Senin, 18 Maret 2024

Dugaan WNI Curi Rahasia Teknologi Jet

Dibantah RI, Digeledah Korsel
KF-21 Boramae [ROKArmed Forces]

Kepolisian Korea Selatan tengah menyelidiki dugaan insinyur Indonesia terlibat dalam kasus pencurian teknologi jet temput KF-21 di Korea Selatan. Meskipun tudingan tersebut ditepis pemerintah RI, Korea Selatan tetap menelusuri keterlibatan WNI melalui penggeledahan.

Seperti diberitakan Yonhap News Agency pada 2 Februari lalu, kecurigaan pencurian data itu diungkapkan oleh Defence Acquisition Program Administration (DAPA) Korea Selatan dan Komando Kontra Intelijen (DCC) Korea Selatan. Dari kecurigaan tersebut, Badan Intelijen Korea Selatan (NIS) bekerja sama dengan DCC untuk mencari mengenai data yang dicurigai dicuri tersebut.

Mereka kabarnya juga melarang orang Indonesia yang dicurigai itu untuk meninggalkan Korea Selatan.

"Investigasi saat ini sedang dilakukan untuk mencari tahu apakah data yang disimpan mengandung teknologi strategis," ungkap salah satu sumber kepada Yonhap.

Polisi kemudian bergerak melakukan penggeledahan di kantor produsen pesawat Korea Aerospace Industries (KAI) untuk menyelidiki dugaan pencurian data jet tempur KF-21. Tak hanya kantor yang digeledah, rumah salah satu WNI turut digeledah sebagai bagian dari penyelidikan yang sama.

Seperti dilansir media Korea JoongAng Daily, Sabtu (16/3/2024), penggeledahan oleh Kepolisian Korsel terhadap kantor produsen pesawat Korsel itu dilakukan pada Jumat (15/3) waktu setempat.

Departemen Investigasi Keamanan pada Kepolisian Provinsi Gyeongnam mengirimkan sekitar 10 penyelidik mereka ke kantor produsen pesawat Korsel yang ada di Sacheon, Gyeongsang Selatan, pada Jumat (15/3) pagi sekitar pukul 09.00 waktu setempat.

Penggeledahan itu bertujuan untuk mengamankan data-data terkait dari komputer kerja milik dua insinyur asal Indonesia yang terlibat dalam proyek KF-21.

Sehari sebelumnya, atau pada Kamis (14/3) waktu setempat, rumah yang menjadi tempat tinggal salah satu insinyur asal Indonesia itu di Korsel juga digeledah oleh kepolisian.

Langkah penggeledahan ini dilakukan setelah tim investigasi gabungan pemerintah, yang terdiri atas tim Otoritas Program Akuisisi Pertahanan (DAPA), Komando Kontra Intelijen Angkatan Bersenjata, dan Dinas Intelijen Nasional, meminta dukungan kepolisian untuk penyelidikan terhadap dua insinyur asal Indonesia yang diduga berupaya menyelundupkan perangkat USB yang berisi data soal KF-21.

Kedua insinyur asal Indonesia itu, menurut laporan Reuters, dituduh melanggar Undang-undang Program Akuisisi Pertahanan Korea Selatan dan membocorkan teknologi terkait KF-21.

Jet tempur KF-21 sendiri merupakan jet tempur buatan Korsel, yang sebagian didukung oleh Indonesia.

KF-21 yang dikembangkan oleh produsen pesawat Korsel KAI, dirancang untuk menjadi alternatif yang lebih murah dan tidak terlalu bersifat siluman dibandingkan jet tempur F-35 buatan Amerika Serikat (AS), yang menjadi andalan Korsel.

 Kemlu RI Tepis Tuduhan 2 WNI Curi Data Jet Tempur Korsel

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI mengonfirmasi ada dua warga negara Indonesia (WNI) yang berurusan dengan kasus mengenai pengembangan jet KFX kerja sama Korea Selatan dengan Indonesia. Namun, Kemlu RI menepis tuduhan bahwa dua WNI itu mencuri rahasia teknologi jet Korsel.

"Benar bahwa saat ini ada dua WNI yang diverifikasi dalam kasus tersebut," kata Juru Bicara Kemlu RI, Lalu Muhammad Iqbal, dalam keterangan tertulis kepada wartawan, Jumat (15/3/2024).

