Sabtu, 23 Mei 2015

Indonesia akan memiliki anggaran pertahanan yang paling cepat berkembang di Asia Pasifik

Pengeluaran Pertahanan menjadi $ 14,3 Miliar pada tahun 2020 Indonesia akan memiliki anggaran pertahanan yang paling cepat berkembang di Asia Pasifik selama lima tahun ke depan, menurut analisis yang dirilis hari ini oleh IHS Inc. (NYSE: IHS).

Anggaran pertahanan Indonesia akan meningkat sebesar 17 persen pada 2015, dari IDR 83.3 triliun ($ 6,3 miliar) menjadi IDR 97.4 triliun ($ 7,4 miliar) dan diharapkan tumbuh 14 persen per tahun hingga akhir dekade (pertumbuhan rata-rata pertahun). IHS Aerospace, Pertahanan & Keamanan memperkirakan bahwa pengeluaran Pertahanan Indonesia akan melewati IDR 180 triliun ($ 14,3 miliar) per tahun pada tahun 2020.

"Pertumbuhan skala ini tentu luar biasa dan pemerintah Indonesia tampaknya berkomitmen untuk meningkatkan anggaran pertahanan secara signifikan" kata Craig Caffrey, analis anggaran untuk IHS Aerospace, Pertahanan & Keamanan. "Prospek ekonomi untuk Indonesia tetap kuat dan penghapusan subsidi BBM oleh Presiden Jokowi akan menambahkan anggaran pertahanan."

Selama lima tahun ke depan, Indonesia kemungkinan akan meningkat pertumbuhannya secara konsisten. "Mencapai tingkat pertumbuhan yang tinggi berkelanjutan tampaknya sangat mungkin mengingat anggaran pertahanan mendapat dukungan politik yang kuat," kata Caffrey.

Indonesia adalah pengimpor 15 terbesar di dunia alutsista pada tahun 2014, menurut data IHS, mengimpor alutsista senilai $ 1,8 milyar. Pemasok terbesar tunggal alutsista ke Indonesia tahun lalu adalah Korea Selatan ($ 450 juta).

 Pertumbuhan Global Pertahanan Asia Pasifik 

Pertumbuhan anggaran militer di Asia Pasifik juga diharapkan menjadi kuat selama sisa dekade rata-rata 4,7 persen secara nyata. "Asia Pasifik benar-benar diharapkan menjadi pendorong peningkatan belanja pertahanan selama lima tahun ke depan," kata Caffrey "Pada akhir dekade, anggaran belanja alutsista diperkirakan akan mencapai sekitar $ 550 miliar, atau sekitar sepertiga dari seluruh pengeluaran global." [IHS Janes]

  Garuda Militer  

Tangkap Kapal Illegal Fishing, Langsung Tenggelamkan!

Sejumlah petugas menyaksikan proses pembakaran KM 26 80 GT asal Thailand di Perairan Selat Malaka Idi Rayeuk, Aceh Timur, Aceh, Rabu (20/5/15). Kementerian Kelautan dan Perikanan memusnahkan 19 kapal motor milik nelayan asing yang tertangkap mencuri ikan secara ilegal di perairan Indonesia. (ANTARA FOTO/Syifa)

Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Indroyono Soesilo punya pesan khusus kepada Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. Indroyono berpesan, bila Susi menangkap kapal asing yang terbukti melakukan praktik illegal fishing, bisa langsung ditenggelamkan di tempat.

"Kalau kapal itu A, B, C, D, E melanggar bisa langsung ditenggelamkan, tidak usah masuk pengadilan lagi. Itu harus dilaksanakan‎," tegas Indroyono saat menghadiri Munas luar biasa Persatuan Insinyur Indonesia (PII) di Hotel Shangri-La, Jakarta, Sabtu (23/5/2015).

Indroyono menjelaskan, dasar hukum para petugas Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) KKP bisa langsung menenggelamkan kapal sudah ada di Undang-undang (UU) Perikanan No. 45/2009, pasal 69.

"‎Salah satunya, yang penting kita tegaskan kalau memang kita memiliki UU Perikanan 45/2009 memberikan pasal 69 diskresi (pengecualian)," tambahnya.

Indroyono juga meminta petugas PSDKP KKP di lapangan tak perlu ragu membakar dan menenggelamkan kapal. Bila cukup bukti kapal tersebut melakukan illegal fishing, bisa langsung ditenggelamkan.

"SOP-nya harus jelas, sehingga aparat di lapangan percaya diri. Ayat I dan IV mengambil tindakan tegas seperti penenggelaman dan pembakaran kapal apabila ada indikasi illegal fishing. Ada SOP yang tinggal dirapihkan. Ini masalah kriminal jangan dibawa-bawa negara," tegas Indroyono. (wij/dnl)

  detik  

Kerja Sama Menhan RI dengan Menhan Thailand

Menhan Ryamizard Ryacudu menandatangani MoU dengan Menhan Thailand Jenderal Prawit Wongsuwon.

Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Menhan Thailand Jenderal Prawit Wongsuwon di kantor Kemenhan, Jakarta Kamis (21/5). Persetujuan kerjasama pertahanan tersebut untuk mewadahi upaya kolaboratif Indonesia dan Thailand guna menghadapi tantangan keamanan global.

Menhan Ryamizard berharap, kerjasama di bidang pertahanan tersebu dapat mendorong kerjasama-kerjasama di sektor lain, termasuk mempercepat penyelesaian damai delimitasi zona ekonomi ekslusif serta sektor maritim yang juga melibatkan institusi, di luar Kemenhan dan angkatan bersenjata atau militer.

