Sabtu, 16 Juli 2022

[Teror] 10 Warga Tewas Ditembaki KKB di Nduga Papua

😡Proses evakuasi korban KKB di Nduga, Papua. (Foto: Pool)

Kelompok kriminal bersenjata (KKB) menembaki 12 warga Kampung Nogolait, Nduga, Papua. Sebanyak 10 orang warga tewas dalam insiden tersebut.

Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Musthofa Kamal menerangkan penembakan itu terjadi pukul 09.15 WIT. Kala itu para korban disebut sedang berada di sekitar lokasi penembakan, ada yang sedang menumpang truk dan ada pula yang sedang berjualan di warung.

"Kejadian tersebut berawal dari salah satu korban yang merupakan seorang pedagang kelontongan, tujuh orang lainnya yang berada di dalam truk dan empat orang lainnya yang berada di sekitar TKP," ujar Kamal dalam keterangannya, Sabtu (16/7/2022).

Kamal menyebut tujuh orang korban yang sedang menumpang truk tengah menempuh perjalanan dari Kampung Kenyam menuju ke Batas Batu. Tiba-tiba laju truk korban dihadang oleh puluhan anggota KKB sambil menodongkan senjata api.

"Pada saat melintas di Kampung Nogolait, saat itu tiba tiba dihadang di tengah jalan kurang lebih berjarak 50 meter oleh KKB dengan jumlah sekitar 20 (dua puluh) orang dengan tiga orang membawa senjata api panjang dan satu orang terlihat membawa senjata pendek warna silver," ucap Kamal.

Sontak sopir truk langsung berhenti. Puluhan anggota KKB itu lalu melepaskan tembakan ke arah truk.

"Saat mobil berhenti, kemudian langsung ditembak ke arah mobil dengan jarak kurang lebih 50 meter. Sopir berusaha memundurkan mobil dengan jarak kurang lebih 100 meter, kemudian tetap ditembak ke arah mobil yang mengenai sopir," jelas Kamal.

Jenazah korban ditemukan tersebar di empat lokasi berbeda. Ada yang ditemukan di sekitar warung dan di sisi jalan.

Lebih lanjut Kamal menyebut Polres Nduga beserta Satgas Damai Cartenz tengah mengusut insiden penembakan itu. Para anggota KKB itu kini sedang diburu.

"Hingga saat ini anggota Polres Nduga yang di backup Satgas Damai Cartenz dan rekan-rekan TNI masih terus mendalami latar belakang dari perbuatan keji KKB tersebut dan melakukan pengejaran terhadap pelakunya," pungkasnya. (rak/idh)

  😡 detik  

Koopssus TNI

Pasukan Gabungan 3 Matra Senilai Rp 1,5 TriliunKoopssus

Komando Pasukan Khusus Tentara Nasional Indonesia atau Koopssus TNI tidak lama lagi akan berulang tahun. Unit komando pasukan elite TNI ini genap berusia 3 tahun pada 30 Juli 2022 mendatang.

Koopssus TNI resmi dibentuk pada 30 Juli 2019 era Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto. Pembentukan satuan elite gabungan tiga matra ini didasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 42 Tahun 2019 tentang Susunan Organisasi Tentara Nasional Indonesia yang diteken Presiden Joko Widodo pada 3 Juli 2019.

"Koopssus TNI melengkapi jajaran satuan elite yang telah dimiliki TNI sebagai satuan elite," kata Marsekal TNI Hadi Tjahjanto saat peresmian Koopssus di Markas Besar TNI Cilangkap, Jakarta Timur seperti dilansir Antara.

Menurut Perpres Nomor 42 Tahun 2019, Koopssus TNI bertugas menyelenggarakan operasi khusus dan kegiatan untuk mendukung pelaksanaan operasi khusus yang membutuhkan kecepatan dan keberhasilan tinggi guna menyelamatkan kepentingan nasional di dalam maupun di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam rangka mendukung tugas pokok TNI.

Kecepatan gerak ini sangat penting guna meningkatkan efektivitas TNI dalam merespons operasi khusus. Karena sebelumnya, Mabes TNI harus terlebih dahulu meminta pasukan kepada masing-masing matra dalam proses pelaksanaan operasi khusus.

Untuk mengenal lebih dalam lagi mengenai satuan elite TNI tersebut, berikut ini fakta-fakta Koopssus TNI:

  1. Sama dengan Koopssusgab Bentukan Moeldok

Marsekal TNI Hadi Tjahjanto saat peresmian Koopssus TNI pada 30 Juli 2019 menyatakan bahwa satuan elite ini dibentuk sebagai bagian peran serta TNI dalam upaya pemberantasan aksi terorisme sebagaimana tercantum di dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2018 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme. Hadi mengamini bahwa Koopssus TNI sama sepertiKoopssusgab TNI yang diinisiasi oleh Jenderal (Purn) Moeldoko saat menjabat sebagai Panglima TNI.

Untuk diketahui, Koopssusgab diresmikan pada 9 Juni 2015 oleh Moeldoko. Pasukan berjumlah 90 prajurit pilihan ini bisa diturunkan secara cepat ketika terjadi situasi genting menyangkut terorisme. Tugas-tugas yang ditangani Koopssusgab sifatnya extraordinary operation. Namun kemudian status satuan ini dibekukan.

