Sabtu, 27 Agustus 2016

[Video] Satu Indonesia

Wawancara bersama Panglima TNI Video ini hasil wawancara NET News bersama Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo. Wawancara selama 23 menit ini membahas garis besar pertahanan keamanan TNI dengan kondisi terkini. Seperti apa yang dibahas, saksikan video dibawah.

 Video dibawah dari Youtube : 


  Youtube  

Gatot Nurmantyo Perintahkan TNI AL Tindak Bajak Laut

Di Pantura http://3.bp.blogspot.com/-UvGNuB2yed4/VNtz12okH-I/AAAAAAAAGWM/I7L9LB_7uMc/s320/Kri%2B630%2BJoko%2BSulistyo.jpgIlustrasi KRI TNI AL

P
anglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menegaskan sudah memerintahkan TNI Angkatan Laut untuk menangani maraknya perompakan terhadap para nelayan di kawasan Pantai Utara. Hal itu disampaikan Gatot usai memberikan kuliah umum di Universitas Pertahanan (Unhan), Sentul, Bogor.

"Sudah, sudah saya perintahkan TNI Angkatan Laut," kata Gatot di Sentul, Bogor, Jawa Barat, Jumat (26/8/2016).

Menurut Panglima TNI, kapal perang akan dikerahkan untuk mengamankan situasi dan menindak tegas perompak atau bajak laut yang menyasar para nelayan Cirebon dan sekitarnya di laut Indonesia.

Para nelayan Pantura, khususnya Cirebon, Jawa Barat kini enggan mencari ikan bukan karena cuaca buruk, melainkan karena maraknya kasus perompakan dan pembajakan perahu nelayan sejak tiga bulan terakhir.

Tercatat sudah 64 kapal nelayan yang pulang dengan tangan hampa karena semua hasil tangkapan mereka dirampas perompak. Bukan hanya itu, harta benda yang mereka bawa juga ikut dirampas.

Sejumlah nelayan yang juga menjadi korban perompak dan pembajak selain dari Cirebon dan Indramayu, yakni nelayan dari Pasir Putih, Karawang, dan Tegal, Jawa Tengah.

Sementara wilayah perairan yang menjadi operasi para perompak dan pembajak yakni di Perairan Lampung dan Palembang.

Untuk wilayah Lampung biasanya perompak beroperasi di perairan Siputih, Sungai Burung, Teladas, Penet, Pelabuhan Maringgai (Lampung) dan perairan Mesuji (Perbatasan Lampung-Palembang).

Sedangkan untuk wilayah Palembang biasanya perompak beroperasi di perairan Sibur, Sumur, Ketapang, Tanjung Menjangan, Sungai Pasir sampai Sadai.

  Liputan 6  

TNI AU Butuh Tambahan Pesawat Tempur

https://2.bp.blogspot.com/-604gzB0EcUI/VhPY-vD04PI/AAAAAAAAH1s/YOrGanAGM_sA4bJGswrWQh_rKzrQfKjKACPcB/s1600/b1a5f2a6-402c-4940-8654-c7786cfdd9cf_169.jpgTNI Angkatan Udara membutuhkan tambahan pesawat tempur dan helikopter untuk meningkatkan pengamanan di wilayah perbatasan nusantara. Saat ini, beberapa pesawat tempur juga tengah dalam proses pengadaan.

"Idealnya, kami butuh tambahan 1 skadron (14 unit) pesawat tempur di wilayah perbatasan. Namun, ini disesuaikan dengan ketersediaan anggaran di Kementerian Keuangan," kata Kadispen TNI AU Jemi Trisonjaya seusai menghadiri serah terima jabatan Komandan Sekolah Staf dan Komando TNI AU di Lembang, Jumat, 26 Agustus 2016.

Jemi menuturkan, pesawat tempur dan helikopter angkut yang siap beroperasi dibutuhkan di wilayah perbatasan nusantara, seperti Sumatra Utara, Kalimantan, dan Papua. Sebab, wilayah perbatasan dengan negara lain tersebut membutuhkan tingkat pengamanan tinggi.

Meski demikian, pihaknya tetap memaklumi keterbatasan anggaran pemerintah pusat. Dengan demikian, penggunaan pesawat tempur yang ada saat ini akan terus dioptimalkan.

Sementara untuk sejumlah pesawat tempur TNI AU, pihaknya tetap melakukan pemeliharaan sesuai dengan prosedur. Untuk itu, dia membantah jika pesawat tempur yang jatuh terjadi akibat kelalaian dalam pemeliharaan.

