Namun ancaman yang mengintai kedaulatan wilayah RI cukup tinggiJet tempur F-35 yang sedang mengudara. (iStockphoto/rypson) ☆
Pengamat pertahanan militer yang juga Peneliti senior Marapi Consulting & Advisory Beni Sukadis menilai larangan Indonesia membeli jet tempur F-35 tak akan menimbulkan pengaruh signifikan.
Pasalnya, menurut Beni, belum ada urgensi bagi Indonesia untuk memiliki jet tempur buatan Lockheed Martin generasi termutakhir tersebut.
"Tidak akan terjadi apa-apa buat RI (jika tidak beli F-35)," kata Beni saat dimintai keterangan melalui pesan singkat oleh CNNIndonesia.com, Kamis (5/11).
Di samping itu, Beni menilai pemerintah AS memiliki hitung-hitungan sendiri dengan tak mengizinkan RI membeli F-35. Salah satunya, dengan menawarkan alternatif jet tempur lain yang bisa diboyong ke nusantara.
"AS tetap tolak, tapi tawaran F-16 viper, namun dalam negosiasi, kelihatannya AS berupaya memberikan jalan keluar dengan menawarkan F-15, setingkat di atas F-16V," kata dia.
Selama ini, keinginan Indonesia untuk memenuhi Minimum Essential Force (MEF) fase ketiga sepanjang 2019-2024 memang cukup tinggi.
Itulah yang kemudian membuat Menteri Pertahanan Prabowo Subianto gencar mengajukan penawaran untuk membeli berbagai alat utama sistem persenjataan canggih dari berbagai negara, termasuk dari Amerika Serikat.
Di samping, memperkuat alutsista sendiri sudah digadang-gadang Prabowo kala menjadi calon presiden dalam Pilpres 2019 lalu.
Rencana pembelian Sukhoi yang terbaru dari Rusia sejauh ini belum ada titik terang, kemudian Prabowo juga sempat melawat ke Austria dan Prancis untuk membidik alutsista baru bagi TNI.
"Sebenarnya SU 35 dari Rusia [itu tergolong canggih]. Cuma kan belum jelas soal kelanjutannya. Kemudian Rafale Perancis yang masih dalam masa penjajakan," kata dia.
Diakui Beni, kebutuhan mendapatkan kekuatan alutsista baru--salah satunya dengan ambisi mendapatkan F-35--itu diperlukan karena ancaman yang mengintai kedaulatan wilayah RI cukup tinggi.
"Indonesia merasa ada potensi ancaman dari Utara sehingga perlu alutsista yang punya efek penggentaran (deterrence) atas ancaman tersebut," kata Beni.
Titik utara yang dimaksud Beni adalah situasi di Laut China Selatan, di mana China tengah berambisi untuk mengakuinya sebagai bagian teritorialnya. Di sisi lain, Amerika Serikat bahkan Australia pun turut terjun di kawasan laut tersebut untuk menghalau pengaruh China.
"Tentunya pesawat yang canggih dianggap memillki keunggulan dari segi senjata dan lain-lain," kata Beni.
Sebelumnya, Duta Besar Indonesia untuk AS, Muhammad Lutfi mengatakan soal penolakan Amerika terkait keinginan Prabowo memboyong F-35 ke Tanah Air.
F-35 sendiri merupakan pesawat generasi ke-5 atau produk terbaru dari jet tempur seri F buatan Lockheed Martin.
Oleh karena itu, kata Luthfi, Indonesia perlu memiliki seri 4 dan 4,5 terlebih dahulu sebelum dapat memboyong jet tempur tersebut dari AS.
(tst/kid)
⚓️ Setelah Transfer Teknologi 30FFM destroyer, Jepang menawarkan desain destroyer baru ke Indonesia [Navy Recognition]
Pemerintah Jepang sedang mempromosikan rencana untuk mengekspor kapal pengawal Pasukan Bela Diri Maritim (MSDF) ke Indonesia.
Hal ini terungkap dari penjelasan pejabat kedua negara, melalui diskusi via zoom Menhankam Jepang dan Indonesia, Senin (2/11/2020) lalu jam 18.30 waktu Jepang selama 30 menit.
"Indonesia akan mengimpor empat kapal pengawal (fregat) dari Jepang dan telah menginformasikan pihak Jepang bahwa mereka ingin membangun empat kapal fregat Jepang di Indonesia setelah transfer teknologi, dan kedua negara kini sedang melanjutkan diskusi mengenai hal ini," ungkap sumber Tribunnews.com, Rabu (4/11/2020).
Kapal pengawal (fregat) yang diekspor oleh Jepang, jenis "30FFM", yang baru akan diperkenalkan ke Pasukan Bela Diri Maritim pada tahun 2022, sedang dibahas kementerian pertahanan lebih lanjut.
