Sabtu, 30 September 2023

Danpuspenerbal Cek Kemampuan Pesud Drone Puspenerbal

 Untuk Jaga Perbatasan MaritimDanpuspenerbal, Laksda TNI Imam Musani mengecek kemampuan operasional terbang Pesud Drone baru Skuadron 700 Wing Udara 2 Puspenerbal, Jumat (29/9/2023). (Foto/Dok. Puspenerbal)

Kemampuan Pesud Drone yang menjadi kekuatan baru di Skuadron 700 Wing Udara 2 Pusat Penerbangan TNI Angkatan Laut (Puspenerbal), dicek langsung Danpuspenerbal, Laksda TNI Imam Musani. Drone tersebut, akan bertugas menjaga perbatasan maritim Indonesia.

Laksamana bintang dua TNI tersebut, hadir mengecek langsung kemampuan Pesud Drone, saat menutup Training Unmanned Air sytem (UAS) Schiebel Camcopter S-100, Jumat (29/9/2023). Uji kemampuan Pesud Drone tersebut, digelar di Shelter 700 Wing Udara 2 Puspenerbal, Pangkalan Udara TNI AL Juanda.

Imam mengatakan, kegiatan technical support satu unit Unmanned Serial Vertical take off landing maritim surveillance system ini, diikuti 10 personel Skuadron Udara 700 Wing Udara 2 Puspenerbal Juanda.

"Saya ucapkan terimakasih atas kehadiran tim technical support di Puspenerbal. Kehadiran tim ini, merupakan bukti nyata dukungan luar biasa dari pabrikan UAS Camcopter S-100 terhadap kemajuan kemampuan maritim surveillance penerbangan TNI AL," terangnya.

Penambahan satu unit alutsista berupa UAS camcopter S-100, dengan kemampuannya yang canggih, menurut Imam akan meningkatkan kemampuan Skuadron 700 Wingud 2 Puspenerbal untuk memantau dan mengamankan perbatasan maritim.

"Ini tidak hanya meningkatkan keamanan nasional, tetapi juga akan berkontribusi besar pada pengamanan sumber daya alam maritim Indonesia," terangnya.

Kepada para peserta pelatihan lanjutan UAS Camcopter S-100, Imam mengharapkan, agar ilmu yang telah didapat dalam pelatihan, dapat diterapkan dan ditingkatkan, mengingat pentingnya perawatan dan pemeliharaan yang cermat oleh para personel pengawak yang berdedikasi untuk memastikan Camcopter S-100 dapat beroperasi setiap saat.

"Saya instruksikan kepada para personel Skuadron 700 yang terlibat dan bertanggung jawab dalam pengoperasiannya, untuk mempertahankan dan meningkatkan standar profesionalismenya, sehingga alutsista ini selalu dalam kondisi siap dalam melaksanakan dukungan operasi TNI AL," pintanya. (eyt)

  🚁
sindonews  

Kemhan Tandatangani Offset Agreement Pengadaan Hammer Smart Weapon

(Kemhan)

Bertempat di Ditjen Pothan Kemhan Gd. R. Suprapto, Dirjen Pothan Kemhan Mayjen TNI Mohammad Fadjar. MPICT., memimpin pelaksanaan penandatanganan Offset Agreement Pengadaan Hammer Smart Weapon dengan penyedia Safran Electronic & Defence yang diwakili oleh Mr. Andrea Bianchini, Managing Director for Offset & Industrial Cooperation.

Kegiatan ini dihadiri oleh Sesditjen Pothan Kemhan, Dir Tekindhan Ditjen Pothan Kemhan, Kasubdit IDKLO Dittekindhan, perwakilan Pusalpalhan Baranahan Kemhan dan Tim Safran Electronic & Defence Perancis.

Melalui Undang-undang Nomor 16 Tahun 2012 tentang Industri Pertahanan, ofset menjadi kewajiban dalam setiap pengadaan alpalhankam dari luar negeri.

Hammer Smart Weapon (Safran)

Ofset pertahanan merupakan salah satu langkah pemerintah dalam upaya membangun kemandirian Industri Pertahanan dan peningkatan kualitas SDM bidang pertahanan.

Dengan mekanisme ofset diharapkan Industri Pertahanan dapat meraih teknologi pertahanan yang dibutuhkan dalam pengembangan teknologi alpalhankam untuk kemandirian Industri Pertahanan di masa mendatang, serta Pembangunan SDM pertahanan melalui pengembangan pendidikan.

Ofset merupakan implementasi paradigma belanja pertahanan menjadi investasi pertahanan.

Pengadaan Hammer Smart Weapon merupakan salah satu pengadaan dengan ofset pertahanan yang dilakukan oleh Kementerian Pertahanan, dalam pengembangan industri pertahanan bidang amunisi kaliber besar dan bidang pengembangan Pendidikan SDM Pertahanan.

