Sabtu, 08 Maret 2014

Menganalisa "Kapal Selam kelas Kilo buatan Jerman" ?

(U-212A Project)
Yaa judul diatas agak janggal kita ambil dari press realese Dispenarmatim dalam berita berkaitan Komando Armada RI Kawasan Timur yang akan menggelar kekuatan Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) TNI AL dalam waktu dekat di dermaga Koarmatim Ujung Surabaya. Berikut petikan beritanya :

”Kemudian kapal perang jenis korvet, frigate, destroyer vanspeilk kapal patroli cepat (Fast Patrol Boat) buatan PT PAL Indonesia, Kapal Cepat Rudal dan Kapal Cepat Torpedo (KCT), kapal Penyapu Ranjau, dan Buru Ranjau (BR), kapal bantu, Kapal Selam Kelas Kilo buatan Jerman dan berbagai macam kapal perang lainnya

Semua formiler tahu Kapal selam jenis Kilo adalah buatan Rusia dan menimbulkan pertanyaan kapal selam yang mana yang dimaksud oleh dispenarmatim yang jelas jelas Tahu akan seluk beluk alutsista yang dipakai dalam lingkungannya karena mereka usernya.

Kapal Selam Kilo Indonesia

Dalam release resmi terakhir pengadaan kapal selam jenis killo masih dalam tahap peninjauan team TNI AL ke pangkalan Northen Fleet Rusia pada february lalu dan belum diputuskan akan mengambil berapa buah kapal selam killo dari yang dihibahkan. Sehingga bila menganut statemen resmi dari pemerintah maka KS Kilo belum berenang diwilayah kedaulatan kita dan belum menjadi alutsista TNI AL.

Sedangkan bila menurut analisa dan rumor yang berkembang di forum militer bahwa KS kilo sudah beroperasi dan sudah lama menjadi Arsenal TNI AL, ada yang menyimpulkan TNI AL sudah mempunyai 2 unit KS Killo bekas dan 2 unit KS Improve Killo 936 yang terakhir datang pada tahun 2013 tetapi Informasinya dirahasiakan. Bila memang Informasinya dikeep keberadaan nya dirahasiakan kenapa KS Killo akan ditampilkan di gelar alutsista TNI AL?

Kapal selam kelas Kilo buatan Jerman (KSK2BJ)

Yang menarik adalah mengulas kapal selam jenis ini. Bila Informasi ini merupakan jenis informasi Background dari pemerintah maka kita hanya bisa menganalisanya, Analisanya adalah yang dimaksud oleh Dispenarmatim itu KS setara Killo buatan Jerman, Jenis Ks buatan Jerman yang setara dengan Ks Kilo adalah KS type U 212/U 214.

Kapal selam U212 adalah pengembangan dari kapal selam U209 yang ber AIP. Kapal selam baru buatan Jerman U-212 A ini hampir tidak bersuara. Juga hampir tidak memancarkan radiasi panas dan sepenuhnya terbuat dari logam non magnetik. U-212 A merupakan kapal selam tercanggih di dunia karena menggunakan sel bahan bakar hidrogen yang dikembangkan oleh galangan kapal angkatan laut Jerman Howaldtswerke Deutsche Werft, yang mengklaim itu menjadi “puncak teknologi kapal selam Jerman.”

Kapal super-stealth ini adalah yang pertama dari jenisnya yang akan diaktifkan oleh sel bahan bakar hidrogen revolusioner yang memungkinkan itu pelayaran tanpa kebisingan atau knalpot panas. Desain struktur sirip kemudi belakang yang berbentuk silang atau huruf “X”, mampu menyelam di perairan dangkal, bahkan hingga kedalaman hanya 15 m! Cocok sekali buat peran “sea denial” ALKI dengan kedalaman laut dangkal. Lambung atau hull menggunakan non magnetic steel, dilengkapi dengan anechoic tiles atau pelapis penyerap gelombang akustik.

Menurut Bernd Arjes, seorang kapten di Angkatan Laut Jerman. ”Kami beroperasi di perairan pesisir sekitar Eropa dan kapal selam ini dirancang khusus untuk menemukan kapal selam. Jika Anda ingin menemukan kapal selam lain tentu saja anda harus tak bersuara,” katanya. Dengan teknologi terbaru, ia menambahkan, “Kapal selam ini hampir tidak terdeteksi. ”U-212 A tidak seperti kapal selam konvensional, yang perlu udara untuk membakar solar, fuel cell tidak memerlukan oksigen untuk beroperasi. Ini berarti dapat tetap terendam selama berminggu-minggu – menahan napas berkali-kali lebih lama dari sepupu kapal selam yang menenggak solar. Sebagai kapal selam pemukul kapal selam dipersenjatai 12 torpedo kelas berat yang dipandu, masing-masing mampu menghancurkan sebuah kapal perang atau menonaktifkan sebuah kapal induk.


Setelah Angkatan Laut Italia memesan 2 unit KS U 212 A versi ekspor selanjutnya diberi nama type U 214 yang dieksport ke beberapa negara diantaranya Yunani, Korea Selatan,Turki dan Portugal.

KS U214 Yunani

Kontrak pertama ketika HDW memenangkan tender pembuatan tiga kapal selam diesel kelas U214 dan satu option dibawah program Archimedes pada Februari 2000. Kontrak ini merupakan kontrak pertama untuk kelas U214. Kapal selam dilengkapi dengan sistem AIP (Air Independent Propulsion) membuat sebuah kapal selam diesel mampu beroperasi dibawah permukaan air lebih lama. Thyssen Krupp Marine Systems (TKMS) sebagai induk perusahaan HDW membeli HSY pada Januari 2005, menanamkan investasi yang besar untuk memodernisasi galangan kapal tersebut agar mampu membangun kapal selam modern. Saat ini, HSY menjadi galangan kapal selam konvensional terbesar dan termaju di kawasan Mediterania. Kapal selam pertama dibangun di HDW sedangkan sisanya dibangun di HSY. Konstruksi kapal selam pertama dimulai Februari 2001 dan diluncurkan di Kiel, April 2004. Kapal selam pertama diberi nama HS Papanikolis S120, sedangkan kapal ketiga dan selanjutnya diberi nama HS Pipinos S121, HS Matrozos S122, dan HS Katsonis S123.