Kapal perusak atau destroyer atau fregat Jepang 30FFM yang akan dibeli 4 unit oleh Indonesia]
Kapal 30FFM adalah kapal pengawal yang dapat digunakan untuk berbagai operasi seperti memindahkan ranjau menggunakan pesawat tanpa awak, dan total ekspor diperkirakan mencapai 300 miliar yen, untuk 4 unit kapal tersebut.
Jika kontrak Indonesia dengan Jepang terealisasi, itu akan menjadi kasus pertama Jepang mengekspor kapal pengawal ke negara lain.
"Kita percaya bahwa menjual kapal pengawal ke Indonesia akan membantu menahan China, yang memperluas kegiatan ekspansi lautnya, dan menstabilkan situasi di kawasan Asia," tambahnya.
Renstra TNI AL 2020-2024Ilustrasi peluncuran UAV Lapan di KRI TNI AL [LAPAN] ☆
Kabar baik datang dari dunia militer Indonesia. Asisten Operasi Kepala Staf Angkatan Laut (Asops KSAL) Laksda TNI Didik Setiyono menyebut ke depannya drone akan dimanfaatkan sebagai salah satu bagian daripada kekuatan TNI Angkatan Laut (AL).
Hal itu disampaikan Didik dalam Seminar Maritim Seskoal Tahun 2020 bertajuk "Membangun Kembali Budaya Maritim Indonesia melalui KKI dan SPMI yang ditayangkan daring, Selasa (3/11/2020).
"Penggunaan teknologi drone apakah akan diterapkan di TNI AL? Bahwasanya betul drone akan diterapkan di Angkatan Laut," kata Didik.
Lebih lanjut disebutkan Didik, hasil dari likuidasi dan validasi organisasi baru di tubuh TNI AL yang membuat jabatan Danpuspenerbal akan dijabat oleh Perwira Tinggi Bintang Dua berdampak pada pembentukan Divisi Drone nantinya. Hal itu pun tertuang dalam rencana strategis (Renstra) TNI AL Tahun 2020-2024.
"Dengan adanya validasi organisasi Puspenerbal yang dipimpin bintang dua, salah satunya akan dibentuk divisi drone. Ini yang disiapkan dalam Renstra 2020-2024," tuturnya.
Dia menuturkan, pengadaan drone dapat dimasukan ke dalam bagian alutsista. Menurutnya, bilamana membahas drone, bisa dilihat dari dua sudut pandang, yaitu masa perang dan masa damai.
"Dalam masa perang bisa kita jadikan sebagai kepanjangan mata dan telinga sebagaimana fungsi pesawat yang saat ini masih kita gunakan. Kalau masa damai kita bisa gunakan untuk patroli membantu kapal-kapal dan drone untuk memberikan informasi kepada kami bahwa di sana ada pelangggaran, di sana ada aktivitas dan lain-lain," tuturnya.
Pesawat P-8 Poseidon
Terkait penguatan alutsista di tubuh TNI AL, Didik menjekaskan pihaknya juga telah mengajukan pengadaan kepada Kementerian Pertahanan (Kemhan) terkait dengan pesawat mata-mata P-8 Poseidon. Akan tetapi, pengadaan tersebut belum pasti disetujui oleh pemerintah.
"Kemarin ada diskusi di Mabesal bahwa TNI AL itu membutuhkan pesawat P-8 Poseidon dan kita sudah sampaikan ke Kementerian Pertahanan dan kita nanti akan melaksanakan 4 tahap. Apakah nanti disetujui atau tidak, tetapi Angkatan Laut sudah menginisiasinya," katanya.
⚓️ Rencanakan Kerja Sama Pertahanan Kemhan RI Prabowo Subianto bersama dengan Duta Besar (Dubes) Kerajaan Denmark untuk Indonesia H.E. Lars Bo Larsen [Kemhan RI]
Menteri Pertahanan Republik Indonesia (Menhan RI) Prabowo Subianto baru saja mendapatkan kunjungan kehormatan Duta Besar (Dubes) Kerajaan Denmark untuk Indonesia H.E. Lars Bo Larsen, Selasa 3 November 2020 di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta.
Dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Kemhan RI, kunjungan itu untuk memperkenalkan diri sehubungan tugas barunya sebagai Dubes Denmark untuk Indonesia, sekaligus agar mempererat dan meningkatkan hubungan dan kerjasama bilateral Indonesia dan Denmark yang sudah terjalin sangat erat.
Kepala Biro Humas Setjen Kemhan Brigjen TNI I. E. Djoko Purwanto, S.E., M.M., menjelaskan bahwa pertemuan Menhan RI dan Dubes Denmark menjadi kesempatan yang baik bagi kedua pihak untuk membicarakan peningkatan kerjasama kedua negara khususnya di bidang pertahanan.
