Sabtu, 01 Juni 2019

[Video] Peluncuran KRI 523 Palu

Dipublikasikan oleh angger syadatPT Daya Radar Utama kembali meluncurkan LST pesanan ke 6 TNI AL.

Berikut video dari Youtube :



  Youtube  

Jumat, 31 Mei 2019

Panglima Kolinlamil Pimpin Pendaratan ke Pulau Edam

Latihan pendaratan dengan metode beaching dan operasi pindah (all photos : Kolinlamil)

Pada Mei 201E Komando Tugas Gabungan Pendaratan Administrasi (Kogasgabratmin) setelah melewati tahapan embarkasi personel dan meterial di pangkalan Jakarta - lintas laut menuju daerah serbuan amfibi, akhirnya berhasil mendaratkan pasukan Komando Tugas Darat Gabungan (Kogasratgab) di Pantai Pulau Edam yang masih dikuasai musuh dengan metode beaching dan operasi pindah.” demikian skenario latihan yang mengantar pelaksanaan manuver lapangan (Manlap) Latihan Operasi Pandaratan Administrasi TA 2019 yang resmi dibuka oleh Panglima Kolinlamil pada senin 27 mei lalu.

Onboard pada LCVP KRI BAC 593, Pangkolinlamil Laksda TNI Heru Kusmanto, S.E., M.M. memimpin dan mengendalikan secara langsung manuver lapangan latopsratmin TA 2019 guna meyakinkan pelaksanaan latihan berjalan sesuai rencana.

Tiba di titik atur 1 unsur-unsur Kogasgabratmin terdiri dari KRI ABN 503 dan KRI BAC 593 siap melaksanakan debarkasi personel dan material tempur. KRI ABN 503 melaksanakan beaching (memantai) untuk menurunkan personel dan material tempur pasukan Kogasratgab, sedangkan KRI BAC 593 melaksanakan operasi pindah menurunkan personel dengan menggunakan LCU dan LCVP.

Pasukan yang turun dari kapal akan dijemput oleh regu aju menuju Daerah Berkumpul (DB), yakin seluruh personel dan material kogasratgab telah berada di DB alihkodal dari Pangkogasgabratmin kepada Pangkogasgabfib.

Selanjutnya Pasrat akan memandu pasukan Kogasratgab melaksanakan operasi pelintasan menuju daerah persiapan (DP) sebelum alih kodal dari Pangkogasgabfib kepada Pangkogasratgab. Latihan Operasi pendaratan administrasi ini akan berlangsung selama 5 hari sejak tanggal 27 hingga 31 mei 2019.

  ⚓️ Kolinlamil  

Kamis, 30 Mei 2019

Indonesia’s MoD Orders X18 ‘Tank Boat’ Prototype

⚓️ From North Sea BoatsTank Boat

The Indonesian Ministry of Defence recently ordered a first prototype of the so called X18 « Tank Boat », which is being designed since 2011 by a consortium composed of PT Pindad, North Sea Boats (PT Lundin) and the Belgian turret maker John Cockerill (formerly known as CMI Group).

Composed of more than 18,000 islands spread over 8 million km² of waters, the Indonesian archipelago is facing a growing threat coming from piracy and the Chinese neighbor. The continuing deterioration of the security situation in the region put forward the need for a fast, heavily weaponized multirole platform which will be capable to conduct reassurance patrolling, small-scale rescue missions, as well as fire support capabilities for amphibious infantry.

Three years after the consortium unveiled a full scale model of the X18 « Tank Boat » concept, the program is finally moving to a demonstration phase. A single prototype has been ordered by the Indonesian MoD about two months ago under the Antanesa program, with the Indonesian Army as final customer, Naval News learned from industry sources. The Indonesian Ministry of Defence recently ordered a first prototype of the so called X18 « Tank Boat », which is being designed since 2011 by a consortium composed of PT Pindad, North Sea Boats and the Belgian turret maker John Cockerill (formerly known as CMI Group).

The consortium will provide the « light » variant of the boat equipped with the CPWS Gen 2 25/30 mm remotely controlled turret. Dubbed « APC-60 », this variant will be able to accommodate up to 60 soldiers.

