Sabtu, 24 Maret 2018

Pemenuhan Kebutuhan Berdasarkan Prioritas

Kasau Marsekal TNI Yuyu Sutisna, S.E., M.M. melaksanakan kunjungan kerja (kuker) ke Satuan Pemeliharaan (Sathar) 32 dan Sathar 31, Depohar 30 di Lanud Abdulrachman Saleh, Malang.(23/3/2018).

Dalam kuker tersebut, Kasau beserta rombongan didampingi Dankoharmatau Marsma TNI Dento Priyono dan Kadiseroau Marsma TNI Kukuh S. menerima penjelasan dari Dandepohar 30 Kolonel Tek Isdwiyanto serta Dansathar 31 & 32 tentang permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan pemeliharaan engine dan structure pesawat.

Kasau pun memerintahkan kepada para pejabat Mabesau yang menjadi kewenangannya untuk mengupayakan pemenuhan kebutuhan peralatan Depohar 30 berdasarkan asas prioritas.

Kasau menyampaikan apresiasi yang besar kepada Depohar 30 karena meskipun dengan keterbatasan yang ada, kedua Sathar yang berada di bawah jajarannya dapat melakukan modifikasi secara mandiri, sehingga dapat mendukung kesiapan operasi.

Rombongan Kasau yang mengikuti kuker tersebut adalah para Asisten Kasau, Pangkohanudnas, Dankodiklatau, Pangkoopsau ll, Dankoharmataau, Wagub AAU, serta para Kepala Dinas dan Sesdis di jajaran Mabesau. (Ertin Primawati)

  ★ cahayabaru  

KN Tanjung Datu Pelayaran Perdana

Kepala Bakamla RI Laksdya TNI Ari Soedewo, S.E., M.H. melepas pelayaran perdana KN Tanjung Datu 1101 di Pelabuhan Jakarta International Container Terminal 2 Tanjung Priok, Jumat (23/3/2018).

Kepala Bakamla RI dalam sambutannya di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta mengatakan, KN Tanjung Datu 1101 merupakan kapal baru dan kapal patroli terbesar yang akan beroperasi perdana dalam rangka bantuan sosial ke Asmat.

Kapal mengangkut logistik berupa kebutuhan bahan pokok dan pakaian. Adapun material merupakan dukungan dan kerja sama dari Artha Graha Peduli, berupa 4.000 kg beras, 6.000 bks indomie, 2.000 liter minyak goreng, 2.000 kg gula, 2.000 lembar kantong AGP, 500 buah training serta 500 buah kaos.

Laksdya Ari berpesan kepada seluruh personel KN Tanjung Datu 1101 untuk menjaga kesehatan dan jalin kekompakan. Pelayaran perdana ini harus dengan kehati-hatian dan perlu dicatat setiap masalah yang timbul dikapal baik dari segi badan kapal, mesin kapal maupun peralatan navigasi. Hal ini perlu dilakukan agar dapat segera dilakukan perbaikan dan penyempurnaan KN Tanjung Datu 1101.

"Dalam rencana operasi KN Tanjung Datu 1101 ini, pelayaran dimulai dari Jakarta menuju Ambon kemudian ke Asmat untuk menyerahkan bantuan logistik. Usai kegiatan Bakti Sosial, KN Tanjung Datu 1101 akan melanjutkan aksinya dengan kegiatan latihan bersama Komodo di Surabaya," jelasnya. (*)

 Pasukan Intai Amfibi Marinir Perkuat KN Tanjung Datu-1101 
Komandan Tim Letnan Satu Marinir Kukuh Hadi Wiratama berserta empat orang anak buahnya dengan senjata lengkap.

Pasukan Intai Amfibi (Taifib) Korps Marinir TNI AL perkuat pengamanan KN Tanjung Datu-1101, yang bersandar di Dermaga Jakarta International Container Terminal (JITC) Tanjung Priok, Jakarta Utara Jum'at (23/03/2018).

Keberadaan pasukan elit Korps Marinir di kapal patroli terbesar Bakamla tersebut, dalam rangka mendukung Satuan Tugas Operasi Dalam Negeri Nusantara-1 Khusus Bantuan Sosial Bakamla ke Asmat, Papua Bawah Kendali Operasi (BKO) Bakamla RI.

Tim pasukan khusus ini berasal dari Batalyon Intai Amfibi-2 Korps Marinir Cilandak, di bawah pimpinan Komandan Tim Letnan Satu Marinir Kukuh Hadi Wiratama berserta empat orang anak buahnya dengan senjata lengkap.

  ★ KRI jogja | Utamanews  

Skadron Udara 1 Latihan Terbang Malam

Untuk meningkatkan profesonalisme dan kemampuan para penerbang serta teknisi, Skadron Udara 1 Lanud Supadio menggelar Latihan Terbang Malam, pada Selasa 20 Maret 2018. Latihan terbang malam ini direncanakan selama 1 Minggu ini.

Komandan Skadron Udara 1, Letkol Pnb Agung Indrajaya mengatakan bahwa latihan terbang malam ini berguna untuk meningkatkan profesionalisme dan terus terpeliharanya keahlian para penerbang tempur, baik pada saat siang hari maupun malam hari.

