Sabtu, 19 Desember 2020

Latihan Bersama Angkatan Laut Indonesia dan Rusia

Libatkan Tiga KRI dan Tiga Kapal Perang Rusia Dalam Latihan Passex Rusindo-20 Latihan Passex Rusindo-20

Tiga KRI dari Koarmada II dan tiga kapal perang Rusia terlibat latihan bersama dalam Passex (Passing Exercise) Rusindo-20. Latihan tersebut berlangsung di Perairan Laut Jawa pada Kamis (17/12/2020).

KRI Karel Satsuitubun-356 yang di komandani Letkol laut (P) Rafael Dwinatu A. P, KRI Diponegoro-365 dengan komandan Letkol laut (P) Lewis N. Nainggolan, dan KRI Tombak-629 dengan komandan Letkol laut (P) Nurulloh Zemy Prasetyo.

Sementara itu tiga Kapal Perang Rusia yang mengikuti latihan tersebut antara lain RFS Varyag-011, RFS ADM Panteleyev-548 dan Pechenga. Latihan yang berjalan hanya satu hari ini berjalan dengan aman dan lancar. Adapun serial latihan yang dilakukan adalah Maneuver Exercise, RAS Approach, Flaghoist, Flashex dan Passing exercise.

Adapun maksud dan tujuan dari latihan tersebut adalah untuk meningkatkan profesionalisme dan pengalaman prajurit KRI dalam melaksanakan kerjasama taktis bilateral TNI AL dan Russian Navy dan Memelihara dan meningkatkan kerjasama militer dan interoperability antar kedua Angkatan Laut Sekaligus sebagai perwujudan peran diplomasi TNI AL.

Latihan PASSEX merupakan serangkaian kegiatan latihan yang sering dilaksanakan oleh kapal-kapal perang diseluruh dunia yang sifatnya insidensial, dimana saat kapal perang suatu Negara memasuki atau melakukan kunjungan serta lawatan ke negara lain.

Ditempat terpisah Pangkoarmada II Laksda TNI I N.G. Sudihartawan mengatakan, ” Latihan ini selaras dengan program prioritas Kasal Laksamana TNI Yudo Margono bidang Penyelarasan doktrin, Ops-Lat dan sistem pelatihan yang fleksibel dan adaptif terhadap dinamika situasi terkini, ” ungkapnya.

  ★ Medan Ekspres  

Seragam Militer Karya Anak Bangsa Tembus Pasar Filipina

Sebanyak 8 Kontainer Di Masa PandemiIlustrasi Logo Sritex. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Di masa pandemi Covid-19 yang masih berlangsung hingga saat ini, PT Sritex, salah satu perusahaan tekstil terbesar Indonesia melakukan pelepasan ekspor pakaian militer tahap pertama sebanyak delapan kontainer ke Filipina, Senin 14 Desember 2020.

Pelepasan ekspor ini merupakan bukti nyata komitmen para pelaku usaha untuk terus berkontribusi dalam peningkatan kinerja ekspor dan pemulihan ekonomi nasional.

Hubungan perdagangan Indonesia dan Filipina mulai berkembang pesat. Kualitas produk militer buatan Indonesia lainnya kini juga semakin diakui. Sebelum mengekspor pakaian militer ini, Indonesia telah mengekspor kapal strategic sealift vessel, pesawat terbang NC212, serta lokomotif dan gerbong kereta api untuk perusahaan kereta api nasional Filipina (National Philippines Railway/NPR),” ujar Wakil Duta Besar RI untuk Filipina Widya Rahmanto dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (16/12/2020).

Sementara itu, Atase Perdagangan RI di Manila, Lazuardi Nasution menyampaikan, acara ini akan menjadi pendorong bagi produsen garmen Indonesia untuk semakin percaya diri ‘go international’.

Saat ini, banyak merek internasional yang dibuat di Indonesia. Ini sekaligus menunjukkan produk garmen Indonesia berkualitas tinggi dan banyak diminati. Ke depan, kami akan fokus dalam memperkuat merek-merek lokal Indonesia agar bisa berjaya di Filipina,” tandas Lazuardi.
 
Pelepasan ekspor ini adalah langkah awal PT Sritex dalam melakukan ekspor pakaian militer ke Filipina. Sebelumnya, PT Sritex melakukan pendekatan dan ujian pemenuhan kualifikasi sekitar dua tahun dengan salah satu mitra lokal di Filipina, yaitu Jeje Enterprises.

Setelah melewati beberapa tahapan yang ditentukan, PT Sritex dinyatakan memenuhi kualifikasi yang disyaratkan dan berhasil menerima pesanan awal dari Filipina.

 Diekspor ke Berbagai Negara

Menurut Presiden Direktur PT Sritex Iwan Setiawan, Filipina merupakan negara ke-36 yang seragam militernya dibuat PT Sritex dan merupakan negara ke-8 di kawasan Asia Pasifik setelah Indonesia, Malaysia, Brunei, Timor Leste, Singapure, Nepal, dan Australia.

Berkat komitmen yang kuat, usaha sebaik mungkin, serta berpikir out of the box maka tidak ada yang tidak mungkin,” terang Iwan.