Pemerintah Yunani menolak menerima kapal selam pertama HS Papanikolis S120 dari HDW pada 2006, dengan alasan ditemukan masalah teknis dan rancangan yang cacat. AL Yunani menemukan kinerja sistem AIP yang buruk, sistem pertempuran ISUS bermasalah, isu sistem hidraulik serta buruknya kemampuan muncul dipermukaan pada high sea. AL Yunani meminta HDW untuk memperbaiki kelemahan tersebut.

HDW telah melakukan perbaikan pada HS Papanikos, tetapi kapal selam masih berada di dok di Kiel sejak 2006, menunggu pemerintah Yunani menerimanya. Akan tetapi Yunani tetap tidak menerima meskipun kapal selam telah memenuhi persyaratan bahkan dalam beberapa kasus ada yang melebihi. Sebagai tambahan HS Papanikos telah mendapatkan sertifikasi dari Bundesamt für Wehrtechnik und Beschaffung (BWB). HDW meminta pembayaran HS Papanikos Juli 2007 tetapi Yunani menolak membayarnya. HDW dan HSY mengadakan beberapa kali pertemuan dengan pemerintah Yunani lebih dari dua tahun tetapi tidak diperoleh penyelesaian. Kedua perusahaan bermaksud mencatatkan masalah ini ke arbitrase internasional. Sementara itu, tiga kapal lainnya dilaporkan telah berada pada tahap akhir penyelesaian. HS Pipinos diluncurkan April 2007, HS Matrozos 2008 dan terakhir HS Katsonis 2008. HS Okeanos S118 merupakan kapal selam pertama yang yang diluncurkan di HSY setelah dimodernisasi di bawah program Neptune II pada 26 Februari 2009.

Sebuah situs pertahanan Yunani memberitakan pada 28 Mei 2009, KASAL Yunani Laksamana George Karamalikis mengatakan AL Yunani akan menerima tiga kapal selam yang dibuat di HSY sedangkan Papanikos tidak akan diterima, sebagai gantinya akan dipesan satu kapal selam baru untuk memenuhi kebutuhan empat unit. HDW diijinkan untuk MENJUAL Papanikos kepada negara lain. Karena alasan sesungguhnya Yunani lagi dilanda resesi ekonomi berat sehingga tidak sanggup membayar pembelian Kapal selam tersebut.

HS Papanikos di HDW, Kiel, Jerman (Foto: evworld.com)

Andai KS kelas Kilo buatan Jerman itu HS Papanikolis S120

Indonesia sebagai negara pengguna KS U209 dan mempunyai hubungan baik dengan pemerintahan Jerman pastinya ditawari Kapal selam U214 yang tidak terbayar milik Yunani tersebut.

Kedatangan Presiden SBY ke Jerman pada tahun 2013 menghasilkan beberapa kesepakatan pembelian alutsista.yang diungkap ke publik diantaranya pembelian 103 MBT Tank Leopard dan 50 unit Marder, 18 unit Pesawat Latih Grob, pembelian material khusus untuk pasukan khusus dan pemeliharaan batery kapal selam. Dan menghasilkan sebuah Memorandum of Understanding (MoU) kegiatan dalam bidang pertahanan, sedangkan pembelian alutsista strategis lainnya bisa saja tidak diungkap ke publik karena Inodnesia dan Jerman mempunyai MOU perlindungan Informasi.


“Telah ditandatangani MoU tentang perlindungan informasi guna keperluan pengembangan industri pertahanan agar keperluan informasi industri pertahanan dapat dikelola dan dijaga oleh kedua pihak,” ujar Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin dalam keterangannya di Berlin, Jerman, pada hari Selasa tgl 5/3/2013.

Bila kontrak pembelian KS U214 eks Yunani tersebut di buat pada tahun 2013 maka pada tahun ini 2014 adalah saat kedatangan Ks setara Kilo buatan Jerman dan ikut gelar alutsista TNI AL. Sebelum dikirim pastinya Pihak TNI AL menginginkan perubahan perubahan speck sesuai yang diinginkan, misal penginstalan missile IDAS. IDAS (Interactive Defense and Attack System for Submarines) adalah misil anti pesawat pertama di dunia yang bisa ditembakkan dari bawah permukaan laut. IDAS menjadi salah satu ancaman P8 Poseidon karena jangkauannya cukup jauh, 20 km.

Gelar kekuatan Alutsista TNI AL pada minggu depan adalah ajang pergelaran Alutsista yang sudah dimiliki TNI AL pada periode 2004-2014. Gelar tersebut sebagai bentuk Inspeksi kesiapan Alutsista TNI AL dalam menjaga keutuhan NKRI dan Kita akan menunggu manuver KS kelas Kilo buatan Jerman atau dengan cal sign KSK2BJ.

Sebagai rakyat yang cinta akan TNI yang kuat menuju Indonesia jaya tidak akan menolak bila Pemerintah mengambil kebijakan membeli KS U214 eks Yunani mengekor sukses pembelian Usman Harun Class. (By Satrio)

  ♞ JKGR  

UNIFIL Resmikan Desa Binaan TNI di Lebanon

UNIFIL Resmikan Desa Binaan TNI di LebanonLebanon KOMANDAN Sektor Timur United Nation Interim Force In Lebanon (UNIFIL), Brigjen Francisco Jose Dacoba didampingi Presiden Jabal Amel Union Mr. Ali Zein, Komandan Satgas Indobatt Konga XXIII-H/UNIFIL, Letkol Inf M. Asmi dan Mayor Desa Ett Taibe Mr. Abbas Diab meresmikan tempat pelatihan keterampilan untuk perempuan, di Municipality, Desa Ett Taibe, Lebanon Selatan, belum lama ini.

Proyek tempat pelatihan keterampilan perempuan yang baru saja diresmikan ini terealisasi berkat kerja sama antara Civil Military Coordination (CIMIC) Indobatt Kontingen Garuda XXIII-H dengan CIMIC Sector East G-9 dan Civil Affairs yang didanai oleh pihak UNIFIL.