Para WNI itu adalah insinyur yang dikirim dari Indonesia untuk bekerja di fasilitas Korea Aerospace Industries. Insinyur Indonesia itu dicurigai telah menyimpan data pengembangan KF-21 (atau KFX) di USB flash disk. Namun, Kemlu RI tidak menyebut ini sebagai kasus pencurian data.

"Belum ada hasil akhir atau kesimpulan dari verifikasi tersebut. Karena itu terlalu jauh untuk menyebut ini kasus pencurian data," kata Iqbal.

Identitas dua WNI di Korsel itu tidak diungkap ke publik oleh Kemlu RI. Pilihan ini dilakukan untuk menghargai privasi kedua WNI tersebut. Kemlu RI memberi pendampingan hukum terhadap dua WNI itu.

"KBRI Seoul terus memonitor dan mendampingi yang bersangkutan sejak munculnya kasus ini," kata Iqbal.

Dia menjelaskan KF-21 merupakan proyek strategis bagi Indonesia dan Korea Selatan. Iqbal menyebut teknisi Indonesia telah dilibatkan dalam proyek tersebut sejak 8 tahun silam.

"Teknisi Indonesia telah terlibat dalam proyek bersama ini sejak tahun 2016. Jadi mereka sudah sangat mengetahui prosedur kerja sesuai aturan yang berlaku dalam hal ini," ujar Iqbal. (taa/fas)

  ★ detik  

Minggu, 17 Maret 2024

[Video] Nexter Kerjasama Produksi Berbagai Amunisi Dengan Pindad

Liputan Kompas TVMBT Leopard 2RI (TNI AD) ★

I
ndonesia berpeluang memproduksi berbagai amunisi kaliber sedang dan besar untuk berbagai alutsista Matra Darat, Laut maupun Udara lewat kerja sama dengan produsen sistem pertahanan darat terkemuka Nexter-KNDS. Yang sudah disepakati bersama PT Pindad, yakni produksi amunisi latih untuk Tank Leopard milik TNI AD.

Dengan kerusakan masif yang ditimbulkan, artileri kerap dijuluki rajanya medan pertempuran. Beberapa waktu lalu, Jurnalis KompasTV melihat langsung bagaimana amunisi dan sistem meriam artileri swagerak ini, dibuat di 3 fasilitas produksi milik Nexter-KNDS di Perancis.

 Berikut video dari Youtube : 


  Youtube  

Rudal Atmaca Jadi Taring Baru TNI AL

 Mampu hancurkan kapal musuh di jarak 200 Km 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhvZzSfxXyaIUiCCBQUNuzilwgUhae0HN6S2b2iin5zHgbcXchPdHw9Bp-n7O9OwawUAL-JIZPp74U3clpNkwcLUKbSDo5FqlwoI1alfkLGXEaznbyFL9ArpCpaagaiB7pIvq0BorTWGgPsq98wo5WsKzkmfpqwkaEBYFeWkwfVMgf7v6M3fw-4e8XS9hSx/s3000/Roketsan%20Atmaca.jpgRudal antikapal Atmaca (Roketsan) 🚀

T
aring TNI semakin runcing jika rencana akuisisi puluhan rudal antikapal buatan Turki, Atmaca, berhasil diwujudkan.

Januari silam, media militer, Janes, mengabarkan, Indonesia telah mengadakan sebuah kontrak pengadaan rudal Atmaca asal pabrikan Roketsan.

Tak main-main, rencananya Indonesia akan membeli 45 unit rudal yang dilengkapi modul peluncuran.

Jika ini terwujud, TNI AL adalah pelanggan pertama dari rudal asal Turki tersebut.

Beberapa hari lalu, Kemhan, lewat akun media sosialnya, mengunggah rudal Atmaca.

Kemhan RI bahkan membeberkan spesifikasi kunci dari rudal besutan Turki tersebut.

Atmaca merupakan rudal anti-kapal yang dikembangkan perusahaan pertahanan Turki, Roketsan. Rudal ini memiliki hulu ledak tinggi 220 kg yang dapat menjangkau target sejauh 200 km berkat dorongan mesin turbojet," demikian keterangan unggahan Kemhan tersebut.