Dengan hasil positif tersebut, diharapkan produk-produk perlengkapan militer asal Indonesia dapat semakin berkembang di pasar Filipina. Dengan demikian, Indonesia dapat memanfaatkan peluang pasar yang ada dan memainkan peran utama dalam mempercepat pertumbuhan perekonomian dunia pascapandemi Covid-19.

Pelaksanaan kegiatan ekspor ini diharapkan dapat memotivasi para pelaku usaha lainnya untuk melakukan penjajakan kerja sama dan investasi dengan Filipina. Selain itu, kegiatan ini juga diharapkan menunjukkan kondisi ekonomi Indonesia-Filipina telah kembali stabil dan aman dari dampak pandemi,” pungkas Widya.

Pada periode Januari-Oktober 2020, total perdagangan Indonesia dan Filipina mencapai USD 5,19 miliar. Pada periode tersebut, ekspor Indonesia ke Filipina tercatat sebesar USD 4,75 miliar, sedangkan impor Indonesia dari Filipina sebesar USD 441 juta. Dengan demikian, neraca perdagangan Indonesia terhadap Filipina surplus sebesar USD 4,3 miliar.

Komoditas ekspor utama Indonesia ke Filipina adalah otomotif, batu bara, makanan kemasan, minyak sawit, kertas, pupuk, sereal, dan obat-obatan. Sementara komoditas impor utama Indonesia dari Filipina diantaranya sirkuit listrik, mesin printer dan komponennya, aksesoris otomotif, mesin pemanas, tembaga, plastik, serta alat optik.

  Liputan 6  

Jumat, 18 Desember 2020

Sekjen Kemhan Kunjungan Kerja ke Balitbang Kemhan

Hasil kerjasama dengan Badan Usaha Milik Swasta [BUMS]https://1.bp.blogspot.com/-UecTz3DYjYM/X9x7A6LVJeI/AAAAAAAAM_E/-wA4N2dml-ckYzN5LSLyIhbEd31lFkSnACLcBGAsYHQ/s720/USV%2BBalitbang%2BKemhan_808333352418305166_n.jpgUSV Balitbang Kemhan

Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan (Sekjen Kemhan) Marsdya TNI Donny Ermawan Taufanto, M.D.S., melaksanakan kunjungan kerja (kunker) ke Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemhan, dan disambut Kabalitbang Marsda TNI Julexi Tambayong beserta jajarannya, Kamis (17/12) di Jakarta.

Dalam kunker tersebut, Sekjen berkesempatan meninjau produk-produk hasil kerja sama penelitian, yang telah dilaksanakan Balitbang Kemhan, diantaranya Mobile Command Control Vehicle (MCCV), Mobil Hyperbaric Chamber, Rancur R-Han 122B, PTTA Wulung, PTTA Rajawali dan Radar Pasif hasil kerja sama Balitbang Kemhan dengan PT LAPI ITB.
https://www.kemhan.go.id/wp-content/uploads/2020/12/tmp_6330-IMG-20201217-WA00321815906226-768x512.jpgSementara menurut Kepala Biro (Karo) Humas Setjen Kemhan Brigjen TNI I. E. Djoko Purwanto, S.E., M.M., yang juga ikut mendampingi, Balitbang Kemhan telah menguasai teknologi software pada pengembangan Radar Pasif. Karenanya, hasil akhir yang ingin dicapai adalah terwujudnya kemandirian teknologi industri pertahanan untuk memenuhi kebutuhan operasi TNI.

Turut hadir mendampingi Sekjen dalam kunker tersebut, Dirtekindhan Ditjen Pothan Kemhan Laksma TNI Sri Yanto, S.T., Karoum Setjen Kemhan Brigjen TNI Zainul Arifin, S.A.P., M.Sc., Karo Humas Setjen Kemhan Brigjen TNI I. E. Djoko Purwanto, S.E., M.M. (Biro Humas Setjen Kemhan)

 ♖
Kemhan  

Kasum TNI Lepas 1090 Pasukan Perdamaian PBB

Di Mabes TNIKasum TNI mengecek pasukan Satgas Kontingen Garuda di Mabes TNI

Tentara Nasional Indonesia (TNI) kembali memberangkatkan 1090 prajurit pilihan untuk bertugas menjadi pasukan perdamaian dunia PBB.

Kepala Staf Umum (Kasum) TNI Letnan Jenderal (Letjen) TNI Muhammad Herindra yang memimpin Upacara Pemberangkatan 1090 pasukan Satuan Tugas (Satgas) TNI Kontingen Garuda (Konga) UNIFIL TA 2020 menyatakan, penugasan PBB yang akan diemban prajurit TNI merupakan tugas yang istimewa, karena sebagai prajurit juga menjadi duta bangsa, duta TNI, dan menjadi wajah TNI di forum internasional.

Letjen TNI Muhammad Herindra mengatakan, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengingatkan kepada seluruh prajurit TNI yang akan bertugas sebagai pasukan perdamaian PBB bahwa tugas yang diemban Kontingen Garuda sangat sarat dengan misi kebangsaan, karena tugas tersebut tidak hanya terkait aspek militer, tetapi juga aspek politik, diplomasi maupun budaya.