Peresmian diawali dengan pemotongan pita oleh Komandan Sektor Timur dan Presiden Jabal Amel Union, dilanjutkan dengan pidato singkat dari Brigjen Francisco Jose Dacoba dan Mr. Ali Zein.

Proyek ini merupakan langkah lebih lanjut untuk meningkatkan hubungan baik antara rakyat Lebanon Selatan dan pasukan UNIFIL. Peresmian proyek ini merupakan bentuk nyata komitmen UNIFIL dalam membantu pemerintah Lebanon, dalam membantu pengadaan sarana dan prasarana bagi kebutuhan hidup masyarakatnya.

Komandan Satgas Indobatt Konga XXIII-H/UNIFIL Letkol Inf M. Asmi mengatakan tempat pelatihan keterampilan untuk perempuan ini digagas guna memberdayakan masyarakat sipil dan untuk meningkatkan kualitas hidup bagi penduduk, khususnya perempuan yang berada di desa binaan Indobatt yang tergabung dalam Jabal Amel Union.

“Jenis pelatihan yang akan dilatihkan nantinya adalah keterampilan memasak, membuat kue basah, kue kering, roti dan sejenisnya,” kata Letkol Inf. M Asmi seperti dilansir oleh Perwira Penerangan Konga XXIII-H/UNIFIL, Lettu Adm Kiki Setiawan, S.T melalui Pusat Penerangan TNI.

Dengan diresmikannya tempat pelatihan tersebut, M Asmi berharap akan dapat membawa manfaat secara langsung bagi lebih 100 penduduk perempuan yang berdomisili di wilayah Jabal Amel Union pertahunnya. Jumlah ini secara tidak langsung bahwa seluruh populasi Jabal Amel berjumlah sekitar 100.000 penduduk.

Pada kesempatan ini, Mayor Desa Ett Taibe Mr. Abbas Diab atas nama warga mengucapkan terimakasih kepada CIMIC (Civil Military Coordination) Indobatt Kontingen Garuda XXIII-H, Sector East G-9 dan Civil Affairs atas kerjasamanya, sehingga proyek ini dapat terealisasi.

“Semoga dengan adanya tempat pelatihan keterampilan perempuan ini dapat bermanfaat bagi warganya,” katanya.


  ♞ Jurnas  

New Indigenously Produced Rocket Launcher Will be deployed with the Indonesian Marines

The Indonesian Armed Forces (Tentara Nasional Indonesia - TNI) test fired rockets from an indigenously produced tactical military vehicle known as the 6X6 Kenderaan Taktis (Rantis) on 6 March.

According to a statement released by the Indonesian Ministry of Defence's (MoD's) media centre, the tests were conducted near the Santolo Indah beach located in Garut, West Java.

The 6X6 Rantis is a jointly developed rocket launcher vehicle produced by state-owned arms manufacturer PT Pindad in collaboration with local industry and the MoD's research and development agency.

The tests were conducted with the R-Han 122, an indigenous 15 km-range 122 mm ground-launched GPS-guided rocket. The projectiles, which are powered by hydroxyl ammonium nitrate (HAN) propellant, are also produced by PT Pindad.

Brigadier General Yul Afiandi, who oversees weapons development at the MoD's research and development agency, described the test fires as successful but indicated that the agency is looking to further extend the capabilities of the launcher.

"We will develop the Rantis by increasing either the range or calibre of rockets that the vehicle can handle," he said.

Gen Afiandi also indicated that initial versions of the five-tonne launchers will be deployed with the Indonesian marines (KORMAR). Further variants may be deployed with field artillery units once improvements are made.


http://1.bp.blogspot.com/-Aqq3puVpHfs/UxiSyqpfCdI/AAAAAAAABXE/5kyWIiZOWRo/s280/roketgarut.JPG

  ♞ Janes  

Diskusi Pembangunan Radar Nasional

Jakarta Panglima Kohanudnas Marsda TNI Hadiyan Sumintaatmadja bersama Kadisinfolahtaau Marsma TNI Johny Kadarma, SE saat berdiskusi dengan Pangkosekhanudnas I Marsma TNI Tri Budi Satrio, Pati Staf Ahli TK II Bid Was Aspas Hubint Panglima TNI Marsma TNI Agus Sudarya, SH, S.E, M.M, M.Sc, Staf Ahli Menhan Bidang Industri dan Teknologi, Kabalitbang Kemhan, Kabaranahan Kemhan, Staf LIPI, Staf BPPT, Kasubdis Iptek Dislitbangau, Kasubdis Radar Diskomlekau, Dandepohar 50, para pejabat Kohanudnas, Kosekhanudnas I, KKIP, serta perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang teknologi elektronik tentang membangun Industri Radar Nasional dalam rangka mewujudkan sistem pertahanan udara Nasional yang handal di ruang rapat Makohanudnas Halim Perdanakusuma Jakarta, Jumat (21/2).

Pada diskusi tersebut, Pangkohanudnas mengatakan agar kita sebagai anak bangsa memiliki komitmen untuk bisa mewujudkan pembangunan Industri Radar Dalam Negeri. Sebagai anak bangsa kita harus memiliki semangat untuk bersatu mewujudkan pembangunan ini, dengan demikian kita tidak tergantung dengan luar negeri dan kerahasiaan sistem pertahanan udara dapat terjamin.


  ♞ Kohanudnas  

Paskhas Uji Terampil Perorangan Prajurit

Jakarta DALAM memelihara dan meningkatkan kemampuan serta kesiapan operasional satuan yang tinggi, belum lama ini Detasemen Matra 2 Paskhas TNI AU menyelenggarakan Uji Terampil Perorangan tahun 2014 dengan melaksanakan latihan perorangan selama lima hari di sekitar Lanud Abdulrachman Saleh, Malang, Jawa Timur.

Sebagai satuan khusus matra udara yang bertugas sebagai Pengendali Pangkalan (Dallan), Pengendali Tempur (Dalpur), SAR Tempur (Sarpur), dan Jump Master, Detasemen Matra 2 Paskhas TNI AU tidak hanya mampu, bahkan harus mahir dalam melaksanakan Uji Terampil Perorangan (UTP).

Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas diri, sikap, mental dan disiplin seorang Prajurit. Selain itu latihan ini juga diharapkan dapat meningkatkan keberhasilan dalam pelaksanaan tugas di medan operasi.

Komandan Detasemen Matra 2 Paskhas, Mayor Psk. Deni Ramdani sekaligus Pimpinan Latihan, mengatakan Uji Terampil Perorangan merupakan suatu kegiatan yang harus dilaksanakan secara terencana, terarah, terukur dan terkoordinasi agar dapat diketahui sejauh mana hasil yang telah dicapai sehingga dapat dievaluasi sebagai bahan dalam penyempurnaan kegiatan.

Dengan demikian latihan yang dilaksanakan pada masa mendatang akan lebih baik, lebih realistis serta dapat mencapai tujuan maupun sasaran yang ditetapkan.

Oleh karenanya, menurut Mayor Psk. Deni Ramdani, latihan kemampuan perorangan merupakan program satuan yang harus dilaksanakan secara berkesinambungan. Latihan ini sebagai upaya pembinaan dan penyiapan prajurit profesional untuk melaksanakan tugas di daerah operasi.

Lebih lanjut, dikatakan, keterbatasan yang ada jangan dijadikan alasan untuk bermalas malasan dalam berlatih, maksimalkan kemampuan prajurit dengan tidak melupakan safety dan lamja.

Dinas Penerangan Lanud Abdulrachman Saleh dalam siaran persnya, menyebutkan, Latihan Uji Terampil Perorangan terdiri dari latihan perorangan dasar dan latihan perorangan lanjut sesuai dengan Sasbinpuan Korpaskhas maupun Sasbinpuan Detasemen Matra 2 Paskhas.

Latihan tersebut meliputi Speed March, HanMarch, lempar pisau, rappelling, GPS, menembak, gerakan perorangan, survival, lintas medan, pioner, handak, halang rintang, renang militer dan IMPK.


  ♞ Jurnas  

Paspampres Tutup Latihan Bersama Garuda Shadow 2014

Bogor KOMANDAN Pasukan Pengamanan Presiden (Danpaspampres), Mayor Jenderal TNI Doni Monardo diwakili oleh Wakil Danpampres Brigjen TNI (Mar) Guntur Irianto Ciptolelo menutup secara resmi Latihan Bersama (Latma) Garuda Shadow tahun 2014, di Aula Bima Mako Grup C Paspampres, Lawang Gintung, Bogor, Jumat (7/3).

Latma Shadow 2014 yang diikuti antara Paspampres dengan US Army Special Forces, berlangsung selama sebulan dan diikuti oleh 40 personil dari kedua Negara. Latihan dilaksanakan di beberapa tempat seperti Mako Grup C Paspampres, Bogor, Markas Kopassus Cijantung, Jakarta Timur, dan sejumlah fasilitas umum di Taman Mini serta Taman Impian Jaya Ancol.

Kadispenum Puspen TNI, Kolonel Inf Bernardus Robert dalam siaran persnya, mengatakan, latihan bersama ini bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme prajurit kedua satuan serta masing-masing pihak dapat memberikan pengalamannya kepada pihak lain, sehingga kemampuan tingkat perorangan maupun tingkat satuan bisa berkembang.

Dalam amanat tertulisnya, Danpaspampres mengatakan kerja sama Paspampres dengan pihak US Army Special Forces dalam bidang latihan semakin pesat dan berkembang sejak Latma Garuda Shadow dilaksanakan sejak tahun 2009.

“Latihan yang dilaksanakan secara rutin setiap tahunnya merupakan bukti semakin meningkatnya hubungan baik angkatan bersenjata kedua Negara,” katanya.

Lebih lanjut, Danpaspampres menilai semangat dari kedua satuan yang sangat luar biasa dalam menciptakan latihan yang berkualitas juga untuk meningkatkan hubungan persahabatan antar orang perorang serta berharap hubungan kerjasama dan persahabatan yang sudah dibangun ini akan semakin maju dan semakin erat.

Diakhir amanatnya Danpaspampres mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada pihak-pihak yang terkait dalam terselenggaranya Latma Garuda Shadow, khususnya kepada kedutaan Amerika Serikat dan US Pacom.


  ♞ Jurnas  

Shaping the narrative: new Chinese documentary revisits Indonesia and the South China Sea

http://www.aspistrategist.org.au/wp-content/uploads/2014/02/cctv-indonesia.pngBy Scott Bentley

Several months ago I wrote on The Strategist about a March 2013 incident between Indonesian and Chinese maritime law enforcement vessels in the South China Sea. Local Indonesian news sources confirmed the incident but Indonesian Defense Ministry officials reportedly ‘claimed that the fishing boat incident never took place’. Several weeks after my post was published, Commander Agus Heryana, commander of the Indonesian naval base in Tanjung Pinang, stated that the situation in the South China Sea remained safe despite ‘efforts blowing it out of proportion’, noting that ‘the navies deployed in the area are not operating aggressively’.

The latter part of this statement is undoubtedly accurate: the incident didn’t directly involve any naval vessels from either nation. But one’s left wondering about the veracity of, and rationale behind, the Defense Ministry’s denials about the incident. Taken together, the comments suggest a possible effort to downplay such incidents or to limit their exposure in the media. Like its neighbour Malaysia, Indonesia has preferred to employ quiet diplomacy in regard to the South China Sea disputes more broadly, keeping any confrontations or encounters at sea out of the press for fear of needlessly stoking tensions or damaging its image of neutrality.

If this is official Indonesian government policy, it has now become abundantly clear that this isn’t the same for the Chinese government. China’s state run news media outlet CCTV4 recently released an eight-part documentary on China’s activities in the South China Sea. Two of the episodes include footage of patrols by Chinese maritime law enforcement vessels in disputed waters off the Natuna Islands, as well as a previous incident that occurred there on 12 May 2010. Many of the details contained in the documentary, including geo-location coordinates of the Chinese vessels on particular dates, hadn’t been publicly available before the documentary aired.

