Sabtu, 22 Juni 2013

Pangandaran Memungkinkan Punya Pangkalan TNI AL

PANGANDARAN - Dengan kondisi laut yang dimiliki oleh Kabupaten Pangandaran, Daerah Otonom Baru (DOB) tersebut memungkinkan untuk dibangun pangkalan. Maksudnya, pangkalan dari Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL).

“Untuk apakah perlu tidaknya pembuatan pangkalan TNI AL di sini, itu adalah kebijakan dari pusat. Namun, menurut saya Kabupaten Pangandaran memungkinkan untuk mendirikan pangkalan di sini,” ucap Komandan Pangkalan TNI AL Bandung, Kolonel Laut (p) Iswan Sutiswan, Jumat (21/6/2013).

Dikatakan dia, kondisi perairan yang ada di Kabupaten Pangandaran cocok. Bahkan, tidak akan sulit untuk menentukan letak pangkalan nantinya. Kemudian, untuk tipe apakah pangkalan yang akan dibuat, itu tergantung dari kebutuhan. Lalu dari tingkat kerawanannya juga. “Itu disesuaikan dengan tingkat ancamananya. Jadi, nantinya alutsista dan tipe pangkalannya dapat ditentukan,” ujarnya.

Alasan lain jika pangkalan TNI AL memungkinkan untuk didirikan di Kabupaten Pangadaran, melihat wilayah. Kondisi dari daerah tersebut angsung menghadap ke Samudra Hindia, juga benua Australia. Kondisi ini membuka peluang bagi lawan. Sudah sepatutnya kita memperkuatnya,” jelasnya. Nantinya, patroli yang dilakukan yaitu dengan menggunakan alat utama sistem senjata (alutsista).

Bisa patroli dengan kapal perang, atau pesawat terbang. Dan, itu semua sesuai dengan sietem operasi yang ada. Saat ini di wilayah selatan pulau Jawa ada patroli yang selalu dilakukan. Juga hingga ke Selat Sunda. “Kalau tidak kapal yang ke sini, pesawat yang akan lewat,” ujar Iswan. Walaupun kini belum ada pangkalan, TNI AL memiliki pos di Kabupaten Pangandaran. Petugas yang ada di sana, melakukan patroli dan pengamanan perairan. “Dari itu semua, kita lihat ancamannya seperti apa. Kalau tinggi, maka kapal perang kita tongkrongkan di sini,” ucapnya. Sementara itu, Penjabat Bupati Kabupaten Pangandaran Endjang Naffandy menyambut gembira dengan usulan yang diutarakan Iswan.

Kalaupun belum akan dibuat pangkalan, dirinya berharap segenap pihak dapat bersinergi dan terus berkoordinasi dalam menjaga keamanan dari Kabupaten Pangandaran. “Seperti diketahui, wilayah dari Kabupaten Pangandaran cukup luas. Ada pegunungan dan laut. Kita pun ada tiga matra TNI di sini,” ucapnya.(A-195/A-147)***

  Pikiran Rakyat  

Pasca tiarap! PT PAL dan ITS bangun Kapal Selam Indonesia

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgs46zKqWYuooM9_Mx1psGXdaX9UI-3Xvl6IUyXREqHER5q997HUe5sc8I_XcA3WtKcIIg_5XYo1aga1FiDQmggdT7My-fC4ChyMVZ7kcuQ5H6ieHw67bIA7RM7J-MwvJhyphenhyphen_2dQI6rOMwN7/s1600/PT+PAL.jpgPT PAL bersama ITS berencana mengembangkan Alat Utama Sistem Pertahanan (Alutsista) dengan membangun sebuah proyek kapal selam nasional. Terobosan PT PAL yang patut diacungi jempol setelah bertahun-tahun pasca era Orde Baru terkesan tiarap.

Komitmen bersama antara ITS dan PT PAL dalam membangun kapal selam nasional dikukuhkan dalam nota kesepahaman yang ditandatangani ke dua belah pihak,di Gedung Rektorat ITS Surabaya,Jumat (21/06/20130.

Dalam nota kesepahaman, disepakati empat hal yang akan menjadi poin kerja sama kedua pihak. Selain mengadakan kajian teknologi kapal selam, ketiga poin lainnya adalah dalam bidang pendidikan, lingkungan dan penyelamatan lingkungan hidup.

Direktur Utama (Dirut) PT PAL (Persero), Ir M Firmansyah Arifin MM, menyebutkan bahwa kerja sama kedua belah pihak akan membawa kemajuan bagi Indonesia. Saat ini, teknologi kapal selam telah menjadi kebutuhan utama dalam mempertahankan kedaulatan bangsa.

Firmansyah membandingkan, saat ini, Malaysia telah memiliki unit kapal selam dengan teknologi getaran kecil. Dengan teknologi tersebut, kapal selam Malaysia tidak akan bisa terdeteksi radar kapal-kapal Indonesia ketika melanggar batas negara. “Karena itu, teknologi kapal selam adalah upaya untuk mempertahankan kedaulatan bangsa,” ucap Firmansyah.

Kini, PT PAL juga tengah melakukan kerja sama transfer teknologi kapal selam dengan perusahaan asal Korea Selatan, Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering Co.

Sebanyak 206 tenaga ahli PT PAL akan dikirim untuk mempelajari proses pembangunan kapal selam di sana.

Firmansyah merinci, sebanyak 186 orang tenaga ahli akan mempelajari proses produksi kapal. “Sisanya, sebanyak 20 orang khusus mempelajari masalah desain kapal selam,” terang Firmasnyah.

Sayangnya, pada proses transfer teknologi ini, Daewoo Shipbuilding and MarineEngineering Co, tidak akan membuka seluruh teknologinya kepada PT PAL. Pasalnya, tenaga PT PAL yang dikirim tidak diperkenankan untuk menyentuh alat-alat produksi. Mereka hanya diperkenankan untuk menyaksikan proses pembangunan kapal. “Kalau saya bahasakan, mereka di sana akan learning by seeing,” ujar Firmansyah yang juga alumnus ITS ini.

Untuk itu, Firmansyah akan menyisipkan beberapa tenaga akademis dari ITS untuk turut serta dalam proses transfer teknologi dengan Daewoo. Tenaga akademisi ini akan lebih banyak mengkaji mengenai pilihan-pilihan teknologi yang diberikan oleh Daewoo. “Belum ada kesepakatan mengenai jumlah tenaga ITS yang akan disisipkan,” tegasnya.

Kerja sama ini disambut baik rektor ITS, Prof Dr Ir Tri Yogi Yuwono DEA. Dirinya mengatakan, kerja sama dengan PT PAL merupakan sebuah kebanggaan bagi ITS. Sejak berdirinya ITS, PT PAL telah menjadi mitra kerja sama dalam menyediakan tenaga dosen bagi Fakultas Teknik Perkapalan ITS.

“Kerja sama dengan PT PAL tidak akan berakhir sampai kapan pun. Kami bangga bisa ikut membangun industri maritim di negara kepulauan ini,” kata Tri Yogi.

