akan menjadi yang kedua kalinya sejak pesawat itu terbang hampir dua dekade lalu. Itu juga akan menjadi kecelakaan pertama versi A dari pesawat tempur generasi kelima yang dirancang untuk menembus pertahanan musuh dengan menghindari deteksi radar.

Sebuah pesawat F-35B milik militer AS jatuh di dekat Pangkalan Udara Korps Marinir Beaufort di South Carolina pada bulan September yang mendorong dikandangkannya untuk sementara pesawat tersebut. Lockheed Martin juga membuat versi C dari pesawat tempur yang dirancang untuk dioperasikan di atas kapal induk. (esn)

  sindonews  

[Video] Kronologi 2 Kapal Malaysia Ditangkap Kapal Patroli Hiu Macan

KKP: Untuk NKRI Kuserahkan Jiwa Ragaku http://cdn2.tstatic.net/medan/foto/bank/images/coast-guard-malaysia-halangi-kkp.jpgCoast Guard Malaysia mencoba menghalangi KKP menangkap kapal pencuri ikan berbendera Malaysia. ☆

Video detik-detik penangkapan kapal pencuri ikan (Illegal Fishing) berbendera Malaysia viral di media sosial setelah diunggah akun Facebook Moch Slamet.

Dalam video tersebut tampak kapal Coast Guard Malaysia turut menghalangi penangkapan yang di lakukan Kementerian Kelautan dan Perikanan.

 Berikut fakta-fakta dan kronologinya: 

Kapal Coast Guard Malaysia mengejar kapal tersebut menggunakan kapal speed boat dan juga helikopter, padahal kapal tersebut dikawal oleh Kapal Patroli (KP) Macan, milik Indonesia.

Dalam video tersebut tampak dua orang personil KKP menenteng senjata laras panjang, melakukan percakapan tentang penangkapan kapal tersebut, dan apa yang dilakukan oleh Coast Guard Malaysia.

"Tidak apa-apa, biarin saja. Mereka yang masuk ini, yang penting kita siap sedia saja," ujar salah seorang petugas KKP yang berdiri di dek kapal pencuri ikan tersebut kepada temannya yang sedang merekam kejadian.

Kemudian si perekam video mengarahkan kamera ke wajahnya dan menyampaikan bahwa kejadian tersebut adalah peristiwa pengejaran yang dilakukan oleh Cost Guard Malaysia di perairan Indonesia.

"Kita telah dikejar di lautan sendiri oleh Cost Guard Malaysia," ujarnya.

 Malaysia Ngotot 
Speed Boad dan Helikopter Coast Guard Malaysia halangi KKP menangkap kapal pencuri ikan berbendera MalaysiaSpeed Boad dan Helikopter Coast Guard Malaysia halangi KKP menangkap kapal pencuri ikan berbendera Malaysia (Facebook/Moch Slamet)

Rekan yang merekam kejadian pun kembali mengucapkan bahwa para Coast Guard Malaysia ngotot wilayah tersebut adalah wilayah Malaysia.

"Mereka ngotot ini wilayah mereka, wilayah Malaysia. Ini sudah jelas wilayah Indonesia," ucapnya.

Kemudian perekam video pun kembali mengarahkan kamera ke wajahnya sendiri dengan mengutarakan bahwa mereka akan tetap bertahan menjaga wilayah NKRI.

"Kami akan tetap bertahan karena ini adalah wilayah Indonesia, yang harus kita jaga," ujarnya.

Si perekam pun kembali merekam kapal Cost Guard milik Malaysia yang mengejar mereka.

"Inilah kapal yang mengejar kami dengan nomor lambung 1813 dengan diawaki empat orang," ujarnya.

Kemudian tampak dalam video pihak cost guard Malaysia pun mencoba berkomunikasi dengan petugas KKP dengan menyuruh kapal pencuri ikan yang ditangkap berhenti.

"Mereka ngotot untuk berhenti, tetapi kita lanjut terus. NKRI harga mati," ujar rekan perekam video.