"Saat itu belum ada Undang-Undangnya dan sekarang sudah ada UU-nya Keputusan Presiden dan Peraturan Presiden-nya untuk pembentukan Koopssus TNI," ujar Hadi kepada wartawan pada saat peresmian Koopssus TNI.

  2. Berasal dari Pasukan Elite 3 Matra 

Koopssus TNI beranggotakan 500 prajurit. Terdiri dari satu kompi pasukan penindak (100 personel) dan 400 personel pendukung gabungan dari dari Angkatan Darat (TNI AD), Angkatan Laut (TNI AL), dan Angkatan Udara (AU). Satuan ini sewaktu-waktu dapat digunakan oleh Panglima TNI atas perintah Presiden.

"Perlu saya tegaskan dengan dibentuknya Koopssus TNI, bukan berarti menihilkan peran pasukan khusus matra masing-masing. Namun justru saya ingin mensinergikan pelaksanaan tugas TNI secara gabungan, sebagaimana doktrin Tri Matra Terpadu Tri Dharma Eka Karma," tutur Hadi, Selasa (30/7/2019).

Menurut Hadi dalam siaran persnya, Koopssus TNI membawahi operasi menggunakan tiga matra tapi dalam operasinya sesuai dengan tugas masing-masing matra, termasuk dalam mengatasi aksi terorisme. Pasukan ini bermarkas Gedung Mako Koopssus TNI di Kompleks Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur.

  3. Anggaran Koopssus TNI Rp 1,5 Triliun 

Pada September 2018, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto mengajukan anggaran untuk 2019 sebesar Rp 107 triliun. Sebanyak Rp 1,5 triliun di antaranya dialokasikan untuk pembentukan Koopssus TNI.

"Alokasi anggaran untuk Koopssus TNI mencakup pembangunan sarana dan prasarana, pembelian material khusus, senjata, dan lainnya," katanya dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi I DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (5/9/2018).

Sebagai satuan baru, kata Hadi, Koopssus TNI harus membangun sistem efektif dan modern dengan menggabungkan kekuatan kinetik dan nonkinetik. Dengan begitu, Koopssus dapat menuntaskan setiap tugas yang diberikan dengan cepat, akurat, dan tingkat keberhasilan yang tinggi.

  4. Mengawal Penjemputan WNI dari Wuhan, China 

Sejak awal dibentuk, Koopssus TNI sudah menunjukkan kiprahnya dalam menangani Covid-19. Salah satunya mengawal dan mengamankan penjemputan WNI dari Wuhan, kota yang pertama kali muncul kasus virus corona.

Menurut Hadi, TNI memantau pergerakan pesawat Batik Air tipe Airbus A330-300 yang dipakai menjemput 250 WNI pada 1 Februari 2020. Setelah mendarat di Bandara Hang Nadim Batam, WNI dari Wuhan langsung masuk ke pesawat milik TNI AU untuk dievakuasi ke Pulau Natuna sebagai pusat karantina waktu itu.

  5. Dipimpin oleh Pati Bintang 2 

Berdasarkan Perpres 42 Tahun 2019, Koopssus TNI dipimpin oleh Komandan Koopssus TNI. Dankoopssus TNI berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Panglima TNI, dalam pelaksanaan tugas sehari-hari dikoordinasikan oleh Kasum TNI. Dalam menjalankan tugasnya, Dankoopssus TNI dibantu oleh Wakil Komandan Koopssus TNI atau Wadankoopssus TNI.

Dalam lampiran Perpres disebutkan bahwa Dankoopssus TNI dijabat oleh perwira tinggi bintang 2, sementara Wadankoopssus TNI dijabat oleh perwira tinggi bintang 1.

Saat ini Dankoopssus dijabat oleh Mayjen Joko Purwo Putranto, lulusan Akademi Militer (Akmil) 1990 yang berpengalaman dalam Infanteri Baret Merah (Kopassus). (abd)

  💂 sindonews  

[Global] Pejabat Rusia Kunjungi Iran untuk Melihat Drone Tempur

 Gedung Putih mengatakan mereka yakin Rusia beralih ke Iran untuk menyediakan "ratusan" drone tempur dan pengebom, untuk digunakan dalam perang yang sedang berlangsung di Ukraina ✈ Dua jenderal Iran di markas tempur bawah tanah berisi drone. [Arab News]

Gedung Putih mengatakan para pejabat Rusia telah mengunjungi sebuah lapangan terbang di Iran tengah setidaknya dua kali dalam beberapa pekan terakhir. Itu dilakukan untuk melihat drone berkemampuan senjata yang ingin diperolehnya untuk digunakan dalam perang yang sedang berlangsung di Ukraina.

"Iran memamerkan drone untuk pejabat Rusia di Kashan Airfield pada 8 Juni dan 15 Juli," menurut Gedung Putih seperti dikutip dari The Associated Press, Sabtu (16/7/2022).