"Segala sesuatu yang dikerjakan segenap prajurit TNI akan menjadi cerminan Tentara Nasional Indonesia dan negara Indonesia di hadapan masyarakat internasional dan militer negara lain. Untuk itu, para prajurit TNI senantiasa memperhatikan faktor keamanan dan menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan. Jaga kondisi fisik dan kesehatan karena saat ini masih mewabahnya pandemi Covid-19 di seluruh dunia," kata Letjen TNI Muhammad Herindra menyampaikan pesan khusus dari Panglima TNI kepada Satgas Kontingen Garuda di Mabes TNI, Cilangkap, Kamis, 17 Desember 2020.

Diakhir sambutannya, Panglima TNI menekankan agar setiap prajurit TNI menanamkan dalam diri bahwa setiap tugas pada hakekatnya adalah kehormatan, oleh karenanya tugas harus dilaksanakan dengan penuh disiplin, dedikasi dan profesionalisme.

"Hormati dan junjung tinggi budaya setempat, hindari pelanggaran ataupun ekses-ekses negatif yang mungkin timbul. Jadilah duta bangsa dan diplomat TNI yang baik," ujarnya.

Untuk diketahui, Satgas TNI Kontingen Garuda UNIFIL TA. 2020 terdiri dari beberapa satuan, yaitu Satgas Yon Mekanis TNI Konga XXIII-O/United Nations Interim Forces in Lebanon (UNIFIL), Satgas Military Police Unit (MPU) TNI, Konga XXV-M/UNIFIL, Satgas Force Headquarters Support Unit (FHQSU) TNI Konga XXVI-M1 UNIFIL, Satgas Force Protection Company (FPC) TNI Konga XXVI-M2/UNIFIL, Satgas Level II Hospital TNI Konga XXIX-L/UNIFIL, Satgas Military Community Outreach Unit (MCOU) TNI Konga XXX-K/UNIFIL dan Satgas CIMIC XXXI-K/UNIFIL.

   Vivanews  

Mengenal Radar Shikra dan Dua Rudal Milik Arhanud TNI AD

Di HUT ke-74 TNIRadar Shikra milik Arhanud TNI AD, yang mampu mendeteksi sasaran udara sejauh 250 kilometer ditampilkan pada HUT ke-74 TNI. (Dispenad)

Upacara peringatan HUT ke-74 TNI menjadi ajang unjuk gigi kekuatan tempur Indonesia. Tiga matra, angkatan darat, laut dan udara, memperkenalkan persenjataannya.

Komandan Batalyon (Danyon) Arhanud 15/DBY Letkol Arh Muhammad Ufiz mengatakan, pada HUT TNI kali ini, Arhanud TNI AD menampilkan alutsista modern bernama Shikra. Radar tersebut mampu mendeteksi sasaran udara sejauh 250 kilometer (km).

"Alutsista modern dengan dilengkapi perangkat Electronic Counter-Countermeasures (ECCM), menjadikannya aman dari serangan Pernika, serta memiliki kemampuan mendeteksi 200 sasaran secara bersamaan," katanya, Sabtu (5/10/2019).

Ufiz menjelaskan, Arhanud TNI AD juga menampilkan tiga unit rudal Multi Mission System (MMS) dan tiga unit rudal Lightweight Multiple Laincer (LML). Masing-masing rudal diawaki tiga orang. Untuk radar Startrek diawaki dua orang, serta pendukungnya 15 personel, sehingga keseluruhan 23 orang.

Untuk dua jenis Rudal LML dan MMS, dia memaparkan, mampu mengatasi ancaman udara, baik pesawat udara maupun sasaran lainnya seperti UAV (Unmanned Aerial Vehicle). Memiliki berat ideal dan dapat dibawa ke manapun, menjadikan Rudal LML dapat digelar di berbagai bentuk medan.

Dengan waktu kurang dua menit, Ufiz mengungkapkan, rudal ini siap digunakan untuk tempur. Selain itu, dengan mencari pemancar gelombang elektromagnetik sebagai sasaran, menjadikan rudal ini sulit dideteksi lawan.

"Jarak tembak efektif pada misil ini sekitar 7,2 km, dengan kecepatan 3,5 Mach setara dengan kecepatan 4.321,8/jam, dengan ketinggian 4,6 km, dapat juga digunakan pada misil darat-udara atau darat-darat," tutur alumni Akmil 2001 ini.

Rudal Arhanud TNI AD (TNI AD)

Berbeda dari Rudal MMS, rudal ini ditempatkan menjadi satu pada kendaraan, menjadikannya memiliki mobilitas yang tinggi. Rudal ini juga memiliki multi missile turret yang memungkinkan penggunaan misil untuk melakukan penyerangan terhadap berbagai bentuk sasaran udara dengan waktu yang cepat.

"Dilengkapi Infra Red Camera, rudal ini pun sulit dilacak atau dihancurkan oleh rudal pencari emisi gelombang elektromagnetik. Jarak deteksi sasaran secara pasif dengan menggunakan Thermal Infrared sampai dengan 15 km," ujar Ufiz.

"Dengan kecepatan 3,5 Mach (4321,8 km/jam), ketinggian 5 km, jarak tembak 7,2 km, dan waktu reaksi dalam penyerangan kurang dari 5 detik kepada sasaran, menjadikan rudal ini memiliki Kill Probability mencapai 95 persen, yang artinya 1 shot 1 Kill Aircraft," tuturnya tambahnya.

Ufiz berharap, dengan keterlibatan alutsista yang dimiliki Yon Arhanud 15 menjadikan masyarakat mengenali berbagai jenis Alutsista satuan Arhanud TNI AD.