"Pesawat jatuh itu bisa disebabkan banyak hal, bisa faktor alam ataupun lainnya. Seperti mobil juga misalnya. Walaupun pemeliharaan sudah baik, bisa saja terjadi kecelakaan akibat faktor lain," ujarnya.***

  Pikiran Rakyat  

Brigif 19/Khatulistiwa Siapkan Prajurit Latma dengan TDRM

http://img.antaranews.com/new/2016/08/ori/20160826antarafoto-patroli-patok-indonesia-malaysia-nunukan-260816-mrus-4.jpgPatroli Patok Bersama Indonesia - Malaysia, Prajurit TNI AD Yonif 614/Raja Pandhita berfoto bersama Tentara Diraja Malaysia usai upacara penutupan patroli patok terkoordinasi di Pos Perbatasan Gabungan Bersama RI-Malaysia Kecamatan Seimenggaris Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, Jumat (26/8/2016). Patroli patok terkoordinasi TNI AD-TDRM berlangsung 19-26 Agustus 2016 dengan jarak tempuh 24 km untuk mengecek 177 patok perbataan. (ANTARA FOTO/M Rusman) 

K
omandan Brigade Infanteri (Danbrigif) 19/Khatulistiwa Letnan Kolonel Inf Ibnu Jawardi menyiapkan Pasukan Satuan setingkat Kompi yang akan melaksanakan Latihan bersama TNI Angkatan Darat dengan Tentara Diraja Malaysia.

"Sebagai tim penyelenggara latihan dan pendukung latihan diambil dari Satuan Badan pelaksana Kodam yang menyiapkan tidak hanya mempersiapkan Personel, namun juga materiil, seperti kendaraan dan dukungan-dukungan lainnya demi kelancaran latihan bersama ini," kata Ibnu, Jumat.

Dia menjelaskan, untuk pasukan setingkat kompi itu yang disiapkan berasal dari batalyon-batalyon infanteri yang ada di Kalimantan Barat, mereka diambil sesuai kemampuannya dan digabung dalam satu induk pasukan.

"Pasukan ini dipersiapkan di Batalyon 642/Kps ini bersama dengan pendukung dan tim penyelenggara," tuturnya.

Ibnu juga menjelaskan sebelum di berangkatkan pasukan akan melewati tahap pemeriksaan diantaranya pemeriksaan kesehatan, personel, materil dan pelatihan khusus yang akan di berikan sebagai bekal mereka saat latihan bersama.

Nantinya pasukan itu akan diberangkatkan menuju Kuching, Malaysia untuk melaksanakan Latihan bersama yang sudah rutin diselenggarakan setiap tahun sebagai wujud terjalinnya hubungan militer yang baik dengan negara tetangga khususnya Malaysia yang langsung berbatasan dengan Kalimantan.

"Untuk tahun 2016 ini Malaysia mendapat giliran menjadi tuan rumah latihan bersama ini," katanya. (KR-RDO/A029)

  Antara  

[Foto & Video] Sekilas 2S31 Vena

Incaran Korps Marinir TNI AL 2S31 Vena [enemyforces]

P
ada saat pisah sambut Komandan Korps Marinir, KSAL Laksamana TNI Ade Supandi secara gamblang menyebut bahwa Korp Marinir tengah mengincar kendaraan tempur mortir swagerak 2S31. Ini tentu menambah banyak daftar akuisisi alutsista Korp Marinir yang sudah kebagian peluncur roket RM-70 Vampir dan BTR-4M yang akan datang sebentar lagi.

Sebelum membahas mengenai spesifikasi, pertanyaan pertama yang seharusnya ditanyakan adalah: kenapa harus mortir swagerak? Padahal Korp Marinir sudah memiliki meriam howitzer LG-1 105mm dan juga RM-70 Grad/ Vampir untuk bantuan tembakan.

Kunci jawabannya adalah pada konsep connector atau penghubung. Kedua alutsista bantuan tembakan tersebut membutuhkan wahana pembawa lain dan tidak dapat tiba di pantai dengan kemampuannya sendiri. LG-1 harus dibopong K-61 Kapa atau PTS-10. RM-70 malah harus menunggu kapal pendarat untuk membawanya ke pantai.

Padahal tank-tank amfibi Korp Marinir seperti BMP-3F atau PT-76 membutuhkan lindungan artileri dari titik pendaratan pantai yang telah direbut (beach head) dan terus menusuk ke daratan. Kecepatan serbuan amfibi yang tak terputus sampai ke daratan adalah kunci untuk mempertahankan momentum serbuan dan meraih kemenangan.

Kenapa menggunakan mortir? Bagi Korp Marinir, ranpur mortir swagerak mampu menyediakan perimbangan antara daya gebuk dan daya gerak, khususnya karena Korp Marinir tergantung pada LPD dan kapal pendarat TNI AL yang jumlahnya terbatas.