Menhan RI menyampaikan ucapan selamat datang dan bertugas di Indonesia kepada H.E. Lars Bo Larsen selaku Dubes Kerajaan Denmark yang baru, diharapkan kerjasama kedua negara akan semakin terus meningkat.
Menurut Menhan RI pentingnya untuk meningkatkan kerjasama Indonesia dan Denmark khususnya di bidang ekonomi dan kerjasama di bidang industri pertahanan yang saling menguntungkan bagi kedua negara.
Ilustrasi Iver Huitfeldt class, diberitakan akan diakuisisi TNI AL [istimewa]
Untuk itu, diharapkan kedepan kedua negara melalui Kementerian Pertahanan masing-masing dapat duduk bersama membicarakan dan membahas dokumen kesepakatan kerjasama pertahanan, sebagai payung hukum bagi upaya peningkatan kerjasama di berbagai bidang khususnya industri pertahanan.
Terkait kerjasama industri pertahanan, kedua negara memiliki peluang kerjasama pengembangan dan produksi bersama dalam pembuatan kapal – kapal perang untuk memperkuat dan memenuhi kebutuhan Alutsista TNI AL.
Turut mendampingi Menhan RI pada kesempatan tersebut sejumlah pejabat Kemhan antara Wamenhan RI Sakti Wahyu Trenggono, Sekjen Kemhan Marsdya TNI Donny Ermawan Taufanto, M.D.S., Dirjen Strahan Kemhan Mayjen TNI Dr. rer. pol. Rodon Pedrason, M.A., Dirjen Renhan Kemhan Mayjen TNI Budi Prijono dan Kabalitbang Kemhan Marsda TNI Julexi Tambayong.
Selanjutnya, turut pula Dirjen Pothan Kemhan Mayjen TNI Dadang Hendra Yudha, Kabaranahan Kemhan Marsda TNI Yusuf Jauhari, S.Sos., M.Eng. dan Karo TU Setjen Kemhan Brigjen TNI Rui FGP Duarte.***
⚓️ Plans to Export MSDF Destroyer to Indonesia Japan is considering to export the Maritime Self-Defense Force's destroyer to Indonesia [Japan MoD]
Japan plans to export Maritime Self-Defense Force destroyers to Indonesia, The Yomiuri Shimbun has learned from government-related sources in both countries.
If realized, it would be the first time for Japan to export destroyers and is expected to be the largest export of Japanese defense equipment. The move is also likely to further the development of Japan’s “free and open Indo-Pacific” vision.
According to the sources, possible destroyers to be exported to Indonesia include the 30FFM, which Japan is planning to put into commission in 2022. The destroyer can perform various functions such as mine removal using unmanned aircraft.
Indonesia has told Japan that it wants to import four ships and construct four more ships in Indonesia through technology transfers. The project is expected to be worth about ¥300 billion.
The Indonesian government is working to strengthen its naval strength, being wary of Chinese ships sailing in its exclusive economic zone (EEZ) near the Natuna Islands in the South China Sea. The Japanese government believes that the export of destroyers will be a warning to China and bring stability to surrounding waters.
30FFM destroyer [Navy Recognition]
Prime Minister Yoshihide Suga visited Indonesia in late October and agreed with Indonesian President Joko Widodo to proceed with talks on a bilateral agreement on defense equipment and technology transfer to enable Japan to export defense equipment.
Senior officials of the MSDF had visited Indonesia in late September with officials from Mitsubishi Heavy Industries Ltd., the main manufacturer of the 30FFM destroyer. On Monday, the defense ministers of the two countries held a videoconference.
Japan has its “three principles on transfer of defense equipment and technology” in which exports of defense equipment are limited to those that contribute to peace or national security. Based on this, the government will hold talks with Indonesia on the export of destroyers.
Indonesia has also received a proposal from an Italian shipbuilding company and has indicated its intention to decide on a contractor after considering the price and the participation of domestic companies.
In August, the Japanese government allowed the export of its air defense radar to the Philippines, its first export of defense equipment. It is also proposing exports to Vietnam, Malaysia and India, believing the expansion of sales channels is important for maintaining the domestic defense industry.
⚓️ Nggak Mau Satu, Megawati Minta Menhan Prabowo Borong Kapal Perang dari PT PAL Sepuluh Unit Sekaligus Ilustrasi Iver Huitfeldt class [Toats Master]
Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri meminta Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo membeli kapal perang dari PT PAL.
PT PAL sendiri merupakan BUMN strategis yang membawahi pembuatan kapal perang untuk angkatan perang Indonesia.
PAL juga membuat kapal niaga untuk tujuan komersil.