Menurut dia, angkatan bersenjata atau militer menjadi instrumen nasional untuk melindungi keselamatan maupun keutuhan suatu negara terhadap ancaman nyata (nontradisional) maupun tidak nyata (tradisional). "Ancaman dimaksud memiliki empat sifat umum yaitu tidak mengenal batas negara, melampaui jangkauan fungsi militer, sulitnya dideteksi dan diprediksi dan berasal dari aktor bukan negara," ujar Ryamizard.

Mengingat sifat ancaman tidak mengenal batas negara dan kapan datangnya tidak mudah diketahui, kata dia, sehingga sulit bagi sebuah negara untuk menghadapi ancaman tersebut secara sendiri-sendiri. Atas dasar itu, diperlukan upaya kolaboratif melalui kerjasama baik secara bilateral maupun multilateral.

"Oleh karena itu kerjasama angkatan bersenjata kedua negara diharapkan dapat memberikan sumbangan penting bagi upaya-upaya kolaboratif tersebut," kata mantan kepala staf Angkatan Darat (KSAD) tersebut.

Di penghujung pertemuan, Menhan RI menyatakan tekad Indonesia untuk mendukung latihan bersama bidang Military Medicine dan Humanitarian Assistance and Disaster Relief (HADR) dalam kerangka ADMM Plus. Dalam latihan di Thailand pada tahun 2016 mendatang, direncanakan Kemenhan dan TNI akan berpartisipasi dengan mengirimkan personel maupun aset lainya guna mendukung kesuksesan latihan.

  Republika  

Satgas Indobatt TNI Bagikan Alquran ke Warga Darfur Barat

Satgas Indobatt TNI Bagikan Alquran ke Warga Darfur Barat.

Prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas Batalyon Komposit TNI Kontingen Garuda XXXV-A/Unamid (United Nations Mission In Darfur) atau Indobatt (Indonesian Battalion) di bawah pimpinan Letkol Inf M. Herry Subagyo menggelar kegiatan sosial di El Geneina, Darfur Barat, Afrika, Kamis (21/5).

Kegiatan Cimic Satgas Indobatt yang dilaksanakan secara rutin dan terencana tersebut, diselenggarakan dalam bentuk kegiatan sosial guna memberikan bantuan kepada warga lokal di wilayah konflik, dan juga agar masyarakat dapat menerima keberadaan dari Pasukan Indobatt.

Kali ini, wilayah yang menjadi fokus pelaksanaan kegiatan Cimic Satgas Indobatt adalah wilayah Addar dan Habilla Kanari, dimana kedua tempat tersebut masih dalam wilayah tanggung jawab operasi pasukan perdamaian Kontingen Garuda XXXV-A/Unamid, di Darfur Barat.

Dalam kesempatan tersebut, Dansatgas Indobatt Letkol Inf M. Herry Subagyo memberikan bantuan Alquran dan perlengkapan ibadah kepada warga lokal, yang mayoritas beragama Islam. "Di mana bantuan tersebut diberikan langsung kepada para tokoh agama (Syeikh) dan tokoh masyarakat setempat," katanya dalam keterangan pers yang diterima Republika.

Letkol Herry Subagyo mengatakan, kehadiran Satgas Batalyon Komposit TNI Kontingen Garuda dari Indonesia di misi United Nations Mission In Darfur harus dapat memberikan warna dan dampak positif pada pelaksanaan misi tersebut.

“Kita harus dapat menjalankan tugas sebagai peace keeper sebaik mungkin, karena kita bukan saja membawa nama pribadi, tetapi nama baik bangsa dan negara ada di pundak kita,” katanya.

Satgas Indobatt Konga XXXV-A/UNAMID, merupakan satgas pertama TNI untuk misi PBB di Darfur Afrika, dan rencananya akan bertugas selama 1 tahun hingga 2016 mendatang sejak diberangkatkan oleh Panglima TNI Jenderal Moeldoko pada Februari lalu.

Satgas Batalyon Komposit TNI Konga XXXV-A/Unamid berjumlah 800 personel, terdiri 650 personel TNI AD, 100 personel TNI AL, dan 50 personel TNI AU. Dalam pelaksanaan tugasnya, pasukan Indonesia ditempatkan di dua UN Camp.

  Republika  

Jawaban Kemenhan dan kebutuhan akan helikopter Chinook

Menhan Ingin Beli Helikopter Chinook? Ini Penjelasan Kemenhan Helikopter angkut Chinook.

Dalam kunjungan kerja Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, ke Amerika Serikat, Kementerian Pertahanan (Kemenhan) sepakat bakal mendatangkan empat helikopter tempur jenis Chinook dari perusahaan pembuat pesawat asal Amerika Serikat, Boeing. Pemesanan itu tidak terlepas dari kebutuhan Indonesia dalam mengantisipasi ancaman-ancaman yang bersifat nyata.

Menurut Kepala Pusat Komunikasi Publik (Kapuskom) Kemenhan, Brigjen Jundan Eko Bintoro, salah satu alasan pemesanan helikopter tempur jenis Chinook itu adalah besarnya daya angkut yang dimiliki oleh helikopter kebanggan Amerika Serikat tersebut. Kondisi ini pun bersesuaian dengan ancaman nyata selain perang yang dihadapi Indonesia, terutama masalah penanganan bencana alam.