Pemerintah Amerika Serikat (AS) juga merilis citra satelit dari drone Shahed-191 dan Shahed-129 yang ditampilkan dan dalam penerbangan di lapangan terbang, sementara sebuah pesawat angkut delegasi Rusia berada di darat.

Penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan dalam sebuah pernyataan mengatakan pemerintah AS memiliki informasi bahwa pemerintah Iran sedang bersiap untuk memberi Rusia beberapa ratus drone.

Kami menilai delegasi resmi Rusia baru-baru ini menerima pameran UAV berkemampuan serangan Iran. Kami merilis gambar-gambar yang diambil pada bulan Juni yang menunjukkan UAV Iran yang dilihat oleh delegasi pemerintah Rusia hari itu,” tambah Sullivan dalam sebuah pernyataan.

Ini menunjukkan minat Rusia yang berkelanjutan untuk memperoleh UAV berkemampuan tempur Iran,” ia menambahkan.

Sullivan mengatakan para pejabat AS percaya bahwa kunjungan pada bulan Juni adalah pertama kalinya delegasi Rusia mengunjungi lapangan terbang ini untuk pertunjukan semacam itu.

Pemerintah AS merilis data intelijen saat Presiden Joe Biden akan bertemu dengan para pemimpin enam negara Teluk Arab, ditambah Mesir, Yordania dan Irak untuk pertemuan puncak regional.

Biden diperkirakan akan memaparkan “pernyataan utamanya” yang menjelaskan visinya untuk Timur Tengah saat ia menutup perjalanan terakhir dari perjalanan empat hari yang dimaksudkan untuk meningkatkan posisi AS dan menyatukan kawasan itu melawan Iran.

Biden juga ingin memperkuat respons terkoordinasi antara sekutu AS di Timur Tengah terhadap invasi Rusia ke Ukraina, dan apa arti konflik yang sedang berlangsung di kawasan itu. Banyak negara Teluk - khususnya Arab Saudi - memiliki keprihatinan serius tentang aktivitas jahat Iran di wilayah tersebut.

Tak satu pun dari negara yang hadir dalam pertemuan itu bergerak sejalan dengan AS untuk memberikan sanksi kepada Rusia, prioritas kebijakan utama luar negeri bagi pemerintahan Biden. Jika ada, Uni Emirat Arab (UEA) telah muncul sebagai semacam surga keuangan bagi miliarder Rusia dan kapal pesiar jutaan dolar mereka. Sedangkan Mesir tetap terbuka untuk turis Rusia. (ian)

  sindonews  

Saat Drone Kombatan "Mendadak Sipil" di Tangan BRIN

✈ Langkah BRIN mengubah proyek pesawat tanpa awak (drone) MALE kombatan menjadi drone sipil potensial menghadirkan beragam masalah. ✈ Drone MALE Elang Hitam [Lembaga Keris]

Akhmad Farid Widodo menemukan hal ganjil dalam dokumen rencana riset Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang ia baca pada akhir Februari lalu. Di dokumen tersebut, BRIN mengumumkan bakal mengembangkan pesawat tanpa awak (drone) Medium Altitude Long Endurance (MALE) untuk keperluan sipil.

Bagi Farid, informasi itu mengagetkan. Sejak 2017, Farid terlibat dalam pengembangan drone MALE untuk militer alias drone kombatan. Sebelum berkarier di BRIN, ia berstatus sebagai perekayasa di Pusat Teknologi Industri Pertahanan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

"Dari sisi konfigurasi pesawat, jika program drone sipil ini melanjutkan program dari sebelumnya, maka konfigurasi dan spesifikasinya yang telah ada menjadi over spec karena konfigurasi dirancang dengan misi dan spesifikasi muatan kombatan. Untuk misi sipil, tentu tidak akan kompetitif," kata Farid kepada Alinea.id, Senin (28/2).

Drone MALE kombatan semula dipersiapkan guna memperkuat perangkat tempur skuadron TNI-AU. Program pengembangan pesawat itu bahkan tercatat sebagai salah satu proyek strategis nasional pada Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2020 (Perpres 109/2020).

Untuk menggarap proyek itu, BPPT bekerja sama dengan PT Dirgantara Indonesia (DI), PT Len Industri, Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Kementerian Pertahanan (Kemhan). Proyek itu ditargetkan rampung pada 2025.

"Kami sudah (berhasil membuat) prototipe 1 dari 5 prototipe yang direncanakan. Tinggal perbaikan minor karena Desember tahun lalu ada kerusakan minor. Kalau lancar, mestinya sekarang ini (Maret 2020), kita uji terbang," kata Farid.

Menurut Farid, ada banyak persoalan yang bakal muncul karena pergeseran arah riset itu.

💥 Pertama, ia memperkirakan drone sipil bakal sulit dipasarkan. Apalagi, pesawat tanpa awak kelas MALE lazimnya digunakan untuk kepentingan militer.

💥 Kedua, konsorsium yang dibentuk untuk menggarap proyek itu terancam bubar. Farid meyakini Kemenhan dan TNI-AU bakal keluar dari konsorsium lantaran spesifikasi drone yang mereka inginkan tidak terpenuhi usai arah risetnya bergeser.

