Sabtu, 02 September 2017

Arisgator TNI AD Mendarat

Sebanyak 5 unit Arisgator pesanan TNI AD [Arc]

S
atu lagi, alutsista baru memperkuat jajaran TNI AD. Sabtu (02/09) siang, tank angkut pasukan amfibi Arisgator mendarat di tanah air. Kata ‘mendarat’ disini memang seperti kenyataannya. Pasalnya Tank modifikasi M-113 ini diangkut bukan melalui jalur laut, melainkan melalui kargo udara Singapore Airlines. Total ada 5 unit Arisgator yang tiba hari ini.

Sekedar mengingatkan, Arisgator adalah modifikasi ang ditawarkan oleh sebuah perusahaan Italia bernama ARIS ( Applicazioni Rielaborazioni Impianti Speciali ) Spa. dalam konsep Arisgator. Ide dasarnya adalah modifikasi dan pembenahan pada M113 pada sektor daya apung dan propulsi sehingga M113 dapat bersalin rupa menjadi kendaraan pendarat amfibi.

Untuk mewujudkan hal tersebut, ada sejumlah kit modifikasi yang disiapkan, yaitu moncong tambahan pada M113 berbentuk haluan kapal (atau malah moncong buaya) yang berisi gabus dan karet khusus yang ringan dan dapat meningkatkan daya apung, plus panel pembelah ombak yang dapat dibentangkan saat mengarung air.

Panel tambahan serupa yang ditempelkan di bagian belakang kendaraan yang sekaligus menjadi rumah bagi sistem waterjet . Kotak penambah daya apung serupa dapat dipergoki di sisi kiri-kanan Arisgator. Pada bagian atas, exhaust atau knalpot dipanjangkan dengan menggunakan snorkel pada sisi kanan atap. Grille untuk lubang masuk udara mesin juga diberi penutup yang lebih tinggi dari kendaraan agar tidak kemasukan air pada saat mengarungi permukaan sungai dan laut.

Untuk sistem propulsi di dalam air, dua buah propeller hidrostatik dipasang di bagian belakang bawah dengan ukuran yang besar, yang mampu mendorong kendaraan dengan kecepatan 5 knot di permukaan air. Sistem propeller ini dapat digerakkan secara independen untuk membuat Arisgator berbelok saat bermanuver di permukaan air.

Kemampuan amfibi yang prima tersebut membuat Arisgator dapat digunakan untuk melakukan operasi pendaratan amfibi, dilepaskan dari kapal LPD untuk kemudian berenang, mencapai permukaan, dan bertempur. Modifikasi Arisgator sendiri tidak mempengaruhi kemampuan manuvernya di darat jika dibandingkan dengan M113.

Untuk urusan persenjataan juga sama, Arisgator hanya menyediakan sistem kubah dan dudukan dengan dinding penahan cipratan ombak, plus dudukan untuk senapan mesin M2HB atau pelontar granat 40mm Mk19 Mod 0. Palka di sisi atas kendaraan juga masih dipertahankan untuk akses alternatif keluar masuk pasukan.

Secara keseluruhan, M113 yang bersalin rupa menjadi Arisgator boleh dibilang mirip dengan kendaraan pendarat amfibi LVTP-7, namun berukuran lebih mini. Sosoknya jelas bertambah panjang dibandingkan M113 yang berbentuk bak kotak sabun, dan kemampuan amfibinya jadi cocok untuk operasi pendaratan amfibi ataupun operasi di alur sungai dan muara. Di Italia, Arisgator diberi nama resmi VAL dan digunakan oleh Batalion San Marco dari Resimen Pendarat AL Italia.

  ARC  

Tawaran ACMAT VLRA Untuk TNI

Di dunia maya, berkembang anggapan bahawa Tentara Nasional Indonesia adalah kolektor berbagai macam alutsista yang fungsinya tak jauh beda.

Hal ini juga terjadi pada alat angkutan TNI yaitu truk. Selain memiliki berbagai jenis, kebanyakan truk TNI merupakan varian sipil yang dimiliterisasi. Pengecualian tentu ada pada beberapa truk seperti Unimog dan beberapa jenis lainnya. Sudah saatnya TNI juga menyeragamkan truk serbaguna untuk angkutan militer dengan spesifikasi militer pula.

Untuk itulah PT.SSE menawarkan Truk VLRA lansiran ACMAT Prancis. Sebagai truk militer VLRA so pasti dibekali kemampuan off road yang tangguh. Selain itu, desain yang modular juga membuat VLRA bisa diubah menjadi berbagai macam fungsi. Mulai fungsi angkut pasukan, logistik, hingga varian pasukan khusus.

Dengan mesin 180hp, VLRA dijamin tak akan kedodoran disaat harus melibas rintangan. Selain itu, VLRA juga didesain mudah diangkut dengan pesawat sekelas Hercules. Di lingkungan TNI, VLRA sebenarnya sudah digunakan Korps Marinir dengan jumlah yang tidak terlalu banyak.