Selain itu, amunisi mortir 120mm tentu jauh lebih murah dibanding amunisi howitzer 105mm atau roket 122mm, sehingga biaya penggelarannya pun dapat ditekan. Untuk amunisi, mortir 120mm Rusia dan Barat sama desainnya, sehingga sumber untuk amunisi boleh dikatakan mudah.

http://www.hobbymiliter.com/wp-content/uploads/2016/06/Datadata.jpg[militarytoday]

2S31 pada dasarnya adalah hasil bastar antara sistem kubah mortir 120mm yang dibuat pabrikan Motovilikha Zavod di Perm dengan sasis dari BMP-3, dengan perusahaan utama yang menjadi penanggungjawab integrasi adalah P.O. Kurganskiyi Mashinostroitel.

Sasis BMP-3 yang digunakan mengalami beberapa penyesuaian seperti dihilangkannya port untuk penembak senapan mesin di kanan-kiri depan karena 2S31 tidak diharapkan untuk bertempur di garis depan. Untuk sistem penggerak tetap menggunakan mesin diesel UTD-29M empat langkah berdaya 500hp yang dikawinkan dengan gearbox otomatis dengan empat gigi maju dan dua gigi mundur. Kemampuan amfibi tetap dipertahankan pada 2S31, sehingga tentu saja menarik hati Korp Marinir untuk mengakuisisinya.

Yang paling berbeda dari 2S31 tentu saja kubahnya yang mengusung mortir 120mm berkode 2A80, dan dioperasikan oleh tiga awak yaitu komandan, juru tembak, dan pengisi peluru. Komandan duduk di kiri, juru tembaknya duduk di kanan dan mengoperasikan sistem bidik. Sistem bidiknya sudah menggunakan komputer pengendali tembakan yang terdiri dari komputer, sistem navigasi berbasis GLONASS, laser rangefinder untuk menentukan jarak, dan sistem pembidik berbasis laser. Satu unit 2S31 dapat menjadi koordinator untuk lasing bagi seluruh baterai 2S31, sampai enam kendaraan dapat dikendalikan oleh satu kendaraan.

Untuk kemampuan mortir, jarak jangkau maksimal yang dapat dijangkau 13 kilometer dengan munisi HE (High Explosive). Kecepatan tembaknya mencapai maksimal 10 butir peluru per menit. Vena mampu membawa 70 butir proyektil 120mm cadangan, sementara 22 lainnya tersimpan dalam magasen yang digunakan untuk memasok mortir. Penggunaan magasen bertujuan untuk meningkatkan kecepatan tembak mortir.

Pabrikan KBP-Tula juga menyediakan peluru mortir pintar Kitilov-2M (ada yang menyebut Kitolov) yang dapat dipandu sistem laser dari 2S31, dengan jarak maksimal 13,5 km. Jika mau meningkatkan jarak jangkaunya lagi, ada RAP (Rocket Assisted Projectile) yang mampu mendongkrak jarak jangkau proyektil mortir sampai 17-18 km tanpa penalti pada desain sistem senjatanya sendiri.

Untuk tipe proyektil lain ada iluminasi untuk penerangan medan tempur, atau AP (Armor Piercing) untuk sasaran dengan perkuatan seperti ranpur. Dalam keadaan darurat, laras mortir 120mm dapat digunakan untuk tembakan langsung melawan ancaman musuh yang mendekat.

Saat ini tercatat Azerbaijan dan Venezuela sudah menandatangani kontrak pembelian, sementara Rusia masih mengevaluasi dan melakukan pembelian secara terbatas.

Author: Aryo Nugroho

 Video dibawah dari Youtube : 


  Angkasa  

[Dunia] Australia Minta Perusahaan Perancis Jaga Ketat Informasi

Data Kapal Selam India Bocor Salah satu kapal selam kelas Scorpene buatan perusahaan Perancis DCNS yang dimiliki AL Malaysia.

Departemen Pertahanan Australia memperingatkan perusahaan Perancis (DCNS) yang membuat kapal selam di Adelaide untuk menjaga keamanan proyek tersebut.

Menteri Industri Pertahanan Christopher Pyne memerintahkan, agar peringatan itu disampaikan kepada DCNS.

Pada April lalu DCNS memenangkan tender senilai 50 miliar dolar atau sekitar Rp 500 triliun untuk membuat 12 kapal selam.

Lalu pekan ini, media Australia mengklaim sudah membaca 22.400 halaman dokumen terkait kemampuan tempur kapal selam kelas Scorpene yang dibuat DCNS untuk AL India.

Padahal sejumlah negara seperti Malaysia dan Chile juga menggunakan varian kapal selam yang sama. Sementara Brasil berencana meluncurkan armada kapal selamnya pada 2018.

Sejak itu muncul pembicaraan mengenai apakah perusahaan pertahanan Perancis itu telah diretas.

Kepada DCNS, Departemen Pertahanan Australia menghendaki tingkat proteksi yang sama seperti yang diberikan perusahaan Amerika Serikat untuk menjaga informasi saat membuat kapal selam Australia.

Hal ini terkonfirmasi hanya beberapa hari setelah Pyne mengatakan, pihaknya mendapat informasi bahwa kebocoran itu "tidak ada hubungannya" dengan program kapal selam masa depan yang dicanangkan pemerintah Australia.