"Sedangkan untuk MALE kombatan sudah jelas calon penggunanya, yakni TNI AU. TNI AU telah menetapkan bahwa spesifikasi drone MALE untuk dapat mereka gunakan adalah dengan spesifikasi kombatan. Jika ditetapkan sebagai drone MALE untuk sipil maka sudah pasti Kemhan dan TNI AU akan menarik diri," tuturnya.

💥 Ketiga, soal sertifikasi dan izin terbang. Karena drone yang dikembangkan BRIN nantinya dikategorikan sebagai pesawat sipil, menurut Farid, pengoperasian pesawat itu bakal terganjal sejumlah regulasi.

"Ini jauh lebih sulit karena akan diperlakukan seperti sertifikasi pesawat terbang sipil yang lebih ketat persyaratannya karena mengikuti standar sertifikasi keselamatan pesawat udara global," kata Farid.

Pergeseran arah riset itu, kata Farid, juga potensial dipersoalkan secara hukum. Pasalnya, rencana pengembangan drone kombatan sudah tertuang dalam Perpres 109/2020. "Pada Perpres jelas disebut sebagai drone kombatan. Ini perubahan terhadap isi Perpres," imbuh dia.

Lebih jauh, Farid menuturkan pergeseran arah riset itu membuat hasil kerja keras dia dan peneliti lainnya seolah sia-sia. "Sudah banyak investasi, seperti untuk membuat prototipe, uji coba-uji coba yang menghasilkan data, training, dan komponen- komponen investasi lainnya yang telah dikeluarkan," kata dia.

  Dalih BRIN 
Prototipe Elang Hitam MALE UAV sedang diujicoba (AkangAviation)

Pelaksana tugas Kepala Pusat Teknologi Penerbangan BRIN Agus Aribowo berdalih perubahan arah riset dari drone MALE kombatan ke drone MALE sipil perlu dilakukan lantaran BRIN pesimistis spesifikasi militer yang diinginkan TNI AU bakal terpenuhi. Ia khawatir drone MALE yang dikembangkan berbasis riset sebelumnya justru tak terpakai.

"Dari 2024 hingga 2025 itu sampai sertifikasi. Sepertinya BRIN melihat masih sangat sulit sekali kami mencapai ke operasi dan spesifikasi yang diinginkan oleh TNI. Khawatir nanti nasibnya sama dengan drone Wulung yang akhirnya hanya sampai di sertifikasi, tapi tidak digunakan oleh user yaitu TNI," ucap Agus kepada Alinea.id, Senin (28/2).

Wulung merupakan pesawat tanpa awak pertama karya anak bangsa. Prototipe drone itu dikembangkan peneliti BPPT. Produksinya digarap PT DI dan PT LEN Industri. Dalam beberapa tahun terakhir, Wulung sudah berulang kali diuji coba untuk diterbangkan.

Agus mengatakan proyek drone MALE sipil bakal menjadi cikal bakal proyek pembuatan drone militer yang sepenuhnya digarap oleh periset dan perekayasa dalam negeri. Ia menyebut proyek drone sipil sebagai ajang bagi para peneliti untuk mempelajari semua aspek teknologi pembuatan drone.

"Masih banyak yang belum kami kuasai. Sebagai contoh, teknologi flight control kita masih bergantung dari vendor luar. Kemudian dari segi bahan sendiri kita perlu kuasai soal bahan komposit yang menjadi bahan utama agar drone menjadi lebih ringan," kata Agus.

Peningkatan kapasitas peneliti, kata Agus, penting ditingkatkan sebelum berangan-angan menciptakan drone kombatan. Ia mengungkapkan hingga saat ini peneliti dan perekayasa di Indonesia belum bisa membuat komposit yang jadi bahan utama pesawat drone.

"Jadi, PT DI masih perlu waktu. Kami harus mengumpulkan data terlebih dahulu dan peningkatan kapasitas risetnya dulu. Komposit itu by project selama ini alias beli kita pasang. Jadi, kalau 2025 ditargetkan, mungkin belum cukup waktunya untuk mencapai apa yang diinginkan oleh TNI," kata Agus.

Drone sipil, kata Agus, bakal digunakan untuk keperluan kerja intelijen atau surveilans serta pengawasan di lautan. Jeroan drone sipil tidak akan jauh berbeda dengan drone militer. Yang membedakan hanya ada atau tidaknya persenjataan di pesawat tersebut.

"Nah, nanti kalau sudah untuk kombatan, itu bedanya hanya soal adanya piranti peledak semacam roket. Jadi, selama tiga tahun ini kita latihan dulu, bagaimana membuat pesawat bisa berkomunikasi dengan satelit dari jarak jauh, bagaimana kita bisa mengidentifikasi kapal di tengah laut. Itu basic banget sebelum masuk kombatan," tutur dia.

Lebih jauh, Agus membantah langkah BRIN menggeser arah riset drone kombatan menyalahi isi Pepres 109/2020. Menurut dia, peralihan itu hanya merupakan strategi untuk mempersiapkan pengembangan drone MALE kombatan.