PT.SSE sendiri, melalui Dislitbang TNI AD sudah menguji VLRA pada tahun 2015 lalu. Hasilnya, VLRA lulus dengan baik dan mendapat sertifikat TNI AD. Jika jadi dipilih oleh TNI, maka PT.SSE sendiri mampu membangun dan merakit truk VLRA. Bahkan kapasitas produksi yang ditawarkan PT.SSE sendiri mencapai 100 unit/tahun. Selama ini PT.SSE dikenal dengan produksi ranpur murni buatan dalam negeri seperti P2, P3 dan P6. Ranpur-ranpur ini saat ini tengah naik daun lantaran banyak dipesan oleh satuan pasukan khusus di lingkungan TNI.
 

  ARC  

Jumat, 01 September 2017

Skatek 022 Ganti Mesin Super Tucano

Skadron Teknik (Skatek) 022 Lanud Abd Saleh dapat melakukan penggantian mesin pesawat terbang Super Tucano no TT 3103 [Malang Post]

Skadron Teknik (Skatek) 022 Lanud Abd Saleh mengemban misi penting mengganti mesin PT6A-68C pesawat terbang Super Tucano no TT 3103. Misi yang baru dijalankan perdana oleh skadron ini berlangsung sukses.

Tujuan misi ini, meningkatkan kemampuan pesawat yang didatangkan ke Lanud Abd Saleh sejak tahun 2014 silam. Sejumlah prajurit TNI AU dari skadron tersebut berupaya mengganti mesin pesawat Super Tucano.

Hal ini dilaksanakan setelah ditemukan Oil Leak pada Compressor Inlet Case pada saat melaksanakan test flight. Ketika dicoba melaksanakan trouble shooting dengan dibantu personel dari Pratt and Whitney Canada, hasil masih tetap sama.

Sehingga harus dilaksanakan penggantian engine. Selain memperbaiki mesin pesawat, tujuan lainnya untuk meningkatkan kemapuan pesawat ini pula,” ujar Komandan Skatek 022, Letkol Tek Sidik Dhani Broto Nugroho ST MM Map.

Dia menjelaskan, jenis mesin pesawat itu Turbo Prop Engine PT6A-68C buatan parikan Pratt and Whitney Canada. Mesin ini memiliki tenaga 1600 hp, lebar 483 mm, tinggi 483 mm, panjang 1,83 m dan merupakan varian ke 30 dari jenisnya.

Sehingga, memiliki kemapuan lebih baik lagi dalam menjalan misi yang diembankan pesawat ini, terutama misi latihan bagi para pilot,” ungkap perwira menengah TNI AU tersebut. Dia menjelaskan, penggantian mesin tersebut melalui berpedoman Maintenance Manual.

Misi tersebut, terangnya, dipimpin perwira proyek Kapten Tek Suwarno. Misi yang berlangsung selama kurang lebih satu bulan ini selesai, Kamis (24/8) lalu dan dilakukan test flight. Hasilnya dinyatakan siap untuk terbang.

Meski menjalankan misi ini baru pertama kali, kami dari kesatuan Skatek 022 berhasil melakukannya dengan sempurna. Ini merupakan prestasi yang luar biasa bagi kami. Pesawat Super Tucano juga diserahkan kembali ke Skadron Udara 21 Lanud Abd Saleh,” tutupnya.
 

  Malang Post  

Syarat Kapal Selam Masuk dalam Kategori Canggih

Ilustrasi kapal Selam A26 [thyssenkrupp]

Sebagai negara kepulauan, Indonesia seharusnya memiliki armada kapal selam. Namun, hingga saat ini hanya tiga unit saja yang bertugas mengawal perairan Indonesia, yakni KRI Cakra, Nenggala dan Nagapasa.

Nama terakhir merupakan kapal selam terbaru yang dibangun bersama antara Korea Selatan-Indonesia. Meski begitu, bagi sebuah negara besar seperti Indonesia, memiliki kapal selam adalah keharusan.

Akan tetapi, teknologi tempur bawah air ini sangatlah kompleks. Dikatakan demikian, karena harus memenuhi persyaratan sebagai kapal selam canggih namun aman bagi personel.

Menurut Kepala Pusat Teknologi Saab Kockhums, Roger Berg, ada sejumlah syarat mutlak bahwa kapal selam dikatakan canggih.

Yang pasti mampu menghadapi tekanan dan menggunakan energi yang ramah lingkungan,” kata Berg kepada VIVA.co.id, Selasa, 29 Agustus 2017.

 Cocok untuk Indonesia

Pertama, teknologinya harus anti-radar dan mampu menyerap suara (stealth and signature technology). Kedua, mampu menyelam lama di laut, baik itu mingguan hingga bulanan (long endurence) di samudera.

Ketiga, sistem komunikasi dan persenjataan yang terintegrasi (systems integration). Keempat, mampu menjalankan misi khusus seperti mata-mata (spying) dan pengawasan (surveillance) tanpa terdeteksi lawan.

Kelima, kapal selam harus aman, nyaman dan sehat (survivability). Hal ini mengingat seluruh awak/personel bekerja berbulan-bulan di dalam kapal selam, sehingga mampu bekerja optimal dalam menjalankan misi.

