Sabtu, 10 Oktober 2015

Rayuan Viper Paman Sam

Super Flanker [Marina]

Sepanjang pekan cerah ini after lima oktober, saat perayaan HUT TNI ke 70 dipertunjukkan secara spektakuler, ada kabar bagus yang lagi didendangkan berkaitan dengan tawaran alutsista matra udara. Yaitu promosi jet tempur F16 blok mutakhir yang dikenal dengan F16 Viper oleh perusahaan AS Lockheed Martin kepada Indonesia.

Seperti kita ketahui saat ini Indonesia telah memiliki dan mengoperasikan 10 jet tempur F16 blok 15 OCU, kemudian mendapatkan 24 F16 blok 52 Id yang barangnya sudah mulai berdatangan. Artinya sudah sejak tahun 1990 TNI AU mengoperasikan pesawat jenis ini dan sudah begitu familiar dengan lika-liku perjalanannya. Sejalan dengan kedatangan bertahap jet tempur F16 blok 52 Id untuk mengisi skuadron F16 Pekanbaru maka 10 F16 blok 15 akan di upgrade supaya bisa setara kemampuan tempurnya dengan adik kelasnya F16 blok 52 Id.

Tentu ada pertanyaan apakah tawaran F16 Viper ini lalu dianggap sebagai pesaing alias kompetitor terhadap pengadaan Sukhoi SU35 yang saat ini sedang berlangsung. Kita meyakini tidak, dengan berbagai asumsi dan perspektif ke depan. Kita masih sangat membutuhkan tambahan jet tempur Sukhoi Family, maka kehadiran 1 skuadron Sukhoi SU35 mutlak diperlukan sebagai satuan pemukul penyeimbang dan penggentar terhadap kekuatan angkatan udara negara jiran.

Jet tempur Sukhoi SU35 dibeli untuk menggantikan jet tempur F5E yang sudah harus memasuki masa pensiun. Sementara prediksi kita dalam program perkuatan MEF 2015-2019 ini masih akan ada tambahan minimal 1 skuadron jet tempur untuk memperkuat matra udara khususnya kawasan timur Indonesia. Kupang dan Biak tentu memerlukan kehadiran jet tempur secara terus menerus sebagai garda terdepan halaman belakang yang harus diwaspadai.

Oleh sebab itu maka tawaran jet tempur F16 generasi akhir ke Indonesia mestinya harus dilihat dari perspektif itu. Angkatan Udara Indonesia sudah jauh-jauh hari naksir berat sama si Sukhoi SU35. Bukan semata-mata karena sudah terbiasa mengoperasikan Sukhoi SU27 dan SU30 tetapi juga dalam upaya menyetarakan diri dengan jiran sekitar yang sudah bersiap dengan kedatangan jet tempur siluman F35. Sparing partner F35 adalah SU35.

Kalau ingat sejarah, maka era tahun enam puluhan adalah era kehebatan angkatan udara Indonesia dengan lebih dari 120 jet tempur Mig 15, Mig 17, Mig 19, Mig 21 bersama puluhan pesawat pembom kelas berat semuanya made in Uni Sovyet. Tetapi mulai era tahun tujuhpuluhan bahkan sampai sampai saat ini kehebatan persenjataan matra udara kita belum mampu memecahkan rekor kehebatan tahun enampuluhan itu.
Ilustrasi F16 Viper [pr1v4t33r]

Kita merasa optimis bahwa tawaran terang benderang Viper itu akan diambil oleh pemerintah Indonesia. Kayaknya sih promosi tanggal 7 Oktober lalu di Grand Hyatt Jakarta dengan membawa simulator F16 Viper dimaksudkan sebagai langkah awal untuk mencari ruang dan memancing reaksi khalayak dan user. Akhir bulan ini Presiden Jokowi kan bertandang ke Washington bertemu Presiden Obama. Yakinlah 100 persen pasti barang tadi yang bernama F16 Viper, bersama pesawat angkut militer C17 Globemaster dan kapal perang fregat akan menjadi menu perbincangan kesepakatan.

Seperti diketahui Indonesia saat ini sedang membangun kekuatan militernya secara besar-besaaran. Pada MEF tahap I tahun 2010-2014 sudah direalisasikan dana pengadaan alutsista sebesar 150 trilyun. Kita sudah lihat sebagian hasilnya pada demonstrasi kekuatan TNI tanggal 5 Oktober kemarin. Maka pada MEF tahap II yang sedang berlangsung saat ini menurut pengamat pertahanan Andi Wijayanto prediksi angggaran beli dan rawat alutsista kita bisa mencapai angka 400 trilyun selama lima tahun.

Tentu dengan anggaran segede itu pembelian 1 skuadron Sukhoi SU35 dan 1 skuadron F16 Viper bukanlah seperti pungguk merindukan bulan. Kita meyakini bahwa keduanya akan menjadi pasangan yang saling melengkapi dan ditakuti untuk mengawal kewibawaan kedaulatan udara tanah air. Jadi gambaran tahun 2019 kira-kira begini bentuk minimalisnya, 2 skuadron Sukhoi dan 3 skuadron F16. Realistis kan.

Sesungguhnya perkuatan militer Indonesia adalah mengejar ketertinggalannya sendiri dibanding negara-negara disekitarnya. Adalah sangat membanggakan dan kita tidak jadi ditertawakan waktu, manakala sudah ada kesadaran bahwa sesungguhnya negeri ini harus punya kekuatan angkatan laut dan udara yang menggentarkan. Negeri kepulauan yang sudah sekian puluh tahun memunggungi laut akhirnya baru sadar diri bahwa potensi sekaligus harga dirinya ada di laut luas.