The Indonesian Ministry of Defence recently ordered a first prototype of the so called X18 « Tank Boat », which is being designed since 2011 by a consortium composed of PT Pindad, North Sea Boats and the Belgian turret maker John Cockerill (formerly known as CMI Group). The APC-60 concept being developed by North Sea Boats, PT Pindad and John Cockerill (Credit: North Sea Boats)

The North Sea Boats’ X18 « Tank Boat » is an innovative, fast and highly maneuverable catamaran design that provides a stable weapons platform for close-in and long range artillery support in normally inaccessible coastal and riverine environments. Fitted with two MAN 1200 HP diesel engines and a pair of MJP450 waterjets, the X18 reaches a maximum speed of 40 knots for an operational range of up to 600 nm. Its composite twin hull has excellent sea keeping properties, giving the boat the ability to execute beach and river landing and insert or extract squads of up to 20 soldiers. The X18 has a crew of 4 and will also carry a RHIB for boarding and SEAL insertion. A multi-mission aft deck will provide enough space for UAV take off landing, to fit a missile launcher or for logistics missions.

As previously mentionned, the main armament will be provided by a sole CPWS Gen. 2 turret installed on the deck’s roof. Beyond the advantages of the John Cockerill CPWS in particular in terms of crew protection during the reloading operations of the main weapon, this CPWS Gen. 2 presents, with its unique configurable hatch, the ability to adopt different configurations depending on the mission profile.

The Cockerill CPWS Gen 2 turret is equipped with a bi-modal stabilized high performance (thermal) day/night sight for 24 hour use. The aiming system provides the operator with panoramic 360° vision, independently of the position of the turret. Once locked onto the target, the gun automatically aligns with the aiming system.

North Sea Boats should launch the Tank Boat prototype by the end of the year, along with a new trimaran prototype based on the X3K design already built and launched in August 2012 (but destroyed in a fire). Both are being built at the shipyard in Banyuwangi, East Java, Indonesia.

  ⚓️ Naval newsl  

Rabu, 29 Mei 2019

Tank-tank Leopard Kostrad Latihan Menyerang

DI SitubondoSebanyak sembilan Tank Leopard dari Batalyon Kavaleri (Yonkav) 8 Divisi Infanteri (Divif) 2 Komando Strategis TNI AD (Kostrad), melakukan latihan di Asembagus, Situbondo [TNI AD] ★

K
endaraan tempur berat dari Batalyon Kavaleri (Yonkav) 8 Divisi Infanteri (Divif) 2 Komando Strategis TNI AD (Kostrad), melakukan penyerangan di Asembagus.

Sebanyak sembilan tank jenis Leopard 2A4, dan satu kendaraan tempur ARV, melakukan penyerbuan di kawasan yang masuk dalam wilayah Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, untuk melaksanakan latihan taktis tingkat pleton.

Latihan ini digelar selama 20 hari lamanya. Yakni pada 11-31 Mei 2019. Berupa latihan secara bertahap, bertingkat dan berlanjut, guna memelihara dan meningkatkan kemampuan teknik dan taktik bertempur dalam hubungan peleton Kavaleri, di dalam operasi militer perang (OMP).

Komandan Yonkas 8 Divif 2 Kostrad, Letkol Kav. Suntara Wisnu Budi Hidayanta mengungkapkan, latihan taktis tingkat pleton ini selain untuk memelihara dan meningkatkan kemampuan prajurit, juga guna dapat mengetahui dan mengukur kesiapan satuan. Harapannya, latihan ini dapat dipahami, dimengerti dan dilaksanakan dengan baik.

"Sebagai satuan yang mempunyai alutsista canggih dan modern, Yonkav 8 Kostrad memiliki tanggung jawab besar, terutama dalam mewujudkan profesionalisme prajurit yang merupakan kewajiban utama, sekaligus pertanggung jawaban kepada Bangsa dan Negara," tambahnya.

Latihan taktis tingkat pleton ini diawali dengan latihan taktis tanpa pasukan, dengan metode latihan peta, model, dan medan. Selanjutnya dilaksanakan latihan taktis dengan pasukan menggunakan metode drill teknis dan drill taktis.