"Ini juga sebagai ajang Show of Force kepada dunia Internasional bahwa Militer Indonesia juga memiliki kesenjataan pertahanan udara yang canggih, yang setara dengan negara-negara maju lainnya seperti Inggris dan Perancis," katanya.

   INews  

Progres Pembangunan Kapal Bantu Rumah Sakit (BRS) PT PAL Indonesia

Telah mencapai 82 % [instagram PT PAL] 

P
embangunan kapal Bantu Rumah Sakit (BRS) berjalan sesuai on schedule.

Komitmen tersebut ditunjukkan dengan telah dilaksanakan proses loading block tiang agung (Foremast) yang menjadi block loading terakhir pada bangunan atas Kapal BRS.

Proses loading block dengan total 121 block diselesaikan #tepatwaktu dan dilakukan dengan accuracy control yang tinggi oleh #InsanPAL untuk menghasilkan produk yang #tepatmutu.

Direncanakan pada akhir Desember 2020, Kapal Bantu Rumah Sakit (BRS) akan melaksanakan launching ceremony.

  ★
PT PAL  

Kamis, 17 Desember 2020

[Dunia] Sanksi AS adalah Serangan terhadap Kedaulatan Turki

➶ Turki bertekad untuk mengembangkan industri pertahanannya untuk kemerdekaan totalIlustrasi S400 [anadolu] ★

Sanksi Amerika Serikat (AS) yang diumumkan awal minggu ini adalah "serangan terang-terangan" terhadap kedaulatan Turki, kata presiden Turki pada Rabu (16/12).

Turki adalah anggota NATO pertama yang menghadapi sanksi semacam itu, kata Presiden Recep Tayyip Erdogan pada upacara peresmian sebuah jalan raya. Dia juga menyoroti standar ganda AS dalam memberikan sanksi semacam itu kepada Turki.

Sanksi tersebut bertujuan untuk membuat industri pertahanan Turki terus bergantung, meski begitu Turki bertekad untuk mengembangkan industrinya agar lebih maju, tambah Erdogan. Turki tidak akan terhalang tetapi akan bekerja dua kali lebih keras untuk meningkatkan kinerja sektor pertahanan dan membuatnya benar-benar independen, tekan dia.

 Sanksi Uni Eropa 

"Ancaman sanksi Uni Eropa menjadi agenda kami selama beberapa pekan terakhir dan kemarin sanksi AS, yang sempat menjadi agenda beberapa waktu, telah diumumkan. Cukup jelas, mengenai CAATSA, tak ada negara lain selain Turki yang terkena sanksi ini," tutur dia.

"Untuk pertama kalinya, sanksi dijatuhkan pada negara kami, anggota NATO. Aliansi macam apa ini? Keputusan ini adalah serangan terang-terangan terhadap hak kedaulatan negara kami," imbuh Erdogan.

Presiden Turki melanjutkan dengan mengatakan bahwa sanksi terkait pembelian sistem pertahanan S-400 Rusia adalah "alasan belaka" dan tidak ada penjelasan logis mengenai pengecualian Turki dari program jet tempur F-35, karena Ankara telah melakukan sebagian besar pembayaran.

Turki akan mengurus urusannya sendiri tanpa terhalang oleh sanksi semacam itu, sebut Erdogan, sambil menambahkan bahwa Turki sekarang lebih bertekad untuk meningkatkan sektor pertahanannya.

Mengingat bahwa Turki berada di bawah embargo senjata setelah operasi perdamaiannya di pulau Siprus pada 1974, Presiden Turki mengatakan sanksi saat itu menjadi acuan industri pertahanan negara. Sanksi baru hanya akan meningkatkan ambisi Turki untuk membawa sektor pertahanannya ke tingkat puncak.

AS pada Senin memberlakukan sanksi terhadap Turki atas pembelian sistem pertahanan rudal S-400 Rusia. Sanksi berdasarkan Undang-Undang Penentang Lawan Amerika Melalui Sanksi (CAATSA) itu menargetkan Direktorat Industri Pertahanan (SSB) Turki, termasuk Ismail Demir, kepala SSB, dan tiga pejabat lainnya.

Pada April 2017, ketika upaya berlarut larut untuk membeli sistem pertahanan udara dari AS tidak membuahkan hasil, Turki pun menandatangani kontrak dengan Rusia untuk membeli rudal S-400. Akuisisi Turki atas sistem pertahanan udara S-400 Rusia yang canggih mendorong AS untuk menghapus Turki dari program F-35 pada Juli 2019.

AS mengklaim sistem tersebut dapat digunakan oleh Rusia secara diam-diam untuk mendapatkan informasi rahasia pada jet tersebut dan tidak sesuai dengan sistem NATO. Turki pun membantah bahwa S-400 tidak akan diintegrasikan ke dalam sistem NATO dan tidak akan menimbulkan ancaman bagi aliansi, serta mengusulkan komite memeriksa masalah tersebut.

Negara itu juga mengatakan pihaknya membeli sistem Rusia setelah AS selama bertahun-tahun menolak upayanya untuk membeli rudal Patriot AS.