Jadi pembentukan 3 divisi marinir, 3 armada tempur laut dengan 160-170 KRI, 10-12 kapal selam bersama 10-12 skuadron jet tempur adalah keniscayaan yang diyakini mampu melakukan pengawalan ketat teritori NKRI lewat mekanisme interoperability antar angkatan. Tahun 2020 gambaran itu akan memetakan dengan jelas kekuatan militer Indonesia yang sesungguhnya. Makanya rayuan Viper Paman Sam disikapi dengan cara pandang optimis, kita ambil untuk memperkuat matra udara.

Jika Paman Sam sudah menawarkan barangnya, maknanya adalah keinginan yang kuat bagi negeri itu untuk memodernisasi militer Indonesia sebagai mitra strategisnya. Bagi kita juga sebagai penyeimbang pemakaian alutsista barat dan timur. Jadi isian alutsistanya ada Sukhoi ada F16, ada Bung Tomo Class ada Parchim Class, ada BMP3F ada LVT-7, ada Yakhont ada Exocet, ada Kilo ada Changbogo. Inilah etalase alutsista yang benar-benar memadukan kekuatan timur barat. Meminjam tagline Kompas TV inilah inspirasi Indonesia.
****
Jagarin Pane / 10 Oktober 2015

   analisisalutsista  

“Ground Breaking” Pembangunan Simulator C-130 Di Lanud Halim

Hercules 130H [Jeff Prananda]

Sebagai tindak lanjut dari pembelian lima pesawat C-130 Hercules tipe H digital dari Australia beberapa waktu lalu, pada tahun ini TNI Angkatan Udara memperoleh alokasi pembangunan simulator sebagai keseluruhan dari paket pembelian pesawat tersebut. Untuk itu pada kemarin bertempat di gedung Fasilitas dan Latihan (Faslat) Wing 1 Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta dilaksanakan peletakkan batu pertama (ground breaking) gedung simulator pesawat C-130 Hercules tipe H digital.

Dalam sambutannya perwakilan Airbus Group Australia Pacific, Graeme Smith yang menjabat C-130 Capability Manager menyatakan pembangunan gedung simulator C-130 Hercules merupakan wujud pertanggung jawaban pihak Airbus yang dipercaya TNI Angkatan Udara dalam mengoperasionalkan Pesawat Hercules tipe H digital. Sementara itu, Bruce Hart, Senior Program Manager CAE Australia menyatakan dengan pembangunan simulator C-130 Hercules digital di Indonesia diharapkan dapat melengkapi fasilitas latihan para penerbang Hercules tipe H dari Australia.

Sedangkan Komandan Wing 1 Lanud Halim Perdanakusuma Kolonel Pnb Iman Handoyo, S.I.Kom., yang mewakili Komandan Lanud Halim Perdanakusuma Marsma TNI Umar Sugeng Hariyono, S.IP., S.E., M.M., menyatakan terima kasihnya kepada pihak Airbus, CAE, Kemenhan, Mabesau dan pihak terkait lainnya yang telah memilih Lanud Halim Perdanakusuma sebagai lokasi pembangunan simulator C-130 Hercules tipe H digital. Menurutnya “Kami berharap simulator yang akan dibangun ini makin memberdayakan kemampuan dan profesionalisme para penerbang Hercules TNI AU pada umumnya dan penerbang di Wing I Lanud Halim Perdanakusuma, khususnya. Sehingga keberadaan simulator digital ini tentu akan mempermudah para penerbang memahami tahapan-tahapan, prosedur juga melatih sikap terbang dengan baik, terutama menghadapi situasi emergensi,” ujar Danlanud Halim.

Usai sambutan para pejabat dari Airbus, CAE, Kemenhan, Mabesau dan Lanud Halim Perdanakusuma melaksanakan peletakkan batu pertama (ground breaking) pembangunan simulator C-130 Hercules tipe H digital. Selanjutnya dilaksanakan pemotongan nasi tumpeng kuning oleh Sesdiskomlekau Kolonel Lek Ir. Andaruna Setiawan yang diserahkan kepada Kepala Fasilitas Latihan (Kafaslat) Wing I Letkol Pnb Akal Juang E.T.P., S.T. dan direncanakan gedung akan dibangun selama delapan bulan ke depan, melibatkan kontraktor dan konsultan yang berkompeten.

   TNI AU  

Sepuluh Tank Marder Perkuat Batalyon Infanteri 413/Bremoro

Tank Marder buatan Jerman tiba di markas Batalyon Infanteri 413/Bremoro Desa Palur, Sukoharjo. (suaramerdeka.com/ Asep Abdullah)

Batalyon Infanteri 413/Bremoro kembali mendapatkan tambahan alat utama sistem persenjataan (alutsista) sebanyak sepuluh tank Marder buatan Jerman, Jumat (9/10).

Kedatangan tank seberat 33 ton itu, menyita perhatian ratusan pengendara dan warga yang melintasi di Jalan Solo-Tawangmangu, Bremoro Desa Palur, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo.

Tidak sedikit warga yang mengabadikan tank lewat kamera ponsel. “Kebetulan lewat, sekalian foto-foto,” celetuk warga, Haris (34).

Komandan Batalyon 413/Bremoro Kostrad Letkol Inf Hendriawan Sanjaya melalui Perwira Pelaksana Harian (Palahar), Letnan Inf Jajang Sutisna menjelaskan, kedatangan 10 tank tersebut berasal dari TNI Angkatan Darat (AD).

Sebelumnya, tank buatan Jerman itu digunakan di Batalyon Infanteri 412/Raider, Kabupaten Purworejo. “Kemudian dibawa ke Sukoharjo,” jelasnya.