  💣
Kemhan  

Jumat, 29 September 2023

KRI Sutedi Senoputra-378 Bersama KRI Silas Papare-386 Laksanakan Latihan di Laut Natuna Utara

KRI Sutedi Senoputra-378 Bersama KRI Silas Papare-386 (Koarmada 1)

KRI Sutedi Senoputra-378 dan KRI Silas Papare-386 merupakan unsur-unsur dibawah jajaran Satuan Kapal Eskorta Koarmada I yang saat ini sedang melaksanakan Operasi Rencong Segara-23 di Bawah Kendali Operasi (BKO) Danguspurla Koarmada I, melaksanakan latihan saat bertolak menuju daerah operasi di laut Natuna Utara, pada Kamis, 21 September 2023.

Adapun latihan yang dilaksanakan adalah Comm Check, Leaving Harbour, Mine Field Transit, RAS Approach serta Navcomex.

Selain itu latihan ini bertujuan untuk mengasah keterampilan prajurit KRI pada saat menempati pos tempurnya masing-masing agar naluri bertempur tetap terjaga dan dapat menjadi prajurit Jalasena yang tangguh, tanggap dan profesional.

Latihan ini merupakan perintah Pangkoarmada I Laksda TNI Achmad Wibisono bahwa setiap unsur-unsur KRI agar melaksanakan latihan internal jika berada di daerah operasi yang juga selaras dengan perintah Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana TNI Muhammad Ali untuk meningkatkan profesionalisme prajurit dalam melaksanakan tugas TNI AL.

Dansatkor Koarmada I, Kolonel Laut (P) Awang Bawono ditempat terpisah menyampaikan agar prajurit senantiasa selalu menjaga profesionalisme dalam melaksanakan latihan secara rutin sesuai dengan SOP yang berlaku.
 

  ⚓
Koarmada 1  

[Global] Taiwan Luncurkan Kapal Selam 'Monster Laut' Buatan Lokal

 Hadapi ancaman China Kapal selam buatan Taiwan Narwhal atau monster laut untuk hadapi ancaman China. (AFP/SAM YEH)

Taiwan meluncurkan kapal selam pertamanya pada Kamis (28/9), di tengah peningkatan ancaman dari China belakangan ini.

Presiden Taiwan Tsai Ing-wen memimpin upacara peresmian kapal yang dinamai "Narwhal" itu di galangan kapal selam Kota Kaohsiung. Narwhal atau Hai Kun dalam bahasa Mandarin berarti "monster laut."

"Kapal selam ini merupakan realisasi penting dari komitmen konkret kami dalam membela negara kami," kata Tsai, seperti dikutip CNN, Kamis (28/9).

"Ini juga merupakan peralatan penting bagi angkatan laut kami dalam mengembangkan strategi perang asimetris," ucap Tsai melanjutkan.

Narwhal merupakan kapal selam pertama Taiwan yang sukses dibuat di bawah kepemimpinan Tsai. Tsai mengatakan proyek kapal selam domestik ini merupakan "prioritas utama" pemerintahannya.

Sejak menjabat pada 2016, Tsai memang meluncurkan kebijakan pertahanan andalan untuk menciptakan kapal selam pertama karya anak negeri Taiwan.

"Di masa lalu, banyak orang berpikir memproduksi kapal selam sendiri adalah sesuatu yang mustahil. Tapi kami berhasil mewujudkannya," ucap dia.

Tsai berharap Narwhal bakal membantu mencegah potensi invasi Beijing, yang selama ini menyatakan bakal merebut paksa Taiwan jika perlu guna menyatukan kembali wilayah tersebut.

China memandang Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya yang sedang memberontak. Berulang kali China menakut-nakuti Taiwan dengan eskalasi aktivitas militernya di sekitar kepulauan tersebut agar Taipei segera kembali ke pelukan mereka.

Lebih lanjut, peluncuran Narwhal kali ini pun menambah daftar kapal selam yang dimiliki Taiwan sejauh ini. Sebelum Narwhal, Taiwan sudah memiliki dua kapal selam buatan Belanda yang pertama kali dioperasikan pada 1980-an.

Kapal-kapal selam domestik ini pun diperkirakan bakal terus bertambah seiring keinginan Taipei memproduksi total delapan kapal selam buatan sendiri.

Sementara itu, sejauh ini tak ada rincian khusus mengenai ukuran atau kemampuan Narwhal.

 Produksi terseok-seok 
Pada briefing internal, penasihat Dewan Keamanan Nasional Taiwan Laksamana Huang Shu-kang mengatakan produksi kapal selam pertama ini cukup mengalami hambatan di awal.