Mega kemudian meminta Prabowo membeli saja dari sana daripada beli dari luar negeri.
"Aku ngomong sama Pak Prabowo, kita berdua jadi ketawa-ketawa. Aku bilang 'alah-alah, mas-mas, mbok disuruh, Pindad sama PAL bikin dulu, buat negeri sendiri ngono lho," ujar Megawati seperti dikutip zonajakarta.com dari RRI, Selasa (3/11/2020).
Mega juga mengatakan belinya jangan satu namun sepuluh unit sekaligus.
"Pesen kapal ojo (jangan) siji (satu), (tapi) sepuluh'," kata Megawati saat bertemu Prabowo dalam acara virtual Rapat Koordinasi Bidang Kebudayaan DPP & DPD PDIP Se-Indonesia, Sabtu (31/10/2020) lalu.
Ia sendiri secara khusus meminta agar Prabowo memaksimalkan industri pertahanan dalam negeri.
Caranya tentu mengorder berbagai macam persenjataan dari PT PAL, Pindad dan Dirgantara Indonesia untuk melindungi kedaulatan negara.
Dikutip dari Janes, KRI milik TNI AL masih jauh dari kata cukup memenuhi kebutuhan penjagaan laut Indonesia.
Lantas banyak juga kapal-kapal tua milik TNI AL misalnya LST kelas Frosch, Ahmad Yani class, Parchim class hingga penyapu ranjau kelas Condor.
Namun TNI AL juga mendapat asupan kapal baru macam Martadinata Class, Bung Tomo Class dan Nagapasa class.*
✈️ Dari blok 32 Dan 72✈️ Pesawat TNI AU [TNI AU]
Amerika Serikat dilaporkan belum berkenan menjual pesawat tempur F-35 kepada Indonesia. AS meminta Indonesia memiliki jet tempur generasi 4 dan 4.5 sebelum memiliki F-35 yang merupakan jet generasi 5.
Duta Besar Indonesia untuk AS Muhammad Lutfi mengatakan AS menawarkan Indonesia untuk membeli jet tempur generasi 4, yakni F-16 C/D Blok 32 sebagai peningkatan dari F-16 versi AB yang dimiliki Indonesia saat ini.
Sedangkan untuk jet tempur generasi 4.5, AS menawarkan Indonesia untuk membeli F-16 Block 72.
F-16 Blok 32
✈️ Pesawat F16 TNI AU [TNI AU]
Melansir F-16 net, F-16 Blok 32 merupakan varian F-16 yang menggunakan mesin turbofan Pratt & Whitney F100-PW-220. Seperti Block 30, F-16 Block 32 dapat membawa sejumlah persenjataan, misalnya rudal anti pesawat AGM-45 Shrike, serta rudal udara ke permukaan AGM-88A HARM dan AGM-65 Maverick.
Manufaktur F-16 Blok 32 dimulai pada Januari 1986, dengan pengiriman pertama dilakukan pada Juli 1987. Produksi F-16 Blok 32 berakhir pada 1989. Selain digunakan angakatan udara AS, F-16 Blok 32 dimiliki Turki, Israel, Yunani, Mesir, dan Korea Selatan.
F-16 Blok 32 memiliki lebar sayap 9,4 meter, panjang 14,9 m, dan tinggi 4,8 m. Pesawat itu mampu terbang dengan kecepatan maksimum 1.247 mph (Mach 1,89) pada 40.000 kaki. Radius taktis 360 mil dan jangkauan maksimum 2.450 mil dengan bahan bakar eksternal maksimum.
F-16 Blok 72
✈️ Pesawat F16V dengan warna TNI AU [Lockheed Martin]
Melansir Lockheed Martin, F-16 Blok 72 adalah versi terbaru dari F-16 yang diklaim menghadirkan teknologi mutakhir. F-16 Blok 72 menyediakan kemampuan tempur canggih dalam paket yang dapat diskalakan dan terjangkau.
Inti dari konfigurasi F-16 Block 72 adalah radar Active Electronically Scan Array (AESA), subsistem avionik berbasis commercial off-the-shelf (COTS), layar resolusi tinggi dalam format besar, serta data berkecepatan tinggi dan bervolume tinggi.
Kemampuan operasional F-16 Block 72 ditingkatkan melalui Link-16 Theater Data Link, Sniper Advanced Targeting Pod, senjata canggih, navigasi GPS presisi, dan Sistem Penghindaran Tabrakan Tanah Otomatis (Auto GCAS).
F-16 Block 72 juga memiliki radar APG-83 AESA Northrop Grumman yang memberikan kesadaran situasional lebih besar, fleksibilitas, dan penargetan segala cuaca yang lebih cepat. APG-83 memberi pilot detail area target yang belum pernah terjadi sebelumnya dan tampilan peta digital yang dapat disesuaikan dengan fitur perubahan kecepatan dan zoom.