Dengan penambahan itu, maka jumlah tank Marder yang berada di markas Batalyon Infanteri 413/Bremoro, menjadi 23 armada. “Mungkin saja tahun depannya lagi bisa bertambah. Memang markas kami sangat luas. Pasukan kami juga siap,” kata dia.

   suaramerdeka  

Kisah Ade, Kasan, dan Industri Strategis bagi TNI

Judul harian Kompas, Senin, 5 Oktober 2015, bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Ke-70 Tentara Nasional Indonesia, mengingatkan saya pada kejadian ironis di gedung Parlemen, Senayan, lebih dari sembilan tahun lalu. Waktu itu, 2 Februari 2006, anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Ade Daud Nasution, didatangi dan diserang tiga orang tak dikenal di gedung wakil rakyat.Para pekerja menyelesaikan perakitan Panser Anoa 2, kendaraan tempur produksi PT Pindad, Bandung, Jawa Barat,. [KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO]

Anggota Komisi I DPR dari Fraksi Bintang Reformasi itu sebelumnya mengikuti uji kelayakan dan kepatutan calon Panglima TNI Marsekal TNI Djoko Suyanto. Dalam rapat, Ade yang sejak awal menjagokan Djoko meminta kelak setelah menjadi Panglima TNI benar-benar reformis, serta berani membongkar mafia supplier dan pengadaan barang ke institusi TNI. Ia menyebutkan, pasokan bahan perbekalan selama 30 tahun tidak pernah diganti.

Kemudian, Ade melemparkan joke (candaan) di tubuh TNI saat ini terkesan ada empat angkatan, yaitu KASAD, KASAU, KASAL, dan Kasan. "Kasan sebagai supplier 30 tahun tidak pernah diganti," ucapnya. Ade menduga pemukulan dirinya itu terkait dengan adanya ketersinggungan pihak tertentu atas ucapannya itu (Kompas, 3/2/2006).

Nama Kasan yang disebutkan Ade diduga adalah pengusaha Kasan Gunawan. Kasan selama ini dikenal dekat dengan kalangan TNI. Kasan pula yang diduga "menjembatani" dalam penyediaan berbagai kebutuhan TNI, bukan hanya logistik, melainkan juga alat utama sistem persenjataan (alutsista). Nama Kasan pun kembali disebut di media massa pada Desember 2012. Nama itu dikaitkan dengan permintaan pemblokiran dana optimalisasi di Kementerian Pertahanan untuk TNI Angkatan Laut senilai Rp 678 miliar oleh Sekretaris Kabinet Dipo Alam.

Diduga pemblokiran ini terkait dengan permintaan "orang dekat" Istana sebab tak kebagian proyek. Namun, hal itu dibantah oleh Panglima TNI (saat itu) Laksamana TNI Agus Suhartono.
Badak Pindad [Pindad]

Kisah Ade Daud, yang terkait dengan Kasan, dan judul berita utama harian Kompas, "Industri Strategis Makin Maju", terasa kian kuat keterkaitannya karena di dalamnya dilaporkan kemajuan produk alutsista dan perlengkapan militer lain dari berbagai industri strategis di negeri ini. Namun, saat ini belanja alutsista negara dari industri strategis nasional baru sekitar 1,5 persen dari sekitar Rp 150 triliun total anggaran pertahanan dan keamanan (Kompas, 5/10).

Padahal, Presiden Joko Widodo dalam sidang kabinet pada 3 November 2014 mengarahkan, untuk memotivasi produksi dalam negeri, pemerintah harus berani memasukkan anggaran bagi industri pertahanan, seperti PT Pindad, PT PAL, PT Dirgantara Indonesia, atau PT LEN, untuk menaikkan omzet 30-40 persen per tahun. Artinya, TNI, Polri, Kementerian Pertahanan, dan lembaga negara lain harus lebih besar membelanjakan dananya untuk membeli produk industri strategis dalam negeri.

 UU Industri Pertahanan 
Sebanyak enam unit helikopter angkut tipe Bell-412 EP buatan PT Dirgantara Indonesia [KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO]

Menurut Ketua Bidang Perencanaan KKIP Muhammad Said Didu, sebenarnya industri strategis Indonesia hanya kalah dari Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan. Untuk ukuran Asia Tenggara, Indonesia lebih unggul dibandingkan negara tetangga. Namun, penyebab rendahnya belanja alutsista ke industri strategis nasional adalah dampak maraknya rekanan pengadaan. Rekanan itu sering kali merayu pengguna alutsista di dalam negeri untuk membeli produk asing.

UU No 16/2012 menegaskan, pengembangan industri strategis merupakan bagian terpadu dari perencanaan strategis sumber daya nasional untuk kepentingan pertahanan dan keamanan negara. Industri pertahanan adalah industri nasional, yang terdiri dari badan usaha milik negara (BUMN) atau swasta, yang ditetapkan pemerintah untuk sebagian atau seluruhnya menghasilkan alat pertahanan dan keamanan, jasa pemeliharaan untuk kepentingan strategis di bidang pertahanan dan keamanan negara di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Salah satu tujuan pengembangan industri pertahanan adalah mewujudkan kemandirian dalam pemenuhan alat pertahanan dan keamanan. Namun, setelah dibentuk tahun 2013, Presiden (saat itu) Susilo Bambang Yudhoyono baru pertama kali mengadakan rapat KKIP pada Maret 2014. Dalam rapat itu terungkap, untuk mewujudkan kemandirian pertahanan telah disusun master plan (cetak biru) pembangunan industri pertahanan periode 2010-2029 yang mencakup dua target utama, yaitu alutsista dan industri pertahanan.