Seorang penerbang membutuhkan latihan yang terus menerus dengan situasi dan kondisi yang ada dilapangan, baik diwaktu siang maupun malam hari. Terbang siang hari sudah terbiasa bagi seorang penerbang namun untuk terbang malam hari tentunya harus dilatihkan sehingga terbiasa dengan situasi seperti itu”, ujar Komandan Skadron Udara 1.

Komandan Skadron Udara 1, Letkol Pnb Agung Indrajaya menambahkan terbang diwaktu malam hari tentunya mempunyai tingkat kesulitan yang berbeda apabila dibandingkan dengan terbang di siang hari. Dalam terbang malam, seorang penerbang dalam mengoperasikan pesawat lebih mengandalkan instrument-instrument yang ada di Cokpit pesawat.

Di sisi lain, keterbatasan jarak pandang juga merupakan kesulitan tersendiri, sehingga penglihatan secara visual sangat terbatas. Hal inilah yang harus dikuasai oleh setiap penerbang tempur.

Latihan terbang malam ini didukung oleh satuan-satuan kerja di jajaran Lanud Supadio dan insub serta pihak PT. Angkasa Pura (Persero) Bandara Internasional Supadio dan Airnav. Mudah-mudahan latihan yang berlangsung selama 4 hari kedepan dapat berjalan dengan aman dan lancar”, jelas Komandan Skadron Udara 1, Letkol Pnb Agung Indrajaya.

   TNI AU  

Jumat, 23 Maret 2018

Asops Kasau Tutup Latihan Bersama Cope West Dan Spear Iron 2018

Latihan Bersama Cope West dan Spear Iron 2018 secara resmi ditutup oleh Asops Kasau Marsda TNI Barhim pada Upacara Penutupan Latihan bersama di Apron Bandara Pangkalan TNI AU Sam Ratulangi, Manado. Jumat 23/3.

Latihan bersama dengan call sign “Cope West 2018” dan “Spear Iron” antara TNI AU dengan USAF ini dimulai sejak tanggal 12 sampai 23 Maret 2018 melibatkan unsur pesawat tempur F-16 dari Skadron Udara 16 Lanud Roesmin Nurjadin, Pekan Baru dan 13th Fighter Squadron USAF yang ber home base di Misawa Jepang serta personel prajurit Wing 2 Paskhas dengan total jumlah pelibatan 300 personil dari Angkatan Udara kedua negara.

Menjelang pelaksanaan Upacara, Asops Kasau Marsda TNI Barhim mengadakan Courtessy Call (CC) dengan Major General Walter J. Sams, Mobilization Assistance to Commander US PACAF. Dalam CC tersebut Major General Walter J Sams memberikan Apresiasi yang tinggi atas kerjasama yang terjalin baik saat berjalannya latihan dan berharap interaksi antar kedua belah pihak dapat terus berlanjut dan meningkatkan rasa persahabatan yang kuat, saling percaya dan memahami antara kedua Angkatan Udara. Pada kesempatan tersebut, Asops Kasau juga menyampaikan ucapan terimakasih kepada US PACAF yang telah berbagi pengalaman, pengetahuan dan ide-ide yang baik sebagai bahan referensi bagi kemajuan TNI Angkatan Udara khususnya bagi para penerbang tempur karena dapat saling bertukar ilmu dan kemampuan taktik pertempuran di udara terkini, mulai dari penggunaan smart weapon berkemampuan Beyond Visual Range (BVR) hingga Close Combat (pertempuran jarak dekat) dengan tingkat eskalasi dan kompleksitas yang semakin meningkat setiap harinya.

Saat pembacaan amanat Irup pada Upacara Penutupan Latihan Bersama Cope West dan Spear Iron 2018, Asops Kasau menyatakan bahwa Sasaran Latihan Bersama ini adalah untuk meningkatkan kemampuan dan profesionalisme para penerbang, crew pendukung dan personel Pasukan Khas dalam mengembangkan taktik dan teknik dalam Operasi Udara. Hal terpenting lainnya adalah Latihan ini merupakan ajang yang baik guna mempererat persahabatan dan memperkuat hubungan kedua Angkatan Bersenjata.

Saya ucapkan selamat kepada seluruh peserta latihan atas kerja kerasnya dalam melaksanakan latihan bersama ini dengan baik dan saya berharap seluruh keterlibatan dan interaksi dalam latihan dapat terus berlanjut dan membawa dampak positif bagi kedua belah pihak.” ucap Asops Kasau mengakhiri amanatnya.

Turut hadir dalam Upacara Penutupan Latihan tersebut adalah para pejabat dari Mabesau, Dankorpaskhas Marsda TNI T Seto Purnomo, para pejabat FKPD Provinsi Sulawesi Utara dan pejabat Delegasi Militer Amerika serta Danlanud Sam Ratulangi Kolonel Nav Insan Nanjaya. Dispenau 23/3.