Pada kesempatan yang sama, Chief Engineer Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Mohamad Dahsyat, kapal selam A26 Kelas Gotland milik Swedia sangat cocok dipakai di Indonesia.

Ia berkata demikian, lantaran kapal selam buatan Saab AB itu memiliki teknologi Stirling, yakni menggunakan oksigen cair dan bahan bakar simpanan untuk menghasilkan energi di dalam air.

Teknologi ini membuat A26 mampu bergerak dalam air tanpa muncul ke permukaan hingga 18 hari. “Dari sisi teknologi sangat cocok, baik digunakan di laut dangkal maupun dalam,” kata Dahsyat.
 

  Vivanews  

Singapore and Indonesia Air Forces to Mark Bilateral Relations Milestone

With Combined Flypast[def.pk]

MTo mark five decades of bilateral defence relations, the Republic of Singapore Air Force (RSAF) and the Indonesian Air Force (TNI-AU) will execute a combined flypast on Sep 7 for Prime Minister Lee Hsien Loong and Indonesian president Joko Widodo during their Leaders’ Retreat.

The joint RISING50 flypast, which stands for “Republic of Indonesia and Singapore 50 years of bilateral relations”, will feature 10 RSAF F-16s and 10 TNI-AU F-16s in two flypast profiles over the Marina Bay Cruise Centre in Singapore, where both Mr Lee and Mr Widodo will witness the event.

On the day of the flypast, both squadrons will join up in the airspace southwest of Singapore and form the first profile - two arrowhead formations - with the RSAF leading the way to the Marina South area.

This will be followed by the second profile 20 minutes later, in the formation of ’50’. The TNI-AU is set to form the digit ‘5’ and the RSAF, the digit ‘0’.

Trailing the F-16s flypast will also be five RSAF F-15SGs that will execute a bomb burst manoeuvre as a salute to both nations and to signal the end of the event.

TNI-AU’s F-16s will then head back to the Roesmin Nurjadin Air Force Base in Pekanbaru, Indonesia, where they are based, flying past Batam and leading the way for some Singapore F-16s to the post-flypast celebration.

The coordinated flypast of such a scale is only possible through the mutual trust and close working relationship both countries have established over the past 50 years, said Lieutenant Colonel (LTC) Nick Wong at a media briefing on Aug 30.

As the Chief Secretariat for the Singapore half of the joint working group (JWG) that has been overseeing the planning and technicalities of the flypast since it was set up in March this year, LTC Wong revealed that immense preparations have gone into executing the event.

“We conducted several meetings in both Singapore and Indonesia to meet our counterparts face to face for working group discussions to suss out all challenges and details, and consider all issues like weather considerations and unforeseen circumstances that could occur during the flypast,” he said.

The second formation, in particular, is a “very complex manoeuvre” that they have had to train hard for, LTC Wong noted.

We have seen the '50' formation during the National Day Parade, but the digits then were aligned front and back, while this flypast’s will be side by side. We will only have approximately three minutes to get all the aircraft together and everyone will have to take reference off each other.

In addition to many briefings and debriefings after combined training sessions, both air forces have also had to work out details concerning each others’ operating procedures for a seamless performance come Sep 7.

(This relationship) is not something that developed in a short time, but through many years of relations. We meet them annually for staff meetings … and we discuss all the bilateral activities, exercises and training and how we can continue to build up this interaction and this bond with each other. The RSAF-TNI AU combined flypast is an excellent testament to the strength of our bilateral defence relationship,” added LTC Wong.

Indonesia’s and Singapore’s long-standing defence relationship is not only characterised by Exercise Eagle Indopura, the SAF’s longest-running bilateral exercise with a foreign military, it is also distinguished by the assistance rendered by both parties to each other in times of crisis.

These include how the TNI assisted in the search-and-rescue (SAR) operations after the 1997 Silkair crash in Palembang, and the SAF assisted in the relief efforts for the 2004 Aceh tsunami and the SAR operations following the 2014 crash of AirAsia flight QZ8501.

The RSAF and TNI-AU will be conducting a rehearsal for the combined flypast on Sep 5 from 2.30pm to 3pm, before the actual flypast on Sep 7 at the same time.

Both events may be viewed by the public from various vantage points in the Marina South area. Real time updates of the combined flypast as well as the flight route for the combined flypast can be found on the RSAF Facebook page.
 

  Channale News Asia  

KRI Halasan-630 Latihan Multilateral SEACAT 2017

Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Halasan-630 melaksanakan Latihan Bersama (Latma) Multilateral South East Asia Cooperation and Training (SEACAT) yang merupakan latihan multilateral di kawasan Asia Tenggara dengan penyelenggara latihan United States Commander Logistic Group Western Pasific (US COMLOG WESTPAC).