"Sebagaimana Pak Menhan katakan, ancaman nyata yang akan selalu kita alami adalah bencana alam. Kemampuan helikopter Chinook dapat membawa pasukan yang lebih besar. Selain itu, helikopter jenis ini dapat mengangkut alat-alat bantuan apabila terjadi bencana alam," ujar Jundan lewat pesan singkat kepada Republika, Senin (18/5).

Namun, Jundan menegaskan, pihaknya belum melakukan pemesanan secara khusus terhadap Boeing atas empat Helikopter Chinook itu. Selain itu, pihaknya juga masih akan melakukan kajian terkait penempatan helikopter-helikopter tersebut di matra-matra TNI, apakah akan ditempatkan di Angkatan Darat, Angkatan Udara, ataupun Angkatan Laut.

Jundan menyebutkan, Kemenhan baru sekedar mengutarakan keinginnannya untuk bisa membeli helikopter tempur sekelas jenis Chinook tersebut. "Kami belum sampai pada tahap pemesanan. Keinginan untuk memiliki helikopter sekelas Chinook direncanakan pada Renstra (Rencana Strategis) II, yaitu pada 2015 hingga 2019," lanjut perwira tinggi bintang satu TNI AD tersebut.

Helikopter Chinook merupakan salah satu jenis helikopter yang memiliki keunggulan multifungsi. Selain dapat mengangkut personil militer dalam jumlah banyak, helikopter ini juga mampu mengangkut logistik dalam jumlah banyak.

Selain itu, helikopter ini didesain untuk bisa mengangkut (sling) pesawat tempur, kapal tempur, kendaraan tempur (Ranpur), hingga tank tempur kelas ringan. Tidak hanya itu, dengan kemampuan daya angkut yang besar, helikopter ini banyak diturunkan untuk mendukung kebutuhan nasional, seperti evakuasi bencana alam dan kegiatan Search and Rescue (SAR).

Sebelumnya, dalam salah satu rangkaian kunjungan kerjanya di Amerika Serikat, Ryamizard sempat mengungkapkan keinginan Indonesia kepada pemerintah Amerika Serikat terkait peningkatan kerjasama militer. Salah satunya adalah percepatan pengiriman pesawat F-16 dan Helikopter Apache, yang telah disepakati dalam kontrak pengadaan.

Selain itu, saat mengunjungi Pabrik Boeing di Philadelphia, Amerika Serikat, Ryamizard juga mengungkapkan keinginan Kemenhan RI untuk bisa mendatangkan empat unit helikopter tempur jenis Chinook.
Helikopter Chinook tak Cocok untuk Kondisi Geografis Indonesia Menhan Ryzamizar Ryzacudu mengungkapkan keinginan untuk melakukan pembelian helikopter jenis angkut Chinook buatan Amerika Serikat. Namun, keinginan itu agaknya harus dikaji ulang. Pasalnya, meski dinilai bagus, namun helikopter buatan Boeing itu dianggap tidak cocok untuk kontur geografis di wilayah tropis seperti di Indonesia.

Ketua Pusat Studi Politik dan Keamanan Universitas Padjajaran, Muradi menilai, belum ada alasan yang cukup kuat dari Kemenhan kenapa harus memilih helikopter Chinook sebagai salah satu upaya memodernisasi dan menambah alat utama sistem senjata (Alutsista) TNI.

"Helikopter Chinook memang bagus, tapi belum tentu sesuai sesuai dengan kondisi, kontur geografis, dan cuaca di Indonesia," ujar Muradi kepada Republika, Senin (18/5).

Lebih lanjut, Muradi menilai, dalam upaya memodernisasi dan menambah alutsista, selama ini agaknya pemerintah belum melihat aspek-aspek yang berpengaruh, seperti aspek kegunaan (utilityI) maupun aspek kesesuaian dengan kondisi di Indonesia. Hal itu dinilai cukup penting agar alutsista yang ada bisa bernilai tepat guna.

Selain itu, pemerintah diharapkan memiliki tahapan-tahapan yang jelas dan ada road map atau grand design dalam melakukan upaya modernisasi Alutsista. Belum lagi dengan pertimbanga-pertimbangan yang menyertainya, apakah sesuai dengan kebutuhan dan kondisi di Indonesia dan kemudian melihat harga yang ditawarkan oleh pihak produsen.

Muradi pun menilai, pemilihan helikopter Chinook ini hanya didasarkan kepada selera pribadi Menhan Ryamizard. Selain itu, Muradi juga menyoroti, apakah helikopter Chinook yang bakal dibeli ini baru atau bekas. Hal itu pun berdampak pada masa pemakaian dan biaya perawatan pada masa mendatang.

Sebelumnya, Indonesia memang telah melakukan pengadaan helikopter angkut Mi-17 ini, tepatnya pada 2011 silam. Pada saat itu, pemerintah Indonesia mendatangkan enam unit helikopter buatan Rusia itu dan ditempatkan di matra Angkatan Darat (AD). Penyerahan helikopter Mi-17 itu pun secara resmi disaksikan Menhan Purnomo Yusgiantoro dan Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono.

  Republika 

Latihan Bersama KRI SIM dengan Kapal Perang Brasil BRS APA P-121

Laut Meditterania, 20 Mei 2015, KRI Sultan Iskandar Muda (SIM)-367 adalah salah satu kapal perang kebanggaan Indonesia. Mengemban tugasnya sebagai peace keeper dibawah kibaran bendera United Nations yang tergabung dalam gugus tugas Maritime Task Force (MTF) Konga XXVIII-G/ UNIFIL Lebanon pada pertengahan November 2014 memperoleh kesempatan melaksanakan latihan bersama dengan kapal perang Brasil BRS APA P-121.