"Program ini berjalan di bawah syarat keamanan yang ketat di mana seluruh informasi dan data teknis dikelola sekarang dan di masa depan," kata Pyne awal pekan ini.

"Syarat serupa berlaku dalam proteksi seluruh informasi sensitif dan data teknis untuk kapal selam Collins, dan telah berjalan baik selama beberapa dekade," lanjut Pyne.

Namun pada Jumat (26/8/2016) saat tampil di stasiun televisi Channel Nine, Pyne mengaku kebocoran itu sangat "memalukan" bagi DCNS dan AL India.

DCNS juga mengeluarkan pernyataan awal pekan ini yagn menyebutkan bahwa pemerintah Perancis akan menyelidiki dan memastikan dokumen yang bocor tersebut.

"Masalah yang terkait dengan India tidak ada hubungannya dengan program kapal selama Australia, yang beroperasi menurut aturan Pemerintah Australia mengenai perlindungan data sensitif," demikian pernyataan DCNS.

  Kompas  

Jumat, 26 Agustus 2016

[Dunia] Tentara Filipina Tewaskan 6 Militan Abu Sayyaf

Dalam PertempuranPenemuan markas Abu Sayyaf di bawah tanah [CNN]

Pasukan Filipina menewaskan enam anggota kelompok militan Abu Sayyaf dalam pertempuran yang terjadi hari ini. Korban tewas termasuk seorang militan yang terlibat dalam penculikan dua warga Kanada yang telah dipenggal.

Juru bicara militer Filipina menyatakan, tentara-tentara Filipina terlibat pertempuran dengan sekitar 100 anggota kelompok Abu Sayyaf. Pertempuran terjadi seiring pasukan Filipina melakukan perintah Presiden Rodrigo Duterte untuk menghancurkan Abu Sayyaf.

Sebelumnya pada April dan Juni lalu, kelompok Abu Sayyaf memenggal dua turis Kanada setelah uang tebusan yang mereka minta tidak diberikan. Kedua turis Kanada itu termasuk di antara empat orang yang diculik Abu Sayyaf dari pulau resor Samal, Filipina selatan pada September 2015 lalu.

"Kami telah menemukan jasad keenam militan itu. Salah satu dari mereka adalah pemimpin unit kelompok Abu Sayyaf yang terlibat dalam penculikan di Samal," kata juru bicara militer wilayah setempat Mayor Filemon Tan seperti dikutip kantor berita AFP, Jumat (26/8/2016).

Dikatakan Tan, 17 tentara terluka dalam baku tembak tersebut saat militer tengah melacak para sandera, termasuk seorang warga Norwegia yang diculik bersama kedua warga Kanada di Samal tersebut.

Sebelumnya, Presiden Filipina Rodrigo Duterte memerintahkan militer segera menghancurkan kelompok Abu Sayyaf. Seruan ini disampaikan usai kelompok itu dilaporkan memenggal seorang warga Filipina yang mereka sandera.

"Bunuh musuh-musuh negara," tegas Duterte kepada personel militer Filipina sebelum mengirimkan mereka ke Sulu untuk memerangi Abu Sayyaf, seperti dilansir media lokal, The Philippine Star, Jumat (26/8/2016).

Angkatan Bersenjata Filipina telah memerintahkan pengerahan dan pengiriman tentara tambahan ke Sulu dan Basilan, dalam operasi memburu Abu Sayyaf. Duterte pun melakukan kunjungan mendadak pada Rabu (24/8) malam, untuk memberi dukungan moral kepada tentara yang akan bertugas.

Dalam pernyataannya, Duterte mengaku dirinya marah besar saat tahu satu sandera asal Filipina dipenggal Abu Sayyaf. Sandera yang dipenggal itu bernama Patrick Almodovar, yang berusia 18 tahun dan berasal dari Jolo, Sulu. Almodovar yang juga diketahui sebagai anak laki-laki dari seorang juru ketik pengadilan setempat ini, diculik Abu Sayyaf sejak 16 Juli lalu, di luar rumahnya. (ita/ita)

  detik  

[Dunia] Duterte Beberkan Rahasia

Tebusan 50 Juta Peso Dibayar ke Abu SayyafPresiden Filipina Rodrigo Duterte. (Reuters)

Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengungkap fakta yang semestinya dirahasiakan Pemerintah Filipina. Fakta yang dibeber Duterte itu adalah adanya uang tebusan sebesar 50 juta Peso Filipina yang dibayarkan kepada Abu Sayyaf untuk pembebasan sandera asal Norwegia, Kjartan Sekkingstad.

Pembeberan rahasia oleh Presiden Duterte ini tak lazim. Sebab, Pemerintah Filipina memiliki kebijakan untuk tidak membayar uang tebusan untuk para penculik.