Unlike the March 2013 incident, the 2010 incident directly involved Indonesian naval vessels. The vessels were threatened at gunpoint by two Chinese ships from the Bureau of Fisheries and Law Enforcement Command (FLEC or CFLE) and eventually forced to relinquish a Chinese fishing vessel that they’d attempted to apprehend. The FLEC vessels, numbered 301 and 302, had been ordered by their higher command to ‘rescue the fishing boat immediately’. Such action is in keeping with FLEC’s tasking to ‘safeguard maritime sovereignty’ and its ‘accompanying fishery protection strategy’. According to the video, this strategy had shifted in recent years from one of merely patrolling disputed areas to conducting direct escorts. ‘Wherever the fishing boats go, the FLEC ships follow them there’, the narrator says, referring to them at one point as their ‘guardian angels’.

When FLEC vessels arrived on the scene, they observed a ‘foreign frigate’ undertaking what’s portrayed by the narrator as a ‘harassment attack’ on the Chinese fishing vessel. The narrator erroneously describes this ‘frigate’ as about 80 meters in length and displacing 1800 tons, as well as being armed with ‘rocket guns and automatic cannons’.

Based on the CCTV4 footage, this vessel isn’t a frigate but a much smaller Todak class Patrol Boat (PB) of the Indonesian Navy. While it doesn’t possess ‘rocket guns’, the 454 ton Todak PB does have two Bofors naval cannons (57 and 40mm), which are capable of rapid fire rates accurate to a distance of several kilometers, according to Jane’s Fighting Ships. Though physically much smaller, had the Todak decided to engage, it almost certainly could have defeated the two larger FLEC vessels with its superior weaponry and range of fire.

But it didn’t. Instead, the Indonesian sailors could only watch on as the FLEC crew moved to battle stations dressed in full combat gear then threatened them with what appear to be 12.7mm deck guns. After Liu Tanrong, the Deputy Director of FLEC’s South China Sea regional division, declares over bridge to bridge communications that the waters are part of ‘the Exclusive Economic Zone (EEZ) of the People’s Republic of China’, and that ‘the FLEC ships have a right to undertake normal fishery management here’, the FLEC ships begin offensive maneuvers, ostensibly to ‘prevent the attack from the foreign frigate’. These coercive actions included the Yuzheng 301 cutting in front of the Todak PB to position itself between it and the Chinese fishing boat, directing the latter to draw closer to the 302 for protection as it confronted the Indonesian vessel. The result, according to the narrator: ‘Without any further plan, the foreign frigate had no choice but to leave’.

What the Chinese documentary proudly displays as ‘normal fishery management’, is in reality the very same ‘gunboat diplomacy’ China has berated foreign powers for practicing against it during China’s own ‘century of national humiliation’. Contrary to the statements by the narrator, the Indonesian patrol boat did have a choice, and fortunately for all parties involved it chose not to engage. That this choice was influenced by Chinese coercive actions is however a distinct possibility, and the incident could easily be regarded by the Chinese side as successful in that the Indonesian ‘frigate’ was compelled to cease its ‘harassment attack’ against the Chinese fishing boat. The documentary certainly presents it as such.

The CCTV4 documentary also includes footage of a patrol conducted in the South China Sea on 1 May 2013 by FLEC vessel Yuzheng 310. This is the exact same vessel, patrolling the exact same waters, where the incident reportedly denied by the Indonesian Ministry of Defense had occurred only a little over one month previously. Only this time there’s no incident, just the FLEC vessel and a Chinese fishing boat using the exact same trawling technique in those exact same waters that had led to the incident in March.

The Yuzheng 310 takes the CCTV4 camera crew aboard the Chinese fishing vessel, where they film the boat’s catch before returning. There’s no mention in the documentary that these are disputed waters, or that these actions are regarded by Indonesian officials as illegal. There’s no Indonesian naval or coast guard presence this time to enforce any alternative position. There’s only a Chinese fishing boat, escorted by their FLEC ‘guardian angels’, fishing within China’s EEZ. Together they’re working to ensure that these ‘normal’ operations are conducted safely, without interference from foreign rivals and competing narratives in the world news. China’s efforts to shape the narrative in this way have so far proceeded largely unopposed, though the question now arises whether or not countries like Indonesia can afford to maintain a low profile on these issues when China has so clearly chosen otherwise.

Scott Bentley is currently a PhD candidate at the Australian Defence Force Academy, UNSW. His research focuses on security strategies in maritime Southeast Asia. Image is screenshot from CCTV4 documentary.


  ♞ Aspistrategist  

[World News] Ambisi Militer Cina

Cina terus mengeluarkan uang besar-besaran untuk belanja militer, dengan menaikkan anggara pertahanan sebesar 12,2 persen tahun ini – langkah yang memicu kekhawatiran dari Jepang.

Beijing selama bertahun-tahun menaikkan pengeluaran bagi Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) diatas dua digit, menggambarkan ambisi militer untuk menegaskan kebangkitan ekonomi sekaligus unjuk kekuatan terkait konflik teritorial dengan negara tetangga antara lain Jepang.

“Kami akan menjaga dengan tegas kedaulatan Cina, keamanan serta kepentingan pembangunan,“ kata Perdana Menteri Li Keqiang dalam pembukaan Kongres Rakyat Nasional (NPC) Rabu (05/03/14) yang dikendalikan oleh Partai Komunis Cina (PKC).

Beijing akan “menempatkan persiapan perang sebagai pijakan“ dan “membangun Cina menjadi sebuah kekuatan maritim,“ tambah dia.

“Kami akan menjaga kemenangan Perang Dunia II dan tatanan dunia pasca perang, dan tidak akan membiarkan siapapun untuk membalikkan jalannya sejarah,“ kata Li – menggunakan sebuah ungkapan yang sering dipakai dalam hubungan dengan Jepang.

Belanja militer terus naik

Cina telah memperbesar kemampuan laut selama beberapa tahun terakhir, dengan kapal induk pertama mulai beroperasi pada September 2012.

Kapal dan pesawat milik Cina dan Jepang secara rutin saling membayangi satu sama lain di wilayah sengketa Laut Cina Timur di kepulauan yang disebut Diaoyu oleh Cina dan dinamai Senkaku oleh Jepang, yang telah menimbulkan kecemasan bakal terjadinya bentrok.