Target Alutsista yang akan dicapai adalah yang mempunyai mobilitas tinggi dan daya pukul. Target industri pertahanan yang akan dicapai adalah terwujudnya kemampuan memenuhi permintaan pasar dalam negeri, kemampuan bersaing di pasar internasional, serta kemampuan mendukung pertumbuhan ekonomi. KKIP melakukan pembinaan industri pertahanan secara bertahap dan berlanjut untuk meningkatkan kemampuannya pula. KKIP juga mencanangkan program produk masa depan, seperti pesawat tempur (IF-X), pesawat angkut, kapal selam, kapal perang atas air, roket, peluru kendali, pesawat terbang tanpa awak, radar, alat komunikasi, amunisi kaliber besar, bom udara, torpedo, propelan, kendaraan tempur, dan kendaraan taktis.

Joko Widodo, setelah menjabat Presiden, pada Desember 2014 juga menggelar rapat KKIP. Kembali dia menegaskan mengenai pentingnya kemandirian dalam pertahanan untuk menghindari ketergantungan pada produk impor. Kegiatan pertahanan dan keamanan negara pun ditempatkan sebagai bagian integral dari pendekatan keamanan yang komprehensif.
KCR60M & PKR 10514 produksi PAL Indonesia [Nufix/Gatra]

Pasal 43 UU No 16/2012 menyatakan, pengguna wajib memakai alat pertahanan dan keamanan produksi industri pertahanan dalam negeri. Kalau alat atau jasa itu belum diproduksi oleh industri pertahanan dalam negeri, penggunaan sesuai usulan yang diajukannya kepada KKIP bisa menggunakan alat atau jasa dari luar negeri. Namun, pengadaannya adalah antar-pemerintah (G to G) atau pemerintah pada produsen (G to B).

Pembelian alat atau jasa dari luar negeri melibatkan industri pertahanan dalam negeri pula. Dengan begitu diharapkan akan ada alih teknologi, menekan kemungkinan embargo, dan peluang imbal dagang. Namun, hingga saat ini amanat UU No 16/2012 belum sepenuhnya dijalankan. Industri pertahanan dalam negeri, walaupun sudah mengekspor produk, belum sepenuhnya bisa diterima oleh pengguna di dalam negeri. Masih perlu dorongan lebih lagi sehingga industri strategis menjadi tuan rumah di negeri sendiri.

Belum dijalankannya amanat UU No 16/2012 itu paling tidak tergambar dari masih adanya cerita Ade Daud dan pernyataan Said Didu. Kini, memasuki usia 70 tahun, tantangan terbesar bagi TNI adalah juga membersihkan diri sehingga penghambat bagi kemandirian pertahanan bisa disingkirkan. Salah satu caranya dengan memberikan tempat terbesar bagi produk industri strategis dalam negeri. Hal ini harus diikuti dengan dorongan dari pemerintah, parlemen, dan masyarakat yang tak boleh berhenti.

Harapannya, industri strategis dalam negeri adalah penyokong utama kejayaan TNI. Bukan justru ada orang lain yang memetik keuntungan untuk dirinya sendiri, dengan menggantungkan TNI pada produk impor....

   Kompas  

[World] Buyan M Corvette

Kemampuannya setara Destroyer http://jakartagreater.com/wp-content/uploads/2015/10/SgsTJavJ8JuD0hTFoB1JAoXXXL4j3HpexhjNOf_P3YmryPKwJ94QGRtDb3Sbc6KY.jpgKorvet Buyan-M pertama, Astrakhan mulai dibangun pada bulan Februari 2005 di Almaz Shipyard di St. Petersburg dan sudah tugaskan ke Angkatan Laut Rusia pada Januari 2006. Korvet kedua, Volgodonsk diluncurkan pada Mei 2011.

Korvet dipamerkan ke publik selama pameran International Maritime Defence Show (IMDS-2011) di St Petersburg. Volgodonsk sudah disampaikan pada bulan Desember 2011 dan ditugaskan ke Angkatan Laut Rusia pada bulan Juni 2012.

Korvet ketiga, Makhachkala, mulai diluncurkan pada April 2012. Penyerahan kapal itu tertunda karena keterlambatan pemasangan meriam utama 100 mm. Makhachkala menyelesaikan percobaan laut pada Oktober 2012. Dan ditugaskan ke armada Caspian Flotilla pada Februari 2013.

Korvet keempat, Zelyony Dol dibangun pada bulan Agustus 2012. Dua korvet Grad Sviyazhsk dan Uglich, berhasil uji coba dan sudah bergabung dengan armada Kaspia pada bulan Juli 2014, sementara Korvet Veliky Ustyug mulai bertugas pada desember 2014.

Departemen Pertahanan Rusia memesan total sembilan korvet 21.631 Project (Buyan-M) untuk angkatan laut, dengan setidaknya enam kapal yang akan ditugaskan ke armada Caspian Flotilla. Sebuah varian ekspor yang dikenal sebagai Project 21.632 Tornado juga sedang direncanakan.

 Desain Buyan-M 

Buyan Class adalah korvet pesisir dan muara sungai yang dirancang oleh Zelenodolsk Design Bureau. Desain menggabungkan fitur stealth untuk mengurangi radar cross section. Arsitektur korvet yang fleksibel dan terbuka memungkinkannya untuk dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan masa depan.

Korvet memiliki panjang 62 m, lebar 9.6 m dan draft 2 meter. Berat Buyan-M sekitar 500 ton. Setiap korvet dapat menampung awak 29-36. Buyan-M sanggup beroperasi pada gelombang laut setara sea state enam dan dapat mengoperasikan persenjatannya dengan gelombang laut setara sea state empat.