APG-83 memberi F-16 kemampuan radar tempur Generasi ke-5 dengan memanfaatkan kesamaan perangkat keras dan perangkat lunak dengan radar F-22 dan F-35 AESA.
Pesawat ini dilengkapi dengan Sistem Peperangan Elektronik (EW) Pertahanan Terintegrasi Terintegrasi Lanjutan (AIDEWS). Sistem EW internal itu sepenuhnya terintegrasi dengan subsistem avionik lain dan memberi pilot kesadaran situasional yang kuat dengan Radar Warning Receiver digital dan kemampuan gangguan aktif yang kuat.
Sistem EW ini juga mewakili teknologi digital EW paling modern yang tersedia, memberikan perisai elektronik yang aman terhadap rudal anti-pesawat dan ancaman dari radar musuh.
Fitur utama lain dari konfigurasi F-16 Block 72 adalah Center Pedestal Display (CPD) baru yang memberikan citra taktis kritis kepada pilot pada layar 6x8 inci resolusi tinggi. Tampilan resolusi tinggi memungkinkan pilot untuk memanfaatkan sepenuhnya data AESA dan Targeting Pod.
F-16 Blok 72 memiliki panjang 15 m, tinggi 5 m, dan lebar sayap 9,4 m. Pesawat itu diklaim memiliki kecepatan terbang 1.500 mph (March 2+).
CPD baru memungkinkan peta bergerak berwarna, lebih besar dan lebih mudah untuk mengelola situasi udara-ke-udara, fungsi zoom dengan kemampuan untuk mengalihkan informasi di antara tampilan, dan tampilan digital dari Data Instrumen Penerbangan. CPD juga kompatibel dengan Night Vision Imaging System (NVIS).
F-16 Blok 72 memastikan dapat terbang dan bertarung hingga tahun 2045 dan seterusnya. Angkatan Udara AS resmi memperpanjang masa pakai F-16 menjadi 12.000 jam, jauh melampaui masa pakai desain asli 8.000 jam.
Biaya pengoperasian F-16 Blok 72 diklaim 30-40 persen lebih murah dibandingkan platform Generasi ke-4.
(jps/eks)
⚓️ Siap dioperasikan TNI AL KRI IGN 332 latihan bersama Sukhoi [TNI AL]
PT PAL Indonesia (Persero) merampungkan proses pengintegrasian sistem sensor dan senjata (Sewaco) kapal perang KRI I Gusti Ngurah Rai-332 yang dilakukan di fasilitas produksi Divisi Kapal Perang, serta langsung melaksanakan seremoni penyerahan Fitted For But Not With (FFNBW) kepada Kementerian Pertahanan.
Direktur Pembangunan Kapal PT PAL Indonesia (Persero) Turitan Indaryo di Surabaya, Selasa mengaku bersyukur, meski dalam kondisi pandemi COVID-19, PT PAL Indonesia dapat merampungkan proses pengintegrasian, serta dengan segala tantangannya proyek FFBNW PKR (Perusak Kawal Rudal) KRI I Gusti Ngurah Rai-332 dapat diserahkan setelah melalui rangkaian uji coba yang telah memenuhi persyaratan.
"PT PAL Indonesia (Persero) mengucapkan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan oleh Kementerian Pertahanan RI dalam Proyek FFBNW PKR KRI I Gusti Ngurah Rai-332," kata Turitan, dalam keterangan persnya.
Fitted For But Not With (FFBNW/ sistem atau senjata yang diintegrasikan belum dipasangkan atau dipasang sebagian, pemasangan selengkapnya nanti sesuai kebutuhan).
Ia menjelaskan, proyek FFBNW Kapal PKR terbagi dalam empat segmen pengerjaan yaitu persiapan, pemasangan (install), integrasi sistem dan pengujian, serta SAT dan delivery.
KRI I Gusti Ngurah Rai-332 mempunyai panjang total 105,11 meter dan berat 2.365 ton, serta merupakan kapal perang kelas light fregat atau perusak kawal rudal (PKR) yang dilengkapi dengan sistem persenjataan meriam utama 76 mm, dan dipersenjatai dengan sistem rudal permukaan ke udara (SAM), sistem pertahanan diri (Close in Weapon System-CIWS) 35 mm, sistem pelontar torpedo, dan sistem rudal permukaan ke permukaan (SSM).
KRI I Gusti Ngurah Rai- 332 juga memiliki kemampuan peperangan elektronik melalui sistem Electronic Counter Measure (ECM) dan Electronic Support Measure (ESM) yang telah terintegrasikan dalam Combat Management System (CMS) yang dimiliki KRI I Gusti Ngurah Rai-332 pada HUT ke-75 TNI.