Sebuah laporan keuangan yang dipersiapkan dalam pertemuan NPC menyebut bahwa “peruntukkan bagi anggaran pertahanan adalah 132 milyar Dolar AS, naik 12,2 persen“.

Sesaat setelah pengumuman itu, Jepang menyampaikan kekhawatirannya mengenai “keterbukaan“ Beijing terkait Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) – yang termasuk di dalamnya angkatan darat, angkatan laut dan angkatan udara.

“Transparansi kebijakan pertahanan Cina dan kemampuan militernya, atau kekurangannya, telah menjadi kecemasan komunitas internasional, termasuk Jepang,“ kata Kepala Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga.

Tahun lalu, Cina telah menaikkan anggaran militer 10,7 persen pada 2013, dan 11,2 persen pada 2012 serta 12,7 persen pada 2011.

Para analis percaya bahwa pengeluaran belanja Cina yang sebenarnya, lebih tinggi dari yang diumumkan.

Ambisi menjadi kekuatan besar

Cina mencurahkan sekitar tiga kali lipat lebih banyak dari India untuk anggaran pertahanan, dan lebih besar dari kombinasi belanja militer Jepang, Korea Selatan, Taiwan dan Vietnam.

Belanja Beijing diperkirakan bakal menyamai Washington pada 2030, demikian perkiraan International Institute for Strategic Studies pada Februari lalu, sambil memberi catatan bahwa setelah itu masih butuh beberapa tahun lagi bagi Cina, untuk menyamai kemampuan, pengalaman dan keahlian AS.

Langkah Cina akan menjadi sumber kecemasan negara tetangganya dan mendorong mereka memperkuat kerjasama satu sama lain dan AS, kata Denny Roy, seorang ahli militer Cina di East-West Center, Hawaii.

Desember tahun lalu, pemerintahan “Hawkish” Perdana Menteri Shinzo Abe sepakat mengeluarkan 240 milyar Dolar antara 2014 hingga 2019 lewat pergeseran kebijakan militer negara itu di kawasan dalam menghadapi Cina – yang artinya menaikkan anggaran militer mereka sebesar lima persen selama lima tahun.

Saat itu, Beijing mengecam langkah Tokyo yang dianggap menjadi ”keprihatinan negara-negara tetangga di Asia serta komunitas internasional”.

Roy mengatakan, dorongan Cina untuk memodernisasi militernya bersumber dari ambisi besar mereka untuk menjadi kekuatan dunia, bukan terkait sengketa dengan negara tetangga.

”Saya pikir secara mendasar itu (terkait) komitmen Cina untuk mencapai status kekuatan terbesar,” kata Roy.[ab/vlz (afp,ap,rtr)]


  ♞ dw.de  

Aksi Heroik Serka Imam Sebelum Terjadi Ledakan Gudang Amunisi

Jakarta Sejumlah rekan Serka Anumerta Imam Syadi'i mengungkapkan detik-detik kejadian sebelum ledakan gudang amunisi di Pondok Dayung, Jakarta Utara. Aksi heroik Imam pun terkuak. Bagaimana ceritanya?

Salah satu atasan Imam, Mayor Laut Zaekan, bercerita, saat kejadian sempat terjadi kepanikan luar biasa. Namun Imam dengan tenang mengusir rekan-rekan yang lain.

"Dia bilang ini bahaya, biar saya aja. Dia memiliki jiwa korsa tinggi ketika kejadian dia menolong teman-temannya terlebih dahulu," terang Zaekan saat ditemui di rumah duka Serka Imam di Bekasi, Jabar, Kamis (6/3/2014).

Rekan Imam, Serda Amir, menambahkan, sekitar pukul 09.00 WIB ada laporan tentang korsleting listrik, tak jauh dari bengkel. Setelah itu, dia langsung lari ke gudang amunisi, sementara Imam ke bengkel untuk mematikan aliran listrik. Ternyata, lima menit kemudian terjadi ledakan.

"Saya langsung lari ke dermaga, almarhum malah lari ke hanggar," tambah Amir.

Tak lama setelah itu, seluruh anggota diminta untuk mengosongkan Pondok Dayung. Nah, Imam sudah tak terlihat lagi saat penyisiran. Ternyata dia sudah meninggal dan langsung dibawa ke rumah sakit.

Imam meninggalkan seorang istri Sirum (44) dan tiga anak bernama Syafei Yantiningrum (21), Alief Nur Angreini (14) dan Santang Suhartono yang masih berusia 3 tahun..


  ♞ detik   

Jumat, 07 Maret 2014

★ Ujicoba Roket Pertahanan di Pameungpeuk

Garut PT Pindad (Persero) yang tergabung dalam Konsorsium Roket Nasional bersama dengan Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN), Kementerian Riset dan Teknologi, Kementerian Pertahanan, serta beberapa perusahaan BUMN seperti PT Pindad (Persero), PT Dahana (Persero), dan PT Dirgantara Indonesia (Persero), kembali melakukan pengujian Roket Pertahanan.

Pengujian ini dilakukan di Stasiun Peluncuran Roket Sonda, Pameungpeuk Garut, Jawa Barat pada tanggal 6 Maret 2014. Perwakilan PT Pindad (Persero) yang hadir dalam acara pengujian tersebut adalah Direktur Sistem Senjata Ade Bagdja dan Deputi Direktur Penelitian dan Pengembangan Triyono Priohutomo.

Tujuan diadakannya pengujian roket ini adalah untuk melakukan uji dinamis beberapa unit roket terhadap beberapa jenis launcher. Uji dinamis ini dilakukan pada 2 unit RHan-122 terhadap Multi Launcher Rocket System (MLRS) milik Kementerian Pertahanan, 3 unit RHan-122B pada laras RM 70 GRAD milik Marinir, dan uji dinamis 3 unit RX-2020 terhadap Peluncur Roket Modular (PRM) 861 milik PT Pindad (Persero).

Hasil dari pengujian ini pun memuaskan, semua unit roket dapat meluncur dengan baik. Kemudian dilakukan evaluasi oleh tim guna menghasilkan feedback yang dapat dijadikan masukan untuk pengembangan roket pertahanan ini di masa depan.