 Persenjataan Buyan-M 

Korvet dipersenjatai dengan delapan peluncur rudal jelajah 3M54 Kaliber (SS-N-27). Meriam utama A-190 100 mm. Korvet juga dipersenjatai dengan sistem peluncuran roket multi (MRLS) A-215 Grad-M. Sistem ini dapat menembakkan 40 roket 122 mm terhadap sasaran di darat.

Pertahanan udara titik disediakan oleh dua CIWS AK-306 30 mm. Kemampuan pertahanan udara lainnya adalah empat tabung peluncur rudal Gibka 3M47 yang mampu menembakkan rudal anti pesawat Igla atau Igla-S. Buyan-M juga dipersenjatai senapan mesin 14.5 mm dan 7.62 mm.

 Radar Buyan-M 


Buyan mengintegrasikan radar pencari udara / permukaan Pozitiv-M, radar navigasi MR-231 dan radar sistem kontrol tembak 5P-10 Laska shipborne.

Peperangan elektronik Buyan-M terdiri dari dua PK-10 Shipborne Decoy Launching Systems Mounted yang dipasang dikedua sisi buritan belakang. PK-10 adalah sistem pengeluaran decoy jarak dekat yang dirancang untuk meningkatkan kemampuan pertahanan kapal. Sistem ini dapat meluncurkan sampai sepuluh decoy elektronik dan optronic untuk menipu rudal anti-kapal yang masuk.

 Mesin Dan Propulsi 


Buyan didukung oleh sistem propulsi ganda gabungan diesel dan diesel (CODAD). Sistem propulsi terdiri dari dua mesin diesel radial 56 silinder Zvezda M520 dan dua propulsi pompa jet. Penggunaan cor aluminium mampu mengurangi berat mesin. Mesin Buyan terdiri dari tujuh blok dengan delapan silinder.

Dilengkapi peredam kebisingan dan getaran dan daya manuver yang tinggi. Setiap mesin memberikan output daya maksimum 3,970kW di 2,000 rpm.

Sistem propulsi memberikan kecepatan maksimum 28 knot dan jangkauan 1.500 mil laut. Buyan-M memiliki daya tahan misi sepuluh hari.

 ♖ jakartagreater  

[Foto] Rusia Kerahkan Kereta Perang Iblis untuk Gempur Daesh

Helikopter Serang Mi-24

Helikopter MI-24 terbang rendah, heli tempur milik AU Rusia ini ditempatkan di Heymim dekat kota pelabuhan Suriah Latakia. Militer Rusia mengerahkan kekuatannya untuk menggepur militan ISIS. Suriah, 6 Oktober 2015. [Reuters]

Rusia Kerahkan Kereta Perang Iblis untuk Gempur ISIS

Pesawat heli MI-24 diparkir di salah satu pangkalan udara di Suriah. Heli MI-24 merupakan salah satu heli tempur terbaik, heli ini dikerahkan untuk melakukan gempuran serang darat dan misi dukungan tembakan. Suriah, 6 Oktober 2015. [Reuters]
Rusia Kerahkan Kereta Perang Iblis untuk Gempur ISIS

Seorang kru darat MI-24 mempersiapkan sebuah rudal air-to-ground, rudal ini digunakan untuk menyerang target di darat. MI-24 merupakan heli tempur yang sudah digunakan sejak perang Soviet-Afganistan, bahkan taliban menjuluki heli ini sebagai shaitan arba atau kereta perang iblis. Suriah, 6 Oktober 2015. [Reuters]
Rusia Kerahkan Kereta Perang Iblis untuk Gempur ISIS

Heli tempur MI-24 sangat ditakuti oleh militan taliban, karena kemampuan gempurnya yang tinggi dan sanggup mengangkut pasukan bersenjata pada bagian perut MI-24. Heli ini memiliki julukan lain yaitu buaya terbang, julukan tersebut didapat karena moncong MI-24 menyerupai buaya. Suriah, 6 Oktober 2015. [Reuters]
Rusia Kerahkan Kereta Perang Iblis untuk Gempur ISIS

MI-24 memiliki predikat combat proven atau teruji di medan perang, tercatat puluhan negara menggunakan MI-24. Salah satunya adalah Puspenerbad TNI-AD, daya angkut senjata dan tahan banting merupakan salah satu keunggulan dari MI-24. Suriah, 6 Oktober 2015. [Reuters]
  Tempo  

[World] Rusia Bantah Rudalnya Jatuh di Iran

Diberitakan Jatuh di IranPeluncuran rudal jelajah Rusia (REUTERS/Ministry of Defence of the Russian Federation/Handout via Reuters)

Beberapa misil yang diluncurkan dari kapal perang Rusia yang menargetkan Suriah, dikabarkan jatuh di Iran. Dua orang pejabat Amerika Serikat menyampaikan kabar tersebut kepada CNN, Kamis sore waktu setempat, atau Jumat (9/10) dini hari.

Pasukan dan intelijen AS yang memantau keberadaan kapal perang Rusia menyebut, setidaknya ada empat rudal yang terbang dan jatuh di Iran. Salah satu pejabat AS tersebut mengatakan kemungkinan adanya korban, namun sumber lain menyatakan belum dapat memastikan hal itu.

Hingga kini, belum dapat dipastikan di mana titik lokasi tempat jatuhnya rudal tersebut di Iran. Dengan keberadaan kapal perang Rusia yang berada di bagian selatan Laut Kaspia, kemungkinan besar membuat misil yang ditujukan ke Suriah itu melintas di atas Iran dan Irak.

Rusia telah menembakkan rudal baru mereka yang disebut dengan nama Kaliber untuk pertama kalinya di perang Suriah, saat ini.