  Republika  

[Dunia] Taiwan Bikin Kapal Rudal Pembunuh Kapal Induk

Antisipasi Lawan ChinaTuo Jiang-class (Tuo Chiang-class) disebut sebagai armada pembunuh kapal induk [istimewa]

Angkatan Laut Taiwan berencana membangun enam kapal korvet rudal yang diperbarui dan dijuluki "pembunuh kapal induk".

Melalui pernyataan pada Rabu (16/12), Angkatan Laut Taiwan menuturkan pembuatan rudal itu rencananya dilakukan pada 2023 mendatang.

Taipei menuturkan proyek tersebut dilakukan untuk melawan "ancaman yang meningkat dengan cepat dari musuh".

Sebelumnya, Angkatan Laut Taiwan berencana memiliki tiga kapal rudal korvet pada 2025.

Kapal korvet merupakan kapal perang berukuran kecil di bawah kapal kelas fregat. Kapal korvet berfungsi sebagai kapal pemburu atau perusak.

 Kapal Selam Baru
Kapal Selam Hai Pao Taiwan [istimewa]

Selain kapal rudal korvet, Amerika Serikat juga telah mengeluarkan izin untuk mengekspor sistem sonar digital yang krusial bagi proyek kapal selam Taiwan.

Wakil Menteri Pertahanan Taiwan, Chang Che-ping, menuturkan Taipei mendapat kabar dari Washington bahwa izin pembelian sistem tersebut telah diberikan.

Sistem sonar digital dan sistem tempur terintegrasi adalah dua komponen utama yang dibutuhkan Taiwan untuk membangun kapal selam modern buatan sendiri.

Namun, Chang tidak merinci status sistem tempur seperti apa yang dibidik Taiwan untuk proyek pembuatan kapal selam itu.

Dikutip AFP, Taiwan mulai membangun armada kapal selam lokal pada November lalu. Proyek tersebut dilakukan untuk meningkatkan pertahanan Taiwan dari agresi China yang semakin agresif.

Proyek kontroversial itu ditargetkan mampu membangun delapan kapal selam baru. Kapal pertama diharapkan rampung pada 2025.

Angkatan Laut Taiwan saat ini memiliki empat kapal selam, termasuk dua kapal yang dibuat AS sekitar 1940-an.

China terus meningkatkan tekanan terhadap Taiwan yang dianggap sebagai wilayah pembangkang karena berupaya memerdekakan diri.

China bahkan bertekad akan menggunakan cara apa pun, termasuk militer, untuk mencegah Taiwan memisahkan diri.

Di tangan Presiden Tsai Ing-wen, Taiwan memang terus memberontak terhadap China. Tsai bahkan berani memperluas hubungan Taiwan dengan sejumlah negara, termasuk AS, demi mendapat dukungan dan pengakuan dari dunia internasional. (rds/dea)
 

  CNN  

Kasal Terima Audiensi Dubes Denmark

Meningkatkan Kerjasama Bidang Pertahanan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono., S.E, M.M menerima audiensi Duta Besar (Dubes) Denmark untuk Indonesia Lars Bo Larsen bertempat di Wisma Elang Laut (WEL), Jakarta Pusat, Rabo (16/12).

Kunjungan Dubes Dermark ini dalam rangka meningkatkan kerja sama bidang pertahanan, khususnya Angkatan Laut.

Pada pertemuan ini, Kasal merasa mendapatkan kehormatan bertatap muka dengan Dubes Denmark guna peningkatan kerja sama di bidang pertahanan, lebih spesifik Angkatan Laut kedua negara.

Disamping itu TNI AL juga berkomitmen mendukung program Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertahanan berkaitan pengadaan Alutsista kapal dari Denmark.

Selain itu, audiensi ini juga untuk meningkatkan kerja sama Transfer of Technology kedua negara, sehingga industri pertahanan dalam negeri Indonesia terutama galangan kapal PT PAL bisa meningkatkan kapasitas dan kapabilitas di bidang rancang bangun kapal.

Dalam menerima tamu negara Demark ini, Kasal didampingi Wakasal Laksdya TNI Ahmadi Heri Purwono., S.E, M.M., Asrena Kasal Laksda TNI Muhammad. Ali., S.E, M.M., Asintel Kasal Laksda TNI Angkasa Dipua., S.E, M.M dan Aslog Kasal Laksda TNI Puguh Santoso., S.E, M.M. Sementara itu, Dubes Dermark dalam silaturahminya ke Pemimpin TNI AL ini didampingi Mathias Bengtsson (Political Advisor) dan Andre Pandean (Commercial Advisor).(ay)

  ⚓️ Koran Pelita  

Rabu, 16 Desember 2020

[Dunia] Turki Pamerkan Kapal Perang Tanpa Awak

⚓️ Dilengkapi Rudal KendaliKapal perang tanpa awak pertama produksi Turki. [Foto/Anadolu]

Turki memamerkan prototipe kapal perang tanpa awak pertama yang dibuat di dalam negeri.

Perusahaan pembuat kapal Ares Shipyard menyebut kapal canggih itu dengan nama SIDA. CEO Ares Shipyard Utku Alanc mengatakan kapal itu akan mulai berlayar akhir bulan ini.

Kemudian pada bulan Maret, uji tembak akan dilakukan dengan rudal kendali yang diproduksi pembuat roket Turki Roketsan,” ungkap Alanc kepada Anadolu Agency.

SIDA merupakan kapal pertama dalam seri kapal tak berawak ULAQ Ares dan Meteksan.