"Kita tidak menyalahi Perpres itu. Cuma kemampuan periset kita memang masih terbatas. Selama ini mungkin banyak yang enggak tahu kalau pembuatan drone itu dilakukan oleh kontrak-kontrak vendor dari luar," kata Agus.

  Siapkan Rp 6 miliar 
Ilustrasi drone kombatan.(/Foto Pixabay)

Perubahan riset, diakui Agus, membuat BRIN terpaksa revisi target proyek. Namun demikian, ia meyakini proyek drone MALE sipil bisa mendorong kemandirian para peneliti dan perekayasa yang terlibat dalam proyek tersebut.

"Membuat drone ini sepenuhnya buatan dalam negeri enggak mudah. Harus terbang dan landing secara otomatis itu sulit, terus komunikasi jarak jauh supaya tidak dibajak dan lain sebagainya itu perlu effort dan butuh waktu," kata Agus.

Terkait anggaran, Agus mengungkapkan BRIN telah menyiapkan dana sebesar Rp 6 miliar untuk menggelar riset dasar pengembangan drone MALE sipil. Dana itu dialokasikan untuk riset terkait komposit, desain, dan teknologi drone.

"Jadi, sebenarnya (bikin drone sendiri) lebih murah ketimbang membeli (teknologi) dari vendor luar yang bisa menghabiskan anggaran hingga Rp 600 miliar," kata Agus.

Saat ditanyai mengenai nasib drone MALE kombatan, Kadispen Angkatan Udara Marsma TNI Indan Gilang Buldansyah menolak berkomentar. "Lebih baik tanyakan ke BRIN dan Kementerian Pertahanan," kata dia kepada Alinea.id, Senin (28/2).

Alinea.id sudah berulangkali mencoba mengklarifikasi polemik proyek drone MALE kepada Direktur Jenderal Potensi Pertahanan Kemhan Mayjen TNI Dadang Hendrayudha. Namun, Dadang tidak merespons permintaan wawancara dari Alinea.id.

  alinea  

Jumat, 15 Juli 2022

Waasops Kaskostrad Pimpin Upacara Pembukaan Latma Dolphine XIV

Latihan Antara TNI AD dengan AD FilipinaWakil Asisten Operasi Kaskostrad Kolonel Inf Rudy Jayakarta Runtuwene, S.I.P. memimpin upacara Pembukaan Latma Dolphine XIV Latihan Antara TNI AD dengan AD Filipina yang dilaksanakan di Gor Kartika Divisi Infanteri 1 Kostrad, Cilodong, Depok. Kamis (14/07/2022).

Pembukaan Latma Dolphine XIV ini diikuti oleh 36 peserta gabungan antara TNI AD dengan AD Filipina dengan Komandan Upacara yaitu Danyon Satria Sandi Yudha Mayor Inf Azis Kamaruddin.

Dalam sambutannya, Selaku Inspektur Upacara, Waasops Kaskostrad mengatakan selamat datang kepada para prajurit dari First Scout Ranger Regiment, Philipines Army yang akan mengikuti Latma Dolphine XIV.

Pelaksanaan latihan ini bukan saja untuk memantapkan profesionalisme prajurit, tetapi juga untuk meningkatkan semangat kebersamaan yang pada gilirannya nanti akan tercapai soliditas diantara kedua negara,” kata Kolonel Inf Rudy Jayakarta Runtuwene, S.I.P.

Selain itu, para peserta latihan akan memiliki wawasan dan pandangan serta pemahaman yang sama terhadap prosedur dan mekanisme pengambilan keputusan dalam melaksanakan kontra terorisme melalui materi raid,” tambahnya.

Saya berharap agar pelaksanaan Latma Dolphine – XIV antara TNI AD dengan AD Filipina ini dapat berjalan dengan lancar, aman dan tertib, serta mencapai tujuan dan sasaran latihan yang telah ditentukan,” pungkas Waasops Kaskostrad.

Pelaksanaan latihan bersama ini, memungkinkan angkatan darat kedua negara dapat mengambil manfaat yang sebesar-besarnya bagi pembangunan satuan, baik di bidang doktrin, organisasi, taktik dan teknik militer.

Melalui latihan bersama ini, diharapkan koordinasi dan kerjasama antara TNI Angkatan Darat dan AD Filipina akan semakin erat dan kokoh, sehingga terjalin hubungan kerjasama yang lebih baik di masa yang akan datang. (Penkostrad).

  💂 Bhayangkarapos  

Field Artillery Observer Armed

Kerjasama PT Nexin dengan Litbang Pussenarmed Kendaraan FAO Armed sedang dibangun PT Nexin 

Danpussenarmed Mayjen TNI Dr Totok Imam Santoso S.I.P., S.SOS., M.Tr(Han) beserta jajaran litbang Pussenarmed berkesempatan datangi workshop PT Nexin untuk melihat perkembangan Teknologi Drone beserta perangkat pendukung drone hasil kerja sama dengan Litbang Pussenarmed pada senin 11-07-2022 di Gedebage Bandung.