Meski dua pejabat AS telah menyatakan adanya misil Rusia yang jatuh di Iran, namun kantor berita Iran, FARS, hingga kini mengaku belum menerima pernyataan resmi dari Iran atau Rusia yang membenarkan kabar tersebut.

Kemarin, Menteri Pertahanan Rusia, Sergey Shoigu, dalam pernyataannya di sebuah televisi Rusia, sempat menyampaikan kepada Presiden Vladimir Putin bahwa 26 rudal yang diluncurkan dari kapal perang mereka telah mengenai target, tanpa mengenai fasilitas umum.

Putin, kala itu, mengucapkan selamat atas keberhasilan senjata mereka.

Namun, belum dapat dipastikan apakah yang dimaksud Shoigu kala itu sama dengan rudal-rudal yang disebut oleh pejabat AS.

Sebelumnya, pada Selasa lalu, Menteri Pertahanan AS Ashton Carter telah mengeluarkan peringatan kepada Markas Besar NATO di Brussels bahwa Rusia akan menderita kerugian dengan ikut campurnya mereka di Suriah.

Carter juga telah mengeluarkan pernyataan dengan menyebut Rusia melakukan perilaku tidak profesional setelah pesawat tempur mereka melanggar wilayah angkasa Turki di awal pekan ini dan meluncurkan misil ke Suriah tanpa mengeluarkan peringatan. (meg)
Rusia Sangkal Rudalnya Jatuh di IranWarga Suriah mencari korban yang masih hidup di lokasi tempat dijatuhkannya rudal oleh Rusia di Kota Maasran, sebelah Selatan Idlib, Suriah, 7 Oktober 2015. (REUTERS/Khalil Ashawi)

Kementerian Pertahanan Rusia mengeluarkan pernyataan yang menyangkal pemberitaan yang mengatakan rudal yang diluncurkan Rusia ke Suriah telah mengenai Iran.

"Kami tidak melaporkan dengan mengutip sumber yang disamarkan, tapi kami bisa tunjukan rudal-rudal kami yang diluncurkan mengenai target dengan tampilan waktu nyata," tulis pihak kementerian tersebut seperti dikutip CNN.

Rusia menegaskan hal itu dengan mengingatkan bahwa mereka telah mengoperasikan drone di atas langit Suriah selama 24 jam, untuk memantau operasi.

Isi keterangan tersebut juga menyatakan bahwa meski kerabat mereka di AS, yakni di Pentagon dan Langley terkejut dan tampak tidak menyukai kedatangan Rusia di Suriah, namun Rusia memastikan bahwa serangan yang mereka lakukan beberapa hari belakangan ini dibuat dengan target untuk menghancurkan infrastruktur ISIS.

"Serangan kami kemarin dilakukan dengan perhitungan yang tepat ke infrastruktur ISIS di Suriah, dan itu mengenai target," sebutnya.

Menanggapi pernyataan Rusia tersebut, salah satu pejabat AS yang kerap menerima laporan intelijen, mengatakan kepada CNN, bahwa pernyataan Rusia itu dibuat oleh orang-orang yang dulu pernah menginformasikan kepada AS bahwa tidak ada tentara Rusia yang menyamar (little green men) di wilayah Krimea, sebuah semenanjung di ujung timur Eropa yang masuk ke dalam wilayah Ukraina.

Kala itu, pada akhirnya Moscow malah berhasil mengambil paksa wilayah Krimea.

Sampai saat ini, kantor berita Iran, FARS, juga belum dapat mengkonfirmasi tentang kabar jatuhnya misil Rusia ke tanah mereka.

Sebelumnya, dua pejabat AS mengungkapkan kepada CNN bahwa ada beberapa rudal Rusia yang ditargetkan menyerang Suriah, namun jatuh di wilayah Iran. Disebutkan setidaknya ada empat rudal yang jatuh di Iran.

AS meyakini, dari laporan intelijennya, dengan misil yang dimiliki Rusia, besar kemungkinan beberapa bangunan di Iran hancur dan mengenai warga sipil.

Walau demikian, belum dapat dipastikan di mana tepatnya rudal Rusia tersebut jatuh. Posisi kapal perang Rusia yang berada di Laut Kaspia, dianggap sangat mungkin membuat rudal-rudal yang ditembakkan ke Suriah itu melintas di atas wilayah Iran dan Irak. (meg)
Media Iran Tampik Rudal Rusia Jatuh di IranHingga kini, belum dapat dipastikan di mana titik lokasi tempat jatuhnya rudal tersebut di Iran. (© Google Map)

Kantor berita Iran, Fars News pada Kamis (8/10) menampik laporan bahwa rudal yang diluncurkan dari kapal perang Rusia untuk menghantam wilayah kelompok pemberontak di Suriah jatuh di wilayah Iran.

Fars News menulis bahwa Kementerian Pertahanan Iran menolak laporan yang menyatakan bahwa empat dari 26 rudal jelajah yang ditembakkan dari kapal perang Caspian mendarat di Iran.

Dikutip Fars News, Kementerian Pertahanan Iran menyebutkan laporan soal rudal Rusia jatuh di Iran merupakan upaya meluncurkan "perang psikologis" dari Barat.

Sementara, sumber di Kementerian Pertahanan Iran mengatakan kepada media Rusia, Sputnik, menyatakan pihaknya belum menerima laporan yang menunjukkan jatuhnya rudal Rusia di wilayah Iran. Laporan yang sama juga disebutkan di media Rusia lainnya, RT News.

Kementerian Pertahanan Rusia juga membantah laporan yang diberitakan di sejumlah media AS, dan menyatakan bahwa semua rudal Rusia mencapai target yang telah ditentukan.