   TNI AU  

Latihan Bersama "Spear Iron"

Di Lanud Sam Ratulangi“Sebuah pesawat tempur kita tertembak dan jatuh di daerah musuh, (Tompaso Minahasa) dalam sebuah operasi tempur“. Pilot sempat keluar dari pesawat menggunakan kursi lontar (Ejection seat) sesaat sebelum pesawatnya hancur menghantam bumi. Setelah mendapat laporan dan berkoordinasi dengan Pimpinan maka segera di bentuk tim penyelamat gabungan antara Paskhas TNI AU dan CCT Special Force dari Amerika Serikat untuk mencari dan menyelamatkan personil dan materil yang ikut jatuh bersama pesawat agar jangan sampai jatuh ke tangan musuh.

Pada Selasa (21/3), malam hari pukul 19.00 Wita segera tim gabungaan Paskhas TNI AU dan CCT Spesial Force, di terjunkan di area Drop Zone menggunakan pesawat CN-295 di Tompaso, Minahasa. Setelah mendarat dalam keadaan senyap dan aman, tim melakukan kompas malam dan melanjutkan pencarian pesawat dan pilot yang jatuh di daerah musuh. Setelah menemukan korban pilot, tim selanjutnya mengevakuasi ke daerah aman di luar garis musuh (safe zone).

Selanjutnya pada pagi hari, tim gabungan mengarahkan dan menuntun pesawat tempur F-16 US Air Force dan TNI AU, untuk melancarkan penembakan dan membombardir daerah musuh. Tim Gabungan melaksanakan operasi dengan mendatangkan Helikopter EC-725 untuk mengevakuasi pilot ke daerah aman di home base.

Demikian sekilas skenario yang dilaksanakan dalam Latihan bersama antara PASKHAS TNI AU dan CCT Special Force dari Amerika Serikat, bersandi “ SPEAR IRON 2018 “ di Lanud Sam Ratulangi. Latihan bersama antara TNI AU dan US PACAF ini di mulai sejak tanggal 12 Maret sampai 23 Maret 2018. Latihan penerjunan malam yang dilaksanakan di daerah Tompaso Minahasa ini mendapat apresiasi dan perhatian dari masyarakat sekitarnya. Masyarakat berbondong – bondong ingin menyaksikan operasi penerjunan di malam hari yang hampir tidak pernah di lakukan sebelumnya di daerah ini. Dalam latihan ini di terjunkan dari paskhas TNI AU sebanyak 15 personil sedangkan dari CCT special Force sebanyak 9 personil. Latihan berahir pada siang harinya pukul 10.00 Wita.

Kegiatan latihan ini turut di dukung oleh pemerintah setempat, baik kepala desa, camat, unsur satuan samping dari Koramil Kakas, pihak kepolisian dan dinas kesehatan Minahasa.

   TNI AU  

Kamis, 22 Maret 2018

Tim Parako Kopassus Spesialis Perang Hutan

https://4.bp.blogspot.com/-at0AXFqrF5w/WrL6ZC9PI0I/AAAAAAAA47M/NFGWjTehS-Q0rbJb0sUD2qIwtpEsTgCwACLcBGAs/s400/dsc_4570.jpgTim Parako Kopassus dengan seragam SAMAR [Mylesat

Setapak menjelang masuk ke medan survival Kopassus di Pusat Pendidikan dan Latihan Pasukan Khusus (Pusdiklatpassus) Situ Lembang, Bandung (16/3/2018), Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto sudah ditunggu prajurit dari Tim Parako Kopassus, spesialis perang hutan.

Tim Parako ini berdiri dalam posisi berbanjar, mengenakan pakaian perang hutan plus peralatan dan persenjataan lengkap. Profil mereka terlihat ideal sebagai pasukan khusus, dengan tinggi rata-rata sekitar 170 cm.

Yang langsung menyita mata dari sosok prajurit Parako ini adalah seragam yang mereka kenakan. Dinamakan SAMAR, yang merupakan singkatan dari Spektrum Adaptasi Mata Anti Refleksi, pakaian dinas lapangan (PDL) ini terlihat begitu menyatu dengan warna hijau di belakang mereka.

Seragam terbaru yang disebut juga hijau lumut ini, memiliki tingkat kamuflase yang nyaris sempurna. Apalagi saat berbanjar itu, di belakang pasukan adalah hutan tropis yang didominasi warna hijau. Perfect camouflage.

Secara spontan, Panglima TNI awalnya sempat menduga seragam ini buatan luar negeri. “Bagus, warnanya sangat cocok karena menyatu dengan alam, saya kira awalnya dari luar,” ujar Marsekal Hadi.

KSAD Jenderal Mulyono yang mendampingi Panglima TNI pun terpancing ingin tahu asal muasalnya. “Dikembangkan melalui swadaya Kopassus dan sudah direkomendasi Kopassus,” aku seorang perwira yang menjadi narator saat menjawab pertanyaan KSAD. Ia juga menyebutkan bahwa seragam SAMAR dibuat di Cimahi.

Perwira ini kemudian memberikan penjelasan singkat kepada Panglima TNI mengenai detail perlengkapan Parako, serta pembagian tugas dari setiap orang dalam sebuah tim tempur perang hutan.

Jika dilihat dari dekat, seragam SAMAR yang didominasi warna olive green menggunakan bahan dasar ripstop yang lazim digunakan untuk seragam militer karena tidak mudah robek. Warna-warna alam lainnya seperti brown dan khaki juga digunakan secara ngacak dalam kolom-kolom desain modifikasi pixel.