Latma Multilateral SEACAT diselenggarakan setiap tahun sejak tahun 2002, dengan titik berat kegiatan penanganan tindak pidana di laut dalam bentuk kegiatan Maritime Interdiction Operation (MIO) dan kegiatan boarding party. Untuk Pelaksanaan Seacat 2017 tmt 21 Agustus s.d 1 September 2017. Negara Peserta: Amerika Serikat, Indonesia, Malaysia, Thailand, Singapura, Srilanka, Vietnam, Brunei Darussalam, Filipina, Myanmar.

Unsur TNI AL yang terlibat: KRI Halasan – 630, 1 tim VBSS dan 1 pers sebagai LNO (Liaison Naval Officer) dan selaku Dansatgas Letkol Laut (P) Agung Saptoadi, S.T.,M.Tr.Hanla yang sehari-hari menjabat sebagai Komandan KRI Halasan – 630. Rangkaian kegiatan Seacat pada tanggal 21 s.d. 25 Agustus 2017 melaksanakan kegiatan Academic Session bagi LNO di Singapura, Kegiatan klasikal bagi anggota di KRI, Latihan teori dan praktek Boarding Party / Tim VBSS, Sosialisasi pengunaan MOC dan Information Fusion Center (IFC) Portal bagi LNO di Singapura, Sosialisasi penggunaan IFC Portal di lingkungan TNI Angkatan Laut dilaksanakan di Puskodal Batam.

Kegiatan pada tanggal 21 s.d. 23 Agustus 2017 Pelaksanaan VBSS Workhshop, dan Pembekalan anti-piracy, melibatkan USCG Law Enforcement Detachments (LEDETs), tempat pelaksanaan di Manila, Philipina. Pada tanggal 28 Agustus s.d 1 September 2017 kegiatan Pelaksanaan rangkaian kegiatan Latma Multilateral SEACAT 2017 akan dilaksanakan secara bergiliran di wilayah perairan ZEE masing-masing negara, Command Post Exercise (CPX) di C2C Changi Naval Base Singapura dan MNCC Brunei, dan Field Training Exercise (FTX) berupa latihan pemeriksaan (Boarding Exercise).

Pada tanggal 30 Agustus 2017 merupakan Puncak kegiatan Latihan Seacat 2017 bagi TNI AL, KRI Halasan – 630 bekerja sama dengan KN Belut Laut 4803 milik Bakamla melaksanakan manuver lapangan dengan masing – masing kapal menurunkan satu tim VBSS untuk melaksanakan Pencarian, Pemeriksaan dan Penggeledahan terhadap M/V Seawind yang disimulasikan melaksanakan Fuel Smuggling.

   TNI AL  

Kamis, 31 Agustus 2017

"Russian Helicopters" Successfully Completed the Repair of Two Indonesian Mi-35P

Mi-35P of the Indonesian Army [VPK]

RIA Novosti. Holding "Russian Helicopters" handed over two Indonesia combat helicopters Mi-35P after major repairs, told reporters on Wednesday the press service of the company.

The contract for the overhaul of these machines was signed in September 2016.

"Specialists from Indonesia visited the JSC "150 ARZ" holding company "Russian Helicopters" for the acceptance of two Mi-35P helicopters .The representatives of the Indonesian delegation inspected the flight tests, inspected the helicopters and signed the necessary documents," the report said.

The first combat helicopters Mi-35P to Indonesia were delivered in September 2003. As part of the intergovernmental agreement, in September 2007, Indonesia ordered three more Mi-35P helicopters that were delivered in September 2010. The official ceremony of their transfer to the Indonesian Army took place at Pondok Cabe Army Ground Base in Jakarta on October 20 of the same year.

The updated version differs from the standard Mi-35 by the presence of a bow moving cannon with a twin 23mm cannon, multifunctional indicators, including the pilot's windshield. In addition, the helicopter is equipped with a gyrostabilized optoelectronic system, a video registration system, modern communications and navigation complexes, and a digital autopilot.

The Mi-35P helicopter was built on the basis of the Mi-24P, the main period of its release fell on 1981-1989. In total, Mi-24P/Mi-35P helicopters were used by about 70 countries. Helicopters of this class continue to carry combat duty in the Armed Forces of the Russian Federation abroad - in Syria, Tajikistan and Transnistria (Moldova).

   RIA Novosti  

Swedia Tawarkan A26 Submarine

Swedia Tawarkan Teknologi Kapal Selam 'Hantu' ke Indonesia.A26 Submarine [globalsecurity.org]

Swedia tak main-main dalam menawarkan alat utama sistem persenjataan (alutsista) kepada Indonesia. Setidaknya, ada dua alat tempur terbaru yang ditawarkan oleh perusahaan pertahanan Saab AB, yakni Kapal Selam A26 Kelas Gotland dan Radar Erieye AEW&C.

Menurut Vice President Head of Saab Indonesia, Anders Dahl, perusahaan telah 100 tahun mendesain, mengembangkan, dan memproduksi kapal-kapal perang, khususnya pengembangan program kapal selam modern A26.

Teknologi kapal selam terbaru yang dikembangkan Swedia ini memiliki kemampuan tinggal di kedalaman laut dalam waktu lama. Selain itu, meski bukan tergolong kapal selam nuklir, A26 diklaim sebagai kapal selam siluman bertenaga diesel-listrik yang paling maju di dunia.