BRS APA P-121 adalah kapal perang yang bergabung dalam Gugus Tugas MTF menggantikan BRS Constituicao F-42 beberapa minggu yang lalu dan merupakan kapal jenis Patroli yang mempunyai panjang dan lebar hampir sama dengan KRI SIM-367. Didalam BRS APA P-121 ini onboard MTF Commander Rear Admiral (RADM) Flavio Macedo Brasil.
Latihan yang dilaksanakan ialah serial Miscellaneous Exercise 805 (Miscex 805) Mail Bag Transfer yang dilaksanakan selama kurang lebih dua jam di Area of Maritime Operation (AMO). Latihan ini bertujuan agar unsur – unsur yang sedang melaksanakan operasi di laut mempunyai kemampuan untuk melaksanakan pengiriman logistik atau barang lainnya antar kapal pada saat pelaksanaan operasi. Sebelum pelaksanaan latihan, kegiatan diawali oleh briefing pelaku oleh Kadepops KRI SIM-367 Mayor Laut (P) Irwin Kurniady dengan penekanan pada keseriusan, ketepatan dan kecepatan bertindak dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab masing – masing dengan tetap memperhatikan keamanan dan keselamatan.

Guna mendukung kepentingan latihan, dokumentasi (Photo Exercise / Photex) dan Identification Surveillance and Recoqnition (ISR), menjelang pelaksanaan latihan KRI SIM-367 terlebih dahulu menerbangkan BO-105 NV-410 dengan pilot Kapten Laut (P) Pranatha A. Rani dan co-pilot Lettu Laut (P) Alkautsar Nisar.
Kegiatan latihan dilaksanakan dalam dua run. Run pertama dimulai ketika KRI SIM-367 melaksanakan manuver pendekatan untuk menempati posisi di stasiun lambung kiri BRS Apa P-121, disusul penembakan gun line dari KRI SIM-367, pengiriman haul line, pertukaran beberapa barang yang dimasukkan dalam “mail bag”, melepas haul line dan membentuk kembali formasi garis tunggal. Pada run kedua, BRS Apa P-121 melaksanakan manuver pendekatan dari lambung kanan KRI SIM-367 untuk kemudian melakukan rentetan kegiatan yang sama. Dalam latihan ini “tim Mailbag Transfer KRI SIM-367” mampu melaksanakan tugasnya dengan baik dan lancar sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.

Latihan diakhiri dengan dengan breakaway procedure dimana kedua kapal bergerak saling menjauh pada waktu yang bersamaan menggunakan sudut kemudi yang sudah ditentukan untuk kemudian menempati kembali zona patroli masing – masing di AMO. (PPTNI/ABP)



  Pribuminews  

Indonesia Should Play a Role in Yemen Conflict

Jakarta is well placed to mediate a resolution.[European Commission DG Echo]

Saudi warplanes continue pounding Houthi strongholds across Yemen. Even though the Saudis have warned civilians to leave these areas, civil casualties continue to rise. By mid May, it was reported that at least 1527 people had died, 646 of them civilians.

After two months, the conflict shows no sign of ending. Saudi-led attacks have not been able to repel the Houthi forces. Ahead of another bid for talks, civilian casualties are only like to rise. Calls for an immediate ceasefire voiced by the Iranians, suspected of supporting the Houthi movement, have been ignored by Saudi Arabia and its coalition.

Efforts to reach a peaceful resolution are likely to be hampered by the fact that Saudi Arabia has the support of the majority of Arab countries, including Qatar, the United Arab Emirates, Kuwait, Bahrain, Sudan, Jordan, Morocco, and Egypt. U.S. support is another factor behind the lack of international pressure. Washington and other Western countries appear unlikely to take an active role in peace negotiations before Saudi Arabia’s mission has been completed.

In the meantime, civilians will continue to pay the price.

 A Role for Indonesia? 


Given competing interests, few expect that the United States, the West, or even Arab countries will be able to do much to achieve a peaceful resolution anytime soon. This is prompting some parties to look for alternatives, even among those without experience mediating conflicts in the Middle East. One potential player is Indonesia. It has been asked by the Organisation of Islamic Countries (OIC) and several other parties to play a more active role in ending the conflict in Yemen. But can and should Indonesia fulfill this responsibility? In fact, Jakarta could play an important mediating role in the ongoing Yemen conflict, for several reasons.

First, as the world’s largest Muslim populated country, Indonesia enjoys positive diplomatic ties with all countries involved in the conflict, especially Iran, Saudi Arabia, and Yemen. This would see Jakarta well placed for involvement in conflict mediation.

Second, although Indonesia is geographically remove from the conflict, it wants peace in both Saudi Arabia and Yemen. There are thousands of Indonesian students in Yemen, and approximately 221,000 Indonesians visit Saudi Arabia on pilgrimage each year. These numbers should motivate Indonesia to play a greater role in ending the conflict in Yemen.

Third, Indonesia is still widely seen as a moderate Muslim country. This factor is important, not only because it puts the West at greater ease, but also because the conflict in Yemen is inseparable from the rivalry between Sunni and Shia. Arab countries, the majority of them are Sunni, worry that the advances of the Shia Houthi movement could threaten their security. Jakarta could use its moderate credentials to mediate the two sides.