Rangkaian kegiatan latihan di Pusat Latihan tempur (Puslatpur) Marinir Asembagus, Situbondo, diakhiri dengan kegiatan pembinaan teritorial yang meliputi memberikan bantuan materiil ke Mushola Al-Ikhlas, dan memberikan bantuan sosial kepada masyarakat di sekitar daerah latihan guna memupuk kemanunggalan TNI dengan Rakyat.

  sindonews  

Pendapatan Len 2019 Terbesar di antara BUMNIS

Ilustrasi CMS produksi PT LEN

PT
Len Industri (Persero) membukukan pendapatan terbesar di antara BUMN klaster National Defence and Hightech Industry (NDHI). Nilainya sebesar Rp.5,3 triliun atau meningkat 25,5 persen dibanding tahun sebelumnya.

Jumat (10/5), Len menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahun Buku 2018 bersama lima BUMN strategis lainnya yakni PT Dirgantara Indonesia (Persero), PT Pindad (Persero), PT Dahana (Persero), PT INTI (Persero), dan PT Industri Nuklir Indonesia (Persero) di Jakarta.

"Untuk NPM (Net Profit Margin) mencapai angka 2,5 persen, atau Rp 133 Milyar. Laba bersih ini meningkat sebesar 117 persen dari tahun 2017 yang sejumlah Rp 61 miliar, atau 12,55 persen lebih tinggi dari target," kata Dirut Zakky Gamal Yasin dalam keterangannya.

Selain itu, Len Industri bersama Dahana dan Pindad juga memberikan dividen bagi pemegang saham. RUPS memutuskan Len memberikan dividen kepada negara sebesar Rp 12 miliar atau 9,01 persen dari laba bersih. Angka ini terbesar dari yang pernah diberikan Len Industri kepada pemegang saham.

Menurut Zakky, lini bisnis sistem transportasi tetP menjadi yang paling dominan menyumbangkan pendapatan perseroan dengan porsi 68,68 persen. Kemudian lini Bisnis ICT sebesar 13,9 persen, elektronika pertahanan sebesar 9,82 persen, renewable energy sebesar 6,01 persen, serta sistem navigasi sebesar 1,4 persen.

“Kontribusi pendapatan konsolidasian tahun 2018 berasal dari proyek-proyek multiyears tahun sebelumnya serta proyek-proyek baru, terutama dari pembangunan Skytrain, Light Rail Transit (LRT), Sistem Pertahanan Udara Starstreak, dan pembangunan Papala Ring Paket Tengah,” imbuh Zakky.

Selain itu adalah proyek keroyokan bersama BUMN lainnya seperti LRT Sumatera Selatan dan Skytrain Bandara Internasional Soekarno Hatta, LRT Jakarta, dan LRT Jabodebek. Mereka juga melakukan penetrasi ke pasar luar negeri di Asia dan Afrika untuk lini bisnis transportasi perkeretaapian dan energi.

  suara merdeka  

Selasa, 28 Mei 2019

Lapan Tingkatkan Sistem Separasi Untuk Kemandirian Teknologi Roket

➶ Kerjasama dengan Negara LainPengembangan Roadmap Roket Peluncur Satelit LAPAN ★

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) mengembangkan dan meningkatkan sistem separasi untuk mendorong Indonesia memiliki kemandirian penguasaan teknologi roket.

"Kita sedang mulai kembangkan teknologi separasi yang nanti muatannya itu sebagai cikal bakal mengorbitkan satelit setelah sampai di luar angkasa diseparasi, dipisahkan nanti satelit yang sebagai muatannya untuk mengorbit," kata Deputi Bidang Teknologi Penerbangan dan Antariksa Lapan Rika Andiarti saat dihubungi Antara, Jakarta, Senin.

Rika menuturkan teknologi kunci untuk menguasai teknologi roket menjadi fokus pengembangan. Teknologi kunci antara lain menerbangkan roket sejauh mungkin dan seakurat mungkin apalagi roketnya sudah diperuntukkan untuk peluncuran satelit, pengendalian roket dari teknologi di lapangan khususnya sesuai rencana induk keantariksaaan roket pengorbit satelit serta teknologi separasi untuk memisahkan roket dan muatan roket.

Rika menuturkan fokus pengembangan teknologi kunci memang bukan langsung ke roket yang berukuran besar, tapi yang berukuran kecil terlebih dahulu seperti roket sonda yang mana sistem separasi muatan dikembangkan di roket RX320.