"Kapal selam A26 punya sistem Kockums Stirling AIP (Air-Independent Propulsion) dan teknologi 'stealth' terbaru yang diberi nama GHOST (Genuine HOlistic STealth). Ini yang membuatnya nyaris tidak terdeteksi saat di bawah air," kata Dahl kepada VIVA.co.id, Selasa, 29 Agustus 2017. Ia melanjutkan, kapal selam diesel-elektrik dikenal dengan mesinnya yang minim suara, tetapi memiliki kekurangan pada tenaga dan ketahanan.

Kekurangan ini mampu diatasi dengan sistem Kockums Stirling AIP, yang menggunakan oksigen cair dan bahan bakar simpanan untuk menghasilkan energi di dalam air.

 AS pun mengakui 

Teknologi ini, lanjut Dahl, membuat A26 mampu bergerak dalam air tanpa muncul ke permukaan hingga 18 hari. Sementara itu, GHOST, merupakan teknologi siluman yang material dan kontur, baik eksternal maupun internal, pada A26 disesuaikan untuk meminimalisasi pantulan suara. Dengan begitu, sebagian besar dari gelombang suara yang mengenai lambung A26 akan diserap.
Kemudian, pada bagian internal A26 juga dipasang karet peredam suara di tempat-tempat yang menghasilkan banyak suara seperti ruang mesin. Dahl pun memiliki pengalaman mengesankan ketika kapal selam A26 mengikuti latihan gabungan antara Angkatan Laut Swedia dan Amerika Serikat pada 2005-2007.

"Saat itu kapal perang AL AS tidak mampu mendeteksi keberadaan A26. Apalagi, mereka mengerahkan kapal selam nuklir Kelas Ohio. Ini tentu reputasi A26 sudah diakui," ungkap dia. Dahl menambahkan, Swedia bukan negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Negara itu bebas melakukan kerja sama militer dengan Indonesia 'tanpa ada tekanan'.

Seperti diketahui, akhir tahun lalu, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu ditawari kapal selam dan jet tempur oleh Menteri Pertahanan Swedia Carl Anders Peter Hultqvist.

Hal ini kemudian dituangkan ke dalam nota kesepahaman bidang pertahanan atau naskah Defence Cooperatian Agreement (DCA).

   Vivanews  

Daewoo Shipbuilding Wins Sub Maintenance Deal from Indonesia

KRI 403 Nagapasa

Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering Co., a major shipyard in South Korea, said Thursday that it has clinched a 30 billion-won (US$ 26.7 million) deal from Indonesia's Navy to provide maintenance and upgrade services for one of its submarines.

Under the deal, Daewoo Shipbuilding will work with Indonesia's largest shipyard, PT. PAL, on the maintenance of a submarine operated by the Indonesia's Navy by 2020.

Early this month, Daewoo Shipbuilding handed over a 1,400-ton diesel-electric submarine to the Indonesian Navy, becoming the first South Korean company to export a submarine.

The boat is the first of three submarines commissioned by the Southeast Asian country under a 2011 deal worth $ 1.1 billion.

The second submarine is under construction with the plan to be completed within the year, and the third one will be assembled by 2018.

Early this week, Daewoo Shipbuilding also won a 215 billion-won deal to supply key parts for a submarine built by its local rival Hyundai Heavy Industries Co.

Since 1987, Daewoo Shipbuilding has secured deals to build 17 submarines, including the three placed by Indonesia.

Daewoo Shipbuilding has delivered 12 submarines so far, with five under construction.

   Yonhap  

PAL Upbeat About Completion of Third Sub

Sublime addition: Indonesian Navy personnel stand on the deck of the KRI Nagapasa 403 at the naval port in Surabaya, East Java, on Monday. The KRI Nagapasa 403, the third and most recent submarine added to the Indonesian Navy, was built by Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering in South Korea.KRI 403 Nagapasa ★

Shipmaker PT PAL Indonesia has expressed confidence that it will be able to deliver a third submarine ordered by the Indonesian Navy on time.

The company has reasons to be upbeat: Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering Co (DSME) has trained more than 200 Indonesians in South Korea as part of a transfer-of-technology agreement between the two companies.

PT PAL, with the assistance of DSME, is expected to deliver the third submarine in late 2018.

The state-owned shipmaker’s president director, Budiman Saleh, conceded that when working on the first and second Changbogo Class submarines in South Korea, the company made a number of mistakes.

However, none have been made during the building of the third submarine.

This is a historic moment for us, PT PAL, because according to DSME’s supervision, we have made zero mistakes when working on the third submarine in Surabaya,” Budiman said on the sidelines of a ceremony for the third submarines which was held at the grand assembly area of the company’s warship division in Surabaya on Monday.

He added that with the expertise of its employees, PT PAL would be able to independently master submarine-building technology, the highest level of technology in the shipyard industry.

The company is currently working on joining and integrating different sections made separately in DSME’s factory in South Korea into the single hull of a submarine.

DSME won the bid for building three submarines for the Indone- sian Navy. It invited PT PAL Indonesia to take part in the project through a transfer-of-technology scheme.