  Lensa Indonesia  

Kemhan Kaji Ulang Rencana Pembelian Javelin

JAKARTA - Kementerian Pertahanan (Kemenhan) menyusun ulang beberapa rencana pembelian senjata. Salah satunya adalah anggaran untuk pos TNI Angkatan Darat (AD) membeli rudal Javelin.

Rudal canggih antitank itu sudah diuji coba TNI-AD. "Masih dalam tahap pengkajian. Itu perencanaan yang diusulkan TNI-AD," ujar Staf Ahli Menteri Pertahanan Mayjen Hartind Asrin di Jakarta, Jumat (21/6).

Usul tersebut akan dibahas dalam komite pengadaan yang diketuai Wakil Menteri Pertahanan Letjen Sjafrie Sjamsoeddin. Menurut Hartind, setiap pengadaan senjata baru selalu melalui satu pintu. Itu merupakan upaya transparansi sekaligus kontrol kualitas. "Kita sudah tidak pakai lagi rekanan atau pihak ketiga, kalau bisa G-to-G (government-to-government, Red)," kata mantan atase pertahanan KBRI Malaysia tersebut.

Dari sisi kualitas dan efektivitas rudal Javelin, Hartind menilai bagus. "TNI-AD akan semakin kuat karena tipenya sesuai untuk pertahanan infanteri," jelasnya.

TNI berniat memborong peluncur rudal antitank (ATGM) canggih buatan Amerika Serikat (AS) itu. Rudal tersebut mampu mengunci sasaran dan mengikuti ke mana pun target berjalan dengan daya ledak yang luar biasa. Rudal antitank baru bernama Javelin itu dipamerkan dan diperagakan penggunaannya seusai pembukaan latihan gabungan Garuda Shield TNI-AD dengan Tentara AS di Pasifik (USARPAC) beberapa waktu lalu.

  JPNN  

Pembaruan Bukan untuk Perang

BANDA ACEH : Pembaharuan alat utama sistem persenjataan (alutsista) Tentara Nasional Indonesia (TNI), bukan untuk perang.

"Pembaharuan alutsista TNI itu bukan untuk perang. Kita dengan semangat Asean ingin memelihara perdamaian, tapi itu untuk mempertahankan diri," kata anggota Komisi I DPR Hayono Isman, di Banda Aceh, Kamis (20/6).

Hayono Isman bersama anggota Komisi I DPR antara lain Mirwan Amir, Nany Sulistyani Herawati, dan Mardani Ali Sera, melakukan pertemuan dengan pejabat Pemerintah Aceh dan legislatif setempat, dalam rangka RDPU RUU Perjanjian Internasional.

Komisi I telah memberikan dukungan optimal kepada pemerintah untuk memperbaharui alutsistanya dengan adanya pesawat tempur canggih (F-16), Tank Leopard, dan beberapa kapal TNI AL yang modern. "Pembaruan itu juga untuk menunjukkan jika ada pihak yang ingin mengambil pulau kita, maka harap berhati-hati sebab kita juga punya persenjataan yang kuat dan canggih," katanya menegaskan.

Sebab, politisi Partai Demokrat itu menilai jika hanya dengan pendekatan diplomasi saja maka orang lain bisa mengatakan "Indonesia punya apa".

"Artinya, kalau hanya bicara saja tanpa didukung kekuatan militer kita bisa ditipu oleh negara lain. Sudah terbukti," kata Hayono menegaskan.

Ketika ditanya terkait dengan ancaman desintegrasi bangsa, anggota Komisi I DPR itu mengatakan kalau ada elemen internasional yang ingin mengganggu kedaulatan NKRI sering kali untuk kepentingan bisnis. "Saya menilai mereka yang ingin mengganggu kedaulatan kita hanya untuk kepentingan bisnis. Dan itu harus kita hadapi dengan arif dan bijak," katanya menjelaskan.(Feber S/Ant)

  ● Suara Karya  

Tanda-Tanda Genderang Perang di Jagat Maya

Setiap hari berjuta-juta serangan cyber masuk ke infrastruktur intenet Indonesia. Apakah itu pertanda genderang perang di dunia maya telah ditabuh? Lantas, bagaimana sistem pertahanan cyber itu dirancang?

Presiden AS, Barack Obama, dan Presiden Cina, Xi Jinping, tampak akrab bercengkerama perihal keamanan cyber (cyber security) di Sunnyland, California, AS, akhir pekan lalu. Pertemuan informal dua pemimpin negara berpengaruh di dunia itu bermaksud merampungkan masalah keamanan cyber yang ditengarai menjadi kunci hubungan Amerika dan China pada masa mendatang.

Obama dan XI membahas keamanan cyber yang mencakup konsep perlindungan hak cipta (paten), menjaga rahasia bisnis maupun militer, serta mempertahankan infrastruktur Internet guna mencegah suatu sabotase yang berpotensi melumpuhkan suatu organisasi.

Seperti dilaporkan Washington Post, bulan lalu, peretas China dicurigai mengakses bagian dari desain senjata utama AS, termasuk sistem pesawat tempur maupun helikokter. Rupanya pemberitaan kemanan cyber ini mendapat tanggapan pemerintah AS cukup serius.

"Jika ini tidak ditangani, bila pencurian properti milik AS terus belanjut, hal itu akan mempersulit hubungan ekonomi dan menghambat hubungan kedua negara yang sangat potensial," kata Penasihat Keamanan Nasional AS, Tom Donilon, mengutip pernyataan Obama kepada Xi.

Xi menanggapi pernyataan tersebut dengan menentang segala bentuk kejahatan cyber, tapi dia tidak bertanggung jawab atas serangan terhadap AS. Menurut Xi, kemajuan teknologi yang begitu pesat bak "pedang bermata dua". China pun menjadi korban dari kejahatan cyber.

"Keamanan cyber seharusnya tidak menjadi akar penyebab saling curiga dan friksi antara kedua negara. Melainkan harus menjadi titik terang baru dalam kerja sama kami," kata Penasihat Senior Kebijakan Luar Negeri Xi, Yang Jiechi, seperti dikutip AP.

Menangkal Serangan

Pasca pertemuan Obama dan Xi, keamanan cyber juga menjadi salah satu topik hangat profesional teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam diskusi panel ASEAN Chief Information Officer (CIO) Forum 2013, di Jakarta, Senin (10/6).

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo), Ashwin Sasongko, mengatakan Indonesia melalui International Telecommunication Union (ITU) mengusulkan Global Convention on Cyber Security, yaitu kesepahaman bersama terkait keamanan cyber antarnegara.

"Kesepahaman antarnegara menjadi penting supaya tidak terjadi ketegangan. Ini menjadi penting karena aturan di setiap negara bisa berbeda-beda antara satu dengan lainnya," tandas Ashwin.