"Investasi tersebut tidak hanya berupa barang yang terlihat (tangible) seperti peralatan dan fasilitas, namun juga pada hal-hal strategis yang tak kasat mata (intangible) seperti keahlian dan penguasaan teknologi," kata Turitan, menjelaskan.
Sementara nama KRI I Gusti Ngurah Rai-332 diambil dari nama Pahlawan Nasional asal Bali I Gusti Ngurah Rai yang memimpin pasukan bernama "Ciung Wanara" melakukan pertempuran terakhir dikenal dengan nama Puputan Margarana melawan Belanda pada 20 November 1946.
Dengan nama tersebut KRI I Gusti Ngurah Rai-332 diharapkan dapat mewarisi ruh pantang menyerah serta keberanian I Gusti Ngurah Rai dalam mempertahankan wilayah NKRI.
"Dengan selesainya proyek FFBNW KRI I Gusti Ngurah Rai-332 maka statusnya meningkat dari laik layar menjadi laik tempur serta mampu melaksanakan tugas pokok yang diembannya, seperti Anti Air Warfare, Anti Surface Warfare, Electronic Warfare, Naval Gun Fire Support, serta Naval Diplomacy untuk semakin memperkuat TNI Angkatan Laut dalam menjalankan tugasnya menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia," kata Turitan.
Sementara itu, seremoni delivery FFBNW diterima Kapuskod Baranahan Kementerian Pertahanan Laksma TNI Yos Sumiarsa, yang kemudian diserahkan simbolis kepada TNI AL untuk dioperasionalkan yang diterima oleh Aslog KASAL Laksma TNI Puguh Santoso.
Acara penyerahan, dihadiri sejumlah pejabat tinggi di lingkungan Kementerian Pertahanan, Mabes TNI, Mabes TNI AL, dan Damen Schelde Naval Shipbuilding (DSNS) dengan menerapkan protokol kesehatan ketat.
KRI I Gusti Ngurah Rai-332 merupakan kapal PKR kedua bersama KRI Raden Eddy Martadinata-331 yang dioperasikan oleh TNI AL.
Kapuskod Baranahan Kemhan Laksma TNI Yos Sumiarsa dalam sambutannya menyebut bahwa dengan selesainya proyek FFBNW, KRI I Gusti Ngurah Rai-332 siap dioperasikan sesuai dengan fungsi asasinya sebagai kapal kombatan.
Pada kesempatan yang sama Aslog KASAL Laksma TNI Puguh Santoso mengatakan, proyek FFBNW PKR KRI I Gusti Ngurah Rai-332 merupakan implementasi dari program kebangkitan industri pertahanan dalam negeri.
"Proyek FFBNW PKR KRI I Gusti Ngurah Rai- 332 adalah salah satu upaya Kementerian Pertahanan RI dalam menyelaraskan MEF guna mempercepat pembangunan kekuatan pokok komponen pertahanan menuju postur TNI AL," katanya.
Dalam pertemuan kedua menteri pertahananMenteri Pertahanan Jepang Nobuo Kishi dan Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto (kanan). (NHK) ☆
Menteri Pertahanan Jepang Nobuo Kishi untuk pertama kalinya melakukan pertemuan resmi lewat zoom dengan Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto, Senin (2/11/2020).
Dalam pertemuan yang berlangsung selama 30 menit, Nobuo Kishi dan Prabowo Subianto menyepakati pengalihan alutsista kedua negara.
"Penguatan kerja sama di bidang keamanan, alutsista akan dibahas lebih lanjut di antara otoritas pertahanan kedua negara dalam waktu dekat mendatang," kata Menteri Kishi.
Kedua menteri sepakat untuk membahas relokasi dan promosi kerja sama teknis di bidang pertahanan kedua negara, ungkap sumber Tribunnews.com Selasa (3/11/2020).
.
Perbincangan antara Menteri Pertahanan Kishi dan Menteri Pertahanan Prabowo berlangsung sekitar 30 menit mulai pukul 18.30 waktu Jepang, Senin (2/11/2020).
.
Kishi pun mengunkapkan niatnya untuk menentang upaya sepihak mengubah status quo dengan latar belakang kekuasaan khususnya mengenai China yang sedang memperkuat ekspansi lautnya di Laut China Timur dan Laut China Selatan dengan caranya sendiri.
"Kami menegaskan akan mendorong kerja sama pertahanan menuju terwujudnya Indo-Pasifik yang terbuka dan bebas," katanya.
Kemudian, berdasarkan pertemuan puncak antara Perdana Menteri Yoshihide Suga dan Presiden Jokowi tanggal 20 Oktober 2020, akan diadakan pembahasan antara otoritas pertahanan untuk mempromosikan pengalihan alutsista dan kerja sama teknis.