The government has previously disbursed Rp 1.5 trillion (US$ 112.4 million) through a state capital injection (PMN) scheme that PT PAL used to develop a submarine factory and purchase various supporting equipment needed in the process of joining and integrating the third submarine.

The company uses a five-section joining technique starting from the stern to the bow of the submarine.

If the process succeeds, PT PAL Indonesia will be able to build the fourth, fifth and sixth submarines independently.

We are targeting to produce the fourth, fifth and sixth submarines entirely in PAL,” Budiman said.

In a related development, the Navy chief of staff Adm. Ade Supandi led the ceremony to welcome the arrival of KRI Nagapasa-403 submarine at Ujung Koarmatim pier, Surabaya, from South Korea, after being officially launched by Defense Minister Ryamizard Ryacudu earlier this month.

The KRI Nagapasa-403, according to Ade, was the first of the three submarines built by PT Pal and DSME in South Korea and Indonesia.

The KRI Nagapasa-403 can produce a deterrent effect in the region, improve the Navy’s performance in conducting its tasks and actively strengthen Indonesia’s defense,” Ade said.

The submarine, which was commanded by Lt. Col. Harry Setyawan, traveled from South Korea with 41 crew members on board.

It took 16 days for the 61.3-meter vessel to arrive in Indonesia.

With an underwater speed of about 21 knots, the submarine can travel for more than 50 days and carry 40 crew members.

It is equipped with eight torpedo tubes.

The KRI Nagapasa-403 boasts the latest combat system, an enhanced operating system, nonhull penetrating mast, comfortable accommodation, as well as torpedo launchers capable of launching 533 mm torpedoes and anti-surface ship missiles.

  The Jakarta Post  

Operasi Rahasia AL di Perairan Pakistan

https://lancercell.files.wordpress.com/2017/08/pendidikan-crew-kapal-selam-di-polandia-1958-dispen-alri.jpg?w=1024&h=567&crop=1Pendidikan crew kapal selam di polandia 1958 (Dispen ALRI) ☆

Hari-hari itu suasana di Jakarta dan kota-kota lain masih muram dan kelabu. Baru beberapa hari lewat berita soal pembunuhan para jenderal Angkatan Darat mengguncang tanah air. Upacara peringatan Angkatan Bersenjata pada 5 Oktober 1965 yang semula akan diselenggarakan besar-besaran dibatalkan.

Kapal-kapal perang Angkatan Laut, termasuk armada kapal selam yang sudah merapat di Pangkalan Tanjung Priok Jakarta, dipulangkan kembali ke “rumahnya” di Surabaya. Baru tiba di Surabaya, Laksamana Muda Purn. R.M. Handogo masih ingat betul tiba-tiba datang perintah untuk segera menghadap Komodor Lalu Manambai Abdulkadir. Bersama Kapten Basuki, dia bergegas berangkat ke Jakarta menggunakan pesawat Garuda. Sebuah fasilitas yang sangat istimewa saat itu.

Dalam pertemuan di Gedung Gita Bahari, Tanjung Priok, Abdulkadir menunjuk Handogo menjadi Komandan RI Bramastra. Sementara Kapten (P) Basuki memimpin RI Nagarangsang. “Kami diinstruksikan membawa kedua kapal itu menuju Karachi, Pakistan,” ujar Handogo saat menuturkan kisah tersebut kepada DetikX, Kamis lalu.

Komodor Abdulkadir juga mewanti-wanti dua perwira itu agar betul-betul merahasiakan penugasan tersebut. Bahkan awak kapal sekali pun tak boleh diberitahukan tempat yang akan dituju. “Semua surat dari kapal juga harus dikumpulkan oleh komandannya,” kata Handogo. “Rute perjalanan pun harus menghindari jalur pelayaran kapal dagang.

Setelah kembali ke Surabaya rupanya ada perubahan. Handogo yang semula ditunjuk jadi Komandan RI Bramastra akhirnya menjadi Kepala Staf Gugus Tugas X. Gugus Tugas X dibentuk sebagi gugus tugas latihan bersama dengan Angkatan Laut Pakistan di bawah pimpinan Letnan Kolonel (P) Tedy Asikin Natanegara. “Ternyata tugas utamanya untuk membantu negara Pakistan yang bertikai dengan India,” kata Handogo.

Pendidikan crew kapal selam di polandia 1958 (Dispen ALRI) 1RPP diatas Kapal Selam di laut Baltik. (Dispen ALRI)

Saat itu, Pakistan dan India baru menjalani gencatan senjata setelah terlibat pertempuran berdarah selama hampir 20 hari. Baik India maupun Pakistan habis-habisan mengerahkan prajurit dan mesin perangnya dalam pertempuran di laut, di darat, juga di udara. Ditaksir, hampir 7000 prajurit India dan Pakistan tewas dalam baku tembak. Setelah Persatuan Bangsa-bangsa, Amerika Serikat dan Uni Soviet, turun tangan, baru kedua negara menarik mundur tentara dan mesin perangnya pada 23 September 1965.