Untuk menangkal serangan cyber dari luar, lanjut Ashwin, Indonesia memunyai lembaga Indonesia Security Incident Response Team on Internet Infrastructure (ID-SIRTII). "ID-SIRTII setiap hari memantau berjuta-juta serangan cyber yang masuk ke infrastruktur kita dari berbagai negara".

Wakil Ketua ID-SIRTII, Muhammad Salahuddien, memaparkan serangan cyber bisa melalui berbagai celah sebuah sistem operasi maupun aplikasi. Padahal, satu sistem operasi itu setidaknya ada aplikasi. "Serangan tersebut bisa berupa malware (program jahat) maupun lainnya," kata pria yang akrab disapa Salahuddien tersebut.

Serangan tersebut akan sangat berbahaya, lanjut Salahuddien, jika menyasar ke core internet services, yang terdiri atas routing atau IP system, DNS system, dan data center. "Core internet services menjadi base line informasi data di atasnya."

Apabila informasi data itu dianggap penting atau rahasia bagi suatu organisasi maka celakalah mereka karena data bisa disalahgunakan oleh peretas. Tak pelak, serangan cyber itu juga berpotensi mengadu domba suatu negara.

Salahuddien menceritakan Indonesia seolah-olah pernah diserang oleh peretas dari China serta Malaysia, tapi sebenarnya yang menyerang adalah peretas dari Myanmar. Beberapa waktu lalu ID-SIRTII juga menerima laporan 20 halaman kertas A4 bolak-balik dari Kedutaan Besar Amerika tentang serangan cyber dari Indonesia.

"Laporan itu berisi IP dari Indonesia menyerang secara terstruktur ke Amerika," kata Salahuddien. Runyamnya, lanjutnya, sebagian besar menggunakan go.id (domain/URL khusus lembaga Indonesia).

Karenanya, situs-situs lembaga Indonesia harus mendapatkan pengamanan khusus agar tidak disalagunakan oleh peretas. "Situs-situs pemerintah ini biasanya kurang terawat sehingga rentan diserang."

Situs-situs yang kurang terawat ini bisa menjadi sasaran empuk para peretas. Bahkan, situs itu bisa menjadi pemicu malapetaka bagi pemiliknya, apalagi situs penting bagi negara.

Direktur Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Hammam Riza, menceritakan sebuah negara bisa diserang dan dilumpuhkan, seperti kasus Estonia, Kamis 10 Mei 2007. Saat itu, serangan cyber melumpuhkan jaringan keuangan. Pangkalnya, serangan menyasar ke bank terbesar Estonia, Hansabank.

"Untuk mengantisipasi kasus serupa, Indonesia perlu strategi nasional untuk keamanan cyber. Pasalnya, keamanan cyber itu tidak bisa hanya dilakukan oleh satu institusi, melainkan perlu kolaborasi antar stakeholder, semisal Kominfo, Kepolisian, dan lainnya," kata Hammam.

Kerentanan Sistem

Ashwin mengatakan, sejauh ini, Pemerintah Indonesia memunyai beberapa pendekatan khusus terkait keamanan cyber, di antaranya regulasi, lembaga, dan teknologi. Indonesia memunyai regulasi dalam bentuk undang-undang maupun peraturan pemerintah terkait keamanan cyber. Regulasi itu berisi aturan pemanfaatan Internet.

Adapun manifestasi dari pendekatan lembaga, lanjut Ashwin, selain ID-SIRTII, Kepolisian memunyai Unit Cyber Crime dan Kominfo membentuk Direktorat Keamanan Informasi. Sedangkan mengenai pendekatan teknologi, telah terbit SNI 27001, yaitu manajemen keamanan informasi yang dikeluarkan Badan Standardisasi Nasional (BSN).

"Peralatan komunikasi yang masuk Indonesia harus melewati sertifikasi. Jadi organisasi yang memperhatikan SNI 27001 otomatis sistem keamanannya sudah bagus," kata Ashwin.

Walaupun telah terbit SNI 27001, menurut Hammam, tidak ada jaminan suatu data informasi akan aman. Pasalnya, sistem keamanan itu tidak dimaknai sebagai suatu target, melainkan sebuah proses.

"Bukan berarti ketika kita mengunci pintu dengan sebuah gembok maka 100 persen aman karena ada orang jahat yang berusaha mencari celah untuk membuka gembok itu," jelas Hammam melalui suatu perumpamaan.

Prinsip keamanan itu, tambah Hammam, adalah seluruh rantai dari sistem informasi. Dari sebuah rangkaian rantai ada mata rantai yang lemah. Maka, di situlah orang yang tidak bertanggung jawab akan memutuskan rantai tersebut.

Keamanan cyber merupakan keniscayaan dalam dunia maya. Oleh karena itu, kata Hammam, suatu informasi perlu keamanan khusus karena menyangkut kerahasiaan, integritas, dan ketersediaan. "Keamanan cyber merupakan cara bagaimana kita mengamankan informasi tersebut sehingga harus lebih waspada," tandas Hammam. agung wredho.

  ● Koran Jakarta  

Hakteknas 2013, Apa Saja Inovasi Baru yang Bisa Dilihat?

JAKARTA - Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) 2013 mengangkat inovasi bidang pertahanan dan kedirgantaraan. Sejumlah inovasi akan bisa dilihat dalam pameran di Taman Mini Indonesia Indah pada 29 Agustus - 1 September 2013.

Tahun lalu, sejumlah produk mobil listrik menjadi inovasi unggulan pameran. Bagaimana dengan tahun ini? Apa saja produk baru yang akan ditampilkan?

Gunawan Wibisana, Asisten Deputi Jaringan Penyedia, Kedeputian Jaringan Iptek, Kementerian Riset dan Teknologi mengatakan, produk baru yang bisa disaksikan antara lain Sniper buatan PT Pindad.

"Sniper ini telah dikembangkan pada sisi getaran dan silencer-nya," ungkap Gunawan dalam konferensi pers, Jumat (21/6/2013). PT Pindad juga akan memamerkan kendaraan perang Komodo.

Sementara, produk baru lain yang akan diperkenalkan adalah heksarotor dari Institut Teknologi Bandung (ITB). Teknologi ini berfungsi membawa kamera atau alat lain serta dapat terbang mencapai ketinggian ratusan meter secara vertikal tanpa perlu landasan.

Krakatau Steel akan memamerkan produk baja tahan peluru yang bisa dimanfaatkan untuk pembuatan panser.

PT LEN akan memamerkan produk baru berupa Radar Link dan LEN LInk untuk prosesor data, berguna untuk mendukung Combat Management System. Sementara itu, akan dipamerkan pula bahan Cosat 1000 yang selama ini dipakai untuk hujan buatan.

Sejumlah inovasi tersebut akan diluncurkan sebelum pameran pada Senin (24/6/2013). Pada hari itu, akan ada pula demo terbang heksarotor.

Pada pembukaan perayaan hakteknas, kata Gunawan, Menristek akan membuka dengan memencet tombol yang secara otomatis akan mengirimkan sinyal ke Pamengpeuk, meluncurkan roket R-HAN 122.