 Rela Berkorban untu Bangsa Indonesia 


Dia pun melanjutkan ucapannya dengan mengatakan dia sudah siap berkorban untuk bangsa Indonesia.

"Demi nusa dan bangsa ku serahkan jiwa ragaku. Untuk NKRI ku serahkan jiwaku, walaupun Malaysia mengintimidasi dengan menyebut ini wilayah Malaysia, tetatpi di peta kami ini tetap Indonesia," ujarnya.

Di akhir video si perekam video mengutarakan bahwa kapal cost guard malaysia tersebut terus mengikuti kapal pencuri ikan yang mereka tangkap.

"Mereka terus melakukan perlawanan dengan mengikuti kapal yang telah melakukan illegal fishing," ujarnya.

 Dua Kapal Berbendera Malaysia Ditangkap 

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menangkap kapal ikan asing yang melakukan penangkapan ikan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPP-NRI).KKP berhasil menangkap dua kapal perikanan asing berbendera Malaysia, Rabu (3/4/2019). (Rilis yang diterima TribunWow.com)

Diketahui memang Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil menangkap kapal perikanan asing yang melakukan penangkapan ikan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPP-NRI).

Berturut-turut 2 (dua) kapal perikanan berbendera Malaysia ditangkap oleh Kapal Pengawas Perikanan (KP) dalam dua hari yang berbeda di WPP-NRI Selat Malaka.

Agus menjelaskan, penangkapan pertama dilakukan oleh KP. Orca 02 pada Sabtu (6/4) sekitar pukul 11.45 WIB atas kapal dengan nama KM. PKFA 7836.

Kapal berukuran 82,47 GT tersebut diamankan bersama seorang nakhoda dan 4 (empat) orang Anak Buah Kapal (ABK) berkewarganegraan Indonesia.

Selanjutnya, KP. Orca 02 yang dinakhodai oleh Sutisna Wijaya mengawal kapal dan seluruh awaknya ke Pangkalan PSDKP Batam Kepulauan Riau untuk proses hukum oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Perikanan.

Hari ini, Minggu (7/4/2019) sekitar pukul 06.30 WIB, KP. Hiu Macan Tutul 02 yang dinakhodai Ilman Rustam juga berhasil menangkap KM. PKFA 7747 dengan 5 (lima) orang awak kapal berkewarganegaraan Myanmar.

Selanjutnya, kapal dan seluruh awaknya dikawal menuju Stasiun PSDKP Belawan Sumatera Utara untuk proses hukum oleh PPNS Perikanan.

Keduanya menangkap ikan di WPP-NRI Selat Malaka tanpa dilengkapi dengan dokumen perizinan serta menggunakan alat penangkapan ikan yang dilarang di Indonesia jaring trawl,” tutur Agus.

Kedua kapal tersebut diduga melanggar Undang-undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 45 Tahun 2009 dengan ancaman pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling banyak Rp 20 miliar.

 Tangkap 27 Kapal Perikanan Ilegal 

Penangkapan tersebut menambah deretan kapal perikanan ilegal yang berhasil ditangkap oleh KKP selama 2019.

Terhitung sejak Januari hingga 7 April 2019, sebanyak 27 (dua puluh tujuh) kapal ilegal berhasil ditangkap saat melakukan upaya pengerukan sumber daya ikan secara ilegal.

Kapal-kapal tersebut terdiri dari 22 kapal perikanan asing (KIA) dan 5 kapal perikanan Indonesia (KII).

Dari sejumlah KIA yang ditangkap terdiri atas 11 kapal berbendera Vietnam dan 11 kapal berbendera Malaysia,” pungkas Agus. (*)

 Berikut video dari Youtube : 



  Tribunnews  

Selasa, 09 April 2019

Marsekal Yuyu Sutisna Ungkap Rahasia Pencapaian Setahun Terakhir: Inovasi!

73 Tahun TNI AU Ilustrasi pesawat TNI AU

TNI AU
genap berusia 73 tahun. Sebuah perjalanan panjang angkatan perang yang terbentuk tidak sampai setahun sejak Republik Indonesia merdeka. Bahkan TNI AU (ketika itu AURI) lebih dulu terbentuk daripada Angkatan Udara Amerika Serikat, yang diresmikan pada 18 September 1947.