SIDA, Ilustrasi kapal perang tanpa awak pertama produksi Turki. [turkishdefencenews]

Kapal itu menawarkan daya jelajah 400 kilometer dan kecepatan maksimum 65 km per jam, serta komunikasi terenkripsi, serta kemampuan penglihatan siang dan malam.

Kapal itu dirancang untuk dikerahkan di Laut Aegea dan Mediterania,” papar Alanc, seraya menambahkan kapal itu juga dapat dikerahkan dalam misi pengumpulan intelijen.

Wakil Presiden Meteksan Defense Erdal Torun mengatakan kapal itu juga menampilkan sistem komando dan kontrol yang memungkinkan semua gerakannya dikendalikan dan dikelola dari jarak jauh.

"SIDA diproduksi agar tahan terhadap peperangan elektronik. Platform ini juga akan dilengkapi dengan sistem anti-GPS jamming," ujar dia.

Roketsan didirikan pada 1988 untuk merancang, mengembangkan, dan memproduksi roket dan rudal. (sya)


  ⚓️ sindonews  

Selasa, 15 Desember 2020

[Dunia] AS Akhirnya Sanksi Turki

➶ Karena Beli Rudal S-400 RusiaKomponen sistem pertahanan rudal S-400 Rusia tiba dengan pesawat kargo di dekat Bandara Murted, Ankara, 27 Agustus 2019. [Foto/Militer Turki/Kementerian Pertahanan Turki/Handout via REUTERS] ★

Pemerintah Amerika Serikat (AS) akhirnya menjatuhkan sanksi kepada Turki atas pembelian sistem pertahanan rudal S-400 Rusia bernilai miliaran dolar Amerika. Penjatuhan sanksi diumumkan hari Senin waktu Washington.

Langkah pemerintah Presiden Donald Trump ini diperkirakan akan semakin memicu ketegangan antara Washington dan Ankara dalam beberapa minggu menjelang pelantikan Presiden terpilih Joe Biden. Apa yang dilakukan Washington kepada sekutunya itu sekaligus mengirim pesan kepada pemerintah asing mana pun untuk mempertimbangkan kesepakatan senjata di masa depan dengan Rusia.

Pada 2017, Presiden Turki Recep Erdogan menengahi kesepakatan senilai USD 2,5 miliar dengan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk pembelian sistem rudal S-400.

S-400, sistem rudal surface-to-air mobile, diklaim menimbulkan risiko bagi aliansi NATO serta jet tempur siluman F-35, platform senjata paling mahal di Amerika.

Terlepas dari peringatan dari Amerika Serikat dan sekutu NATO lainnya, Turki menerima yang pertama dari empat baterai rudal S-400 pada Juli 2019. Seminggu kemudian, Amerika Serikat menghentikan Turki, mitra keuangan dan manufaktur, dari program F-35.

Di bawah Countering America’s Adversaries Through Sanctions Act (CAATSA) atau Undang-Undang Melawan Musuh Amerika Melalui Sanksi, yang ditandatangani Trump pada Agustus 2017, Turki menghadapi potensi sanksi ekonomi karena menerima sistem rudal Kremlin. Trump sebelumnya enggan menjatuhkan sanksi kepada Ankara.

Turki adalah sekutu yang berharga dan mitra keamanan regional yang penting bagi Amerika Serikat, dan kami berusaha untuk melanjutkan sejarah kerjasama produktif sektor pertahanan selama puluhan tahun dengan menghilangkan hambatan kepemilikan S-400 Turki sesegera mungkin,” kata Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo dalam sebuah pernyataan ketika mengumumkan sanksi Washington kepada Ankara, seperti dilansir CNBC, Selasa (15/12/2020).

Sanksi tersebut melarang semua lisensi ekspor AS dan otorisasi kepada Kepresidenan Industri Pertahanan Republik Turki serta pembekuan aset dan pembatasan visa pada presiden organisasi, Ismail Demir, dan pejabat tinggi lainnya.

"Baiklah, ini tentang waktu yang tepat. Sanksi yang kuat dan dirancang dengan baik sangat terlambat," kata Thomas Karako, direktur Proyek Pertahanan Rudal di Pusat Kajian Strategis dan Internasional, ketika ditanya tentang sanksi tersebut.

Detailnya akan sangat berarti. Ini bisa berubah menjadi softball. Jika ingin memberikan sanksi, sanksi itu tidak bisa hanya sekedar tanda," ujar Karako.

Waktu pemberian sanksi, lebih dari setahun setelah pengiriman sistem rudal, dapat berpotensi mengganggu hubungan antara Ankara dan Washington untuk pemerintahan Biden yang akan datang.

Pejabat Departemen Luar Negeri Amerika meremehkan waktunya, dengan mengatakan bahwa proses penerapan sanksi "sangat serius" dan "konsultatif".

Butuh waktu untuk menyelesaikan serangkaian masalah yang kompleks ini, termasuk, khususnya, fakta bahwa Turki adalah sekutu NATO, jadi saya tidak akan terlalu banyak membaca tentang waktu ini dan mengapa hari ini dan bukan kemarin atau tiga bulan yang lalu," Kata Matthew Palmer, wakil asisten sekretaris di Biro Urusan Eropa dan Eurasia, selama panggilan telepon dengan wartawan. "Ini adalah waktu yang diperlukan bagi kami untuk menyimpulkan proses konsultatif itu."