  ● Kompas  

Jumat, 21 Juni 2013

Empat pesawat tempur F16 dilibatkan dalam latihan di Biak

Sebanyak 57 prajurit dan empat pesawat tempur jenis F16 dari satuan Skadron 3 TNI AU, dilibatkan dalam kegiatan latihan kilat dan operasi di wilayah teritorial Komando Sektor IV Pertahanan Udara Nasional di pangkalan udara Manuhua Biak, Jumat.

Komandan Skadron 3 Letkol (Pnb) Setyawan di Biak, Jumat mengatakan, empat pesawat tempur F16 selama tiga hari berada di Pangkalan Udara Manuhua Biak guna mendukung latihan kilat dan operasi Kosek IV Hanudnas Biak.

"Jajaran personel tempur Skadron 3 siap mengikuti berbagai perencanaan pelatihan dan operasi yang digelar Kosek IV Hanudnas yang berlangsung dari 21-23 Juni," ujarnya.

Letkol Setyawan mengakui, selama berada di Pangkalan Udara Manuhua Biak selain mengikuti latihan dan operasi TNI AU pihaknya juga akan melakukan pertunjukan umum kepada masyarakat di Kabupaten Biak Numfor.

Beberapa atraksi static show yang akan dilakukan prajurit TNI AU, menurut Letkol Setyawan, warga Biak bisa melihat langsung keberadaan empat pesawat tempur F16.

"Jajaran prajurit Skadron 3 tempur TNI AU yang terlibat dalam kegiatan acara static show TNI AU akan melayani masyarakat yang hadir," ungkap Letkol Setyawan.

Ia mengharapkan, warga Biak yang ingin melihat keberadaan pesawat tempur F16 Skadron 3 TNI AU bisa berkunjung saat pelaksanaan static show digelar untuk umum pada hari Minggu mendatang.

Hingga Jumat pagi di Pangkalan Udara Manuhua Biak, sebanyak empat pesawat tempur F16 serta dua pesawat angkut Hercules tengah disiagakan untuk mendukung kegiatan latihan kilat dan operasi TNI di Biak.

Dijadwalkan latihan kilat dan operasi di wilayah Kosek IV Hanudnas mulai 21-23 Juni akan melibatkan 450 prajurit TNI AU dari satuan Radar, Pasukan Khas, Skadron Tempur serta Lanud Manuhua Biak.(M039)

   Antara  

Soliditas perwira dan prajurit TNI AD diperkuat

Sebanyak 5.342 prajurit TNI AD menggelar latihan ketangkasan untuk menunjukkan hasil pembinaan oleh komandan satuannya, yaitu pencak silat, tae kwon do, yongmoodo, boxer, karate, silat Merpati Putih, di Lapangan Monumen Nasional, Jakarta, Jumat.

Kepala Staf TNI AD, Jenderal TNI Moeldoko, menjelaskan, latihan ketangkasan militer ini untuk menunjukkan prajurit TNI AD tak hanya mampu melakukan aksi beladiri melainkan memiliki integritas dan profesionalitas dalam bertugas.

"Saya ingin melihat secara dekat hasil pembinaan dari para komandan satuan kalian. Tidak ada prajurit yang hebat karena yang ada ialah prajurit yang terlatih," kata Moeldoko.

"Kami ingin membangun soliditas yang terbaik antara prajurit dengan para perwira tinggi. Kita bangun soliditas antara TNI AD. Rakyat Indonesia menginginkan prajurit-prajurit yang penuh sopan santun bermartabat dan tidak menjalankan hal yang tidak baik," katanya.

Belakangan memang terjadi banyak pelanggaran hukum melibatkan personel TNI AD, yang diakui pimpinan TNI AD sebagai permasalahan sejak dari doktrin pelatihan dan pembinaan.

Akan tetapi, di sisi lain, pelanggaran-pelanggaran itu bukan berdiri sendiri, di antaranya karena interaksi dari kinerja perangkat hukum lain negara selain pembiaran premanisme.

Selain prajurit TNI AD dituntut profesional, kata dia, prajurit juga harus memiliki sikap santun kepada masyarakat.

"Tak ada prajurit menyakiti hari rakyat. Kalau ada seperti itu, saya tidak segan-segan melakukan tindakan keras kepada prajurit," kata Moeldoko.

Tak hanya melatih ketangkasan prajurit dalam beladiri, kata Moeldoko, TNI AD sedang mempersiapkan SDM yang handal dan profesional mengingat sejumlah arsenal TNI AD akan tiba pada tahun ini, di antaranya tank 2A4 Leopard dari Jerman dan tank Marder.

"SDM yang disiapkan secara sungguh-sungguh agar prajurit bisa menggunakan sistem kesenjataan yang canggih tersebut," katanya. Senjatanya canggih, manusianya harus lebih dulu canggih dalam budaya dan kebiasaan kerjanya.

Jangan sampai arsenal canggih dan menggetarkan sekaligus mahal itu berakhir sia-sia karena kecerobohan dan kebiasaan buruk dalam perawatan.

   Aantara  

Alih Teknologi Kapal Selam, PT PAL Kirim 8 Tenaga Ahli ke Daewoo

130621_kapal-selam_navaltechnology.com.jpgSURABAYA - PT PAL Indonesia (Persero) segera mengirimkan 8 enjineer ke Korea Selatan, untuk alih teknologi pembuatan kapal selam pesanan Kementerian Pertahanan yang diproduksi di perusahaan galangan Daewoo.

Direktur Utama PT PAL Indonesia M. Firmansyah Arifin mengatakan proyek pembuatan kapal selam di Korea Selatan dibarengi dengan alih teknologi kepada ahli perkapalan dari BUMN tersebut.

Hal itu didasarkan kesepakatan antara Kementerian Pertahanan dan Daewoo.

Menurut dia, tenaga ahli PAL yang disiapkan untuk proses alih teknologi kapal selam sebanyak 206 orang, terdiri dari 186 tenaga ahli bidang produksi, dan 20 orang bidang desain.

“Dalam tahap awal, kami akan mengirimkan 8 enjineer yang kini dalam proses administrasi (pengurusan visa) untuk diberangkatkan ke Korea Selatan,” ujarnya di sela-sela penandatanganan nota kesepahaman tentang kajian teknologi kapal selam antara PT PAL Indonesia dengan ITS, hari ini Jum’at (21/6 2013).

Firmansyah mengharapkan proses alih teknologi kapal selam di Korea Selatan berlangsung lancar, sehingga pembuatan alat utama sistem persenjataan (alutsista) tersebut dapat dilakukan di PAL mulai 2015.

“Masalahnya, pihak Daewoo mempersyaratkan bahwa tenaga ahli yang kami kirimkan berusia kurang dari 30 tahun dan proses alih teknologi berlangsung by site seeing (datang hanya untuk melihat) dan bukannya learning by doing. Persyaratan seperti ini menyulitkan proses alih teknologi,” tuturnya.