"Tidak peduli seberapa tidak senang rekan-rekan kami di Pentagon dan Langley, faktanya adalah seluruh rudal yang diluncurkan dari kapal kami telah mengenai target," kata juru bicara kementerian Mayor Jenderal Igor Konashenkov.

Menteri Pertahanan Rusia, Sergey Shoigu mengumumkan pada Rabu (7/10) bahwa empat kapal perang Angkatan Laut Rusia telah menembakkan total 26 rudal pada posisi kelompok militan ISIS di Suriah.

Fars News menyebutkan media ini merilis sebuah video amatir yang menunjukkan rudal ditembakkan dari kapal perang Angkatan Laut Rusia di Laut Kaspia tengah meluncur ke langit wilayah Kurdistan Irak sebelum menghantam target mereka di Suriah.

"Empat kapal rudal di Laut Kaspia meluncurkan 26 rudal jelajah mengenai 11 target. Menurut data kontrol objektif, semua target hancur. Tidak ada obyek sipil yang mengalami kerusakan," kata Shoigu.

Menurut laporan Fars News, Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan telah bekerja sama dengan mitranya untuk merencanakan jalur peluncuran rudal, sehingga rudal hanya meluncur di daerah yang terpencil dan tidak menimbulkan bahaya bagi warga sipil.

Rudal yang ditembakkan Rusia, menurut laporan Fars News, meluncur sekitar 1.500 km sebelum mencapai target.

Fars menyebutkan empat kapal perang dari armada Kaspia terlibat dalam serangan rudal, yakni Dagestan, Grad Sviyazhsk, Uglich dan Veliky Ustyug. Mereka menembakkan rudal jelajah dari Kalibr NK (Klub) peluncur VLS. Rudal yang digunakan mampu memukul target dalam waktu 3 meter pada jarak hingga 2.500 km.

Sebelumnya, CNN memberitakan bahwa dua orang pejabat Amerika Serikat yang tidak disebutkan namanya, yang memantau keberadaan kapal perang Rusia menyebut, setidaknya ada empat rudal yang terbang dan jatuh di Iran. Salah satu pejabat AS tersebut mengatakan kemungkinan adanya korban, namun sumber lain menyatakan belum dapat memastikan hal itu.

Hingga kini, belum dapat dipastikan di mana titik lokasi tempat jatuhnya rudal tersebut di Iran. Dengan keberadaan kapal perang Rusia yang berada di bagian selatan Laut Kaspia, kemungkinan besar membuat misil yang ditujukan ke Suriah itu melintas di atas Iran dan Irak. (ama)
Rusia Luncurkan Rudal Tanpa PemberitahuanWarga mencari korban tewas di puing-puing reruntuhan bangunan di wilayah yang dibom Rusia di Suriah pada Rabu (7/10). (Reuters/Khalil Ashawi)

Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Ash Carter menyatakan peluncuran rudal jelajah Rusia yang menargetkan kelompok pemberontak Suriah pekan ini dilakukan tanpa memberikan pemberitahuan sebelumnya.

"Kami telah melihat perilaku yang semakin tidak profesional dari pasukan Rusia. Mereka melanggar wilayah udara Turki. Mereka menembak rudal jelajah dari laut Kaspia tanpa peringatan," kata Carter usai menghadiri pembicaraan pertahanan NATO di Brussels, Kamis (8/10) dikutip dari Reuters.

Moskow mengatakan pada Rabu (7/10) bahwa kapal perangnya menembakkan serangkaian rudal yang menargetkan kelompok pemberontak Suriah dari Laut Kaspia, melewati jarak hampir 1.500 km di atas Iran dan Irak untuk mencapai target mereka di Suriah.

Rusia menegaskan hal itu dengan mengingatkan bahwa mereka telah mengoperasikan drone di atas langit Suriah selama 24 jam, untuk memantau operasi.

Dikutip Fars News, Kementerian Pertahanan Iran menyebutkan laporan soal rudal Rusia jatuh di Iran merupakan upaya meluncurkan "perang psikologis" dari Barat.

Hingga kini, belum dapat dipastikan di mana titik lokasi tempat jatuhnya rudal tersebut di Iran. Dengan keberadaan kapal perang Rusia yang berada di bagian selatan Laut Kaspia, misil yang ditujukan ke Suriah itu memang melintas di atas Iran dan Irak.

Gedung Putih menolak mengomentari laporan tersebut dan Kementerian Luar Negeri AS menyatakan tidak dapat mengkonfirmasi informasi itu. (stu)

  ♘ CNN  

Jumat, 09 Oktober 2015

[Foto] Batch Baru Su34 Rusia

Pasangan ideal Su35 Su 34 [fotki yandex]

Perusahaan dirgantara Sukhoi telah mengirimkan batch baru pesawat bomber multiperan Su-34 kepada Kementrian Pertahanan Rusia sebagai bagian pesanan tahun 2015.

Menurut perusahaan, pesawat lepas landas dari lapangan terbang VPChkalov Novosibirsk Aircraft Plant menuju ke tempat penyebaran mereka.

Dalam laman resminya menyebutkan kontrak dengan Kementerian Pertahanan Rusia untuk pasokan Angkatan Udara Rusia hingga tahun 2020.

Dengan mesin ganda turbofan Lyulka AL-31FM1, pesawat mampu menjelajah sampai 4,000 km, dengan kecepatan maksimum 1,900 km/jam dan beban muatan 8 ton. Pesawat juga bisa diisi ulang bahan bakar diudara dengan persenjataan yang baru dan tepat. Mampu memburu target di darat, laut maupun udara dengan segala macam cuaca.