Operasi Gugus Tugas X dimulai pada 17 Oktober 1965. Kesatuan Angkatan Laut Republik Indonesia yang diutus selain kapal selam yakni dua kapal cepat roket, empat kapal cepat torpedo, dan lima tank amfibi yang ditempatkan di Chittagong, Pakistan Timur yang kemudian menjadi Bangladesh. “Ikut juga satu batalyon pasukan marinir,” ujar Handogo yang menduduki jabatan terakhir sebagai Deputi Operasi Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana M. Romly itu.

Dari Surabaya dua kapal selam itu diperintahkan ke Jakarta untuk mempersiapkan perjalanan panjang. Sebelum bertolak, dua perwira Angkatan Laut Pakistan bergabung dengan mereka sebagai perwira penghubung. Mayor Yastur Malik untuk RI Nagarangsang dan Kapten M. Sultan untuk RI Bramastra. Kelak Yastur Malik menjadi pimpinan tertinggi di Angkatan Laut Pakistan, begitu juga M. Sultan memimpin Angkatan Laut Bangladesh.

Rupanya perjalanan ke Karachi tidak semulus yang direncanakan. Laksamana Muda (Purn) Soentoro yang saat itu bertugas di RI Nagarangsang sebagai Perwira Navigasi menuturkan dalam perjalanan 19 hari perjalanan kapal yang diawakinya mengalami berbagai kerusakan.

Yulius Tiranda di Polandia 1958 (Dispen ALRI)Letnan Muda Laut Julius Tiranda di Polandia (dok.pribadi)

Kerusakan paling signifikan, ujar Soentoro, terjadi pada kompresor yang digunakan untuk mengisi udara tekanan tinggi. Udara tekanan tinggi ini sangat penting untuk proses muncul ke permukaan dari posisi menyelam. “Perbaikan kompresor itu tidak berhasil, bahkan kompresor yang satu lagi ikut rusak,” ujar Soentoro, dikutip dari buku 50 Tahun Pengabdian Hiu Kencana 1959-2009.

Kerusakan itu membuat RI Nagarangsang tak bisa menyelam. Padahal pelabuhan tujuan masih sangat jauh. “Kami hanya berdoa mesin diesel tidak ikut mati,” tulis Soentoro. Perjalanan akhirnya tetap dilanjutkan dengan kondisi terbatas. “Untungnya kami bertemu dengan Angkatan Laut Pakistan walau meleset puluhan mil dari titik yang sudah ditentukan.

Sesampai di Pangkalan Angkatan Laut Pakistan, RI Nagarangsang segera mendapat perbaikan. Latihan perang bersama Angkatan Laut Pakistan dimulai setelah dua kapal cepat Angkatan Laut RI ikut bergabung. Beberapa kali latihan digelar di lepas pantai Pakistan yang berbatasan langsung dengan wilayah laut India.

Situasi perang India-Pakistan mereda saat kapal perang dan prajurit ALRI berada di kawasan tersebut. Bahkan akhirnya kedua negara yang bertikai itu meneken perjanjian damai di Tashkent, Uni Soviet (sekarang Uzbekistan), pada 10 Januari 1966. “Kemungkinan besar karena pengaruh kehadiran kami bisa mencegah pertikaian lebih besar,” ujar Handogo.

Operasi Gugus Tugas X resmi berakhir pada Maret 1966. Sebelum meninggalkan Karachi para perwira diundang khusus Presiden Pakistan Ayub Khan ke Istana Presiden. Sambil menjabat tangan satu persatu Ayub Khan mengucapkan penghargaannya kepada semua anggota Gugus Tugas X. “Kalau tidak ada prajurit Indonesia mungkin Pakistan sudah tidak ada,” ujar Handogo menirukan ucapan Presiden Ayub Khan.

   detikX  

Rabu, 30 Agustus 2017

HUT ke-72 TNI Dipusatkan di Cilegon

https://3.bp.blogspot.com/-VsIw3p4omQc/VDU2MkNSRJI/AAAAAAAAFhk/VyKNEFmduUE/s1600/10737806_980x1200_0.jpgIlustrasi HUT TNI [def.pk] ☆

Peringatan Hari Ulang Tahun Tentara Nasional Indonesia (HUT TNI) yang dilaksanakan setiap tahun, tepatnya tanggal 5 Oktober, adalah merupakan Pelestarian Tradisi, Nilai Juang dan Memupuk Kebanggaan serta Jiwa Korsa TNI.

Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen TNI Wuryanto, S.Sos.,M.Si., di Mabes TNI Cilangkap, Rabu (30/8/2017) mengatakan bahwa peringatan HUT ke-72 TNI , tanggal 5 Oktober 2017, akan dipusatkan di Pelabuhan Indah Kiat, Cilegon, Banten.

Adapun tema HUT ke-72 TNI Tahun 2017 yaitu, “Bersama Rakyat TNI Kuat, Hebat, Profesional Siap Mewujudkan Indonesia Yang Mandiri, Berdaulat, Berkepribadian, Adil dan Makmur”.