Memasuki usia 73 tahun, TNI AU sudah melalui begitu banyak periodesasi sejak dibentuk.

Dengan modal pesawat bekas Belanda dan Jepang, para pendiri AURI telah merintis sebuah angkatan udara yang kelak 15 tahun setelah dibentuk, mewujud sebagai angkatan udara terkuat di belahan bumi Selatan.

Maka hari ini, seperti disampaikan KSAU Marsekal TNI Yuyu Sutisna beberapa waktu lalu, TNI AU menyambut hari jadinya dengan jargon: TNI AU yang Profesional Militan dan Inovatif.

Apa yang kita miliki harus bisa digunakan untuk kepentingan operasi dan kemanusiaan,” ujar Marsekal Yuyu yang merupakan penerbang pesawat tempur F-5E/F Tiger II.

Hanya saja dalam peringatan hari jadi tahun ini, TNI AU tidak merayakannya secara meriah dengan parade, defile dan flypast pesawat. Padahal sudah menjadi aturan TNI, peringatan ulang tahun dilaksanakan secara besar-besaran dua tahun sekali.

Bisa jadi karena peringatannya berdekatan dengan waktu pelaksanaan Pilpres/Pileg pada 17 April, TNI AU memilih melaksanakan upacara secara sederhana di satuan masing-masing.

Sebaliknya TNI AU mendekatkan diri kepada rakyat dengan menggelar acara ‘Pesta Rakyat’ di Lanud Halim Perdanakusuma pada 6-7 April.

Sejumlah hiburan disajikan untuk rakyat seperti terjun payung dan joyflight. Termasuk panggung musik.

HUT 73 ini TNI AU akan mendekatkan diri kepada masyarakat, sehingga penampilan kemampuan TNI AU sementara kami tunda dan fokus menyentuh masyarakat, upacara dilaksanakan di satuan masing-masing,” urai KSAU.

TNI AU juga memberikan apresiasi kepada awak media dengan memberikan penghargaan atas karya tulis terbaik wartawan yang menulis tentang TNI AU.

KSAU Award akan diberikan pada malam resepsi HUT TNI AU di Puri Ardhya Garini pada 9 April malam.

 Inovasi saat penanganan bencana 
https://2.bp.blogspot.com/-M4kQbhQf4cs/Vua9w5vCc1I/AAAAAAAAIZQ/EYnq482jZUs8X1QWAkMgF2h9bdKJDFmFwCPcBGAYYCw/s1600/aksi-hawk-tni-au-pantau-kebakaran-lahan-di-riau-dari-udara.jpgDituturkan KSAU kepada wartawan beberapa saat lalu di Yogyakarta, banyak inovasi sudah dilakukan TNI AU dalam satu tahun terakhir. Selain bersiaga membantu penanganan bencana di tanah air, TNI AU juga terus berinovasi untuk memenuhi kebutuhan operasi.

Satu tahun ini banyak hal yang biasanya kita tempuh secara normatif, harus dicari terobosan dengan tidak keluar dari aturan yang ada. Harus lebih inovatif untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Mau tidak mau harus berinovasi,” kata Yuyu.

Inovasi dimaksud Yuyu cukup banyak. Di antaranya disampaikan soal menyiapkan ratusan tandu untuk evakuasi korban bencana alam di Lombok dan Palu menggunakan pesawat.

Bahwa ternyata tandu yang tersedia tidak mencukupi untuk mengevakuasi korban menggunakan pesawat C-130 Hercules dan C295.

Korban luka banyak, namun tandu terbatas. Meminta dan mengajukan permintaan dalam kondisi emerjensi seperti itu, jelas tidak pada tempatnya.

Kami lalu berinovasi dan gerak cepat. Kami punya Depo dan Komando Pemeliharaan, kami akhirnya buat sendiri 250 tandu untuk membantu bencana di Palu,” kata KSAU Yuyu Sutisna.