Sesampainya di workshop PT Nexin,Terlihat Danpussenarmed melihat dan mengecek dari dekat proses pengerjaan FAO kerjasama PT Nexin dengan Litbang Pussenarmed dengan cara bertanya langsung serta melihat secara detail progress pekerjaan tersebut, hal ini dilakukan tentunya dengan tujuan untuk mengetahui sampai sejauh mana kualitas dan produk yang dihasilkan agar mendapatkan hasil yang maksimal dan memenuhi sasaran yang diinginkan serta tidak terjadi penyimpangan.

Kegiatan Litbang PTTA ini nantinya untuk memenuhi kesisteman Armed yang digunakan untuk Tim/Regu observer.

PTTA yang dibuat memiliki kemampuan jarak telemetry 40 km, endurance s.d. 100 km, ketinggian maksimal 3 km, dimana pembeda antara PTTA satuan Armed dengan type PTTA lain yaitu kemampuan memberikan koreksi penembakan Armed, melaporkan kondisi depan sasaran serta daya kehancuran di sasaran, yang nantinya sistem Peninjauan Berbasis PTTA ini menjadi pelengkap kesisteman Alutsista Armed dengan sebutan Field Artillery Observer (FAO).

Totok berharap kedepan agar pengerjaannya bisa diselesaikan tepat waktu dan beberapa koreksi serta tambahan dalam pengadaan alat tersebut untuk segera ditindaklanjuti dan dikerjakan dengan memaksimal.

Disisi lain juga teknologi yang dikerjakan harus berkualitas, mudah dipelajari dan merupakan hasil kerja bersama antara Pussenarmed dan PT Nexin, Pungkasnya.

  ♔
Pussenarmed  

Mengenal Radar WLR – 88

Alat Deteksi Lintasan Munisi TNI AD WLR 88 TNI AD

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman mengunjungi Pusat Pendidikan Angkatan Darat di bawah Jajaran Kodiklatad, Bandung, Selasa (22/3).

Dalam kunjungan itu Dudung meninjau langsung radar Weapon Locating Radar 88 (WLR – 88) yang merupakan hasil Penelitian dan Pengembangan Pertahanan (Litbanghan) Pusat Kesenjataan Artileri Medan (Pussenarmed) Kodiklatad dan PT. Elektronika Utama Institut Teknologi Bandung (PT. EU ITB).

WRL-88 ini berfungsi untuk mencari koordinat Artileri Medan musuh dan juga mengetahui lokasi jatuhnya amunisi melalui deteksi lintasan munisi atau proyektil,” kata Dudung dikutip dari siaran pers Dispenad, Rabu, (23/3).

Ia menjelaskan, sebelum adanya alat ini, pendeteksian dilakukan hanya dengan cara visual atau manual, sehingga memakan waktu lebih lama.

Radar Weapon Locating Radar 88 (WLR – 88) yang merupakan hasil Penelitian dan Pengembangan Pertahanan (Litbanghan) Pusat Kesenjataan Artileri Medan (Pussenarmed) Kodiklatad dan PT. Elektronika Utama Institut Teknologi Bandung (PT. EU ITB). (Dispenad)

Jadi hadirnya WRL- 88 ini merupakan lompatan teknologi radar. Satuan Armed nantinya akan mudah menjangkau deteksi dengan jarak capai 20 Km,” lanjut Dudung.

Ia pun berharap ke depan Teknologi WRL- 88 ini dapat memenuhi kebutuhan dalam rangka menunjang kemajuan teknologi Alutsista dan juga sekaligus sebagai upaya kecepatan dan ketepatan pendeteksian untuk satuan arteleri medan.

Tentunya dengan harapan radar ini nantinya bisa lulus uji sertifikasi dan kelaikan serta dapat dikembangkan dengan jarak yang lebih jauh lagi,” tutup Dudung. (rr)

  ♔
Majalah Pandu  

PT Nexin Inovasi Sejahtera

Karya anak bangsa

PT. Nexin Inovasi Sejahtera bergerak di bidang IT.

Khusus merancang bangun dan rekayasa serta produksi industri pertahanan, telekomunikasi, transportasi dan juga energi listrik.

Berikut beberapa desain PT Nexin Inovasi Sejahtera :




  ♔ Indonesia Teknologi  

Kamis, 14 Juli 2022

[Video] RIMPAC 2022: Sniper Range Live Fire

💂 Upload by Military News MARINE CORPS BASE HAWAII (July 9, 2022) U.S. Marines, Australian Army and Indonesian Marines conducted a sniper live fire exercise during Rim of the Pacific (RIMPAC) 2022. The training activity was led by Australian Army snipers from 2nd Battalion, the Royal Australian Regiment on a range at Marine Corps Base Hawaii. Twenty-six nations, 38 ships, four submarines, more than 170 aircraft and 25,000 personnel are participating in RIMPAC from June 29 to Aug. 4 in and around the Hawaiian Islands and Southern California. The world's largest international maritime exercise, RIMPAC provides a unique training opportunity while fostering and sustaining cooperative relationships among participants critical to ensuring the safety of sea lanes and security on the world's oceans. RIMPAC 2022 is the 28th exercise in the series that began in 1971. (Video by Royal Australian Navy Leading Seaman Jarrod Mulvihill)


 💂 Youtube 

[Global] F-16 AS Dilengkapi Senjata Laser

✈️ Mampu Menjatuhkan Rudal Musuh✈️ Lockheed Martin mengirimkan senjata laser energi tinggi LANCE untuk digunakan pada pesawat tempur F-16. [Foto/Lockheed Martin/BulgarianMilitary]

Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) telah menerima senjata laser berenergi tinggi yang dapat dibawa oleh pesawat dalam bentuk pod (kapsul). Lockheed Martin mengirimkan senjata laser energi tinggi LANCE untuk digunakan pada pesawat tempur F-16 ke Laboratorium Penelitian Angkatan Udara AS (AFRL) pada Februari tahun ini.