Baik Panglima TNI, KSAD, dan perwira petinggi lainnya yang hadir mengakui sempurnanya desain SAMAR dalam vegetasi Indonesia.

Kepada Marsekal Hadi, perwira narator kemudian memperkenalkan sosok prajurit Parako yang di antara sukses mereka adalah pada akhir tahun lalu berhasil membebaskan sandera di Distrik Tembagapura, Papua.

Mulai dari atas kepala, setiap prajurit menggunakan topi rimba dan alat pandang malam AN/PVS-14 Monocular Night Vision Device (MNVD). Setiap prajurit juga membawa adventure lights yang disangkutkan di rompi serbu.

Dalam penggunaan militer, adventure lights yang kedap air dan tahan menghadapi benturan sangat dibutuhkan sebagai salah satu tanda kenal dalam kondisi SOS. Untuk kebutuhan militer, lampur strobo digunakan dalam fungsi infra merah untuk membantu saat NVG digunakan.

Membuat Panglima TNI kagum, pakaian dan semua asesoris yang digunakan ternyata buatan dalam negeri. Seperti ransel Kartika buatan PT Sritex. Ransel ini dikatakan sudah teruji dalam pembebasan sandera di Tembagapura. Ransel Kartika mampu membawa bekal untuk lima hari penugasan.

Begitupun rompi, juga produk dalam negeri. Rompi ini dilengkapi tiga kantong magasin. Setiap prajurit juga membawa granat tajam bertahan JT-05PE buatan Korea dan kantong P3K.

Tentu saja alat komunikasi berupa radio perorangan keluaran Harris yang jamak digunakan di lingkungan TNI.

Untuk persenjataan, setiap prajurit Parako terlihat dibekali pistol SiG-Sauer kaliber 9mm produksi Jerman. Tampilan mereka semakin keren dengan penggunaan speed holster buatan Safariland dari Amerika Serikat.

Holster atau sarung senjata dengan karakteristik seperti ini didesain untuk menghadapi situasi taktis, yang memberikan kecepatan reaksi bagi penggunanya untuk mengambil pistolnya. Holster yang digunakan saat ini rata-rata sudah memiliki sistem penguncian mandiri dan tidak kaku.

Menurut beberapa anggota Kopassus kepada mylesat.com, Tim Parako spesialis perang hutan ini berada di Satuan 81 Kopassus. Bangga dan kagum melihat pasukan setangguh Tim Parako.

Inilah salah satu pasukan terbaik yang dimiliki TNI, dan tentunya menjadi commander asset yang sangat diandalkan bagi Panglima TNI dalam menghadapi perang hutan.

  Mylesat  

KRI Arun-903 Sekarang Dalam Posisi Normal

https://3.bp.blogspot.com/-bdt7ruTc8XE/WrORn5Rrt7I/AAAAAAAA470/4MyGOmEKXOQGSzQppWzri4WorG3aP0LcACLcBGAs/s400/IMG-20180322-WA0001.jpgKRI Arun 903 [Portal Komando

KRI Arun-903 dengan komandan KRI Letkol Laut (P) Victor Padamean Y. Siagian, S.T., kembali dalam posisi normal setelah sebelumnya sempat miring beberapa derajat. Penyebab miringnya kapal tangker tersebut menurut Komanda KRI terjadi saat proses pengisian bahan bakar.

Kronologis kejadian dimulai pada hari Senin tanggal 19 Maret 2018 sebelumnya melaksanakan pengisian bahan bakar KRI dr. Soeharso-990 dengan jumlah 2.248 ton dan kapal posisi miring kiri 0,5 derajat kemudian dibalast ke kanan menggunakan air tawar dan HSD dari tangki 3 dan 4 (wing kiri) ke tangki 3 dan 4 (wing kanan) menggunakan klep, mengalir secara alami dari pukul 07.00 s.d. 07.05 perubahan posisi kapal miring ke kanan 1 derajat dari posisi semula. Posisi ini masih semu karena KRI Arun disandarai KRI dr. Soeharso-990 dan posisi klep sudah tertutup semua.

Pada pukul 08.00 pengisian KRI SHS dimulai dengan mengambil tangki 3 wing kanan sampai dengan pukul 13.31 kapal tetap miring kanan 0,5 derajat dan pada saat itu KRI SHS masih menempel di lambung kanan KRI Arun. Selanjutnya pada pukul 15.30 KRI SHS lepas dari lambung kanan KRI Arun, posisi kapal mulai terjadi penambahan kemiringan sampai dengan lebih dari 10 derajat miring kanan.

Melihat kondisi kapal yang miring tersebut Komandan KRI Arun dan seluruh ABK melakukan penanggulangan secepatnya dengan memperkuat tali-tali di dermaga agar kapal tidak bertambah miring. Untuk menghidari terputusnya aliran listrik, ABK menghidupkan DG (Diesel Generator) VII untuk mengganti aliran darat ke kapal. Kemudian untuk mengimbangi muatan kapal, dilakukan dengan menyalakan pompa balast. Untuk menahan kemiringsn kapal, komandan kapal berkoordinasi dengan Staf Operasi Koarmatim untuk bantuan kapal tunda. Langkah lainnya yang dilakukan dengan cara memindahkan muatan air tawar dari tanki 1 (wing kanan) ke tanki 1 (wing kiri).