Huang menyebut Taipei sudah berusaha menciptakan armada ini saat Mantan Presiden Lee Teng-hui mendirikan satuan tugas pada 1995. Namun, rencana itu menghadapi kesulitan karena Amerika Serikat enggan menjual kapal selamnya ke Taiwan.

Proyek ini pun secara resmi dimulai pada 2016, setelah Tsai menjabat.

Huang mengatakan proses pembangunan armada pertama Taiwan ini sangat menantang karena keterbatasan anggaran, kemudian penundaan akibat kekurangan chip global, dan kekhawatiran atas kemungkinan dimata-matai China.

Proyek ini sendiri melibatkan total 1.003 personel. Semua personel dipantau ketat oleh divisi keamanan militer untuk memastikan tak ada rahasia yang bocor.

Huang sejauh ini tak mau membeberkan negara mana yang akhirnya menyetujui izin ekspor untuk Taiwan. Meski begitu, dia mengaku telah menghubungi para pemimpin militer senior di Armada Pasifik AS, Jepang, Korea Selatan, dan India.

Setelah kapal selam ini diresmikan, armada ini bakal diuji coba bulan depan, sebelum benar-benar beroperasi tahun depan. (blq/dna)

 ⚓️  CNN  

Pasmar Ikuti Pelatiham Pengoperasian Peralatan Pendeteksi Tembakan

https://pasmar1.tnial.mil.id/poster/1695891062.jpg(Pasmar 1)

Batalyon Intai Amfibi 1 Marinir (Yontaifib 1 Mar) menggelar kegiatan Pelatihan Pengoperasian Peralatan Pendeteksi Tembakan Akustik Marinir TA. 2023 buatan Perancis di Lapangan Tembak Yontaifib 1 Marinir Cilincing Marunda Jakarta Utara.

Pelatihan tersebut diikuti perwakilan dari Denjaka, Yontaifib 1 Marinir Jakarta, Yontaifib 2 Marinir Surabaya, dan Yontaifib 3 Marinir Sorong hingga Brigif 4 Mar/BS Lampung.

https://pasmar1.tnial.mil.id/uploads/16958910620.pngKomandan Batalyon Intai Amfibi 1 Marinir (Danyontaifib 1 Mar) Mayor Mar Laili Nugroho, M.Tr.Opsla., mengatakan peralatan tersebut merupakan sistem peralatan pendeteksi suara seperti tembakan senapan yang didesain portable sehingga dapat dipasang pada kendaraan dengan mudah dan cepat.

Pengoperasionalan Gun Shot Detection dapat digunakan untuk menampilkan data hasil analisa berupa arah azimuth, elevasi dan jarak sumber suara pada suatu monitor.

https://pasmar1.tnial.mil.id/uploads/16958910621.pngDengan adanya sensor pendeteksi tembak maka kerugian personel dan materiel dapat dikurangi karena waktu menghindar yang lebih singkat dan kemungkinan untuk mendeteksi arah dan menghancurkan musuh juga lebih besar.

Diharapkan kepada seluruh peserta pelatihan dapat betul - betul memahami setiap materi yang diajarkan sehingga dapat diaplikasikan di medan penugasan dan menjawab setiap tugas yang diberikan Korps Marinir, pungkas Danyon Taifib 1 Marinir. (SS).

 ♖
Pasmar 1  

Kamis, 28 September 2023

Sekilas P2 Tiger APC

 Produksi PT Sentra Surya Ekajaya 

PT SSE (Sentar Surya Ekajaya) menampilkan kendaraan militer taktis baru, P2 Tiger APC dipamerkan di Monas Jakarta.

Rantis dengan mesin diesel V8 10.000 cc mampu menampung 10 personil dengan proteksi Stagnan 4569 level 1, dilengkapi gunshoot detection, dan bisa diangkut pesawat Hercules.

  Berikut penampakannya credit MEDEF : 




  ♘ Garuda Militer  

Pertempuran Udara Jarak Jauh Offensive Counter Air

 Puncak Latihan Elang Ausindo 2023 Manado✈️ [Dispenau]

Latihan bersama pertempuran udara antara TNI AU dan RAAF (Royal Australian Air Force) yang dikenal sebagai "Elang Ausindo 2023" telah mencapai tahap puncaknya.

Latihan ini berlangsung di Lanud Sam Ratulangi Manado pada Selasa (26/9/2023).

Dalam latihan ini, pesawat F-16 TNI AU dan F-35 RAAF bergabung sebagai Flight Gabungan untuk melaksanakan misi Offensive Counter Air (OCA) dan Defensive Counter Air (DCA).

Keempat pesawat F-16 TNI AU terbagi menjadi dua tim, yakni tim merah dan tim biru, dan serupa halnya dengan pesawat F-35 RAAF.