Pengumuman sanksi ini muncul datang kurang dari dua bulan setelah ada laporan bahwa militer Turki mulai menguji coba sistem rudal S-400.

Pada bulan Oktober, baik departemen Pertahanan dan Kementerian Luar Negeri mengecam uji coba sistem rudal tersebut di lepas pantai Laut Hitam Turki.

"Amerika Serikat telah menyatakan kepada Pemerintah Turki, pada tingkat paling senior, bahwa akuisisi sistem militer Rusia seperti S-400 tidak dapat diterima," tulis juru bicara Departemen Luar Negeri Morgan Ortagus dalam pernyataan yang dikirim melalui email pada saat itu.

"Amerika Serikat telah memperjelas harapan kami bahwa sistem S-400 tidak boleh dioperasikan," imbuh dia.

"Kami keberatan dengan pembelian Turki atas sistem tersebut dan sangat prihatin dengan laporan bahwa Turki akan menjalankannya," kata kepala juru bicara Pentagon Jonathan Hoffman dalam pernyataan yang dikirim melalui email kala itu. “Ini seharusnya tidak diaktifkan. Melakukannya berisiko menimbulkan konsekuensi serius bagi hubungan keamanan kita."

S-400, penerus sistem rudal S-200 dan S-300, memulai debutnya pada tahun 2007. Dibandingkan dengan sistem AS, S-400 buatan Rusia diyakini mampu menyerang lebih banyak target, pada jarak yang lebih jauh dan melawan berbagai ancaman secara bersamaan.

Dalam berbagai upaya untuk mencegah Turki membeli S-400, Departemen Luar Negeri menawarkan untuk menjual sistem rudal Patriot Raytheon pada 2013 dan 2017. Tawaran itu tidak berjalan mulus, karena AS menolak memberikan transfer teknologi dari sistem tersebut kepada Turki.

Kami telah berulang kali mencoba melalui upaya diplomatik kami untuk menemukan cara untuk menyelesaikan ini dengan cara yang tidak melibatkan penerapan sanksi wajib ini,” kata Christopher Ford, asisten sekretaris untuk Keamanan dan Nonproliferasi Internasional, selama panggilan telepon dengan wartawan.

Kami juga telah berulang kali menawarkan mereka peralatan militer untuk membantu memenuhi kebutuhan operasional mereka dengan cara yang tidak memicu sanksi dan itu, pada kenyataannya, merupakan jawaban yang lebih baik dalam hal interoperabilitas NATO dari Pasukan Pertahanan Turki. Sayangnya, Turki menolak setiap upaya ini selama beberapa tahun terakhir," kata Ford. "Amerika Serikat tidak punya pilihan."

Meskipun menghadapi potensi sanksi AS, belasan negara telah menyatakan minatnya untuk membeli sistem rudal S-400 Rusia. (min)

  sindonews  

PT DI Targetkan Produksi Pesawat N219 Sebanyak 4 Unit Per Tahun

✈ N219  [Rizky Aditya]

Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia (PTDI), Elfien Goentoro mengatakan, produksi awal pesawat N219 adalah 4 unit per tahun dengan menggunakan kapasitas produksi yang tersedia.

Namun pihaknya akan menambah fasilitas produksi dengan sistem otomasi pada perakitan.

Dengan cara ini, secara bertahap, kemampuan delivery akan terus meningkat sesuai kebutuhan pasar.

"Produksi pesawat N219 dimulai dari 4 pesawat per tahun. Tapi untuk memenuhi market share akan dilakukan upgrading fasilitas produksi dengan sistem otomasi," ucap Elfien dalam rilis yang diterima Kompas.com, Sabtu (12/12/2020).

Elfien mengungkapkan, pesawat N219 secara khusus dirancang untuk dapat mendukung program jembatan udara.

Hal ini sesuai dengan Peraturan Presiden No 70 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Kewajiban Pelayanan Publik Untuk Angkutan Barang dari dan ke Daerah Tertinggal, Terpencil, Terluar dan Perbatasan.

Karena itulah, pesawat N219 dapat menjangkau daerah dengan kondisi georafis berbukit-bukit dengan landasan pendek dan tidak dipersiapkan.

Pesawat N219 hasil kerja sama PTDI dan Lapan ini telah melakukan uji terbang perdana dan pada 10 November 2017 bertepatan dengan Hari Pahlawan dan diberi nama Nurtanio oleh Presiden Joko Widodo.

Saat ini N219 sudah mendekati tahap akhir pengujian untuk mendapatkan type certificated dari DKPPU Kementerian Perhubungan Republik Indonesia.

 Sertifikasi 

Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional, Prof Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro mengatakan, N219 merupakan capaian pertama PT DI sebagai full integrator.

Sebab, dari tahap desain hingga manufaktur dikerjakan PT DI. Perusahaan BUMN ini pun melibatkan berbagai macam industri terkait dengan komponen pesawat.

Mudah-mudahan rantai nilai produksi atau industri pesawat indonesia bisa diwujudkan dan kita terus berharap meningkatkan TKDN yang saat ini hampir 40 persen, mudah-mudahan kita bisa segera naikkan di atas 50 persen," tutur dia.

Ia pun berharap, pesawat N219 bisa menjadi awal kebangkitan industri dirgantara di Indonesia.