Sebagai tambahan, mempunyai sistem penjejak jarak jauh, sistem komunikasi modern, sistem pertukaran informasi dan sistem complex survival. Juga penambahan armour di kokpit dan sistem keamanan aktif. [airforce technology]

 Berikut foto Su 34 Fullback : 

Su-34 infographic

https://img-fotki.yandex.ru/get/4205/30348152.1db/0_89df1_b76e612d_orig
su-34 23
su-34 26
su-34 24

  ♘ Garuda Militer  

[RIP] Jenderal Senior Militer Iran Tewas di Suriah

Seorang komandan Garda Revolusi Iran, Jenderal Hussein Hamedani, dibunuh ISIS di Suriah. (Independent/Getty)

Jenderal Garda Revolusi Iran, Hossein Hamedani, dilaporkan tewas di dekat Kota Aleppo, Suriah, pada Kamis (8/10) malam.

Seperti dilansir Reuters, Hamedani merupakan veteran perang Irak pada 1980-1988. Ia dilantik menjadi wakil kepala komandan pasukan elit pada 2005.

Hamedani memegang peranan penting sebagai penasihat bagi tentara Suriah dalam upaya penggempuran kelompok militan ISIS.

"Selama bertahun-tahun, Hamedani memegang peranan penting di Suriah sebagai penasihat. Ia memegang peranan penting dalam mencegah jatuhnya Damaskus. Ia kemudian pulang ke rumah setelah bertugas," ujar seorang pejabat Iran, Esmail Kosari.

Menurut Kosari, Hamedani sebenarnya sudah menyelesaikan tugasnya di Suriah dan kembali ke Iran. "Ia kembali ke Suriah untuk beberapa hari karena pengetahuannya yang mendalam mengenai wilayah tersebut dan ia menjadi martir di Suriah," kata Kosari.

Iran memang merupakan sekutu regional dari Presiden Suriah, Bashar al-Assad. Selama empat tahun perang sipil di Suriah, Iran memberikan dukungan militer dan ekonomi.

Namun, Iran menyangkal menerjunkan pasukan militer ke Suriah. Mereka mengaku hanya memberikan dukungan berupa penasihat bagi militer Suriah untuk menumpas teroris.

Setelah Rusia melancarkan serangan udara di Suriah untuk membela pemerintahan Assad, Iran akhirnya menurunkan personelnya ke tengah perang sipil tersebut.

Menurut dua sumber militer Libanon, ratusan tentara Iran sudah tiba di Suriah. Mereka angkat senjata bergabung dengan pasukan Assad dan sekutunya dari Hizbullah, Libanon, milisi Syiah Irak, sementara Rusia akan mendukung dari udara.

Di Suriah sendiri, koalisi di bawah komando Amerika Serikat sudah melancarkan serangan untuk melawan ISIS.

AS dan Rusia satu visi dalam penggempuran ISIS. Namun, AS tak sependapat dengan dukungan Rusia terhadap pemerintahan Bashar al-Assad. Menurut AS, Assad adalah dalang dari segala masalah di Suriah.

AS pun menuding bahwa serangan udara Rusia lebih banyak mengenai basis kelompok pemberontak Suriah ketimbang ISIS. (stu)

  ♘ CNN  

Tahun depan Indonesia beli pesawat terbang pemadam kebakaran

Beriev Be-200

Sejak 1997, kebakaran hutan dan lahan menggelayuti udara Indonesia. Mengatasi itu, pemerintah berencana membeli pesawat terbang amfibi pemadam kebakaran dengan kapasitas besar.

"Minimal tiga pesawat yang memiliki kapasitas besar, minimal dapat menjatuhkan air minimal 12 ton," kata Presiden Joko Widodo saat meninjau lokasi bekas kebakaran lahan, di Desa Rimbo Panjang, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Riau, Jumat.

Anggaran membeli pesawat terbang khusus yang bisa difungsikan untuk keperluan lain-lain itu akan dibahas bersama DPR.

Sebetulnya, jajaran produk pesawat terbang amfibi ataupun konvensional untuk memadamkan kebakaran ini cukup banyak, di antaranya Canadair CL-215 (kapasitas 4.900 liter/amfibi) dan Bombardier CL-415 (6.410 liter/amfibi) buatan Kanada, dan Beriev Be-200 (12.010 liter/amfibi) buatan Beriev, Rusia, BAe 146 (11.000 liter) dari British Aerospace, Inggris.

Juga C-130 Hercules (11.000 liter) atau L-188 Electra (11.000 liter) dari Lockheed, Amerika Serikat, atau terbesar Evergreen 747 Supertanker (78.000 liter) dari Evergreen, Amerika Serikat.

Untuk pesawat terbang amfibi, dia bisa difungsikan juga sebagai pesawat transport, intai, dan sebagainya, selain memadamkan api. Dia bisa dikaryakan di darat, pesisir dan danau, hingga sungai-sungai besar.

Pada 2013, Indonesia pernah menyewa dua unit Be-200 senilai 5,4 juta dolar Amerika Serikat untuk memadamkan asap di Pulau Sumatera dan Pulau Kalimantan. Walau selintas mahal, namun mereka sangat efektif dan menghemat banyak waktu dalam operasi pemadaman api.

Sementara ini, pesawat terbang dari negara sahabat yang membantu memadamkan api telah tiba, di antaranya helikopter berat CH-47 Chinook dari Singapura. Dengan bantuan internasional itu, pemerintah menargetkan dua pekan ke depan api sudah padam.

Sudah ada beberapa negara sanggup memberi bantuan, yakni Singapura, Malaysia, Korea, Rusia, Australia, dan China.

  ♘ antara  
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...