 Pemeliharaan pesawat 
Invoasi lain yang disebutkan Yuyu adalah dalam hal pemeliharaan pesawat Boeing B737 yang dioperasikan TNI AU.

Dulu pemeliharaan berat selalu dilakukan di luar negeri, paling dekat di Singapura dan Malaysia. Di sisi lain kita punya GMF (Garuda Maintenance Facility) yang sudah maju,” ulas KSAU.

Dari penelusuran dan niat berinovasi itu, TNI AU pun mengirim perwiranya ke GMF untuk menjajaki kerjasama pemeliharaan pesawat.

Pada akhirnya kerjasama tersebut ditandatangani antara pihak TNI AU dengan GMF dalam bentuk MoU pada Februari 2018 saat berlangsungnya Singapore Air Show.

Saya minta GMF memberikan supervisi kepada kami dalam hal pemeliharaan pesawat Boeing,” ucap Yuyu.

Kerjasama ini sesuai kebijakan KSAU dalam memanfaatkan Inhan (Industri Pertahanan) dalam negeri, khususnya kebijakan terkait pemeliharaan pesawat TNI AU saat ini maupun di masa mendatang.

Dengan GMF akhirnya dilakukan kerjasama pemeliharaan D-check pesawat B737 di Depohar 10 Lanud Husein Sastranegara Bandung, pesawat Hercules serta mesin.

Selain untuk meningkatkan kemampuan Depohar TNI AU, kerjasama ini juga dimaksudkan untuk mengefektifkan penggunaan anggaran yang ada. Yuyu yakin, jika dilakukan sendiri oleh teknisi TNI AU, dipastikan biaya yang harus dikeluarkan akan jauh berkurang.

Hanya saja untuk mencapai tahap itu, TNI AU harus berinvestasi membeli tool kits, alat kerja. Bagi Yuyu tidak masalah, sejauh sesuai aturan dan dengan maksud baik.

Kita investasi beli tool kits agar bisa memlihara Boeing. Kita laksanakan pemeliharaan pesawat pertama Boeing dan hasilnya ternyata lebih cepat. Memang ada yang tanya, kok boleh, saya pikir selama sesuai aturan dan ada check list, quality control, tidak ada masalah. Jadi jangan ada keraguan,” tutur KSAU panjang lebar.

Hasil akhirnya memang luar biasa. Selain proses pengerjaannya lebih cepat, TNI AU juga bisa menghemat anggaran Rp 11 miliar untuk satu kali pemeliharaan.

Itu salah satu inovasi yang kita lakukan. Banyak lagi, kita berpikir out of the box, berani sesuai aturan yang ada,” ujar Yuyu.

 Pembangunan Koopsau III 
https://3.bp.blogspot.com/-ty_GpAPdVxw/WnwDU89YqbI/AAAAAAAALBc/NmQTLE3q2Es_At8H9JZ7aMUg4HLbA1JewCPcBGAYYCw/s1600/27628756_1581749588577207_5120849880212440441_o.jpgTerkait pembangunan kekuatan, KSAU juga menuturkan pekerjaan melengkapi Koopsau III yang saat ini tengah berlangsung di Indonesia Timur.

Saat ini TNI AU sedang membangun infrastruktur di Biak, yang direncanakan untuk bangunan Mako Koopsau III akan selesai tahun ini.

Dengan pengembangan organisasi ini, masalahnya kemudian adalah kebutuhan personel. KSAU mengakui kekurangan personel di level bintara, tamtama, dan perwira menengah.

Untuk pemenuhan personel di Koopsau III jadi masalah karena kita zero growth, hanya mengganti yang pensiun namun di sisi lain organisasi dimekarkan,” ulasnya.

Sebagai solusi, jelas KSAU, untuk mengisi kebutuhan personel ini pihaknya tidak mengacu kepada DSPP (daftar susunan personel dan perlengkapan).

Kita tidak bisa samakan Lanud Halim tipe A dengan Lanud Biak yang juga tipe A. Yang penting satuan itu bisa melaksanakan tugasnya. Karena kalau mengejar jumlah personel, akan sulit bagi kita mencapai tahap ideal.