Kemudian untuk mengembalikan posisi semula dilakukan dengan memindahkan muatan solar dari tanki 3 (wing kanan) ke 3 (wing kiri), namun penanggulangan belum berhasil karena kondisi laut yang surut dan kapal posisi duduk di lumpur. Pada pukul 19.00, posisi kapal masih miring kanan 10 derajat. Pada pukul 20.00 kemiringan kapal berkurang menjadi 8,8 derajat, kemudian pukul 21.00 menjadi 7,2 derajat. Proses transfer HSD dilanjutkan dengan pengisian dari tanki 2 dan 3 kanan menuju tangki kiri. Pada pukul 22.00 kemiringan kapal berkurang menjadi 6,5 derajat dan pada pukul 23.00, secara berangsur posisi kapal 3,5 derajat.

Pemindahan HSD dari tanki kanan ke kiri terus dilakukan sampai kapal dalam kondisi miring 2,5 derajat pengisian tanki 2 dan 3 kanan di hentikan, dilanjutkan pengisian dari wing water balast lambung kiri KRI buritan sampai dengan kondisi kemiringan kapal 1 derajat pada pukul 00.00 dan 0,5 derajat pada pukul 01.00 WIB. Upaya yang dilakukan komandan KRI Arun dan seluruh anggotanya membuahkan hasil dan pada hari Selasa pagi, KRI Arun dalam posisi 0 derajat atau posisi normal. Dari peristiwa ini tidak menimbulkan kerugian baik materiel maupun personel.

  Portal Komando  

Kelanjutan Program Pembuatan Pesawat Tempur KF-X/IF-X Belum Jelas

https://4.bp.blogspot.com/-0da-8bD2zC0/WrO1B1yUwlI/AAAAAAAALGk/RgBPQIJpS5QfwCrgIAZMlsRtd64k0sMaACLcBGAs/s1600/1557269jet2780x390.jpgModel pesawat tempur KF-X ini ditampilkan di bagian depan perusahaan penerbangan Korea Aerospace Industries (KAI) di Sacheon, Korea Selatan. Riset untuk pembuatan prototipe pesawat tempur generasi 4,5 ini masih berlangsung sampai 2021. Proyek dijadwalkan rampung pada 2026 dengan produksi 250 pesawat tempur untuk Korea dan Indonesia. (KOMPAS/NINA SUSILO)

Kelanjutan program pembuatan pesawat tempur Korean Fighter Xperiment/Indonesia Fighter Xperiment (KF-X/IF-X) yang merupakan kerja sama antara Indonesia - Korea Selatan saat ini belum jelas.

Padahal, beberapa waktu lalu proyek dengan total investasi kedua negara yang mencapai 8 miliar dollar AS itu diklaim sudah masuk tahap engineering manufactur development (EMD).

Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan, Marsekal Madya TNI Hadiyan Sumintaatmadja kemudian menjelaskan mengenai nasib program pembuatan pesawat tersebut.

Kami membahas kelanjutannya itu (KF-X/IF-X),” kata Hadi seusai rapat koordinasi khusus (rakorsus) di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum ,dan Keamanan, Jakarta, Rabu (21/3/2018).

Saat ini, menurut Hadi, belum ada keputusan akhir apakah program yang dibiayai Korea Selatan 80 persen dan Indonesia 20 persen itu dilanjutkan atau tidak.

Hasilnya kan cuma dua, dilanjutkan atau tidak. Tapi (nanti) Pak Menko (Menko Polhukam Wiranto) yang menjelaskan. Itu keputusannya di Pak Menko (Polhukam),” kata Hadi.

Hadi membantah bahwa program tersebut akan dihentikan karena kendala lisensi teknologi yang tidak kunjung diberikan oleh Amerika Serikat. Lisensi itu yakni electronic optics targeting pod (EOTGP), infrared system targeting (IRST), radar active electronically scanned array (AESA), dan radio frequency jammer.

Enggak, enggak (ada kendala lisensi),” ucap dia.

Hadi juga menbantah bahwa masalah anggaran menjadi penyebab tidak jelasnya program pembuatan pesawat tersebut.

Saya tidak bisa komentar. Nanti Pak Menko (Polhukam). Tunggu Pak Menko (Polhukam) ya,” ujar Hadi.

Tak berbeda, Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia (Persero) (PTDI) Elfien Guntoro yang hadir dalam rakorsus tersebut juga tak bersedia menjelaskan hasil rapat soal perkembangan program pembuatan pesawat KFX/IFX.

Saya cuma hadir saja. Saya enggak bisa kasih komentar,” kata mantan Direktur Utama PT Pelni (Persero) tersebut.

Hadir juga dalam rakorsus tersebut antara lain Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo, Kepala Staf TNI Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Yuyu Sutisna dan pihak lainnya.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemenhan, Anne Kusumayati sebelumnya mengatakan, pengembangan pesawat tersebut terkendala pengadaan beberapa komponen yang lisensinya dimiliki Amerika Serikat.