Kehadiran rudal ini akan membuat kapal-kapal perang Indonesia kian bergigi lantaran Atmaca bisa langsung diinstal ke berbagai KRI TNI AL.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgpgqs-v-dFhRhvmF9GepLq6i8jTT4W4nqUwYIeeFJJYdSIyeeZvHzSQR_OiRlmGsNN5R07jnxDqR02OVcCrImD8_jJGYvCvITZGak_F3kTVcfg9bpuqNiFBfYdcSxZx1GdImb5UbzKEuP0kqVrD1whE0F2kokbFobsf0Y1wix96xYNdWuc-UYHqXGuevST/s720/Atmaca_Keris_566908_n.jpgRudal Atmaca nantinya dipersiapkan akan dipasang  pada 3 kelas KRI (Defend.id)

Informasi yang didapat menyebutkan, Atmaca nantinya dipasangkan ke kapal korvet Kelas Fatahilah, Kelas Parhim, dan KCR FPB 57.

Rudal Atmaca ini bahkan bisa kita katakan selevel dengan Harpoon dan Exocet yang lebih dulu ada.

Turki juga rencananya bersedia bekerja sama dengan produk lokal, komponen lokal, yang nantinya akan menjadi rudal nasional.

Dijelaskan dalam postingan Kemhan, Rudal Atmaca juga dikenal kuat terhadap situasi tidak kondusif, dia tetap mampu bekerja meski berada di tengah cuaca badai bahkan kuat menahan serangan jamming lawan.

Senjata penghancur ini juga dibuat dengan sistem data link dua arah, artinya Atmaca bisa mengubah target sasaran meski sudah diluncurkan.

Atmaca, rudal dengan panjang 4,3 – 5,2 meter ini memiliki berat 750 kg termasuk hulu ledak 220 kg.

Pihak Turki melalui media ternamanya merilis perbandingan kemampuan antara Atmaca dengan beberapa pesaingnya.

Dan beberapa pesaing Atmaca adalah Harpoon Block II, Otomat Mk2 Block IV, serta Exocet Block III, yang telah dimiliki Indonesia.

Soal hulu ledak, Atmaca sama dengan Harpoon Block II sekitar 220 kg.

https://idsb.tmgrup.com.tr/ly/uploads/images/2022/07/03/216291.jpg?v=1656852815Rudal Atmaca versi coastal defence missile (Roketsan)

Dan sedangkan dua rudal pesaing seperti Otomat Mk2 Block IV, serta Exocet Block III dibawah Atmaca.

Atmaca di atas kertas juga lebih mumpuni dibanding kompetitornya karena punya jarak jangkau lebih jauh serta serta penggunaan sistem radar RF dan IIR.

Rudal ini juga memiliki mode Sea Skimming (terbang rendah) saat mode menuju sasaran membuat Radar Cross Section (RCS) Atmaca kecil.

Bahkan, produsen Atmaca mengklaim, senjata ini hanya bisa dideteksi di jarak 18-20 km saja.

Jika benar, tentu pihak musuh hanya memiliki waktu reaksi yang sangat terbatas.

Oleh karena itu, sasaran yang diincar Atmaca diyakini tidak akan mampu mengantisipasi Atmaca dengan mudah.

Kelebihan lain dari rudal ini adalah kemampuannya dipasangkan di kendaraan darat bersasis 6x6 atau 8x8.

Artinya Atmaca bisa disulap sebagai sistem coastal defence missile alias rudal pertahanan pantai berbasis darat yang bisa dipindahkan ke berbagai wilayah di Indonesia.

  🚀 Tribunnews  

Sabtu, 16 Maret 2024

Delegasi Jepang Tawarkan Kerjasama Membangun Kapal Frigate

⚓ Kunjungi KemhanDelegasi Jepang menawarkan program kerjasama Industri Pertahanan dalam membangun Kapal Frigate klas mogami masa depan (Indonesia Future Frigate) (Kemhan)

Bertempat di Ruang Tamu Ditjen Pothan Kemhan, Sesditjen Pothan Kemhan Brigjen TNI Heri Pribadi mewakili Dirjen Pothan Kemhan menerima Delegasi Jepang yang diketuai oleh Rear Admiral Yamano Futoshi, Director for Naval Ship Design Division, Acquisiton Technology and Logistic Agency (ATLA) yang didampingi Athan Jepang di Indonesia Capt (N) Hamakawa Sho. Turut hadir mendampingi Sesditjen Pothan Kemhan adalah Dir Tekindhan Ditjen Pothan Kemhan Marsma TNI Dedy Laksmono, S.E., S.T., M.M. @dedylaksmono dan Kasubdit Prokerma Dit Tekindhan Ditjen Pothan Kemhan Kolonel Kav S. Iskandar.