Kapal selam yang akan dibuat di PAL merupakan bagian dari tiga kapal selam pesanan Kementerian Pertahanan, yang dua unit di antaranya diproduksi di Korea Selatan.

   Bisnis  

Kerja Sama dengan Korea Selatan Rugikan RI

http://teknologistrategimiliter.files.wordpress.com/2012/08/type_209_1400_mod_san.jpgSurabaya - Direktur Utama PT PAL Indonesia (Persero) M. Firmansyah Arifin mengatakan program transfer of technology (ToT) kapal selam ke Korea Selatan cenderung merugikan kepentingan nasional. Setelah mempelajari klausul kontraknya, Firmansyah melihat program ToT itu lebih menekankan pada learning by seeing, bukan learning by doing.

Akibatnya, tenaga ahli Indonesia yang dikirm ke Korea Selatan sebatas melihat proses pembuatan tanpa terjun langsung mempelajari teknologinya. Skema kerja sama seperti ini, menurut dia, lebih menguntungkan Korea ketimbang Indonesia. "Memang kami harus mencuri teknologinya karena Korea dulu juga mengambil teknologi dari Jerman," kata Firmansyah usai menandatangani nota kesepahaman dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya di gedung Rektorat ITS, Jumat, 21 Juni 2013.

Daewoo Shipbuilding Marine Engineering co. Ltd, kata dia, sekedar memberikan gambar kapal selam. Padahal, mempelajari rekayasa teknologi kapal selam tidak cukup dengan melihat gambar. Tapi nasi sudah menjadi bubur. Kini Firmansyah tinggal berharap bisa menempatkan lebih banyak tenaga ahli dari kampus dalam program ToT untuk melakukan kajian ilmiah.

Dirinya yakin Korea Selatan tidak akan memberikan ilmu secara tulus kepada Indonesia. Firman juga mengaku kesal dengan campur tangan orang-orang yang sebetulnya tidak paham dengan teknis pembuatan kapal selam. Padahal, seorang tenaga ahli harus mempunyai jam terbang, intelegensia tinggi, dan kecakapan. "Kalau tidak, ke sana hanya jadi wisatawan saja. Yang dikirim bukan pure dari industri galangan saja, tapi harus disisipi orang perguruan tinggi," kata Firmansyah.

Saat ini ada delapan orang ahli desain yang berangkat ke Korea Selatan. Rencananya yang diberangkatkan sejumlah 206 jiwa dengan rincian 20 tenaga ahli desain dan 186 tenaga ahli bagian produksi. Program ini terkait dengan pemesanan tiga unit kapal selam buatan Korea oleh pemerintah Indonesia.

Rektor ITS Triyogi Yuwono turut prihatin dengan skema kerja sama kapal selam tersebut. Triyogi menjamin tenaga ahli ITS di industri perkapalan dan kapal selam sudah mempunyai pengalaman. Saat ini pihaknya sedang melakukan riset kapal selam jenis Midget 22 Meter di laboratorium hidrodinamika milik BPPT.

Setelah disekolahkan ke Korsel, ia berharap kemampuan intelektual anak bangsa bisa membikin kapal selam secara mandiri. "Kita libatkan lintas disiplin ilmu. Kementerian Pertahanan juga sudah menujuk ITS sebagai tim leader," kata Triyogi.

Ketua Pusat Kerja Sama dan Promosi IPTEKS-ITS, Raja Oloan Saut Gurning, mendesak pemerintah untuk lebih serius memperhatikan usaha transfer teknologi alat utama sistem persenjataan (alutsista) demi kepentingan nasional. Sebab, realisasi penguatan alutsista Indonesia dalam dua tahun terakhir, kata Saut, lebih menguntungkan kepentingan asing. "Kita ini banyak dikendalikan asing. Jangan sampai program ToT kapal selam ke Korea justru merugikan Indonesia," ucap Saut.

   Tempo  

Kasal Kunjungi Wilayah Perbatasan RI-Malaysia

kasal-subJAKARTA – Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Dr. Marsetio beserta rombongan melaksanakan kunjungan ke Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Nunukan, Kalimantan Timur, Kamis (20/6). Kunjungan tersebut bertujuan untuk mengecek kesiapan prajurit TNI Angkatan Laut, baik unsur-unsur kapal perang (KRI) yang beroperasi di perairan Ambalat maupun Satuan Tugas Korps Marinir (Satgasmar) yang bertugas di Pulau Sebatik, wilayah yang berbatasan dengan negara Malaysia tersebut.

Turut mendampingi Kasal dalam kunjungan tersebut: Asisten Operasi (Asops) Kasal Laksamana Muda TNI Didit Herdiawan, M.P.A., M.B.A., Asisten Pengamanan (Aspam) Kasal Laksamana Muda TNI Ir. I Putu Yuli Adnyana, M.H., Panglima Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Agung Pramono, S.H.,M.Hum., Komandan Korps Marinir (Dankormar) Mayjen TNI (Marinir) A. Faridz Washington, Komandan Gugur Tempur Laut Armatim (Danguspurlatim) Laksamana Pertama TNI Arie Sudewo, S.E., Kepala Dinas Fasilitas Pangkalan Angkatan Laut (Kadisfaslanal) Laksamana Pertama TNI Lefrand Alanus Tuelah, Komandan Pusat Penerbangan Angkatan Laut (Danpuspenerbal) Laksamana Pertama TNI I Nyoman Nesa, Komandan Pangkalan Utama Angkatan Laut VIII (Danlantamal VIII) Laksamana Pertama TNI Guguk Handayani, serta pejabat lainnya. Ketika di Nunukan Kasal disambut oleh Komandan Lanal Nunukan, para pejabat Pemda Nunukan, Kepala BPPD, unsur Muspika, tokoh masyarakat, dan masyarakat Pulau Sebatik.

Dalam kunjungannya, Kasal dengan menggunakan kapal cepat combat boat, yakni Kapal Angkatan Laut (KAL) Sei Ular dan KAL Ambalat berlayar menuju Pos Angkatan Laut (Posal) di Sei Pancang yang memiliki nilai strategis dalam penghitungan batas Maritim. Di wilayah perbatasan ini Kasal berkesempatan untuk memberikan piagam penghargaan dan cinderamata kepada 14 warga masyarakat sebagai bentuk rasa terima kasih sehubungan telah menghibahkan tanahnya kepada TNI Angkatan Laut untuk kepentingan pembangunan Posal dan Pos Korps Marinir yang bertugas di Pulau Sebatik. “Peluru ini pada jaman dulu digunakan untuk berperang dan menghancurkan musuh tapi sekarang peluru ini digunakan untuk mempererat hubungan silaturahmi antara TNI Angkatan Laut dengan masyarakat,” ucap Kasal pada saat akan memberikan cenderamata berupa peluru di sambut tepuk tangan dengan senyum lebar masyarat Sebatik.