GIven this potential, Indonesia should respond to the calls for it play a more active role in mediating the conflict. There is no need for Jakarta to wait for the UN. It could take advantage of the OIC to immediately draft peace resolutions. Success on this occasion could open the door for Indonesia to play a more active role in the future, not just in Yemen, but also in the wider Middle East.

Muhammad Zulfikar Rakhmat is a postgraduate student majoring International Politics at the University of Manchester. Media Wahyudi Askar is a postgraduate student majoring International Development, Public Policy and Management at the University of Manchester


 ★ thediplomat  

[World] Mi-26, Helikopter Pengangkut Segalanya

Rusia berencanya merancang tujuh hingga delapan buah helikopter Mi-26 tahun ini, dengan sejumlah modifikasi, termasuk untuk para pembeli asing. RBTH telah memilih tiga benda paling luar biasa yang pernah diangkut oleh helikopter Mi-26 sepanjang pengabdiannya. http://nl.media.rbth.ru/web/id-rbth/images/2015-05/big/RIAN_02621702.HR_468.jpg[Ria Novosti / Vladimir Astapkovich] 

Perusahaan pengembang Mi-26 menyebutkan, permintaan untuk helikopter kargo kelas berat di pasar helikopter global terus meningkat. Meski telah berusia 30 tahun, Mi-26 masih menjadi bintang di kalangan helikopter kargo hingga saat ini. Hal itu dikarenakan ukurannya yang mengesankan dan kemampuan Mi-26 mengangkut berbagai macam benda raksasa.

 Chinook 

"Sapi terbang", julukan yang diberikan para pilot untuk helikopter Mi-26, telah memecahkan banyak rekor. Helikopter ini sudah pernah mengudara di Somalia, Kamboja, Indonesia, memadamkan api di Yunani, bahkan digunakan di bekas wilayah Yugoslavia sebagai bagian dari operasi PBB dalam menjaga perdamaian.

Mi-26 bahkan pernah mengangkut pesawat angkatan bersenjata Amerika yang rusak. Pada 2002, NATO meminta perusahaan aviasi Rusia Vertical-T untuk mengangkut helikopter transportasi militer mereka, CH-47 Chinook, yang ditembak jatuh di pegunungan Afganistan.

Untuk menekan jumlah kerugian militer, mereka memutuskan untuk menarik helikopter tersebut dari medan tempur dan memperbaikinya. Meski perbaikan terhitung cukup mahal, secara statistik Amerika tak perlu mengategorikan helikopter tersebut sebagai 'bangkai korban tembakan'. Evakuasi helikopter rusak tersebut merupakan tugas yang cukup sulit. Amerika telah mencoba mengangkat helikopter itu menggunakan helikopter Chinook lain, namun gagal. Akhirnya mereka memutuskan meminta bantuan dari Rusia.

Pilot Rusia menghabiskan waktu tiga jam untuk menghubungkan kabel-kabel pengangkut ke Chinook, kemudian terbang sejauh 400 kilometer menuju markas pasukan udara AS di Bagram. Sepanjang perjalanan, Mi-26 melakukan dua kali pendaratan untuk pengisian bahan bakar.

 Tu-134 

Pada 2 Februari 2012, Mi-26 memecahkan rekor dengan mengangkut pesawat jet terbesar dalam sejarah Soviet, Tu-134. Pesawat tersebut hendak dikirim dari Sankt Petersburg ke lokasi uji coba di Nizhny Novgorod untuk digunakan oleh pasukan khusus dalam operasi antiteroris.

Agar bisa diangkut, "Whistler" (sebutan untuk Tu-134 karena karakteristik suara mesinnya) harus melepas mesin pesawat dan sayapnya. Sayap Tu-134 sendiri memiliki panjang 30 meter dan berat keseluruhan badan pesawat mencapai lebih dari 40 ton. Kargo seberat itu sangat berbahaya jika diangkut di luar helikopter, karena hembusan angin yang menerpa pesawat dapat mengakibatkan helikopter meluncur ke bawah. Mi-26 berhasil mengangkat Tu-134, akan tetapi helikopter harus terbang mundur karena mereka tak bisa membalikan badan pesawat Tu-134 melawan angin. Untungnya, para pilot berhasil memperbaiki posisi pesawat setelah beberapa saat dan pengangkutan pesawat berjalan sesuai rencana. Selama operasi berlangsung, pihak berwenang menutup jalan tol Sankt Petersburg-Pskov demi keselamatan para pengemudi. Para pengguna jalan tol yang bermacet ria berkesempatan menyaksikan duet luar biasa tersebut, namun mereka tak bisa menebak siapa mengangkut apa, karena Mi-26, berdasarkan ukurannya, jauh lebih sederhana dibanding Tu-134.

 Mi-26 

Bulan ini, Mi-26T melakukan operasi transportasi yang unik, yakni mengangkut 'kembarannya' sendiri. Helikopter tersebut mengangkut badan pesaswat Mi-26 dengan model yang sama yang berbobot 14 ton. Helikopter tersebut harus dikirim dari Ioshkar Ola ke Rostov untuk perbaikan. Tak ada alternatif lain untuk mengirim tubuh raksasa Mi-26, kecuali menggunakan sang "sapi terbang", kaerna ia adalah satu-satunya pesawat yang mampu mengangkut kargo sebesar dan seberat itu.