Kunjungan dari delegasi Jepang ini bertujuan untuk saling mempererat hubungan silaturahmi dan menjalin komunikasi yang lebih intens serta membangun kerjasama pertahanan khususnya Kerjasama Industri Pertahanan.

Dalam pertemuan tersebut delegasi Jepang menawarkan program kerjasama Industri Pertahanan dalam membangun Kapal Frigate klas mogami masa depan (Indonesia Future Frigate).

Sesditjen Pothan Kemhan memberikan apresiasi dan mengucapkan terimakasih atas kerjasama yang ditawarkan dimana Ditjen Pothan Kemhan selaku pembina Industri Pertahanan selalu berupaya untuk memajukan Industri Pertahanan melalui program promosi dan kerjasama serta program Ofset sesuai amanat UU No. 16 tahun 2012 tentang Industri Pertahanan. Pada akhir pertemuan, dilakukan pertukaran cendramata dan foto bersama.
 

 
Kemhan  

[Global] Turkiye Sukses Luncurkan Rudal Atmaca dengan Mesin Produksi Dalam Negeri

 Gantikan Mesin Turbojet Buatan Perancis 
https://www.indomiliter.com/wp-content/uploads/2024/03/318938-1.jpg(Istimewa) 🚀

B
akal diborong 45 unit oleh TNI AL, yang kelak akan dipasang pada korvet Fatahillah class, Parchim class, KCR (Kapal Cepat Rudal) FPB-57 dan OPV (Offshore Patrol Vessel) 90, nama rudal jelajah anti kapal Atmaca buatan Roketsan, telah menjadi perhatian besar para pemerhati alutsista di Indonesia. Dan belum lama ini ada kabar dari Turki, bahwa Roketsan berhasil melakukan uji coba perdana peluncuran rudal Atmaca yang menggunakan mesin produksi dalam negeri.

Dikutip Daily Sabah (11/3/2024), pada hari Minggu rudal anti kapal Atmaca berhasil mencapai targetnya dalam uji coba perdana dengan menggunakan mesin turbojet buatan dalam negeri. Pengujian tersebut bertujuan untuk memverifikasi subsistem dan komponen yang dikembangkan di dalam negeri dalam kerangka proyek rudal Atmaca, yang dikembangkan Roketsan di bawah naungan Presidency of Defense Industries (SSB).

Sebuah video yang dibagikan oleh SSB menunjukkan Atmaca ditembakkan dari peluncur bergerak di provinsi paling utara Turki, Sinop, sebelum mengenai sasaran di Laut Hitam.

Rudal Atmaca yang diuji coba meluncur dengan menggunakan mesin turbojet pertama yang diproduksi di dalam negeri, KTJ-3200, yang dikembangkan oleh Kale Arge.

Atmaca disebut-sebut sebagai rudal anti-kapal serangan presisi tinggi, jarak jauh, permukaan-ke-permukaan, dan presisi yang dapat diintegrasikan dengan kapal patroli, frigat, dan korvet.

Sebelum menggunakan mesin KTJ-3200, rudal Atmaca masih menggunakan mesin turbojet buatan Perancis, Safran TR40. Sejak tahun 2014 Turki memutuskan untuk mengembangkan solusi nasional, dan Kale Arge mengembangkan mesin turbojet KTJ-3200 yang akan menggantikan mesin buatan Perancis pada Atmaca pada waktunya, dan kemudian juga harus diintegrasikan ke dalam Rudal Jelajah SOM, yang juga dikembangkan dan diproduksi oleh Roketsan.

Mesin turbojet KTJ-3200 memiliki diameter 300 mm, panjang 720 mm, dan memberikan daya dorong standar 3,2 kN (maksimum 3,5 kN). Mesin turbo aksial empat tahap ini dapat diisi bahan bakar jet JP8 atau JP10. Spesifkasi mesin KJT-3200 dapat membawa rudal Atmaca pada ketinggian operasi hingga 5.000 meter dan kecepatan hingga Mach 0.95. (Gilang Perdana)

  🚀 Indomiliter  
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...