Kasal Laksamana TNI Dr. Marsetio secara simbolis juga meletakkan batu pertama pembangunan perumahan dinas (rumdis) tipe-36 sebanyak 12 unit yang diperuntukan bagi prajurit yang bertugas di Pos-Pos Angkatan Laut di Pulau Sebatik, yaitu 4 unit rumdis di Posal Sei Nyamuk, dan 4 unit rumdis di Posal Sei Pancang, serta 4 unit rumdis Posal Sei Taiwan. Dengan dibangunnya rumdis tersebut diharapkan dapat memberikan rasa nyaman bagi para prajurit yang mengemban tugas di wilayah perbatasan, sekaligus dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat setempat serta bagi perkembangan Pulau Sebatik yang saat ini secara pesat melaksanakan pembangunan infrastruktur. Selain itu juga tingkat keamanan yang terus semakin membaik telah memacu pertumbuhan ekonomi di pulau tersebut.

Kasal juga berkesempatan memberikan bantuan tali asih berupa sembako kepada prajurit TNI yang bertugas di perbatasan antara lain Posal-Posal, Satgasmar dan Satgas Pamtas serta memberikan bantuan untuk masyarakat Sebatik berupa lima unit peralatan filter air bersih yang diterima oleh Camat Sebatik Timur Burhanudin.

(dispenal/sir)

Teks Gbr- Kasal Laksamana TNI Dr. Marsetio menyalami para prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas Pengamanan Perbatasan dan Satgas Marinir yang bertugas di Pulau Sebatik, wilayah yang berbatasan dengan negara Malaysia.(dispenal)

   Poskota  

Ribuan Prajurit TNI AD Unjuk Kekuatan di Monas

monas-subJAKARTA - Sekitar 5.342 prajurit TNI AD unjuk kebolehan di Lapangan Monas, Jakarta Pusat, Jumat (21/6) pagi. Mereka mendemontrasikan berbagai macam beladiri seperti tarung drajat, yongmodo, taekwondo, aikido, silat merpati putih maupun judo.

Benda benda keras seperti besi, genting,batako menjadi santapan empuk untuk dihancurkan oleh para prajurit.

Atraksi ini seperti dikatakan Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad), Jenderal TNI Moeldoko, ingin melihat sejauhmana mereka disiapkan oleh para komandan di kesatuannya. “Tujuannya untuk membentuk prajurit yang profeional,” ujar jenderal bintang empat ini.

Sebagai seorang prajurit, kata Moeldoko, beladiri sebagai suatu keharusan. “Kalau dalam pertempuran seorang prajurit sudah kehabisan amunisi maka kemampuan beladiri amat menentukan. Dengan beladirinya mereka harus mencari, menemukan lalu menghancurkan lawan” katanya.

Disamping itu katanya, langkah ini juga bagian persiapan untuk menyambut hadirnya alutsista yang baru yang akan menambah kekuatan TNI AD. “Kita akan menambah kekuatan dengan hadirnya Leopard. Sedang helikopter Apache menyusul,” ujar dia.


Teks Gbr- Sebanyak 5.342 prajurit TNI AD melakukan ketangkasan beladiri militer di Silang Monas, Jakarta Pusat, Jumat (21/6) beladiri yang ditampilkan terdiri dari Taekwondo, Yongmodo, Boxer, Karate, Merpati Putih dan Pencak Silat. Mereka unjuk kekuatan dihadapan Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad), Jenderal TNI Moeldoko dan petinggi TNI AD. (yogi)

Dalam kesempatan iti Moeldoko menekankan kepada prajurit tidak boleh lagi yang menyakiti rakyat. “Saya tidak segan-segan untuk melakukan tindakan apabila ada prajurit yang menyakiti rakyat,” ujarnya.

Pajurit yang melakukan atraksi ini antara lain dari Kodam Jaya, Kopassus, Kodam Siliwangi dan Paspampres.

Moeldoko menepis atraksi ini untuk mengantisipasi kenaikkan BBM (Bahan Bakar Minyak) yang segera diumumkan oleh pemerintah. “Soal antisipasi kenaikkan BBM seperti arahan Panglima TNI kami sudah siap bekerjasama dengan Polri. Begitu juga dengan antisipasi penyeludupan BBM di perbatasan,” katanya.(hari/sir)

   Poskota  

Alutsista Konga XXIII-G/UNIFIL Diperiksa Tim COE

puspen-subLEBANON – Memasuki semester kedua penugasannya di Lebanon, Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) yang digunakan oleh Prajurit TNI Satgas Batalyon Mekanis TNI Konga XXIII-G/UNIFIL atau Indobatt (Indonesian Battalion), kembali diperiksa oleh 9 orang Tim COE (Contingent Owned Equipment) UNIFIL (United Nations Interim Force In Lebanon).

Kedatangan 9 orang Tim COE yang diketuai oleh Sergiy Mazurov diterima langsung oleh Wadansatgas Konga XXIII-G/UNIFIL Mayor Inf Pio L. Nainggolan mewakili Dansatgas Letkol Inf Lucky Avianto beserta para perwira staf terkait, di ruang rapat Mako Indobatt UN-Posn 7-1, Adshit al Qusayr, Lebanon Selatan, kemarin.

COE merupakan tim yang diterjunkan dari UNIFIL yang dibentuk oleh UN (United Nation) dengan tujuan melihat secara langsung segala bentuk kesiapan materil, mulai dari kendaran tempur (ranpur), kendaraan ringan (ranri), persenjataan, peralatan komunikasi, peralatan pribadi, kebersihan kamar, lingkungan, makanan dan lain sebagainya yang sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan oleh UN.

Dalam sambutan singkatnya Wadansatgas menyampaikan ucapan selamat datang dan terima kasih atas kehadiran Tim COE di Mako Indobatt 7-1. Kedatangan Tim COE bukanlah untuk mencari-cari kesalahan atau kekurangan, namun apa yang dilakukan oleh Sergiy beserta timnya kelak dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan koreksi kedepan dalam pelaksanaan misi perdamaian selama penugasan 1 tahun kedepan. Wadansatgas juga menyampaikan amanat lisan dari Dansatgas “kepada para perwira dan staf agar dapat memberikan data selengkap-lengkapnya tanpa ada yang harus ditutup-tutupi”, ujarnya.


Sementara itu, Tim COE yang diwakili oleh Sergiy Mazurov juga mengucapkan terima kasih atas jamuan yang sudah diberikan, dan merasa yakin Konga XXIII-G/UNIFIL dapat mentaati dan melaksanakan aturan yang sudah ditetapkan oleh UN sehingga segala bentuk materil dapat terawat dan layak sesuai standar yang ditetapkan oleh UN.

Acara dilanjutkan dengan pemeriksaan oleh Tim COE sesuai obyek yang ditunjuk. Dalam setiap pemeriksaan, Tim COE didampingi oleh para Perwira dan Staf Satgas Indobatt yang terkait dalam melakukan pemeriksaan.