Pertempuran simulasi ini berlangsung dalam skenario Beyond Visual Range (BVR) atau pertempuran jarak jauh menggunakan rudal jarak sedang AMRAAM yang dimiliki kedua negara, menekankan pada pertempuran udara jarak jauh yang menuntut tingkat ketepatan dan koordinasi tinggi diantara penerbang dan Pengendali Ground Control Interceptor.

Selain itu, dalam upaya untuk memperpanjang waktu operasional, seluruh pesawat yang terlibat dalam latihan ini melakukan misi pengisian bahan bakar di udara (air-to-air refueling) dengan menggunakan pesawat KC-30 RAAF.

Setelah pengisian bahan bakar udara ini berhasil, pesawat-pesawat tersebut melanjutkan misi operasi udara mereka dengan bahan bakar penuh.

Latihan bersama ini tentu saja bukan hanya tentang meningkatkan keterampilan dan kerjasama antara kedua angkatan udara, tetapi juga menjadi bukti komitmen Indonesia dan Australia dalam menjaga stabilitas dan keamanan di kawasan Asia-Pasifik.

Elang Ausindo sejak tahun 1993 hingga 2023 telah sukses mencerminkan kerja sama erat antara kedua negara dalam menjaga kesiapsiagaan militer dan menghadapi tantangan keamanan yang kompleks di masa depan.

  ✈️
TNI AU  

Rabu, 27 September 2023

[Video] KASAL Tinjau Galangan Kapal Selam Jerman

⚓️ Diposkan TNI AL
KASAL tinjau dari dekat galangan kapal selam Jerman.

 Berikut video dari Youtube :


 ⚓️  Youtube  

[Global] Filipina Singkirkan Penghalang Apung China di Laguna Scarborough Shoal Laut China Selatan

 Filipina memperlihatkan seorang penyelam memotong tali 
https://www.tagar.id/Asset/uploads2019/1695761299711-penyelam-potong-penghalang-di-laut-china-selatan.jpgSeorang penyelam memotong tali yang mengikat penghalang apung di laguna Scarborough Shoal yang menghalangi kapal-kapal nelayan Filipina untuk memasuki laguna di kawasan yang disengketakan di Laut China Selatan, 26 September 2023. (Foto: voaindonesia.com/Garda Pantai Filipina via AP)

G
arda pantai Filipina mengatakan telah menyingkirkan sebuah penghalang apung China yang menutup akses ke sebuah laguna Scarborough Shoal di Laut China Selatan.

Menurut pernyataan garda pantai, pihaknya melakukan “operasi khusus” untuk menyingkirkan penghalang tersebut, yang dipasang China pekan lalu.

Garda pantai Filipina juga merilis video yang memperlihatkan seorang penyelam menggunakan pisau untuk memotong tali yang menempel pada pelampung-pelampung tersebut.

Tindakan ini menyusul pernyataan Penasihat Keamanan Nasional Filipina, Eduardo Ano, yang mengatakan penghalang China itu melanggar hak-hak penangkapan ikan tradisional Filipina.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin, hari Selasa, 26 September 2023, menganjurkan Filipina agar tidak memprovokasi atau mencari masalah.

China merebut kendali atas Scarborough Shoal dari Filipina pada tahun 2012 dan mengklaim kedaulatan atas sebagian besar Laut China Selatan yang kaya sumber daya alam.

Klaim-klaim yang saling bertentangan di wilayah itu juga dikemukakan oleh Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan dan Vietnam. (uh/lt)

  ★ Tagar  

F-16 TNI AU dan F-35 RAAF Latihan Menyerang dan Bertahan

 Latma Elang Ausindo 2023Latma Elang Ausindo 2023 di Manado, Sulawesi Utara (TNI AU)

Latihan Bersama (Latma) Elang Ausindo 2023 terus berlanjut dengan penuh intensitas tinggi di Langit Manado. Pada hari ini, peserta latihan melaksanakan dua aspek penting dalam operasi militer udara, yaitu misi Defensive Counter Air (DCA) dan misi Offensive Counter Ait (OCA), serta ditambah misi pengisian bahan bakar di udara untuk menambah waktu operasi udara, pada Senin (25/9/2023).

Dalam latihan misi DCA atau Lawan Udara Defensif dibuat skenario dua pesawat F-16 TNI AU dan dua pesawat F-35 RAAF bergabung dalam tim biru. Mereka mengambil peran dalam pertahanan wilayah udara terhadap potensi ancaman musuh. Latihan ini menguji koordinasi dan kesiapan tim dalam menjaga kedaulatan udara.