Terkait Koopsau III, TNI AU akan membentuk Skadron 33 di Makassar. Ini adalah skadron angkut berat menggunakan pesawat Hercules.

Kenapa segera dibentuk di Makassar, karena, jelas KSAU, di sana sudah dibentuk Divisi III Kostrad yang salah satu tugasnya adalah PPRC.

Mereka pasukan mobilisasi cepat sehingga harus didukung skadron angkut strategis. Karena pesawat Hercules tipe J belum datang, pesawat yang ada akan kita bagi tiga dan ditempatkan di Makassar,” ujar Yuyu.

Sementara di Biak akan dibentuk Skadron 27 yang alutsistanya diambilkan dari CN235 dan C295.

Juga akan bentuk Skadron 9 helikopter. Delapan heli EC725 Cougar sudah dipesan melalui kontrak dengan PTDI. Kalau tidak ada perubahan, Skadron 9 akan berada di Jayapura.

 Pengadaan alutsista lainnya 
Selain membeli enam pesawat amfibi spesialis pemadam kebakaran Canadair CL-415 dari Kanada, TNI AU juga dalam proses pengadaan lima pesawat Hercules tipe J, sembilan Casa C212 dari PTDI, dan UAV.

Belum lagi sistem rudal NASAMS (National Advanced Surface to Air Missile System) dari Norwegia, rudal AMRAAM, enam radar GCI, satu radar medium, satu radar pasif.

Nanti 2021 akan berdatangan semua,” urai KSAU.

Sementara terkait pengganti F-5 Tiger II, Yuyu mengatakan bahwa TNI AU sudah menyerahkan semua persyaratan kebutuhan kepada Kementerian Pertahanan.

Tugas kami sudah selesai, sekarang tinggal di Kemhan yang masih harus menyelesaikan beberapa persoalan seperti soal imbal dagang dan regulasi lainnya. Kami ingin segera mengganti F-5,” aku Yuyu.

Meski kontrak pengadaan Su-35 belum efektif, TNI AU telah melakukan persiapan sarana dan prasarana. Seperti pembangunan hangar, apron, dan shelter di Skadron 14. Program pembangunan infrastukrtur harus dijalankan karena hangar yang ada sangat kecil dan shelter-nya pendek.

Untuk itu karena proses pengadaan Su-35 belum efektif, Marsekal Yuyu mengakui pihaknya belum mengirim personel calon penerbang Su-35 ke Rusia.

Tunggu kontrak efektif baru prosesnya berjalan. Namun kami sudah menyiapkan, saya tidak katakan Sukhoi 35, apapun pengganti F-5, kami sudah menyiapkan penerbangnya,” ujar Yuyu.

Ditambahkannya, otomatis calon penerbangnya dari Skadron 14 dan juga Skadron 11. “Orang-orang inilah yang akan kita manfaatkan.”

 Operasi malam hari 
https://2.bp.blogspot.com/-sS0CKkm15sM/WAfdYyZtKTI/AAAAAAAAJMQ/0iqVEvA0TYMUL78jcPNwPlV9C6dNBwpBgCPcBGAYYCw/s1600/14589790_Epik%2BInvasi%2B%2528gaya%2529%2Bby%2Bidaf%2Btidak.%2B1%2Bsquadron.jpgSelain modernisasi alutsista, KSAU juga membuat program peningkatan kemampuan terbang malam di skadron tempur. Di tahun ini diagendakan seluruh skadron beroperasi malam.

Bahkan untuk pesawat EMB-314 Super Tucano dari Skadron 21, sudah melaksanakan sampai pengeboman malam dan intersepsi malam.

Dengan tetap dalam koridor keselamatan terbang, setali tiga uang TNI AU juga meningkatkan kesiapan radar untuk mendukung latihan terbang malam.

Target saya tahun ini seluruh pesawat tempur bisa melaksanakan operasi malam, selama ini hanya terbang malam saja bukan operasi malam,” ucap KSAU Marsekal TNI yuyu Sutisna.

Dirgahayu TNI AU ke-73, sayap pelindung tanah air Indonesia yang dibanggakan.

  TNI AU  
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...