Namun dalam konferensi pers di kampung halamannya di Davao, pada Rabu malam, Duterte yang diduga keceplosan, mengatakan bahwa uang tebusan telah dibayarkan kepada Abu Sayyaf untuk pembebasan Sekkingstad. Meski, pria Norwegia itu hingga sekarang belum dibebaskan.

Komentar Duterte itu muncul ketika ditanya wartawan apakah dia mengetahui informasi perihal sandera asal Filipina berusia 18 tahun yang telah dipenggal kelompok Abu Sayyaf di Sulu karena tidak ditebus. Sandera Filipina yang dieksekusi itu bernama Patrick James Almodovar yang diculik Abu Sayyaf di Jolo pada 16 Juli.

Duterte tidak menanggapi spesifik soal nasib sandera asal Filipina itu. Dia justru tertarik membahas masalah uang tebusan yang jadi rahasia.

Kalau itu salah, maka saya akan menuduh Abu Sayyaf bertindak dengan itikad buruk. Mereka telah dibayar P50.000,” katanya. Sesaat kemudian, Duterte mengoreksi nominal uang tebusan itu. Bukan 50 ribu Peso Filipina, tapi 50 juta Peso Filipina.

Meski demikian Duterte menolak untuk mengatakan dari mana uang tebusan 50 juta Peso Filipina itu berasal. ”Mungkin dari bank saya,” canda Duterte, seperti dikutip dari Inquirer, Jumat (26/8/2016).

Abu Sayyaf sebelumnya menuntut tebusan 300 juta Peso Filipina untuk kebebasan Sekkingstad. Tuntutan itu pernah disampaikan Abu Sayyaf dalam sebuah video setelah kelompok itu mengeksekusi sandera asal Kanada John Ridsdel. (mas)

  sindonews  

Jepang Tawarkan Pesawat Amfibi Kepada Indonesia

Pesawat Amfibi Jepang

Menteri Koordinasi Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto mengadakan pertemuan dengan Dubes Jepang untuk Indonesia, Yasuaki Tanizaki. Dalam pertemuan tersebut, Yasuaki menawarkan pesawat amfibi untuk Indonesia.

Tawaran dari Dubes Jepang tersebut disambut baik oleh Wiranto. Apalagi Indonesia yang merupakan negara maritim, yang memiliki banyak pulau dan 2/3 wilayah Indonesia adalah laut.

"Tadi yang sangat menonjol adalah Jepang menawarkan pesawat amfibi. Ini memang cukup menarik, karena kita wilayah maritim, di mana pulau-pulau cukup banyak dan kita 2/3 laut dan pesawat amfibi ini multigunakan," kata Wiranto di kantornya, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat (26/8/2016).

Pesawat amfibi yang ditawarkan oleh Jepang juga sangat berguna bagi Indonesia saat ini. Karena Indonesia sedang menghadapi kebakaran hutan yang terus terjadi. Dengan adanya pesawat tersebut, diharapkan kebakaran hutan bisa dipadamkan secara cepat.

"Apalagi saat ini, tatkala kita menghadapi kebakaran hutan yang mengancam beberapa titik-titik kritis. Saya kira pesawat amfibi memang sangat bagus dimodifikasi jadi bagian dari upaya memadamkan api," ujar Wiranto.

"Dia (pesawat amfibi) mendarat di air, menyedot air, langsung naik semprotkan dan selesai," lanjutnya.

Selain itu, kedua negara juga mengharapkan adanya hubungan kerja sama yang terus meningkat di antara kedua negara. Salah satunya adalah kerja sama di bidang pertahanan.

"Kita sudah tanda tangan kesepakatan bersama terutama untuk membangun industri pertahanan, yang saya kira Jepang sangat maju juga," tutup Wiranto. (rvk/rvk)

  detik  

F-16C/D Block 52ID TNI AU segera ditempatkan lagi di Pekanbaru

Formasi terbang lintas satu flight F-16 Fighting Falcon Block52ID dan Sukhoi Su-27/30MKI di udara kawasan Istana Merdeka pada Peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan di Jakarta, Rabu (17/8/2016). (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)

Panglima Komando Operasi I TNI AU, Marsekal Muda TNI Yuyu Sutisna, mengatakan, pesawat tempur F16C/D Fighting Falcon Block 52ID akan segera memperkuat lagi Pangkalan Udara Utama TNI AU Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, Provinsi Riau.

Selama ini sudah ada satu skuadron F-16 Fighting Falcon Block52ID di sana, yaitu Skuadron Udara 16 TNI AU. Tidak ada angka pasti jumlah pesawat terbang dalam satu skuadron, namun biasanya antara 10 hingga 16 unit, walau ada yang lebih banyak lagi.

"Di sini nanti rencananya akan diganti dengan F16C/D baru dari Amerika untuk mengganti F16A/B," kata Sutisna, di Pekanbaru, Jumat.