Di sisi lain, tim merah dalam latihan misi OCA atau Lawan Udara Ofensif juga terdiri dari dua pesawat F-16 TNI AU dan dua pesawat F-35 RAAF. Mereka berfokus pada taktik serangan udara ofensif untuk menghancurkan kemampuan udara musuh dan memitigasi ancaman potensial terhadap wilayah yang mereka akan serang.

Setelah selesai melaksanakan latihan DAC dan OAC, seluruh pesawat melanjutkan dengan latihan Air to Air Refueling atau Pengisian bahan bakar di udara, yang dilakukan dengan menggunakan pesawat KC-30 dari 33SQN RAAF. Latihan ini memerlukan koordinasi yang ketat dan keterampilan yang sangat baik untuk berhasil, dan merupakan bagian penting dalam memperpanjang jangkauan operasional pesawat tempur.

Latma Elang Ausindo 2023 menjadi bukti nyata dari kerja sama militer yang erat antara Indonesia (TNI AU) dan Australia (RAAF) dalam menjaga keamanan dan stabilitas di kawasan. Latihan semacam ini memungkinkan kedua negara untuk meningkatkan interoperabilitas dan kesiapan militer mereka dalam menghadapi berbagai tantangan keamanan modern.

Latihan ini diharapkan akan memberikan pengalaman berharga bagi personel militer dari kedua negara dan berkontribusi pada pemeliharaan perdamaian dan stabilitas di kawasan Asia-Pasifik. Kebanggaan kita semua, TNI AU memang telah mencapai status Angkatan Udara yang Disegani di Kawasan Asia Pasifik.

  ✈️
TNI AU  

Selasa, 26 September 2023

8 Keunggulan Latihan Militer Gabungan Anggota ASEAN

 ASEAN menunjukkan persatuan menggelar latihan militer gabungan 

https://pict.sindonews.net/webp/732/pena/news/2023/09/25/45/1210121/8-keunggulan-latihan-militer-gabungan-anggota-asean-zwo.webpLatihan Bersama ASEX-01 N di Laut Natuna Utara tidak bersifat tempur (sindonews)

S
epuluh negara anggota Asosiasi Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) telah menyelesaikan latihan militer gabungan pertama mereka.

Diselenggarakan oleh Indonesia, pemimpin ASEAN, rangkaian latihan angkatan laut selama lima hari, yang dijuluki Latihan Solidaritas ASEAN, berakhir pada Sabtu (23/9/2023) di perairan dekat pulau Batam, selatan Singapura.

Berikut adalah 8 keunggulan latihan militer gabungan anggota ASEAN.


 1. Latihan Militer Fokus Respons Bencana Kemanusiaan 

Latihan tersebut, yang berfokus pada respons bencana kemanusiaan dan peningkatan kerja sama antar militer negara-negara tersebut, berlangsung dengan latar belakang meningkatnya ketegangan di Laut China Selatan, dimana meningkatnya aktivitas China telah memicu kekhawatiran di empat negara anggota ASEAN yang juga mengklaim sebagian wilayah tersebut. laut – Brunei, Malaysia, Filipina dan Vietnam.

ASEAN belum pernah mengadakan latihan bersama dalam bentuk apa pun, jadi sudah saatnya hal itu dilakukan,” kata Thomas Daniel, peneliti senior di Institut Studi Strategis dan Internasional (ISIS) Malaysia di Kuala Lumpur, kepada Al Jazeera. “Ini dimulai dengan langkah kecil dan penting untuk melihat apa yang terjadi selanjutnya.


 2. Diusulkan oleh Indonesia 

Latihan Solidaritas ASEAN (ASEX 23) pertama kali diusulkan oleh Indonesia ketika para menteri pertahanan organisasi tersebut bertemu awal tahun ini.

Kegiatan tersebut dimulai pada tanggal 18 September 2023 di Laut Natuna Selatan Indonesia dan mencakup patroli maritim gabungan serta simulasi evakuasi medis, pencarian dan penyelamatan, serta upaya bantuan bencana.

Latihan seperti ASEX 23 berkontribusi terhadap pembangunan kepercayaan dan memungkinkan militer Negara-negara Anggota ASEAN untuk memperkuat kolaborasi, meningkatkan pemahaman, dan membangun hubungan militer-ke-militer yang stabil untuk mempromosikan perdamaian dan stabilitas regional,” kata Kementerian Pertahanan Singapura (MINDEF) dalam sebuah pernyataan tentang latihan tersebut.

Sebelum latihan dimulai, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono mengatakan latihan tersebut akan membantu militer kelompok tersebut bekerja sama dengan lebih baik dalam situasi darurat.

Asia Tenggara sangat rentan terhadap bencana alam dan sering dilanda cuaca buruk, gempa bumi, dan letusan gunung berapi.