Pemeriksaan yang dilakukan oleh Tim COE berlangsung selama dua hari. Hari pertama, tanggal 19 Juni 2013 mengambil tempat di Masatgas, Kompi D, Kompi Ban yang terletak di UN-Posn 7-1 dan Kompi C di UN-Posn 9-2, sedangkan hari kedua, tanggal 20 Juni 2013 di Kompi A yang terletak di UN-Pons 9-63 dan Kompi B UN-Posn 7-3.


Usai melakukan pemeriksaan terhadap Alutsista Konga XXIII-G/UNIFIL, Tim COE yang diwakili Sergiy Mazurov mengucapkan terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya, serta merasa puas terhadap penyiapan dan kesiapan satgas Indobatt. “Secara umum Alutsista dan perlengkapan yang dimiliki oleh Konga XXIII-G/UNIFIL terawat dengan baik dan memenuhi standar dalam melakukan misi perdamaian ini”, ujarnya.

Perwira Penerangan Satgas Konga XXIII-G/UNIFIL

Lettu Sus Sundoko

   Poskota  

Kodam Bukit Barisan Dapat Heli Serbu Terbaru

Kodam Bukit Barisan Dapat Heli Serbu TerbaruKomando Daerah Militer (Kodam) I/Bukit Barisan mendapat bantuan berupa satu unit Helikopter Bell 421-EF dari Markas Besar TNI-AD.

Pangdam I/BB Mayjen TNI Burhanuddin Siagian di Medan, Kamis, mengatakan helikopter tersebut telah diterima dan akan dimanfaatkan untuk membantu kelancaran dalam melaksanakan tugas di daerah ini.

Bantuan Helikopter itu, menurut dia, sebelumnya direncanakan akan diberikan Mabes TNI-AD kepada Kodam I/BB sebanyak enam unit helikopter. Namun, kata jenderal bintang dua itu, yang diterima Kodam I/BB hingga kini baru satu unit helikopter dan lima unit lagi masih belum datang.

"Kita masih menunggu lima unit helikopter lagi. Dan semoga secepatnya dapat diterima Kodam I/BB," kata mantan Danseskoad itu.

Pangdam I/BB menyebutkan, helikopter yang cukup canggih dan moderen ini juga dilengkapi peralatan tempur. Helikopter tersebut dibawa dari Jakarta oleh enam prajurit penerbang dari TNI- Angkatan Darat.

"Helikopter yang dipesan Pemerintah Indonesia dari Amerika Serikat dan dirakit di PT. Dirgantara," ucap Burhanuddin.

Komando Daerah Militer I/Bukit Barisan mendapat jatah satu unit heli serbu terbaru yang dilengkapi fasilitas senjata serbu dan alat navigasi terbaru. Heli jenis Bell 412 EP buatan Amerika itu akan dioperasikan oleh Kodam I/BB dibantu pilot dari Pusat Penerbangan Angkatan Darat.

Panglima Kodam I/BB Mayor Jenderal Burhanuddin Siagian mengatakan, Kodam I/BB beruntung mendapat satu unit heli canggih yang bisa digunakan terbang malam.

"Keluarga besar Kodam I/BB berterimakasih kepada Panglima TNI dan Kepala Staf Angkatan Darat atas kepercayaan ini," kata Siagian saat memperkenalkan heli itu kepada wartawan, Kamis 20 Juni 2013.

Co-pilot yang bertugas mengoperasikan heli itu, Letnan Dua Sofyan Gusti menjelaskan, heli Bell 412 EP selain untuk pertempuran juga bisa digunakan untuk penerbangan very importan person." Heli ini dilengkapi senjata di kedua sisi badan heli yang mampu terbang 2,5 jam tanpa henti," kata Gusti.

Dalam keadaan diluar perang, heli buatan tahun 2013 itu kata Gusti nantinya akan digunakan Kodam I/BB untuk terjun pass roofing dan operasi penyelamatan.

"Yang canggih dari heli ini adalah kemampuan terbang malam dengan alat navigasi udara yang sangat lengkap," tutur Gusti.Tentara Nasional Indonesia, Gusti mengatakan, saat ini memiliki 27 Bell 412 EP." Dan Kodam I/BB termasuk yang beruntung memperoleh satu unit," ujar Gusti.

Nantinya, kata Gusti, heli itu akan di parkir di heli pad milik Batalion Raider 100 di Binjai, Sumatera Utara.


   Republika | Tempo  

Harga BBM naik, TNI AD tunda beli Helikopter Apache

Harga BBM naik, TNI AD tunda beli Helikopter ApacheProyek pengadaan Alat Utama Sistem Pertahanan (Alutsista) di lingkungan TNI AD tahun ini tampaknya tidak semua berjalan mulus. TNI AD sendiri memutuskan untuk menunda pembelian helikopter tempur Apache.

"Apache akan kami tunda," ujar Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Moeldoko di Jakarta, Jumat (21/6).

Moeldoko mengatakan, penundaan terjadi karena kondisi keuangan pemerintah sedang tidak kondusif. Ditambah lagi, kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) turut mempengaruhi proses pembelian itu.

"Kami sesuaikan dengan kemampuan negara. Ini (pembelian Apache) akan diusulkan lagi," terang Moeldoko.

Namun demikian, Moeldoko mencoba meyakinkan jika proyek pembelian sejumlah alutsista tidak mengalami pembatalan. Sebagian proyek yang tidak terlaksana tahun ini akan tetap dijalankan pada tahun 2014.

"Alutsista 2014 akan lebih banyak," pungkas Moeldoko.[did]

   Merdeka  

Ideal TNI AL Perlu Enam Kapal Survey

Jakarta : Kadishidros Laksamana Pertama TNI Aan Kurnia, S.Sos. mengungkapkan bahwa idealnya Dishidros memiliki empat sampai enam kapal survei mengingat luasnya wilayah perairan Indonesia. Dan dalam waktu dekat, akan datang dua kapal survei baru buatan Perancis untuk memperkuat jajaran Dishidros. Hal ini dikemukakan dalam wawancara dengan majalah Maritime di Ruang Kerja Kadishidros hari ini, Rabu (19/06).

Berkaitan dengan Hari Hidrografi Dunia, perwira dengan satu bintang di pundak ini menyatakan bahwa setiap tahun Dishidros memperingatinya dengan melakukan serangkaian kegiatan. Pada tahun ini, diadakan Pekan Olah Raga (POR) Dishidros yang diikuti oleh instansi-instansi survei pemetaan, Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) terbuka untuk umum dan serasehan dengan tema Hari Hidrografi Dunia 2013.

Diakhir wawancara, Kadishidros menyatakan harapan agar Dishidros sebagai lembaga hidrografi dapat lebih dikenal, baik di dalam maupun luar negeri. Untuk mewujudkannya, selain senantiasa melakukan kerjasama intensif dengan instansi-instansi nasional maupun internasional, Dishidros selalu berupaya untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produk-produknya yang berupa peta-peta laut, buku-buku nautika dan lainnya.