Indonesia membeli 24 unit F-16C/D Block 25 bekas pakai Angkatan Udara Garda Nasional Amerika Serikat. Ke-24 pesawat tempur yang dibeli seharga 700 juta dolar Amerika Serikat itu diperbarui struktur dan rangkanya, perangkat avionika dan sistem pendukung persenjataannya sehingga diharapkan setara dengan F-16 Block 52, sehingga diimbuhi huruf ID di belakang kata Block52 itu.

Peningkatan itu tidak gratis, karena Indonesia harus mengerahkan dana cukup besar lagi agar F-16 eks Angkatan Udara Garda Nasional Amerika Serikat itu menjadi "setara" dengan Block 52 itu.

Sesungguhnya, nama seri Block 52ID itu tidak pernah digunakan pabrikan pesawat terbang tempur itu secara resmi. Satu F-16 Fighting Falcon Block 52ID ini sudah hancur total dalam kecelakaan di landas pacu Pangkalan Udara Utama TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, tahun lalu.

Dia mengatakan, saat ini pesawat F16C/D Fighting Falcon Block 52ID tersebut masih berada di Pangkalan Udara Utama TNI AU Iswahyudi, Madiun. Di sana, pesawat itu dalam proses pemasangan rem udara.

"Nanti setelah selesai akan ditukar. Tipe A/B dibawa ke Madiun, yang baru segera di terbangkan ke sini," lanjutnya.

Namun begitu, dia mengatakan untuk merealisasikan hal tersebut membutuhkan waktu karena masih banyak yang perlu diselesaikan. "Tapi diupayakan secepatnya," kata Sutisna.

Komandan Pangkalan Udara Utama TNI AU Roesmin Noerjadin, Marsekal Pertama TNI Henri Alfiandi, menyambut baik rencana kedatangan F16C/D Fighting Falcon Block 52ID itu.

Terdapat dua skuadron pesawat tempur TNI AU di sana, yaitu Skuadron Udara 12 yang bermaterikan Hawk 100/200 buatan British Aerospace dan Skuadron Udara 16 yang bermaterikan F-16 Fighting Falcon Block52ID.

Selain Skuadron Udara 16, masih ada "saudara tua" mereka yang juga bermaterikan F-16A/B, yaitu Skuadron Udara 3 yang berpangkalan di Pangkalan Udara Utama TNI AU Iswahyudi. Ke-12 unit F-16A/B di Skuadron Udara 3 itu dibeli baru sama sekali sehingga Indonesia termasuk negara pertama ASEAN operator pesawat tempur itu, setelah Singapura dan Thailand.

  Antara  

Satkamla Lantamal V Uji Coba Sea Raider Baru

Pertajam Kemampuan Patroli Setelah selasa lalu Sea Raider diresmikan penggunaannya oleh Komandan Pangkalan Utama TNI AL V (Danlantamal V) Brigjen TNI (Mar) Rudy Andi Hamzah, S.A.P, Satuan Keamanan Laut (Satkamla) Lantamal V langsung tancap gas dengan melakukan uji coba Sea Raider barunya di Kolam Koarmatim dan Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS), Jumat (26/8) pagi.

Dalam uji coba tersebut, Dansatkamla Lantamal V Letkol Laut (P) Stanley Lekahena terjun langsung menjajal kendaraan yang memiliki kecepatan hingga 25 knots ini. Tampak hadir Pasops Satkamla Mayor Laut (P) Andi Susanto, Kasiops, Komandan KAL Warakas, serta para Komandan Patkamla dijajaran Satkamla mendampingi Dansatkamla dalam ujicoba kendaraan anyar tersebut.

Menurut Dansatkamla, kehadiran satu unit Sea Raider dijajarannya diakui akan menambah daya gedor dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta semakin mempertajam kemampuan Satkamla dalam upaya patroli pengamanan di APBS dan APTS yang menjadi salah satu wilayah kerja Satkamla Lantamal V.

Sea Raider yang menjadi unsur terbaru masuk jajaran Satkamla Lantamal V ini memiliki panjang 7,5 M dan lebar 3 M dan daya bobot sebesar 2.200 kg, unsur ini mampu mengangkut delapan orang anggota Satkamla untuk melaksanakan patroli.

Selain itu sea raider ini dapat dipacu maksimum 25 knots yang dihasilkan dari mesin Yamaha 2 x 85 HP. Sea Raider ini juga dilengkapai sistem GPS canggih, Sea Raider buatan PT. Lundin Industry Invest-Indonesia ini mampu melakukan pendeteksian dan pengejaran terhadap kapal-kapal yang melakukan pelanggaran.

Dari hasil uji coba yang berlangsung selama dua jam ini, saya beserta staf Satkamla puas dan siap untuk segera melibatkan unsur tersebut dalam setiap kegiatan patroli untuk mengamankan APBS dan APTS,” tegas perwira berdarah Ambon ini.