Korea Selatan dan Indonesia sejatinya mencoba menyiasati kendala itu, yakni berkolaborasi dengan negara-negara di Eropa untuk pengadaan komponen tersebut. Kerja sama pengembangan jet tempur generasi 4,5 tersebut telah dimulai sejak 2016.

Ditargetkan pada 2019 prototipe pesawat tempur tersebut diproduksi. Kemudian, pesawat dapat diluncurkan dan bisa terbang pada 2021. Pada 2026, diharapkan pesawat tempur KFX/IFX bisa mendapatkan type certificate.


  Kompas  

Rabu, 21 Maret 2018

Pesawat N219 Diproduksi Massal 2019

✈ N219  [PTDI]

Uji terbang pesawat N219 alias Nurtanio memasuki waktu tempuh 18 jam. Angka ini terus bertambah hingga sekitar 300 jam terbang di penghujung tahun ini.

Sekretaris Perusahaan PT Dirgantara Indonesia (Persero) (PTDI) Ade Yuyu Wahyuna mengatakan jadwal uji terbang dilakukan sesuai dengan rencana. Jadwal uji terbang pun tidak serta merta dilakukan tiap minggu, akan tetapi didasarkan pada target 300 jam terbang hingga akhir tahun nanti.

"Itu kita kan sertifikasi 300 jam terbang, 325 jam atau 350 jam," kata Ade kepada detikFinance, Rabu (21/3/2018).

Uji terbang dengan waktu tersebut dibutuhkan sebagai syarat mendapatkan type certificate. Type certificate adalah sertifikasi kelaikan udara dari desain manufaktur pesawat. Sertifikat ini dikeluarkan oleh Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKUPP) Kementerian Perhubungan.

"Type certificate akhir tahun ini baru boleh diproduksi setelah 2019," ujar Ade.

Ade mengatakan, di 2019 PTDI akan memproduksi enam unit N219. Pesawat N219 tersebut langsung dipasarkan kepada maskapai yang sebelumnya sudah berminat membeli N219.

"2019 produksi langsung enam. Itu target kita memang lumayan," kata Ade. (ara/zul)

  detik  

Indonesian Navy Rover-class tanker lists after failed replenishment operation

An Indonesian Navy tanker has been taken out of service after a failed replenishment operation. Incident likely to renew attention on the country’s naval replenishment capabilities KRI is currently listing towards it starboard side after a failed replenishment operation. [TNI-AL]

The Indonesian Navy’s (Tentara Nasional Indonesia – Angkatan Laut, or TNI-AL’s) sole Rover-class replenishment tanker, KRI Arun (903) is currently listing towards its starboard side after a failed replenishment-at-sea operation.

The incident took place off Ujung, Surabaya on 19 March at about 1830 h local time. According to a TNI-AL source who forwarded the image of Arun to Jane’s after the incident, the 140 m ship started to heel as it was replenishing the multipurpose hospital ship, KRI Dr Soeharso (990).

Arun was subsequently towed back to the Eastern Fleet’s (KOARMATIM’s) Semampir pier at Surabaya in its listed state by two TNI-AL coastal tugboats, TD Anjasmoro and TD Merbabu. No casualties have been reported.

The cause of the incident has not been ascertained, but Jane’s understands that initial indications point to a ballast pump failure on board Arun. The tanker will be temporarily taken out of service in lieu of damage assessments by TNI-AL personnel.

Arun was formerly in service with the UK Royal Fleet Auxiliary as RFA Green Rover with pennant number A268. The ship, which was launched in 1968, was transferred over to the TNI-AL in 1992 after a refit. The vessel can replenish ships at sea with fuel, fresh water, and limited dry cargo while under way.

  Janes  

[RIP] Penerbang Aerobatik “Elang Biru” TNI AU Gugur

✈ Merupakan salah satu penerbang tempur terbaik yang dimiliki oleh TNI AU Keluarga Besar TNI Angkatan Udara berduka mendalam atas kecelakaan pesawat latih aerobatik jenis Super Decathlon DL-30 dengan nomor registrasi PK-RTZ milik Genesa Flight Academy (GFA) di bandara Tunggul Wulung Cilacap pada Selasa, 20 Maret 2018 yang merenggut nyawa Kolonel Pnb M.J. Hanafie. Almarhum merupakan salah satu penerbang tempur terbaik yang dimiliki oleh TNI AU dengan jabatan terakhir sebagai Paban II/Sismet Ditdok Kodiklatau di Jakarta.

Almarhum Kolonel Pnb M.J. Hanafie pria kelahiran Malang, Jawa Timur pada 23 Juli 1969 merupakan lulusan Sekolah Penerbang Ikatan Dinas Pendek (IDP) TNI AU tahun 1991. Memiliki pengalaman menerbangkan pesawat tempur Mk-53 HS-Hawk, F-5E Tiger, F-16 Fighting Falcon dan Sukhoi Su-27/30 dengan nickname “Jaguar”. Pernah bergabung sebagai penerbang Tim Aerobatik “Elang Biru” dengan pesawat F-16 di tahun 1995-1997.

Dalam perjalanan karirnya, Kolonel Pnb M.J. Hanafie pernah menjabat sebagai Komandan Lanud Raja Haji Fisabilillah (RHF) di Tanjung Pinang, Liaision Officer di Butterworth Malaysia dan berbagai jabatan lainnya. Almarhum meninggalkan seorang istri Florensia Harienda dan tiga orang anak, Savana Nadira Hanasia (19), Savara Umaira Hanasia (16), Muhammad Ryandra Hanasia (8).