Sedangkan penguatan teknologi motor roket difokuskan untuk roket bertingkat, dan Lapan sedang mencari mitra dari luar negeri untuk bisa melakukan transfer teknologi. Teknologi roket juga diperuntukkan untuk roket yang meluncurkan satelit langsung dari bumi Indonesia pada 2040, sehingga perlu percepatan.

Teknologi roket harus dikuasai secara mandiri karena penggunaannya bisa dimanfaatkan untuk "dual use", yakni kepentingan sipil maupun militer. Karena sifatnya yang "dual use", maka transfer teknologi dari negara luar sangat dibatasi. Oleh karena itu, penguasaan teknologi di Indonesia dilakukan sendiri secara mandiri.

Namun, untuk percepatan program penguasaan teknologi roket, sudah perlu saat ini untuk melakukan kerja sama strategis dengan negara lain di bidang roket ini.

Rika menuturkan ada beberapa negara yang menawarkan kerja sama di bidang roket seperti China dan Ukraina, namun Lapan masih mendalami untuk melihat kesesuaian dengan kebutuhan ke depan.

"Teknologi roket di Indonesia ini ya kita melakukan penguasaan teknologi sendiri secara mandiri, belum pernah kita mendapatkan secara langsung transfer teknologi dari negara lain," ujarnya.

  antara  

Minggu, 26 Mei 2019

Pesawat N219 Akan Dorong Industri Komponen Dalam Negeri

 N219 PTDI

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) mengatakan pengembangan pesawat N219 makin mendorong industri dalam negeri untuk memasok komponen-komponen pembuatan pesawat. Pesawat ini dikembangkan PT Dirgantara Indonesia (Persero) bersama Lapan.

"Pesawat N219 ditargetkan tahun ini selesai sertifikasinya, supaya tahun depan bisa masuk produksi. Sementara jam terbang yang ditargetkan sekitar 340 jam terbang, Saat ini sebagian sudah dilakukan, mudah-mudahan target itu bisa tercapai," kata Kepala Lapan Thomas Djamaluddin, seperti dikutip dari Antaranews, Jakarta.

Di samping pengembangan pesawat N219, pesawat N219 Amfibi juga sudah mulai dikembangkan. Jika tidak segera dikembangkan, kebutuhan dalam negeri akan direbut oleh pihak asing yang memasok pesawat asing.

"Pesawat N219 Amfibi juga sudah dimulai karena kalau tidak segera dimulai kita bisa terlambat karena Indonesia juga membutuhkan untuk destinasi wisata tertentu untuk penerbangan yang di sana tidak ada landasan sehingga perlu pesawat amfibi kalau pihak kita belum siap maka nanti bisa masuk pesawat asing, karenanya itu (pesawat amfibi) juga harus segera diselesaikan," ujarnya.

Konsep pesawat N219 amfibi [Kompas]

Saat ini, pesawat N219 sedang dalam tahap sertifikasi untuk memastikan nantinya keandalan dan keberfungsian dalam operasional pesawat. "Proses sertifikasi untuk sesuatu yang memang dalam pengembangan itu wajar saja ketika dalam pengujian-pengujian dijumpai masih ada yang harus disempurnakan," katanya.

Dalam proses pengembangan, katanya, ada yang harus ditingkatkan lagi setelah melalui proses pengujian. Dari diskusi dengan industri pesawat internasional, Thomas mendapat informasi bahwa jangka waktu 3-4 tahun merupakan waktu yang terlalu pendek untuk proses pengembangan sampai sertifikasi. Namun, Lapan optimistis mencapai target percepatan pengembangan pesawat N219.

"Kami membina juga industri komponen yang nantinya akan mendukung untuk TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) dari pesawat N219, seperti industri untuk kaca, untuk 'landing gear', diupayakan dari industri dalam negeri," ujarnya.

Purwarupa Pertama Pesawat N219 itu memiliki kecepatan maksimum mencapai 210 knot dan minimum 59 knot sehingga dengan kecepatan rendah pun pesawat masih bisa terkontrol. Hal itu, penting terutama saat memasuki wilayah yang bertebing dan pegunungan.
 

  Okezone  
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...