Pada tahun 2019, gempa bumi dan tsunami menewaskan ribuan orang di dan sekitar kota Palu, Indonesia. Pada tahun 2013, lebih dari 5.000 orang tewas ketika Topan Haiyan melanda Filipina tengah dan, pada tahun 2004, tsunami di Samudera Hindia menyebabkan lebih dari 160.000 orang tewas di Indonesia saja.

Mengingat kerentanan kawasan dan kemungkinan terjadinya badai yang lebih besar dan lebih hebat akibat perubahan iklim, Tom Barber dari Asia-Pacific Development, Defense and Diplomacy Dialogue (AP4D) mengatakan kepada Al Jazeera bahwa “bijaksana” jika negara-negara tersebut bekerja keras. bersama.


 3. Unjuk Sentralitas ASEAN 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiK0A_moQOC0Ms7dYDjU792hSkzt8jGOfrJAfFXtnk2mIQz54Kgh6BqpcGz3CsXr1NdXbOWDzlcoWvCdrvJQIXdzANss7Bl00jScJp5cmMwKVtWeLhbtNLvQva1kD7joQ1Tr-BlxN9wwyjPmvfLQAJ5uBeWCuueWvuDCLl27V5cZQ-SoDfY4VHxt5PbLBA/s1600/WhatsApp-Image-2023-09-19-at-07.27.41.webpLatihan Bersama ASEX-01 N di Laut Natuna Utara (OkeBung)

Namun, negara-negara tidak bisa menghindari perubahan iklim geopolitik, dengan meningkatnya persaingan antara Amerika Serikat dan China yang mendorong perlombaan senjata regional dan mendorong kalibrasi ulang aliansi keamanan.

Indonesia secara eksplisit menggambarkan latihan ini sebagai demonstrasi sentralitas ASEAN, yang mencerminkan kenyataan bahwa latihan ini dilakukan dengan latar belakang persaingan negara-negara besar, dimana negara-negara di kawasan ini mempunyai ketakutan yang sama akan dipaksa untuk memilih pihak, dan persepsi bahwa kelompok-kelompok minilateral seperti AUKUS dan AUKUS akan melakukan hal yang sama. Quad melemahkan relevansi ASEAN,” kata Barber, manajer program AP4D dalam komentarnya melalui email.

AUKUS adalah pengelompokan Amerika, Inggris dan Australia di mana Australia akan menerima kapal selam bertenaga nuklir, sedangkan Quad menyatukan Amerika, India, Australia dan Jepang.

Kedua kelompok tersebut dipandang sebagai upaya untuk melawan China, yang telah mengambil pendekatan yang semakin tegas terhadap klaimnya, tidak hanya atas Laut Cina Selatan tetapi juga atas pulau Taiwan yang mempunyai pemerintahan sendiri.

Pada awalnya, Margono ingin menekankan bahwa latihan ini bersifat non-tempur, namun menyarankan agar latihan serupa di masa depan dapat mencakup pelatihan tempur.


 4. Membangun Rasa Percaya Diri 

Aset yang digunakan hampir tidak bersifat militer dan sangat non-tempur,” ungkap Evan Laksmana, peneliti senior modernisasi militer Asia Tenggara di Institut Internasional untuk Studi Strategis (IISS) di Singapura, mengatakan kepada Al Jazeera. “Saya melihat ini lebih sebagai upaya membangun rasa percaya diri dan mengembangkan saling pengertian satu sama lain. Lebih seperti ‘mengenalmu’. Dalam skala latihan militer, ini adalah tingkat kompleksitas yang paling rendah.

Jika ASEX benar-benar diadakan tahun depan, maka akan diselenggarakan oleh Laos yang tidak memiliki daratan dan bersahabat dengan China, yang akan menjadi ketua ASEAN untuk tahun 2024.

Peserta berasal dari 10 anggota ASEAN – Brunei, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam. Timor Timur (Timor Leste), yang diperkirakan akan bergabung dengan organisasi tersebut pada tahun 2025, juga terlibat.

Namun tidak semua negara mengirimkan kapal.

Tingkat partisipasinya tidak seragam,” kata Prashanth Parameswaran, peneliti di Wilson Center di AS, dalam buletin ASEAN Wonk pada hari Senin.


 5. Perbandingan Kekuatan Militer yang Berbeda 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidUZrEhUhovMODj30Gne5DLT36RWCoOLmhsQVfXIRhJVVVt5ylUZMCjycgqy_cnLo5C3pZzfjGyComFA_yQPDomrZq-kVURVFAIWVUEupiVa9wrAZpas9wFYuonRneI-L-KuVnyLQxX8p_-xMuxnK1-4FCweC7ZJE1CVPRpu-cHPZ8GRfRU4-RyPgqCsc/w400-h268/WhatsApp-Image-2023-09-19-at-07.27.42.webpLatihan Bersama ASEX-01 N di Laut Natuna Utara (Koran Progresif)

Laksmana menekankan bahwa sulit untuk membandingkan kekuatan militer karena negara-negara mempertahankan angkatan bersenjata mereka untuk mendukung tujuan dan strategi yang berbeda.