Acara ini juga dihadiri oleh Kabalitbang Kemhan, Deputi Kementerian Riset dan Teknologi, Aslog Dislitbang AL, Kapuslitbang Alpalhan Balitbang Kemhan, Kepala Marinir, dan Direktur Utama PT Dahana (Persero).(Anggia)



  ♞ BUMN  

BRIGIF-1 Marinir Latihan Perang di Gunung Penanggungan

Mojokerto Dalam rangka meningkatkan profesionalisme prajurit, Brigif-1 Marinir menggelar latihan perang di gunung Penanggungan, Trawas, Mojokerto, Jumat (07/03/2014).

Latihan yang digelar hingga Minggu, 9 Maret 2014 tersebut merupakan program pelaksanaan Latihan Satuan Dasar (LSD) I Darat tahun 2014 dengan melibatkan 26 Perwira Brigif-1 Marinir yang terdiri dari Komandan Kompi dan Komandan Peleton ditambah 24 Taruna AAL Korps Marinir Angkatan 59.

Wakil Komandan Brigif-1 Marinir Letkol Mar Suliono selaku Pimpinan Latihan mengatakan dalam kegiatan tersebut akan dilatihkan beberapa materi yaitu Pemberian Perintah Operasi (PO) dan P3, GMUK, Serangan, Pertahanan, Patroli Penyelidik dan Patroli tempur, Raid Darat dan Pemutusan Pertempuran.

Tujuan latihan, lanjutnya, agar para pelaku yaitu Danki, Danton dan Taruna AAL Korps Marinir lebih menguasai taktik operasi darat sehingga dapat menunjang pelaksanaan tugas secara maksimal.



  ♞ Marinir  

Panglima TNI Evaluasi Semua Tempat Penyimpanan Senjata

Panglima TNI Evaluasi Semua Tempat Penyimpanan SenjataJakarta Panglima TNI Jenderal Moeldoko akan mengevaluasi seluruh gudang senjata TNI menyusul meledaknya gudang amunisi milik TNI Angkatan Laut di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu 5 Maret 2014 lalu.

“Evaluasi ini untuk perbaikan ke depan. Evaluasi bukan hanya untuk gudang yang ada sekarang, tetapi juga gudang-gudang yang sudah tua dan terisi penuh. Semua akan kami lihat kembali,” kata Moeldoko di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat 7 Maret 2014.

Evaluasi menyeluruh ini dilakukan agar peristiwa ledakan gudang amunisi tidak terulang lagi. Saat ini, lokasi ledakan gudang amunisi di Pondok Dayung, Pelabuhan Tanjung Priok, ditutup untuk kegiatan seluruh kesatuan TNI.

Kegiatan pasukan katak dan kesatuan TNI AL lainnya dipindahkan ke tempat lain yang aman. Ini untuk memastikan kawasan tersebut aman dari sisa ledakan, sebab dikhawatirkan masih ada sisa amunisi di sana.

Untuk mengungkap penyebab ledakan hebat itu, tim ahli bahan peledak TNI AL bekerjasama dengan Tim Mabes Polri sedang melakukan investigasi. Sejauh ini, diketahui salah satu pemicu ledakan adalah karena banyaknya bahan peledak TNT di dalam gudang amunisi tersebut.


  ♞ Vivanews  

TNI AU ingatkan risiko deposit karet di landas pacu

Madiun Gejala aquaplanning, serupa yang terjadi pada kendaraan roda empat di jalan tergenang air, dapat terjadi pada pesawat terbang akibat deposit karet di bekas pendaratan dan lepas landas pada landasan pacu lapangan terbang, demikian keterangan TNI AU.

Hal itu diingatkan Kepala Keselamatan Penerbangan dan Kerja Pangkalan Utama Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) Iswahyudi di Madiun, Jawa Timur, Mayor Penerbang Abdul Haris, saat pembahasan keselamatan penerbangan.

Dalam kegiatan di gedung Air Combat Maneuvering Instrumentation (ACMI) yang diikuti seluruh penerbang dan pejabat pangkalan utama TNI AU itu, Dinas Penerangan TNI AU, di Jakarta, Jumat, mengutip Abdul Haris bahwa deposit karet bekas ban di permukaan landas pacu merupakan ekses yang tidak bisa dihindarkan.

Oleh karena itu, ia mengemukakan, pembersihan berkala landas pacu harus dilakukan. Jika dibiarkan, menurut dia, maka dapat meningkatkan risiko hidroplanning, sehingga ban pesawat terbang yang mendarat atau lepas landas seolah diambangkan dan tidak "menggigit" landasan.

Cara membersihkan deposit karat itu, dikatakannya, ada lima cara berupa menyemprotkan air bertekanan tinggi dan ekstra tinggi, memakai bahan-bahan kimia, menggosok menggunakan alat khusus, dan "pengupasan" secara mekanis.

Pada pertemuan itu, pihak TNI AU juga membahas cara meminimalkan efek gangguan pendengaran bagi personel.

Personel di lapangan terbang dapat terganggu pendengarannya, bila suara reaktor mesin saat diam (idle), berjalan menuju/dari landas pacu (taxi), ataupun lepas landas dan mendarat yang berada pada angka desibel (dB) sangat tinggi berlangsung lama.

Oleh karena itu, personel bersangkutan harus memakai pelindung telinga yang disebut ear plug dan ear muff, secara bersamaan, terutama di lingkungan kerja di sekitar pesawat tempur yang memiliki tingkat kebisingan sangat tinggi di atas 130 dB sebagai persyaratan penting.


  ♞ Antara  

Panglima TNI Hadiri Pertemuan ACDFIM

Nay Pyi Taw Panglima TNI Jenderal TNI Dr. Moeldoko menghadiri acara The 11th Asean Chiefs of Defense Forces Informal Meeting (ACDFIM) di Nay Pyi Taw, Myanmar.

ACDFIM merupakan pertemuan informal para Panglima Angkatan Bersenjata (Pangab) di kawasan Asean.

ACDFIM diselenggarakan mulai tanggal 4 s.d. 6 Maret 2014 dan dipimpin oleh Pangab Myanmar Senior General Min Aung Hlaing selaku Ketua ACDFIM ke-11.