  TNI AL  

[Foto] Kapal Perusak Korea Selatan

⚓️ Siap Menjaga Kedaulatan Negara

Inilah Kapal Perusak Korea Selatan untuk Hadapi Korea Utara dan Tiongkok

Korea Selatan membangun tiga kelas kapal perusak sejak dekade 1990-an sampai sekarang. Ketiga kelas perusak dikenal dengan sebutan KDX (Korean Destroyer eXperimental), yaitu KDX I (3.800 ton), KDX II (5.500 ton), dan KDX III (10.000 ton). Saat ini, Angkatan Laut Korea Selatan diperkuat oleh tiga KDX I, enam KDX II, dan tiga KDX III. [military-today.com]
Inilah Kapal Perusak Korea Selatan untuk Hadapi Korea Utara dan Tiongkok

Perangkat sensor, persenjataan, kendali penembakan dan mesin KDX-I memakai buatan Amerika Serikat dan Eropa. Rudal permukaan ke udara Sea Sparrow, rudal anti kapal Harpoon, torpedo, dan radar pencari target di udara, diproduksi oleh perusahaan Amerika Serikat. Meriam 127 mm, CIWS, helikopter Super, radar permukaan, radar pengendali tembakan, dan sonar, merupakan produk dari negara-negara Eropa. [wikiwand.com]
Inilah Kapal Perusak Korea Selatan untuk Hadapi Korea Utara dan Tiongkok

Korea Selatan kemudian mengembangkan dan membangun KDX-II, yang memiliki panjang 150 m, dan lebar 17,4 m. KDX-II dapat melaju hingga kecepatan 29 knots (54 km/jam). Desain lambung kapal perusak KDX-II merupakan pengembangan sea-keeping hull, lisensi dari IABG, Jerman. Desain lambung menggabungkan teknologi siluman untuk mengurangi penampang inframerah dan radar. Kapal ini memiliki daya tahan tinggi dan dapat melindungi kru dari serangan biokimia. [naval.com.br]
Inilah Kapal Perusak Korea Selatan untuk Hadapi Korea Utara dan Tiongkok

Perangkat sensor menggunakan radar pencari jarak jauh Raytheon AN/SPS-49(V)5 dua dimensi (2D) buatan Raytheon, radar indentifikasi target MW08 G-band 3D buatan Thales Belanda, dua radar pengendali tembakan STIR240, sonar hull-mounted DSQs-21, dan sonar pasif towed array buatan Daewoo. KDX-II dipersenjatai dengan rudal anti pesawat RIM-116 RAM, rudal anti kapal Harpoon, rudal permukaan ke udara SM-2 Block IIIB, meriam 127 mm Mk 45 mod 4, dan Goalkeeper 30 mm sebagai CIWS. [globalsecurity.org]
Inilah Kapal Perusak Korea Selatan untuk Hadapi Korea Utara dan Tiongkok

Kapal perusak KDX-III memiliki panjang 165 m, lebar 21 m, dan mampu menjelajah hingga 5.500 mil laut atau 10.186 km dengan kecepatan jelajah 20 knots (37 km/jam). Kecepatan maksimum mencapai 30 knots (56 km/jam). KDX-III dilengkapi dengan sistem tempur Aegis yang dikembangkan oleh Lockheed Martin. Sistem ini terdiri dari radar AN/SPY-1D(V), pemancar SPY-1D (V) dan sistem kontrol penembakan AN/SPG-62. [wikipedia.org]
Inilah Kapal Perusak Korea Selatan untuk Hadapi Korea Utara dan Tiongkok

Kapal perusak KDX-III juga dilengkapi dengan hull mounted sonar DSQS-21BZ , sistem towed array sonar MTeQ, dan sistem Infrared Search & Track (IRST) Sagem. [wikipedia.org]
  ⚓️ Tempo  

[Teror] Abu Sayyaf Penggal Seorang Warga Filipina

Nasib Sandera Lain Terancam http://assets.kompas.com/data/photo/2015/11/15/1801330ST-20151115-XISIS-1839406780x390.jpgKelompok Abu Sayyaf, Mahmud Ahmad, Muhammad Joraimee Awang Raimee dan Muamar Gadafi, berfoto dengan bendera ISIS

Eksremis Abu Sayyaf dilaporkan memenggal seorang sandera Filipina setelah hingga tenggat yang ditentukan terlewati tanpa uang tebusan bagi penyandera.

Pemenggalan itu merupakan yang pertama sejak Presiden Rodrigo Duterte menjabat Juni lalu, dan kasus ini jelas membuat Duterte akan meningkatkan serangan terhadap Abu Sayyaf.

Juru bicara militer wilayah Filipina selatan, MayorFilemon Tan, Kamis (25/8/2016), mengatakan, militan telah memenggal kepala Patrick James Aldovar, seorang warga desa di sana pada Rabu (24/8/2016).