Almarhum Kolonel Pnb M.J. Hanafie memang memiliki hobi terbang meski sudah tidak berada di skadron operasional lagi. Hobi tersebut biasa dilakukan almarhum saat akhir pekan dan sejak bulan November 2017 lalu membantu pelaksanaan latihan penerbangan di GFA sesuai surat permohonan dari Direksi GFA ke TNI AU yang di tindaklanjuti dengan penugasan dari TNI AU. Saat terjadi kecelakaan, Kolonel Pnb M.J. Hanafie melakukan terbang aerobatik dalam rangka persiapan acara Wing Day (Wisuda Siswa) GFA yang rencananya akan dilaksanakan pada 28 Maret mendatang.

Kolonel Pnb M.J. Hanafie merupakan salah satu penerbang TNI AU cemerlang yang berkesempatan mencoba manuver “Cobra Pugachev” dengan pesawat tempur Sukhoi saat melaksanakan kursus transisi di Rusia. Cobra Pugachev merupakan sebuah manuver sulit yang menampilkan keunggulan aerodinamika pesawat dengan manuver terbang lurus kemudian tiba-tiba mendongak seperti ular kobra dan kembali pada posisi awal dan siap menyerang. (Dispenau/Yuni)

  Bisnis Metro  

Ekspedisi Layanan Kas Kepulauan TA.2018

Menggunakan KRI Sidat 851KRI Sidat 851

Asisten Perencanaan dan Anggaran (Asrena) Kolonel Laut (P) Rony Saleh mewakili Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Didik Setiyono, S.E., M.M., menerima Courtesy Call Kepala Bank Indonesia Cabang Jatim Bapak Difi Ahmad Johansyah dalam rangka Pelepasan Kegiatan Ekspedisi Layanan Kas Kepulauan Tahun 2018 dengan menggunakan KRI Sidat-851, bertempat di gedung VIP Nala, Ujung Koarmatim, Surabaya, Selasa (20/03/2018).

Mengawali amanat Pangarmatim yang dibacakan Asrena pangarmatim menyampaikan pelepasan KRI Sidat -851 yang akan mengemban tugas pengamanan dan pelayanan kas keliling Bank Indonesia ke pulau-pulau kecil yang berada di perairan utara Jawa Timur diantaranya Pulau Kangean, Pulau Sapeken, Pulau Kalambau/Matasiri, Pulau Karumputan dan perairan Kalimantan Selatan.

"Salah satu simbol bahwa kedaulatan suatu negara tegak saat uang resmi negara tersebut digunakan diseluruh wilayah negara, termasuk di pulau-pulau terpencil, tugas yang diemban oleh tim dari Bank Indonesia dan KRI Sidat-851 saat ini adalah bagian dari tugas yang mulia tersebut, yaitu penegakan kedaulatan negara", ungkap Pati berbintang dua tersebut.

Pangarmatim mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang tinggi atas adanya kerjasama yang baik antara Bank Indonesia dan TNI Angkatan Laut, pihak Bank Indonesia telah memberikan kepercayaan yang tinggi kepada TNI Angkatan Laut khususnya Koarmatim, dan Pangarmatim memerintahkan Komandan KRI Sidat-851 Mayor Laut (P) Irwin Kurniadi beserta ABK untuk menjawab kepercayaan itu dengan menjalankan tugas ini sebaik mungkin, tunjukan bahwa kalian adalah Prajurit- prajurit Profesional dan bertanggung jawab.

Sebelum mengakhiri acara dilaksankan pertukaran cenderamata dari kedua belah pihak. Hadir dalam acara tersebut para Asisten Pangarmatim, Kadiskuarmatim,Dandenma Koarmatim dan Wakil Kepala BI Jatim, Yudi Harimukti, Kepala tim dan kepala satuan.

  ✈️ TNI AL  

Selasa, 20 Maret 2018

Pesawat Cassa 212 Tergelincir

Di Bandara Husein Sastranegara Bandung✈️ Pesawat TNI AU [pikiran rakyat]

Pesawat Cassa 212 A-2108 tergelincir di Landasan Udara Husein Sastranegara, Bandung, Selasa (20/3/2018) pagi. Pesawat itu keluar landasan seusai memotret Situ Cisanti dan Sungai Citarum.

Kepala Penerangan dan Perpustakaan (Kapentak) Lanud Husein Sastranegara, Mayor Supri Ardianto menjelaskan, pesawat TNI Angkatan Udara jenis Cassa 212 Aviocar A-2108 dari Skadron 4 Lanud Abdurahman Saleh, Malang, itu dipiloti oleh Kapten Pnb Andika Ardyagana dan Kopilot Wanto Nur Abadi beserta tujuh kru dan enam orang personel dari Dispotrudau.

"Sekitar pukul 09.41 WIB, (pesawat) mengalami insiden keluar landasan ketika akan melaksanakan landing di Lanud Husein Sastranegara," ujar Supri melalui siaran persnya, Selasa (20/3/2018) sore.