Acara ini bertujuan sebagai sarana untuk tukar-menukar pemikiran, pengalaman, keahlian dan juga sebagai sarana penyampaian pendapat dalam menghadapi tantangan dan ancaman bersama negara-negara di kawasan Asean.

Sedangkan sasaran yang ingin dicapai adalah diperolehnya persamaan persepsi dalam menciptakan stabilitas keamanan kawasan serta terjalinnya hubungan kerja sama yang baik, sehingga mempermudah koordinasi dalam menghadapi permasalahan yang terjadi di kawasan Asean.

Adapun agenda pertemuan ACDFIM ke 11 ini diawali dengan laporan hasil Asean Military Intelligence Informal Meeting (AMIIM) dan Asean Military Operations Informal Meeting (AMOIM), dilanjutkan dengan presentasi masing-masing Ketua Delegasi, dan diskusi rencana kerja kegiatan tahunan militer Asean serta diakhiri dengan penandatanganan keputusan bersama antara Pangab Asean tersebut.

Delegasi dari Indonesia dipimpin oleh Panglima TNI dan didampingi Asops Panglima TNI Mayjen TNI Ridwan, Asintel Panglima TNI Mayjen TNI Tysna Komara, Kapuskersin Laksma TNI Suselo, dan beberapa staf terkait.

Dalam rangkaian ACDFIM, Panglima TNI juga melaksanakan bilateral meeting diantaranya dengan Pangab Myanmar Senior General Min Aung Hlaing; Pangab Thailand General Tanasak Patimapragon; Pangab Brunei Darussalam Major General Dato Sari Pahlawan Mohd Tawih bin Abdullah dan Pangab Philipina General Emmanuel T Bautista, AFP.

Bilateral meeting ini bertujuan sebagai perkenalan Jenderal TNI Dr. Moeldoko selaku pejabat baru Panglima TNI dan membahas mengenai peningkatan kerjasama militer dengan TNI.


  ♞ TNI  

Komandan Pasmar-2 Buka Latihan Menembak Sniper

Jakarta Komandan Pasmar-2 Brigadir Jenderal TNI (Mar) Denny Kurniadi, secara resmi membuka Latihan Menembak Sniper di lapangan tembak Jusman Puger, Kesatrian Hartono Marinir Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis (6/3/2014).

Dalam amanatnya Komandan Pasmar-2 menyampaikan bahwa latihan menembak Sniper atau dalam bahasa militer Indonesia dikenal dengan istilah penembak runduk, adalah seorang prajurit Infanteri yang secara khusus terlatih dan memiliki kemampuan untuk membunuh secara tersembunyi pada jarak yang jauh.

"Pada pelaksanaan latihan ini telah direncanakan sedemikian rupa sehingga sasaran latihan ini dapat meningkatkan kemampuan penembak-penembak runduk yang dimiliki Korps Marinir khususnya Pasmar-2," kata Brigjen Denny.

Di akhir amanatnya Komandan Pasmar-2 menekankan kepada seluruh peserta latihan agar melaksanakan segala kegiatan latihan ini dengan penuh rasa tanggung jawab sehingga dapat membawa manfaat yang positif terhadap Satuan maupun perorangan.

"Jangan ragu dan malu untuk bertanya kepada pelatih/instruktur manakala ada hal yang belum dipahami, dan maksimalkan segala kemampuan, waktu latihan, serta ketrampilan tehnik dan taktik penembak sniper yang baik, serta jaga disiplin diri yang tinggi.

Dengan tetap mendekatkan diri kepada Sang Pencipta agar mampu melaksanakan latihan ini dengan baik dan aman sesuai yang diharapkan," jelasnya.

Latihan Menembak Sniper yang akan dilaksanakan mulai tanggal 09 - 13 Maret 2013 di Cilandak, Purwakarta dan sekitarnya tersebut diikuti oleh 86 personel Pasmar-2 dari Batalyon Infanteri di jajaran Brigif-2 Mar Pasmar-2 dan Yontaifib-2 Mar, serta diikuti oleh Para Asisten Kaspasmar-2 dan Komandan Kolak/Satlak Pasmar-2.

Hadir pada acara ini Kaspasmar-2 Kolonel Marinir Yuniar Ludfi, Para Asisten Kaspasmar-2, Para Dankolak/Satlak Pasmar-2.



  ♞ Tribunnews  

Rusia Pemasok Mobil Tempur Terbesar ke RI

Jakarta Meski telah mempunyai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memproduksi kendaraan tempur (tank) seperti PT Pindad (Persero), tak menyurutkan Indonesia untuk mengimpor tank dari negara lain, seperti Rusia, Korea dan Prancis.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang diterima Liputan6.com, seperti ditulis Jumat (7/3/2014), impor tank Indonesia dari beberapa negara sepanjang 2013 tercatat sebesar US$ 220,56 juta atau setara Rp 2,5 triliun (kurs: Rp 11.481 per dolar AS) Impor tank terbesar berasal dari Rusia dengan realisasi sebesar US$ 127,49 juta.

Disusul Republik Korea yang memasok tank sebesar US$ 72,75 juta. Di posisi ketiga ditempati Prancis yang mengimpor US$ 10,34 juta. Sementara negara lainnya membukukan nilai impor tank ke Indonesia sebesar US$ 9,94 juta.

Sementara pada periode Januari 2014, realisasi impor tank sebesar US$ 17,12 juta. Angka ini melonjak drastis dari awal tahun lalu yang mencatatkan nilai impor tank sebesar US$ 2,27 juta.

Realisasi impor tank tertinggi khusus Januari ini berasal dari Republik Korea senilai US$ 13,82 juta. Selanjutnya Prancis dengan nilai impor sebesar US$ 3,26 juta serta negara lainnya sebesar US$ 45,81 ribu.

Sedangkan saldo impor tank Rusia di awal tahun ini nol alias tidak mengimpor. Jumlah ini mengalami peningkatan dibanding periode yang sama 2013 di mana nilai impor dari Republik Korea sebesar US$ 288,90 ribu, Prancis senilai US$ 1,43 juta serta negara lainnya US$ 547,50 ribu dan Rusia tidak melakukan impor di periode Januari tahun lalu.


  ♞ Liputan 6  
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...