Demikian pula pertemuan tingkat menteri bidang luar negeri dan pertahanan.
"Kita sepakat untuk bekerja sama untuk acara pertemuan 2 + 2 dalam waktu dekat ini," katanya.
Kerahkan 3000 prajurit dan 163 Alat TempurLatihan militer TNI AD [penkostrad]
TNI Angkatan Darat dalam beberapa hari kedepan akan melaksanakan latihan militer yang dinamakan Latihan Taktis Antar Kecabangan (Lattis Ancab) Kartika Yudha TA 2020. Latihan militer kali ini akan dilaksanakan di Baturaja, Lampung, Sumatera Selatan.
Tidak tanggung-tanggung, hampir 3000 prajurit dari berbagai satuan tempur TNI AD akan ikut terlibat dalam latihan besar-besaran bulan November ini.
Tidak hanya itu, latihan tempur di bawah komando Komandan Kodiklat TNI Angkatan Darat (Kodiklatad) Letjen TNI AM.Putranto ini akan mengerahkan 163 alat perang TNI dari berbagai jenis persenjataan.
"Alutsista TNI AD yang dikerahkan dalam latihan ini yaitu Tank Leopard, Tank AVLB, Tank ARV, Ranpur Marder, Ranpur M 113 A1, Ranpur Anoa, Meriam 23mm/GB, Meriam 76 mm, Meriam 105 mm, Meriam 155 mm, Roket Astros, Heli MI 35, Heli MI 17, Heli Bell 412, dan Mortir 81," kata Panglima Kolinlamil Laksda TNI Irwan Achmadi yang bertanggung jawab atas embarkasi ranpur pendukung Lattis Ancab TNI AD dalam keterangan tertulis yang diterima VIVA Militer, Selasa malam, 3 November 2020.
Bahkan, lanjutnya, Kolinlamil sebagai Komando Tugas Gabungan Pendaratan Administrasi (Kogasgabratmin) telah melibatkan sejumlah kapal perang atau KRI dari Koarmada I, Koarmada II, pasukan Marinir dan Puspenerbal dari TNI AL sebagai pendukung dalam dalam latihan operasi pendaratan kali ini.
Sarana pendukung yang akan diturunkan diantaranya adalah 8 KRI unsur Angkut, 5 KRI unsur Lindung, 1 KRI penyapu ranjau, 1 heli bell dan 1 heli Panther.
"Kesemuanya melaksanakan operasi dukungan angkutan laut militer yang merupakan bagian dari tugas pokok Kolinlamil, yaitu pergeseran personel dan material untuk operasi militer perang (OMP) dan operasi militer selain perang (OMSP)," ujarnya.
Sebagaimana telah diberitakan VIVA Militer sebelumnya, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa dalam acara Rapat Paparan Lattis Ancab Tahun 2020 di Mabesad pekan lalu menyatakan, Latihan Taktis Antar Cabang TNI AD tahun 2020 yang akan dilaksanakan bulan November ini akan meliputi tiga kegiatan besar.
Pertama, Latihan posko 1 yang akan dilaksanakan selama lima hari di Mabrigrif Raider 9 Jember. Kedua, materi posko dengan menggunakan dengan alat pendukung Simpur.
"Ketiga, Tri tempur Baturaja dengan waktu total 33 hari dengan rincian serpas berangkat 8 hari, pelaksanaan 16 hari, serpas kembali 9 hari," kata Jenderal TNI Andika Perkasa.
Kolinlamil Kerahkan 4 Kapal Perang
[Dispen TNI AL]
Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) akan mengerahkan empat Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) untuk mendukung kegiatan Latihan Militer Taktis Antar Kecabangan (Lattis Ancab) TNI AD Kartika Yudha tahun 2020 yang akan berlangsung beberapa hari kedepan di Baturaja, Lampung Sumatera Selatan.
Panglima Kolinlamil, Laksda TNI Irwan Achmadi menyatakan, hari ini empat kapal perang TNI AL itu sudah melaksanakan proses embarkasi pasukan Brigade Infanteri 9/2 Kostrad TNI AD yang akan mengikuti Lattis TNI AD di Baturaja, Sumatera Selatan. Embarkasi pasukan dilakukan di Dermaga Semampir, Koarmada II, Surabaya.
Lebih jauh dia menjelaskan, empat kapal perang yang akan dikerahkan berasal dari Satlinlamil 1 Jakarta dan Satlinlamil 2 Surabaya.
"Kapal – kapal perang tersebut berjenis angkut tank dan angkut personel yang terdiri dari KRI Tanjung Kambani 971, KRI Teluk Hading 538, KRI Teluk Lampung dan KRI Teluk Bintuni," kata Panglima Kolinlamil Laksda TNI Irwan Achmadi dalam keterangan tertulis yang diterima VIVA Militer, Selasa, 3 November 2020.