"Operasi pengiriman badan pesawat itu memakan waktu sembilan hari," terang Komandan Rostvertol-Avia Valeriya Chumakova dan layanan pers Russian Helicopters. "Rute yang dilalui ialah Cheboksary, Ulyanovsk, Saransk, Penza, Saratov, Volgograd. Suhu sepanjang rute tersebut bervariasi cukup ekstrem, melalui zona musim panas hingga musim dingin. Namun kami tak menemui kesulitan. Saya sudah lebih dari 15 tahun menangani Mi-26T dan bisa menyatakan dengan yakin bahwa pesawat ini, tak seperti pesawat lain, memang dirancang untuk operasi semacam ini."


  RBTH  

Temukan alat sadap Israel, personel TNI AD diganjar kenaikan pangkat

Ilustrasi [andie_am04]

Kepala Staf TNI AD Jenderal TNI Gatot Nurmantyo memberikan penghargaan kepada 20 prajurit TNI AD yang berprestasi berupa Kenaikan Pangkat Luar Biasa (KPLB) pada acara Apel Dansat TNI AD Terpusat TA. 2015. Mereka adalah para prajurit yang melaksanakan tugas dengan sangat baik.

"Semoga pemberian reward ini, dapat meningkatkan motivasi dan semangat pengabdian para perwira dan seluruh prajurit untuk selalu berprestasi dengan lebih baik lagi," kata Jenderal Gatot seperti dikutip dari website Kopassus TNI AD.

Prajurit yang dapat Prestasi kenaikan pangkat luar biasa adalah:

1. Personel Kostrad (1 anggota Yon 328) menemukan alat sadap Israel di perbatasan lebanon.

2. Personel kodam IM (2 orang Denintel kodam IM) gugur dalam monitor kelompok bersenjata di Aceh Utara.

3. Personel Kopassus atas nama Serka Sutrisno (Grup- 2 Kopassus) menurunkan tokoh di Papua Lambert Pekikir dan Militer Murib dan 19 pengikutnya. Selain itu tiga orang dipimpin Sertu Slamet (Sat- 81 dan Grup-2 Kopassus) melumpuhkan Timika Wonda dan mendapatkan 2 pucuk senjata.

4. Personel kodam 1/ BB (babinsa) berhasil meningkatkan kesejahteraan rakyat dari tahun 2011 melalui kelompok petani delam pertahanan pangan.

5. Personel Kodam II/Sriwijaya (babinsa) berhasil melumpuhkan perampok bersenjata api tanpa memperdulikan keselamatan dirinya.

6. Personel Kodam IV/ Diponegoro berhasil menggagalkan pengolahan pupuk subsidi 744 ton menjadi non subsidi dan dipasarkan di luar jawa.

7. Personel Kodam XIV Patimura, babinsa yang berhasil mengamankan 8 pucuk senjata pabrikan dari kelompok masyarakat.

8. Personel Kodam XVII/ Cendrawasih berhasil melumpuhkan Timika Wonda.

9. Personel kodam XVII korem 713, berhasil kontak tembak di mulia dan melumpuhkan tokoh OPM Alusius Wonda dan mendapat 1 pucuk senjata. [ian]

  merdeka  

Jumat, 22 Mei 2015

[World] Sistem Misil Antipesawat Terbaru Rusia Buk-M3

Diklaim mengungguli rudal S-300 Ilustrasi Buk M3 [sohanews2]

Sistem pertahanan misil terbaru Rusia Buk-M3 baru selesai melalui tahap uji coba negara. Jangkauan sistem misil antipesawat tersebut mencapai 70 kilometer, 25 kilometer lebih jauh dibanding pendahulunya. Selain itu, dalam sejumlah parameter sistem baru ini mengungguli sistem misil pertahanan udara jarak jauh S-300, demikian disampaikan narasumber dari Kementerian Pertahanan Rusia pada TASS, Rabu (20/5).

“Hasil uji coba negara mengindikasikan bahwa sejumlah karakteristik sistem Buk-3M telah memenuhi persyaratan teknis dan setara dengan S-300, bahkan dalam beberapa parameter sistem ini lebih unggul dari S-300,” kata sang narasumber.

Berdasarkan keterangan Kementerian Pertahananan Rusia, kemampuan Buk-3M dalam menghancurkan target mencapai 0,9999, dan hal tersebut tak dimiliki oleh S-300. “Artinya, sistem ini pasti mampu menghancurkan target dengan satu misil,” tutur narasumber dari Kementerian Pertahanan.

Sistem Buk-M3 rencananya akan mulai dioperasikan sebelum akhir 2015, dan dikirim ke pasukan pada 2016. Kompleks sistem pertahanan terbaru ini akan melanjutkan lini sistem pertahanan udara Buk.

  RBTH  

[World] Asia Tenggara Bukan Lagi Sekadar Target Pasar Senjata Rusia

Krisis ekonomi yang melanda Rusia dan memburuknya hubungan dengan Barat membuat Moskow menempatkan dirinya sebagai objek investasi bagi negara-negara Asia Tenggara. Para pemimpin menghadiri Parade Hari Kemenangan di Moskow. [AP]

Kehadiran Presiden Tiongkok Xi Jinping pada Parade Hari Kemenangan awal Mei lalu menarik perhatian media internasional. Mereka yang mengikuti perkembangan hubungan Rusia dengan Asia Tenggara juga menyadari bahwa Presiden Vietnam Truong Tan Sang turut hadir dalam perayaan tersebut. Hal itu merupakan aksi simbolis yang mengingatkan kita semua akan hangatnya persahabatan Rusia dan Vietnam yang telah terjalin lama.