Dalam konteks ini, LANCE adalah singkatan dari “Laser Advancement for Next-generation Compact Environments.” Laboratorium Penelitian Angkatan Udara akan bertugas mengembangkan dan mengintegrasikan teknologi baru dalam matra udara, ruang angkasa, dan dunia maya.

LANCE adalah laser energi tinggi terkecil, teringan, dan berenergi tinggi yang telah dibuat Lockheed Martin hingga saat ini,” kata Tyler Griffin, eksekutif Lockheed Martin, dikutip SINDOnews dari laman The War Zone, Kamis (14/7/2022).

LANCE berukuran kecil untuk muat dalam bentuk kapsul dan mengkonsumsi daya yang rendah untuk digunakan pada pesawat tempur F-16. Senjata laser LANCE dirancang untuk digunakan melawan rudal udara-ke-udara. Namun, belum diketahui kapan sistem LANCE akan memulai uji tembak oleh F-16.

Jika sistem berhasil, sistem pertahanan Hard-Kill akan dikembangkan yang akan efektif terhadap seeker RF setelah sistem DIRCM yang efektif terhadap seeker IR/IIR. Namun, sebelum penembakan udara pertama dari senjata laser dapat terjadi, Angkatan Udara AS harus mengintegrasikan senjata laser ke badan pesawat F-16 dan menghubungkan senjata itu sendiri ke sistem termal yang mengontrol pemanasan dan pendinginan LANCE.

Breaking Defense menulis bahwa perusahaan Lockheed Martin memainkan peran utama dalam pengembangan senjata, tetapi dua perusahaan lain juga terlibat, yaitu Northrop Grumman dan Boeing. Perusahaan pertama mengembangkan sistem kontrol sinar yang mengarahkan laser ke target tertentu, dan Boeing mengembangkan subsistem kontainer yang akan menampung senjata laser.

Bentuk LANCE "seperenam ukuran" dari senjata energi laser terarah sebelumnya yang diproduksi Lockheed Martin untuk Angkatan Darat. Laser sebelumnya adalah bagian dari program Robust Electric Laser Initiative dan memiliki output di kelas 60 kilowatt. Namun, belum diketahui jenis daya apa yang dihasilkan LANCE meskipun kemungkinan menggunakan output di bawah 100 kilowatt.

Kent Wood, Penjabat Direktur Direktorat Energi AFRL, menyatakan bahwa periode terpenting LANCE ada di depan, yaitu penelitian wargame, analisis misi, durasi permainan, dan bagaimana senjata laser diintegrasikan ke dalam F-16 dapat membantu dalam mencapai tujuan misi. “Target spesifik untuk pengujian dan demonstrasi di masa depan juga akan ditentukan oleh hasil studi ini,” ujarnya dikutip dari Bulgarian Military. (wib)

  ✈️
Sindonews  

Kopaska Latihan Peperangan Laut Khusus

Memasuki Drill Infiltrasi dan Menembak Bawah Airhttps://koarmada2.tnial.mil.id/wp-content/uploads/2022/07/IMG-20220711-WA0090-1024x768.jpgBertempat di dua tempat yakni di Kapal Selam KRI Ardadedali – 404 yang sedang bersandar di Dermaga Kapal Selam dan Kolam Renang Satkopaska Koarmada II. Senin (11/7).

Latihan Peperangan Laut Khusus (Naval Special Warfare) ini diselenggarakan oleh Pusat Komando Pasukan Katak (Puskopaska) telah memasuki latihan Drill infiltrasi bawah air melalui tabung peluncur torpedo kapal selam dengan menggunakan alat selam Closed Circuit lengkap dengan senjata amfibi Ucrop, Underwater IPP Set dan Diver Propulsion Vehicle (DPV).

Latihan tersebut dilaksanakan secara perorangan dan dalam hubungan Tim untuk melatih komunikasi bawah air antar personel selam tempur.

https://koarmada2.tnial.mil.id/wp-content/uploads/2022/07/IMG-20220711-WA0093-1.jpgLatihan dilaksanakan pada siang dan malam hari untuk membiasakan pasukan beroperasi pada siang maupun malam hari dimana kondisi cahaya sangat terbatas. Selanjutnya Tim bergerak bawah air di dermaga Kopaska dengan pengintaian. Dengan jarak + 300 Meter dari kapal selam menuju dermaga kopaska (Kolam basin) Koarmada II Ujung Surabaya. Usai melaksanakan latihan Drill infiltrasi, prajurit Kopaska dari Koarmada I, Koarmada II, Koarmada III melaksanakan latihan menembak bawah air.