Singapura, misalnya, mengatakan misi militernya adalah untuk “meningkatkan perdamaian dan keamanan negara melalui pencegahan dan diplomasi” dan, jika gagal, untuk mengamankan “kemenangan yang cepat dan tegas atas agresor”.

Pasukan Singapura – yang didukung oleh wajib militer selama dua tahun bagi semua remaja putra yang berusia 18 tahun – secara teratur mengadakan latihan bersama Amerika, Australia, China, dan negara-negara lain di kawasan ini. Negara ini juga dikenal karena peralatannya yang canggih – sebagian besar bersumber dari AS – dan belanja pertahanannya yang relatif tinggi.

Sementara itu, Indonesia adalah negara kepulauan yang luas dan perlu melindungi dan mengamankan garis pantainya yang luas. Strategi pertahanannya adalah untuk melindungi negara dan rakyatnya dari “ancaman kekerasan” dan eksploitasi, serta mengambil bagian dalam “pembentukan tatanan dunia”.

Meskipun bukan negara yang mengklaim secara resmi Laut Cina Selatan, beberapa klaim China berdasarkan sembilan garis putus-putusnya melanggar Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia di sebagian Laut Natuna.

Berbeda dengan Singapura, Indonesia memperoleh peralatan dan persenjataan dari berbagai negara sejak berakhirnya Perang Dingin, yang mencerminkan sikap kebijakan luar negeri non-blok yang telah lama dijunjung tinggi oleh Jakarta.

Sementara itu, bagi Filipina, mandat angkatan bersenjata adalah untuk menegakkan kedaulatan negara, mendukung konstitusi, dan mempertahankan wilayahnya dari “semua musuh”.

Mereka mempunyai hubungan kerja yang erat dengan Amerika dan kedua negara mengadakan latihan gabungan terbesar mereka tahun ini, di mana mereka melakukan simulasi serangan terhadap kapal perang musuh untuk pertama kalinya. Filipina juga mengizinkan AS mengakses lebih luas pangkalan militernya berdasarkan Perjanjian Peningkatan Kerja Sama Pertahanan (EDCA) kedua negara.

Negara ini mendapatkan sebagian besar peralatan militernya dari Amerika, meskipun negara ini juga membeli beberapa dari Indonesia dan Korea Selatan. Pengeluaran militernya relatif rendah.

Thailand juga mendapatkan sebagian besar persenjataannya dari AS, meskipun mereka juga memperluas pengadaannya ke China.

Namun militer lebih aktif secara politik di Bangkok. Akademisi Paul Chambers menggambarkan angkatan bersenjata negara tersebut sebagai “militer monarki” yang memandang dirinya sebagai “penengah nasionalis politik Thailand”.

Militer Myanmar mempunyai pandangan mesianis yang serupa mengenai perannya dan, di kedua negara, militer sering melakukan kudeta. Myanmar dan Vietnam juga sangat bergantung pada peralatan dan senjata dari Rusia.

"Semua hal tersebut menciptakan potensi kekacauan operasional di tingkat ASEAN," ungkap Laksmana.

Ada perdebatan seputar interoperabilitas,” katanya. “Ini adalah masalah teknologi, namun yang lebih sulit untuk diselesaikan adalah doktrin yang timbul dari pengoperasian suatu teknologi tertentu. Kami tidak tahu apakah ASEAN dapat bekerja sama.


 6. Merencanakan Aliansi Militer ASEAN? 

Dibentuk pada masa Perang Dingin sebagai benteng melawan komunisme, ASEAN telah berkembang dari keanggotaan awalnya yang terdiri dari lima negara hingga mencapai populasi gabungan sebesar 662 juta orang dengan produk domestik bruto (PDB) sebesar USD 3,2 triliun.

Meskipun keberhasilan terbesarnya dicapai dalam pembangunan ekonomi dan perdagangan, ASEAN bukanlah Uni Eropa atau NATO – aliansi keamanan yang menyatukan banyak negara Eropa dan Amerika.

Namun Asia Tenggara menghadapi tantangan keamanan yang signifikan – mulai dari perubahan iklim hingga situasi di Myanmar dan Laut Cina Selatan.

Brunei, Malaysia, Filipina, dan Vietnam semuanya mengklaim sebagian perairan yang disengketakan, yang hampir seluruhnya diklaim oleh Beijing.