Namun, tak banyak yang tahu mengenai penandatanganan sejumlah dokumen pernjanjian antara Vietnam dan Rusia, berupa kesepakatan pendirian wilayah industri Vietnam di Moskow. Kontrak tersebut ditandatangani oleh Gubernur Moskow Andrei Vorobiev dan Gubernur Ho Chi Minh City Le Hoang Quan, disaksikan oleh Presiden Vietnam Truong Tan Sang. Rencananya, perusahaan Vietnam akan berinvestasi di bidang garmen, makanan laut, dan mebel di Moskow dalam beberapa tahun ke depan. Industri akan didirikan di wilayah yang telah ditunjuk oleh pemerintah setempat. Moskow bertugas menyediakan lahan, infrastruktur, stimulus bisnis, serta kuota migrasi buruh bagi perusahaan Vietnam.

Beberapa waktu lalu, perusahaan Vietnam TH True Milk juga mengumumkan proyek investasi senilai satu miliar dolar AS berupa pembangunan pabrik produksi olahan susu dengan fasilitas penangkaran sapi di pinggiran Moskow. Investasi tersebut juga didukung oleh teknologi agrikultur dari Jepang dan Australia, aset yang sangat bernilai bagi Moskow di tengah berbagai embargo yang dilakukan Barat.

Kedua perusahaan tersebut akan menambah daftar perusahaan Vietnam yang telah berinvestasi di Rusia. Sebelumnya, perusahaan Vietnam telah berinvestasi di Rusia di bidang eksplorasi dan ekstraksi hidrokarbon dari wilayah otonom Nenets dan wilayah Orenburg.

Tak hanya Vietnam, perusahaan Thailand pun mulai melebarkan sayap ke Rusia. Thailand mejadi pemain kunci dalam pasar agrikultur Rusia. Perusahaan Thailand CPF Ltd. berencana berinvestasi sebesar satu miliar dolar AS di pabrik produksi daging babi di dekat Moskow, Kaluga, dan Kaliningrad.

Meski demikian, itu semua belum mengindikasikan 'ledakan' kehadiran Asia Tenggara di pasar Rusia. Akan tetapi, contoh-contoh tersebut setidaknya menunjukkan ada tren serupa yang tengah berlangsung di Rusia. Hubungan Rusia dengan para mitra ASEAN tak seperti sebelumnya, atau setidaknya tak seperti yang kita perkirakan sebelumnya. Ketika mendengar kabar mengenai hubungan Rusia-ASEAN, kita biasanya berpikir bahwa kebijakan Rusia terhadap negara-negara tersebut yang menjadi fokus. Kita berusaha mencari alasan mengapa para pejabat Rusia ingin membangun hubungan dengan negara-negara berkembang di Asia Tenggara. Namun, kini hal tersebut telah berubah.

Di tengah kesulitan ekonomi dan memburuknya hubungan dengan Barat, Moskow mulai menempatkan dirinya sebagai objek investasi bagi negara-negara Asia Tenggara. Dalam diskusi pribadi bahkan pada beberapa pidato terbuka, para intelektual dan pejabat Vietnam secara terus terang melontarkan gagasan bahwa memburuknya situasi ekonomi Rusia adalah kesempatan bagi negara Asia Tenggara untuk menjamah pasar Rusia, terutama di bidang yang tak terlalu kompetitif di kalangan para produsen lokal.

Selama beberapa dekade, Moskow hanya menganggap negara-negara di Asia sebagai pasar untuk ekspor senjata, hidrokarbon, dan mesin-mesin belaka. Hal tersebut menciptakan citra tertentu mengenai hubungan Rusia-ASEAN sebagai negara adidaya dengan negara yang masih berkembang dalam bidang teknologi. Tapi kini kondisi telah berubah. Rusia bisa mendapat keuntungan besar dari pertumbuhan kapabilitas negara ASEAN dalam konteks ekspor modal.

Perubahan persepsi hubungan Rusia dan Asia Tenggara juga menciptakan perubahan kebijakan yang tercipta. Para pejabat dan pengusaha Rusia belum terlalu mengenal negara-negara ASEAN. Oleh karena itu, negara-negara Asia Tenggara harus berinisiatif mempromosikan diri mereka di Rusia. Kasus Thailand dan Vietnam menunjukkan Moskow dapat dengan mudah menyetujui tawaran dari negara-negara berkembang, karena jelas ini bukan waktu yang tepat untuk 'jual mahal'. Selain itu, investasi perusahaan-perusahaan Asia sejalan dengan ide de-westernisasi ekonomi dan akan menjawab kebutuhan akan sumber daya baru.

Kita membutuhkan lebih banyak kisah sukses untuk mengubah persepsi kita mengenai hubungan Rusia-ASEAN. Mungkin beberapa proyek investasi Asia Tenggara di Rusia bisa menjadi sarana untuk itu.

Anton Tsvetov adalah Manajer Hubungan Pemerintah dan Media di Russian International Affairs Council (RIAC). Ia kerap berkicau mengenai hubungan Asia dan kebijakan luar negeri Rusia melalui akun Twitter @antsvetov. Pandangan yang disampaikan dalam tulisan ini adalah pandangan pribadi penulis dan tidak merefleksikan pendapat RIAC.