Kepastian bahwa eksekusi itu telah dilakukan setelah ditemukan kepala korban tak jauh dari kota Indanan, Provinsi Sulu, Rabu siang.

Tan mengatakan, Aldovar diculik oleh kelompok Abu Sayyaf pada 16 Juli lalu di kota Jolo. Keluarga korban dimintai tebusan tetapi karena tidak mampu, mereka tak bisa memenuhinya.

Tak lama setelah mendapat laporan tentang kasus pemenggalan itu, Duterte memerintahkan militernya untuk segera bertindak.

Duterte juga mengatakan, "Hancurkan pengedar narkoba, hancurkan Abu Sayyaf”.

Kelompok pemberontak Abu Sayyaf telah dimasukkan dalam daftar organisasi teroris oleh Amerika Serikat dan Filipina karena aksi pengeboman, penculikan, dan pemenggalan.

Dengan pemenggalan terbaru itu, nasib sandera lainnya sedang terancam. Setidaknya dua dari tujuh WNI yang disandera Abu Sayyaf telah berhasil melarikan diri.

 Kelompok Abu Sayyaf Tak Menyerah Akan Dihabisi 

Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu mengatakan bahwa Pemerintah Filipina belum berencana melakukan gencatan dengan kelompok bersenjata Abu Sayyaf.

Menurut Ryamizard, militer Filipina bersama pasukan Moro National Liberation front (MNLF) pimpinan Nur Misuari terus melakukan serangan ke daerah-daerah yang diduga sebagai markas Abu Sayyaf.

"Tadi malam saya koordinasi dengan Menhan Filipina, belum dengar soal gencatan senjata. Mereka bersama dengan Moro terus menggempur Abu Sayyaf," ujar Ryamizard saat ditemui di silang Monas, Jakarta Pusat, Selasa (23/8/2016).

Ryamizard menjelaskan, pascaserangan militer Filipina yang menyebabkan bebasnya dua sandera warga negara Indonesia, Presiden Duterte memang memberikan kesempatan kepada kelompok Abu Sayyaf.

Apabila kelompok Abu Sayyaf tidak menyerah, kata Ryamizard, Filipina akan terus melakukan serangan.

"Presiden Filipina bilang kalau tidak pada menyerah akan dihabisi. Duterte kasih kesempatan mereka menyerah. Mudah-mudahan dengan dorongan dan tekanan itu ada pengaruhnya," kata Ryamizard.

Sebelumnya, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir menyampaikan permintaan Kemlu RI kepada pemerintah Filipina, terkait gencatan senjata dengan perompak, demi keselamatan para sandera warga negara Indonesia.

Intensitas operasi militer ini, kata Arrmanatha, dianggap berdampak terhadap keselamatan sandera, sehingga diajukanlah permintaan gencatan senjata tersebut.

Direktur Jenderal Perlindungan WNI Kemlu, Lalu Muhammad Iqbal menyebut permintaan itu disampaikan langsung oleh Menlu RI Retno Marsudi kepada Menlu Filipina Perfecto Rivas Yasay.

"Empat hari lalu Menlu berkomunikasi dengan menlu Filipina, minta dilakukan gencatan senjata," ujar Iqbal melalui keterangan tertulis, Rabu (17/8/2016).

  Kompas  

[Foto & Video] Ranpur Misterius Terbaru FSB Konvoi di Tatarstan

Tertangkap Kamera! [3dnews.ru]

Tertangkap kamera, dua kendaraan tempur (ranpur) lapis baja terbaru Rusia yang misterius, ‘Punisher’ dan ‘Viking’, tengah berkonvoi di sebuah jalan di Republik Tatarstan, seperti yang diberitakan Sputnik.

Namun, keterangan mengenai dua kendaraan tempur yang kabarnya akan digunakan Badan Keamanan Federal Rusia (Federal Security Service/FSB) ini masih dirahasiakan rincian informasinya.

ranpur misterius[3dnews.ru]

Kendaraan tempur ‘Punisher’ yang memiliki bobot 12 ton ini mampu melaju dengan kecepatan 200 kilometer per jam. Kapasitas ranpur ini mampu mengangkut 13 orang. Ranpur ini bisa dibilang sebagai kendaraan yang sangat tangguh, karena mampu menangkis peluru berkaliber 7,62 mm dan memiliki sistem perlindungan ledakan ranjau.

Sementara ranpur ‘Viking’, secara bentuk terlihat seperti menggunakan kerangka truk Rusia Kamaz 4911 Extreme. Ranpur ini memiliki sistem monitor kamera yang dapat memberikan gambaran di sekeliling truk tersebut. Truk Kamaz adalah kendaraan yang digunakan dalam reli Dakar yang terbukti tangguh dalam menghadapi berbagai jenis medan.

Author: Fery Setiawan

 Berikut video dari Youtube : 


  ♞ Angkasa  
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...