Tema tersebut bermakna bahwa TNI bertujuan merefleksikan niat, tekad dan semangat patriotik dan profesionalisme prajurit TNI untuk selalu berbuat dan berkarya lebih baik, lebih berkualitas dan lebih berkapasitas dalam bingkai NKRI.

Lahirnya TNI adalah dari rakyat, berjuang untuk rakyat, dan selamanya untuk rakyat. Bagi TNI, sikap patriotik sejati dan peningkatan profesionalisme serta keberadaannya dicintai rakyat adalah kunci kekuatan TNI dalam menyelesaikan setiap tugas yang diberikan negara.

Dengan kebersamaan dan kemanunggalan TNI dan rakyat, dapat diyakini akan menjadi daya tangkal yang maha dahsyat guna menegakkan kedaulatan dan mempertahankan keutuhan wilayah NKRI serta mewujudkan Indonesia berdaulat, mandiri dan berkepribadian.

Logo HUT TNI menggunakan angka “72” sesuai umur TNI dan dalam Pita Merah Putih terdapat tulisan “Bersama Rakyat TNI Kuat, Hebat, Profesional Siap Mewujudkan Indonesia Yang Mandiri, Berdaulat, Berkepribadian, Adil dan Makmur”.

Dalam rangkaian HUT ke-72 TNI Tahun 2017, Panitia (Pusat dan Daerah) akan menyelenggarakan berbagai kegiatan, antara lain: Bakti Sosial Kesehatan, diantaranya Pengobatan Umum, Operasi Katarak, Operasi Bibir Sumbing, Pelayanan KB/Kebidanan, Sunatan Massal, Pelayanan Gigi, Donor Darah, Pemberian Alat Bantu Dengar, Kaca Mata Plus Minus dan Kursi Roda serta kegiatan sosial lainnya seperti Bazar dan pembagian sembako.

Kegiatan lainnya yaitu Lomba Foto dan Karya Tulis Jurnalistik, Festival Film Nasional, Lomba Dayung dan Renang 1.000 meter, Lomba Para Motor dan Aeromodelling, Lomba MTQ, MHQ dan Hadro serta Lomba Lagu Rohani dan Perjuangan.

Dalam rangkaian HUT ke-72 TNI Tahun 2017, TNI juga menghadirkan 1.000 siswa/i berprestasi dari seluruh wilayah tanah air, khususnya pulau-pulau terluar dan daerah perbatasan. Kegiatan ziarah ke makam mantan Presiden RI dan Panglima Besar Jenderal Sudirman.

Puncak HUT ke-72 TNI Tahun 2017 diisi dengan berbagai kegiatan, diantaranya Parade dan Defile Pasukan serta Alutsista TNI, Demo Pencak Silat Gabungan, Halang Rintang Laut dan Terjun Free Fall, Sosiodrama tentang Sejarah Perjuangan Pahlawan Nasional, Terjun Statik Lalut, Demo Tempur Latihan Gabungan TNI, Sailing Pass, Jupiter Aerobatic Team dan Flying Pass.

   Poskota  

Indonesia Tertarik Membeli Kapal Selam Buatan Rusia

https://cofda.files.wordpress.com/2014/02/kilo_class.jpgVarshavyanka class ☆

Indonesia tertarik untuk memiliki kapal selam diesel elektrik Proyek 636 “Varshavyanka”, kata Kepala Layanan Federal untuk Kerja Sama Teknik-Militer Rusia (FSMTC) Dmitry Shugayev dalam sebuah wawancara dengan Kommersant, sebagaimana dilansir dari RBC.

Shugayev menganggap bahwa hal ini sebagai “sinyal yang baik”. “Kami telah membahas hal ini dengan mitra dari Indonesia. Saat ini, kami siap untuk membuat model kerja sama yang saling menguntungkan,” ujar Shugayev.

Pada saat yang sama, kepala FSMTC juga menambahkan bahwa Jakarta juga sedang berupaya mengembangkan produksi peralatan kelautannya sendiri.

Kapal selam Varshavyanka adalah kapal selam generasi ketiga yang memiliki berat benaman 3.950 ton. Dengan bobotnya itu, kapal selam ini bisa melaju di bawah air dengan kecepatan 20 knot dan mampu menyelam sedalam 300 meter. Varshavyanka juga dapat menampung hingga 52 orang awak kapal.

Rusia telah mempertimbangkan kemungkinan pemasokan kapal selam non-nuklir Varshavyanka (Proyek 636) untuk Indonesia sejak 2016 lalu. Kapal selam Proyek 636 yang telah dimodifikasi ini memiliki efektivitas tempur yang lebih tinggi. Varshavyanka dilengkapi dengan torpedo berkaliber 533 milimeter (sebanyak enam unit), bom, dan sistem rudal ‘Kalibr’.

Kapal ini juga mampu mendeteksi target pada jarak tiga sampai empat kali lebih besar dibandingkan kemampuan deteksi musuh. Atas kemampuan silumannya tersebut, kapal selam ini mendapat julukan ‘lubang hitam’ oleh NATO.

   RBTH  
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...