   Dishidros  

Diskusi Teknis Dan Taktis Rudal C 802 KRI Ahmad Yani – 351

Setelah KRI Abdul Halim Perdanakusuma – 355 berhasil meluncurkan Rudal C – 802 pada Latgab TNI 2013, Satkor Armatim sebagai satuan kerja pembina kapal – kapal eskorta menggelar diskusi taktis dan tekhnis Rudal C – 802 untuk memelihara kemampuan profesi yang telah di capai oleh para prajurit. Rudal C – 802 merupakan senjata strategis yang dimiliki KRI tipe Vanspeijk kelas Ahmad Yani sebagai senjata pukulan pokok untuk melumpuhkan kapal permukaan.

Diskusi teknis dan taktis penembakan Rudal C – 802 ini dilaksanakan di lounge room Tamtama KRI Yos sudarso – 353, Kamis (20/6) yang dipimpin langsung oleh Komandan Satkor Koarmatim Kolonel Laut (P) Syufenri, M.Si., dan dihadiri oleh Perwira Korps Pelaut dan Elektronika di lingkungan Satkor Koarmatim.

Dalam diskusi ini dilaksanakan pengkajian data teknis dan taktis Rudal C – 802 serta prosedur penembakannya. Di dalam pengkajian teknis dan taktis Rudal C – 802 dibahas juga mengenai kemampuan rudal anti kapal permukaan tersebut di dalam menghancurkan sasaran permukaan musuh beserta kelebihan dan kapasitasnya sesuai dengan karakteristik senjata tersebut.

Diskusi berlangsung dengan sangat antusias dan menarik karena dapat meningkatkan pemahaman tentang teknis dan taktis penembakan Rudal C – 802, KRI tipe Vanspeijk kelas Ahmad Yani serta meningkatkan rasa percaya diri di dalam mengawaki persenjataan, dan dapat lebih mengetahui kendala-kendala yang mungkin dihadapi pada saat penembakan serta cara mengatasinya. Hasil diskusi ini dituangkan dalam kajian taktis dan teknis Rudal C – 802 KRI tipe Vanspeijk kelas Ahmad Yani.

   Koarmatim  

5 Oktober 2014 TNI AL Akan Diperkuat 11 Helikopter AKS

Jajaran TNI AL patut berbangga. Dalam waktu dekat, mereka akan memiliki 11 helikopter anti kapal selam dan 4 buah pesawat latih ini untuk melengkapi Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT).

Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Marsetio mengatakan, helikopter jenis ini terakhir dimiliki oleh TNI AL pada tahun 1965.

"Kita dulu pernah punya heli anti kapal selam pada tahun 1960an. Dari tahun 1965, baru kali ini kita punya heli seperti ini lagi," tuturnya saat berbincang dengan wartawan seusai acara serah terima brevet penerbang kehormatan di apron Base Ops Mako Lanudal Juanda, Jumat (21/6/2013).

Rencananya, TNI AL akan mendatangkan 11 helikopter anti kapal selam tersebut secara bertahap.

"Tahun depan, paling lambat tanggal 5 Oktober 2014 kesebelas heli itu akan datang dan melengkapi alusista TNI-AL," ujar Marsetio.

Pemegang kekuasaan tertinggi di jajaran Angkatan Laut tersebut juga menjelaskan bahwa proses pengadaan helikopter anti kapal selam sudah berlangsung.

"Sekarang masih dalam proses. Masih ada dua calon penyedia barang. Kita lihat nanti akan di lelang secara internasional," ucapnya.

Untuk menyambut kedatangan alusista baru tersebut, persiapan pun telah dilakukan pihak Puspenerbal Juanda yang akan menjadi penerima kedatangan-kedatangan alusista tersebut.

"Nanti akan ada skuadron baru, yaitu skuadron 100. Komandan Puspenerbal juga sudah menyiapkan kaderisasi calon mekanik, calon penerbang, gedungnya, dan lain-lain," pungkasnya.

   detik  

KRI Diponegoro-365 Terlibat Naval Parade MTF Units

Selasa 11 Juni 2013, KRI Diponegoro bersama unsur-unsur MTF-UNIFIL melaksanakan kegiatan parade ke-Angkatan Lautan “ Naval Parade” di perairan Beirut atau Area Of Maritim Operation (AMO). Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka menyambut kunjungan Komandan UNIFIL / UNIFIL Force Commander Major Jenderal Paolo Serra (Italia) bersama beberapa Staf UNIFIL dan MTF di Flag Ship BRNS Constituicao (F-42).

Kegiatan Naval Parade di pimpin langsung oleh MTF Commander Rear Admiral Joese de Andrade Bandeira Leandro (Brazil) yang on board di BRNS Constituicao, yang diawali dengan pembentukan unsur-unsur di titik Rendezvous (RV) di perairan selatan AMO. Unsur-unsur yang terlibat diantaranya FGS Braunschweig F-260 (Jerman), BRNS Constituicao F42 (Brazil), HS Machitis P-266 (Yunani), TCG Tayfun P-342 (Turki) dan KRI Diponegoro-365 (Indonesia).

Selanjutnya pembentukan formasi banjar, dengan BRNS Constituicao sebagai penjuru formasi. Pada formasi tersebut dilaksanakan flying pass oleh helikopter Lynx milik Brazil yang sedang membawa UNIFIL FC. Dari dalam helikopter, UNIFIL FC menginspeksi kesiapan dan performance dari unsur-unsur MTF. Selama kegiatan ini seluruh unsur melaksanakan sikap parade, seluruh senjata dalam posisi salvo dan mengibarkan bendera negara masing-masing di tiang gafel dengan ukuran terbesar.


Setelah inspeksi melalui helikopter, UNIFIL FC on board di BRNS Constituicao untuk menerima penghormatan dari seluruh unsur yang terlibat. Selanjutnya membentuk formasi F (formasi sailing pass), untuk melaksanakan penghormatan. Dalam kegiatan sailing pass ini, flag ship menurunkan kecepatan hingga 7 knots sedangkan unsur lain mendahului dari lambung kanan dengan kecepatan 15 knots.

Seusai sailing pass UNIFIL Force Commander (FC), Paolo Serra memberikan sambutan kepada seluruh unsur MTF melalui jaring radio UHF. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada semua personel UNIFIL MTF. Beliau juga merasa sangat bangga berada di tengah-tengah latihan bersama yang sedang dilaksanakan tersebut. Beliau berpesan kepada seluruh personel UNIFIL MTF agar senantiasa tetap semangat dan melaksanakan seluruh tugas operasi dengan sebaik-baiknya.

Kegiatan Naval Parade ini diakhiri dengan dilaksanakannya pembentukan formasi peacekeeper yakni suatu kegiatan dimana masing-masing unsur melaksanakan manuvra dengan berputar menjauh dari BRNS Constituicao selaku main body, selanjutnya bergerak bebas menuju ke sector patrol yang telah ditentukan.

   Koarmatim  
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...