Berdasar keterangan pilot, lanjut Supri, pesawat mengalami after landed nose steering, sehingga pesawat tergelincir keluar lima meter dari tepi runway Taxiway C dan Taxiway B, setelah melaksanakan misi pemotretan udara di aliran Sungai Citarum dan Cisanti.

Supri memastikan tak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Namun, proses evakuasi memakan waktu hampir dua jam. Saat ini, sambung Supri, pihaknya masih memeriksa kondisi pesawat.

"Setelah hampir dua jam dilaksanakan (evakuasi) pesawat tersebut berhasil ditarik untuk dipindahkan ke hanggar perawatan Sathar 14 Depohar 10 Lanud Husein Sastranegara. Untuk dilaksanakan perbaikan dan penyelidikan lebih lanjut terkait kecelakaan tersebut dan untuk penerbangan dari dan menuju Bandar Udara Husein Sastranegara sudah dibuka kembali," jelasnya.

  ✈️ Kompas  

MNLF Siap Patroli Laut Bersama Indonesia

Pimpinan Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF) Nur Misuari mengawal warga Norwegia, Kjartan Sekkingstad setelah dibebaskan dari kelompok militan Abu Sayyaf Islam al-Qaeda, di Jolo, Sulu di Filipina, 18 September 2016. Kelompok Nur Misuari ini membantu dalam proses pembebasan tersebut. [REUTERS/Nickie Butlangan]

Nur Misuari, pendiri organisasi garis keras di Filipina, Moro National Liberation Front atau MNLF, secara mengejutkan menyatakan siap bekerja sama dengan Indonesia dalam mengamankan wilayah perbatasan. Filipina baru-baru ini memfokuskan pengamanan di wilayah-wilayah perairan perbatasan.

Secepatnya kami akan melakukan inagurasi bergabungnya pasukan kami dengan Indonesia,” kata Misuari, Minggu, 18 Maret 2018 seperti dikutip dari Rappler.com.

Pernyataan Misuari itu disampaikan di hadapan ribuan pendukungnya dan anggota MNLF di Davao City saat merayakan berdirinya MNLF dan memperingati 50 tahun pembantaian Jabidah, yang terjadi puluhan tahun lalu terhadap pemberontak Moro di Mindanao.

Pemerintah Indonesia telah menginformasikan kepada kami dan presiden telah memberikan izin untuk menerima proposal bahwa kami harus mengerahkan 10 kapal besar ke sekitar teritorial laut kami,” kata Misuari.

Menurut Misuari, pasukan pengamanan wilayah perbatasan laut Indonesia-Filipina separuhnya akan berasal dari Angkatan Darat Indonesia, sedangkan pasukan bersenjata Filipina akan diwakilkan oleh pasukan MNLF. Hingga berita ini diturunkan, masih belum diketahui presiden siapa yang dimaksud Misuari, yang telah memberikannya izin terhadap partisipasi MNLF.

Sebelumnya pada Januari 2018 lalu, Presiden Filipina Rodrigo Duterte berjumpa dengan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Davao untuk mendiskusikan rencana kedua negara mengawal wilayah perbatasan laut terhadap teroris. Dalam pertemuan itu, Retno menilai Presiden Duterte telah memberikan sinyalemen Filipina ingin meningatkan kerjasamanya dengan Indonesia melalui sebuah kesepakatan pasukan militer gabungan.

Pemerintah Indonesia sendiri pernah memuji MNLF karena membantu membebaskan warga negara Indonesia yang diculik kelompok pemberontak Abu Sayyaf di Filipina.

  ✈️ Tempo  

TNI AU Tingkatkan Kerjasama Pertahanan dengan Republik Ceko Slovakia

TNI AU dan Republik Ceko Slovakia sepakat untuk lebih meningkatkan hubungan dan kerjasama.

Kerjasama yang menjadi fokus kedua belah pihak meliputi bidang pendidikan dan latihan militer, industri penerbangan, avionic, elektronika, senjata ringan, amonisi dan truk serbaguna.

Kesepakatan tersebut disampaikan kedua pejabat, masing-masing Kepala Staf TNI AU Marsekal TNI Yuyu Sutisna, S.E, M.M dan Duta Besar Republik Ceko Slovakia untuk Indonesia H.E. Mr. Ivan Hotek, dalam acara kunjungan di Mabesau Cilangkap Jakarta, Selasa (20/3).

Kedua pejabat juga mendiskusikan status hubungan bilateral Indonesia dan Republik Ceko Slovakia terkini. Kedua pihak sepakat merealisir secara konkrit bentuk kerjasama tersebut di dalam joint production, termasuk alih teknologi.

Pada kesempatan ini Kasau didampingi Aspam Kasau Marsda TNI Dwi Fajariyanto dan Sesdispenau Kolonel Adm Bejo Suprapto, S.T. Sementara Dubes Republik Ceko Slovakia didampingi Deputi Dubes Ceko Slovakia Mr. Jakub Cerny.

Dubes Republik Ceko Slovakia H.E. Mr. Ivan Hotek menyatakan baru pertama kali berkunjung ke Mabesau dan merasa terhormat atas sambutan Kasau dan pasukan jajar kehormatan.

  ✈️ TNI AU  
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...