Perbedaan-perbedaan dalam kelompok ini terlihat dari peningkatan aktivitas China di laut, dan ASEAN kesulitan untuk mengartikulasikan respons yang kohesif dan terpadu.

Meskipun organisasi ini memiliki sekretariat di Jakarta, kekuasaan tetap berada di 10 ibu kota ASEAN dengan keputusan yang diambil berdasarkan konsensus dan berpedoman pada prinsip non-intervensi dalam urusan dalam negeri dan penyelesaian konflik secara damai.


 7. Memiliki Kepentingan Nasional yang Berbeda. 

Militer di sebagian besar negara ASEAN telah mengadakan latihan rutin dengan AS, yang juga melakukan transit kebebasan navigasi secara berkala melalui perairan internasional di Laut Cina Selatan.

Hubungan keamanan antara Manila dan Washington semakin erat tahun ini dengan perluasan perjanjian EDCA.

China juga telah mengadakan latihan militer dengan masing-masing anggota ASEAN tahun ini serta pertukaran personel, kursus pelatihan, dan kunjungan ke pelabuhan.

Pada bulan Maret, China dan Kamboja mengadakan latihan angkatan laut pertama mereka sebagai bagian dari Golden Dragon 2023, dan Beijing mendanai perombakan pangkalan angkatan laut Ream di Teluk Thailand.

Singapura juga mengadakan latihan angkatan laut dengan PLA pada bulan Mei, sementara tentaranya menyelesaikan Latihan Kerja Sama – yang berfokus pada operasi kontraterorisme – dengan angkatan bersenjata China pada awal bulan ini.

Pada bulan ini, Singapura juga mengadakan latihan militer tahunan bersama AS. Dimulai pada tahun 1996, latihan ini diadakan di Singapura dan Amerika Serikat secara bergilir.

Latihan ini memungkinkan kedua angkatan bersenjata untuk berbagi taktik, teknik dan prosedur, dan merupakan ciri dari hubungan yang sangat baik antara kedua angkatan bersenjata,” kata MINDEF.

Negara-negara ASEAN juga telah mengadakan latihan dengan pasukan dari negara-negara termasuk India, Australia dan Jepang.


 8. Menggertak China? 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh4t3VR9_V5ELdDK-fr8wnKMG3sv5Kgreo7eHlg7LMNPTsPIKyY_qQUKUfZJEUjbzJbwExOaIOKHpoZyPzx1Tq0cbXTjwV_vluyQKyNS1sdO7eVIyri7xDJxpCnvmiuo2vmCRxL4RENJeyLiagFiPm7TqBEpLFSI5Gqh6gRDoTskScrs1WYiTn3Tc0Swx2E/s800/ASEAN_3934283260095756807_n.jpgpIlustrasi ASEAN (istimewaf)

ASEX terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di Laut China Selatan, di mana China mengerahkan penjaga pantai, milisi maritim, dan armada penangkapan ikannya untuk mempertaruhkan klaim maritimnya. Negara ini juga merupakan mitra dagang terbesar ASEAN.

Taiwan dan empat anggota ASEAN juga mengklaim sebagian wilayah laut tersebut dan menghadapi peningkatan kehadiran laut dari China bahkan di dalam ZEE mereka – yang ditetapkan berdasarkan Hukum Laut PBB sebagai 200 mil laut dari pantai mereka.

Pada tahun 2002, China dan negara-negara Asia Tenggara memulai proses untuk menyepakati Kode Etik di perairan yang disengketakan, namun kemajuan yang dicapai tidak banyak dan Beijing telah menggunakan tahun-tahun tersebut untuk meningkatkan aktivitasnya dan menegaskan kendali atas perairan tersebut.

Tampaknya tidak ada tanda-tanda bahwa kode akan diselesaikan dalam waktu dekat.

Negara-negara ASEAN berharap hal ini akan membantu menurunkan suhu dan meletakkan dasar untuk menyelesaikan perselisihan, namun pertemuan yang tampaknya tak ada habisnya selama dua dekade tidak menghasilkan kemajuan,” kata Barber.

Sebaliknya, isu ini semakin membuat anggota ASEAN berselisih satu sama lain.

Pada tahun 2012, setelah perselisihan antara China dan Filipina mengenai Scarborough Shoal, para pemimpin ASEAN bertemu di Kamboja dan tidak dapat menyepakati komunike akhir untuk pertama kalinya dalam sejarah organisasi tersebut.

Manila dilaporkan keluar dengan rasa muak setelah Phnom Penh menolak memberikan hukuman yang lebih keras terhadap China.

Tahun ini, meskipun terjadi eskalasi di Laut Cina Selatan, para pemimpin ASEAN menghindari diskusi mengenai masalah geopolitik dan lebih fokus pada bisnis dan investasi.
(ahm)

  ★ sindonews  
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...