Latihan ini merupakan salah satu bentuk pelaksanaan program prioritas Kasal Laksamana TNI Yudo Margono, yaitu dalam hal pembangunan SDM TNI AL serta pembangunan sistem pembinaan kekuatan dan kesiapan operasional.

Latihan ini ditinjau langsung Danpuskopaska Laksma TNI Yudhi Bramantyo, dan Komandan Satkopaska Koarmada II Kolonel Laut (P) Agus Yudho Kristianto. (Pen/2).

 ♖
Koarmada II  

Rabu, 13 Juli 2022

Danpussenarmed Tinjau Perkembangan PTTA

✈ Perkembangan teknologi drone beserta perangkat pendukung (Dok Dispenad)

Komandan Pusat Kesenjataan Artileri Medan (Danpussenarmed) Mayjen TNI Totok Imam Santoso beserta jajaran Litbang Pusat Kesenjataan Artileri Medan (Pussenarmed) mengunjungi workshop PT Nexin untuk melihat perkembangan teknologi drone beserta perangkat pendukung drone hasil kerja sama dengan Litbang Pussenarmed, Senin (11/7).

Dalam kegiatan tersebut, Totok melihat dari dekat proses pengerjaan field artillery observer (FAO) dan bertanya langsung serta melihat secara detail progres pekerjaan tersebut. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sampai sejauh mana kualitas dan produk yang dihasilkan agar mendapatkan hasil maksimal dan memenuhi sasaran yang diinginkan serta tidak terjadi penyimpangan.

Kegiatan Litbang Pesawat Terbang Tanpa Awak (PTTA) ini nantinya untuk memenuhi kesisteman Armed yang digunakan untuk Tim/Regu observer. PTTA yang dibuat memiliki kemampuan jarak telemetry 40 kilometer, endurance sampai dengan 100 kilometer, ketinggian maksimal 3 kilometer, dimana pembeda antara PTTA satuan Armed dengan tipe PTTA lain yaitu kemampuan memberikan koreksi penembakan Armed, melaporkan kondisi depan sasaran serta daya kehancuran di sasaran, yang nantinya sistem peninjauan berbasis PTTA ini menjadi pelengkap kesisteman Alutsista Armed dengan sebutan Field Artillery Observer (FAO).

Totok berharap, ke depan agar pengerjaannya bisa diselesaikan tepat waktu dan beberapa koreksi serta tambahan dalam pengadaan alat tersebut untuk segera ditindaklanjuti dan dikerjakan dengan memaksimal, tanpa mengurangi kualitas, mudah dipelajari dan merupakan hasil kerja bersama antara Pussenarmed dan PT Nexin. (nhn)

  IDM  

TNI AL dan Korsel Bahas Kerja Sama Bidang Kapal Selam

(Dok Dispenal)

Wakil Kepala Staf Angkatan Laut (Wakasal) Laksamana Madya TNI Ahmadi Heri Purwono menerima kunjungan Kepala Staf Angkatan Laut Korea Selatan (Korsel) Chief of Naval Policy Republic of Korea Navy (ROKN) RDML Kang Cheong Ho di Mabesal, Jakarta, Senin (11/7). Dalam pertemuan itu, keduanya membahas kerja sama di bidang kapal selam.

Keduanya juga membahas tentang kerja sama dalam bidang operasi, pendidikan dan pelatihan yang difokuskan pada kapal selam serta pelatihan untuk pengawak dan kemampuan kapal selam,” ujar Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama TNI Julius Widjojono dalam keterangan resminya, Rabu (13/7).

Kunjungan Kang Cheong Ho ini dilakukan disela kegiatan Navy to Navy Talks (NTNT) TNI AL dan ROKN yang berlangsung pada 11–13 Juli 2022 di Jakarta. Dalam rangkaian kegiatan NTNT, para delegasi ROKN juga diagendakan mengunjungi Mako Koarmada I untuk membahas rencana latihan bersama Passing Exercise (Passex) dan port visit. Kemudian, ke Markas Koarmada II dan PT PAL Surabaya.

TNI AL bersama dengan ROKN kembali menyelenggarakan Forum NTNT Jakarta, pascapertemuan terakhir dua tahun lalu secara virtual akibat pandemi. Kegiatan NTNT adalah wujud nyata peran TNI AL dalam memperkuat hubungan diplomasi kedua negara dan sarana berbagi informasi serta berdiskusi terkait rencana kerja kedua Angkatan Laut dalam bidang intelijen, pendidikan dan pelatihan, kunjungan pejabat, latihan, dan pertemuan.

Kegiatan Navy Talks, wujud nyata implementasi peran TNI AL dalam bidang diplomasi, sesuai dengan UU Nomor 34 tahun 2004 tentang TNI dan selaras dengan arahan dan program prioritas Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono dalam meningkatkan dan penguatan diplomasi TNI AL,” (at)

 ⚓️  IDM  
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...