  RBTH  

Empat Pesawat F-16 C/D Tiba di Lanud Iswahjudi

Sudah 9 pesawat dengan tipe yang sama sudah berada di Indonesia 4 Pilot pesawat F-16C/D foto bersama (Lanud Iswahjudi)

Setelah tertunda beberapa saat empat pesawat tempur F-16 C/D Blok 52ID TNI AU, tepat pukul 12.12 WIB mendarat di Lanud Iswahjudi, kedatangannya disambut Komandan Lanud Iswahjudi Marsekal Pertama TNI Donny Ermawan T, M.D.S, dan Komandan Wing 3 Kolonel PNB Irwan Pramuda bersama pejabat lanud Iswahjudi, Jumat (22/5/15).

Empat pesawat tersebut diterbangkan langsung dari Amerika menuju Indonesia masing-masing TS 1631 diterbangkan oleh Mayor Thomas Arthur Juntunen, TS 1633 Mayor Brian Dauglas Perkins, TS 1636 Mayor Cabell David Francis, dan TS 1642 Letkol Chad William Jennings, dengan route penerbangan dari Hill AFB Eilsen Alaska Guam lanjut ke Lanud Iswahjudi dan parkir di Shelter Skadron Udara 3.

Tibanya ke-empat pesawat tempur F-16 C/D Blok 52ID TNI AU tersebut, merupakan program pengadaan dari 24 pesawat dalam proyek "Peace Bima Sena II" kerjasama antara Pemerintah AS dan Indonesia, sehingga sudah 9 pesawat dengan tipe yang sama sudah berada di Indonesia.

Seluruh pesawat F-16 C/D Blok 52ID TNI AU dengan mesin pesawat tipe F100-PW-220/E menjalani upgrade sehingga menjadi baru kembali, selain itu refurbished rangka airframe serta sistem avionic dan persenjataan di Ogden Air Logistics Center Hill AFB, Utah, rangka pesawat diperbarui, jaringan kabel dan elektronic baru dipasang semua sistem lama diperbarui sehingga kemampuannya jauh lebih hebat.

Dalam proyek "Peace Bima Sena II" selain pengadaan 24 pesawat F-16, kontrak kerja sama juga meliputi pengadaan spare parts, ground support equoment, training, JMPS (Joint Mission Planning System), RIAIS (Rackmount Improve vionic Intermediate System), AME (Alternate Mission Equipment) dan PMEL (Precesion Measurement Equipment Laboratory).

Selanjutnya pesawat F-16 C/D Blok 52ID TNI AU nantinya akan memperkuat Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi di Madiun dan Skadron Udara 16 Lanud Roesmin Nurjadin di Pekanbaru dan pesawat-pesawat canggih ini akan menambah kekuatan tempur TNI Angkatan Udara sebagai tulang punggung Air Power (kekuatan dirgantara) negara kita demi menjaga keamanan nasional Indonesia.

  Lanud Iswahjudi  

OPM Tebar Ancaman Perang Terbuka dengan TNI dan Polri

Kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM) pimpinan Puron Wenda dan Enden Wanimbo menebarkan ancaman melancarkan perang terbuka terhadap TNI dan Polri dan masyarakat non-Papua. Kelompok itu bermarkas di Lany Jaya, Papua.

"Mulai sekarang kami nyatakan perang revolusi total dari Sorong hingga Merauke, yakni perang secara terbuka terhadap semua orang Indonesia yang ada di tanah Papua," kata Enden Wanimbo melalui percakapan telepon pada Jumat, 22 Mei 2015.

Perang terbuka itu, kata Enden, untuk menyatakan ketegasan bahwa perjuangan Papua Merdeka tetap menjadi harga mati. Mereka menolak segala bentuk dialog. "Sekaligus menyikapi pernyataan Presiden Jokowi bahwa Papua sudah aman, itu tidak benar.”

Menurut Enden, guna mendukung aksi perang terbuka, kelompoknya kini sudah mengumpulkan berbagai senjata dan amunisi. "Persenjataan sudah kami persiapkan untuk melancarkan perang terbuka," katanya.

Hal senada dikatakan Puron Wenda. Menurutnya, pernyataan Jokowi bahwa Papua sudah aman tidak benar. “Komando OPM siap perang. Kami tak mau dialog yang diatur-atur Indonesia, yang suka tipu-tipu," ujarnya.

Ia juga mengungkapkan, kelompoknya sedang menyiapkan persenjataan. Tak disebutkan dengan terang waktu perang terbuka itu tetapi Enden bilang “Sekarang tinggal tunggu komando maka perang dimulai.”

Dia meminta pemerintah Indonesia keluar dari seluruh tanah Papua. “Karena kami akan terus berperang untuk Papua Merdeka.”

Dalam perang terbuka atau yang dinamai revolusi total dari Sabang sampai Merauke, kelompok OPM Puron Wenda dan Enden Wanimbo berupaya mengusir Indonesia dari Papua. "Pengusaha, buruh bangunan, pegawai negeri orang Indonesia akan diusir, bukan hanya tentara atau polisi," kata Puron Wenda.

Puron mengklaim semua gerakan mereka adalah gerakan politik untuk kemerdekaan Papua. Dia menolak tegas disebut sebagai kelompok kriminal, kelompok pengacau, kelompok kecil, atau istilah lain yang serupa. “Kami pejuang kemerdekaan Papua," katanya.

Enden Wanimbo juga mengajak wartawan asing untuk masuk ke Papua guna menyaksikan secara langsung aksi yang akan mereka lancarkan. Wartawan internasional dan nasional harus diberi kebebasan untuk melakukan peliputan di Papua.

  Vivanews  
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...