Saat ini, proses sertifikasi merupakan proses penting untuk menjamin keamanan dan keselamatan karena akan digunakan pengguna dan masyarakat.

PTDI menggunakan dua prototipe pesawat untuk mempercepat proses sertifikasi uji terbang, di mana dua pesawat ini memiliki misinya masing-masing.

Prototipe pesawat pertama N219 Nurtanio menjalani serangkaian pengujian, yakni menyelesaikan pengujian aircraft performance, karakteristik kestabilan, dan pengendalian serta uji terbang struktur pesawat.

Sedangkan prototipe pesawat kedua N219 Nurtanio digunakan untuk pengujian sub sistem pesawat, seperti avionic system, electrical system, flight control dan propulsion.

Kita dapat membuktikan sebagai bangsa Indonesia bahwa kita sanggup dan mampu mendesain dan men-develop, membangun pesawat ini dari awal sampai menjadi pesawat utuh yang kemudian melalui pengujian yang juga dilakukan oleh regulator di Indonesia sendiri," kata Bambang.

"Mudah-mudahan nanti menjadi kebanggan kita semua karena pesawat inilah yang nanti mempersatukan wilayah Indonesia yang membentang dari Sabang sampai Merauke, dari Pulau Miangas sampai Pulau Rote," tambah dia.

Type certificate adalah sertifikasi kelaikan udara dari desain manufaktur pesawat.

Sertifikat ini dikeluarkan otoritas kelaikudaraan sipil, Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU), Kementerian Perhubungan Republik Indonesia.

  Kompas  

Senin, 14 Desember 2020

Proyek PT DI Kedepan

✈ Dari Senegal dan Filipina CN235 MPA pesanan Senegal [PT DI] 

Indonesia melalui PT Dirgantara Indonesia (PT DI) bakal mengekspor pesawat jenis CN235 ke Senegal, Afrika Barat. Senegal menjadi negara pertama yang dimasuki PT DI dalam penjualan pesawat di negara Afrika. Namun, Kerjasama ini menjadi kali ketiga dengan Senegal setelah memproduksi dua pesawat sebelumnya.

"Saya berharap blueprint kita di Senegal. Ini menjadi titik awal kita untuk menyebar ke Afrika lain. Ke depannya memang mereka masih minat memesan lagi satu unit tapi nggak tahun ini. Saya perkirakan tahun depan prosesnya. Mungkin kontraknya sendiri sekitar 2022, karena ini masih saya penjajakan," kata Direktur Niaga PTDI Ade Yuyu Wahyuna kepadaCNBC Indonesia dikutip Senin (14/12/202).

Ia menyebut untuk pembelian satu unit pesawat membutuhkan waktu lama, setidaknya minimal dibutuhkan dua tahun. Yang menarik, kerjasama ini tidak hanya melibatkan kedua negara, melainkan juga ada negara Eropa Barat, yakni Belgia melalui A.D. Trade Belgium Company. A.D. Trade berperan dalam memberi pinjaman kepada Senegal untuk membeli pesawat buatan Indonesia.

"Ini pendekatan yang cukup menarik kerjasama kita dengan Senegal, karena konsep kerjasamanya melibatkan pihak ketiga dalam hal ini reseller. Jadi kami berkontrak dengan AD Trade Belgia tapiend user Senegal Air Force," katanya.

Alhasil, kontrak kerjasamanya tidak langsung antara PT DI dengan Senegal, melainkan melalui A.D. Trade. Namun, di dalam kontrak itu juga jelas tertulis bahwa end user atau penggunanya dari Senegal. Adapun nilai dari kerjasama ini berkisar US$ 30 juta atau Rp 423 miliar.

"Skema kerjasama dengan pihak ketiga ad trade ini sangat membantu. Kerjasama model ini bukan pertama. Yang sebelumnya pun dengan AD trade. ini kali ketiga," jelas Ade.

 Filipina Incar Tambahan NC212i 
infografis NC212i Filipina [tandaseru]

Selain Senegal, negara lain yang memesan produk buatan Indonesia adalah Filipina, yakni untuk pesawat NC212. Ini merupakan kelanjutan dari yang sudah terjalin sebelumnya.

"Tahun depan Insya Allah Filipina dia butuh NC212 lanjutan dari kerjasama sebelumnya juga. Sebelumnya sudah deliver 2 unit ke Filipina. Ternyata mereka merasa pas, akhirnya mereka akan memesan kembali. Awalnya tahun 2020 namun karena ada pandemi, geser ke 2021," katanya.

Pengiriman pesawat sebelumnya terjadi pada tahun 2018 silam, yakni untuk Armed Force Filipina. "NC 212 disana kebutuhan 6 unit lagi. 2 unit pertama sudah. Jadi total kebutuhan 8 lah," jelas Ade.

Namun, Ade belum bisa merinci nilai penjualan dari masing-masing pesawat. Saat ini, proses diskusi untuk menemukan spesifikasi yang pas masih terus berjalan. Filipina sebagai klien bisa jadi menginginkan spesifikasi yang lebih tinggi.

"Yang Filipina harus didefinisikan. Dia ada pagunya minta ada semacamintegrated logistic support-nya. Jatuhnya jadi berapa saya belum bisa kasih angka satu-satunya dulu," sebutnya.

  CNBC  
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...