Laksda TNI Irwan Achmadi menambahkan, dukungan Kolinlamil ini merupakan bagian dari tugas pokoknya yaitu melaksanakan angkutan laut TNI yang meliputi personel, peralatan dan perbekalan, baik yang bersifat administratif maupun taktis strategis.
Rencananya kapal-kapal perang yang akan diterjunkan dalam latihan militer TNI AD (Lattis Ancab) itu, esok hari Rabu, 4 November 2020 selesai apel kesiapan Latihan Operasi Pendaratan Administrasi 2020 akan menuju Lampung untuk melaksanakan pendaratan tempur dan admnistrasi.
♖ Vivanews
Ilustrasi KRI TNI AL
Indonesia merupakan Negara Kepulauan yang berada di antara dua benua dan samudera yakni, Benua Asia dan Australia serta Samudera Hindia dan Pasifik. Letaknya yang sangat strategis, membuat Indonesia berpotensi menjadi pintu gerbang dan pusat aktivitas kegiatan ekonomi maritim.
Meski demikian, sebagai negara maritime Indonesia juga dihadapkan pada berbagai macam tantangan. Untuk itu, Indonesia perlu membangun kekuatan pertahanan dan keamanan maritim yang kuat dan proporsional sesuai dengan luas wilayah dan ancaman yang dihadapi.
”Seluruh stakeholders harus terus mengembangkan Maritime Domain Awarness (MDA). Karena, wilayah Indonesia adalah dua pertiga dari Asia Tenggara dan urat nadi jalur perdagangan internasional merupakan kunci stabilitas kawasan dan barometer bagi situasi kemanan maritime di kawasan ASEAN dan berpengaruh besar pada dunia,” ujar pengamat militer dan intelijen Susaningtyas Kertopati saat Seminar Maritim Seskoal 2020 yang mengambil tema “Membangun Kembali Budaya Maritim Indonesia melalui Kebijakan Kelautan Indonesia dengan Strategi Pertahanan Maritim Indonesia” di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Seskoal), Jakarta Selatan, Selasa (3/11/2020).
Saat ini, agresivitas Tiongkok yang memiliki kekuatan besar ekonomi dan militer tengah berusaha menguasai jalur perdagangan Indo Pasifik dengan cara membangun beberapa pelabuhan di negara partisipan. Semua dilakukan untuk kepentingan strategis Tiongkok yang tentunya dapat membawa ancaman di kawasan.
Di sisi lain, Amerika Serikat bersama dengan Jepang, India, dan Australia juga telah membentuk suatu aliansi strategis untuk memperkuat konsep free and open Indo Pasifik. Secara tidak langsung, upaya tersebut juga untuk melaksanakan fungsi menahan pengaruh Tiongkok di kawasan. ”Belakangan aliansi tersebut juga mulai menggalang dukungan dari negara-negara ASEAN. Saat ini perubahan postur pertahanan global juga telah memunculkan adanya ancaman siber, termasuk kejahatan siber, perebutan data personal untuk kepentingan bisnis dan pertahanan untuk mendeteksi pola mobilitas penduduk dan kompetisi nubika,” kata Nuning, panggilan akrab Susaningtyas Kertopati.
Karena itu, peran TNI Angkatan Laut (AL) dalam menjaga kedaulatan laut yuridiksi nasional dan stabilitas keamanan maritim harus menjadi konsentrasi utama dalam berbagai operasi militer, baik unilateral, bilateral, ataupun multilateral. ”Untuk itu, kualitas dan kuantitas operasi militer harus lebih efektif dan efisien dalam mengantisipasi dinamika lingkungan strategis dan perkembangan teknologi yang memengaruhi pola dan jenis gelar operasi militer. Secara khusus, kemampuan diplomasi dan kerja sama antar Angkatan Laut negara-negara ASEAN dibutuhkan untuk menjaga stabilitas kawasan dan menjaga sentralitas ASEAN,” ucapnya.
Mantan anggota Komisi I DPR ini juga menilai, pentingnya pemanfaatan Big Data dan Artificial Intelligence dalam pengolahan sistem keamanan maritim dalam konteks menjaga stabilitas keamanan maritim Indonesia dan kawasan. ”Kemampuan diplomasi maritim dibutuhkan untuk menjaga Indonesia tidak menjadi proxy dari pertarungan kekuatan besar di kawasan, yaitu AS dan China. Seskoal sebagai lembaga pendidikan tertinggi di TNI AL sebagai mercusuar kembalinya budaya maritime Indonesia kepada seluruh generasi muda Bangsa Indonesia dengan peran penting para Pasis Seskoal sebagai leader of change,” ucapnya.
(cip)