Sabtu, 13 Oktober 2018

Fasilitas Merpati Dijadikan Pusat Perawatan Pesawat Militer

Ilustrasi pemeliharaan pesawat militer [Tempo]

Merpati Maintenance Facility yang bertempat di Surabaya, Jawa Timur, akan dijadikan sebagai pusat perawatan pesawat militer.

"Kita kembangkan untuk basis perawatan pesawat militer atas permintaan," kata Direktur Bisnis & Base Maintenance GMF Tazar Marta Kurniawan saat peninjauan ke fasilitas perawatan roda pendaratan di Tangerang, Banten, Kamis.

Dia mengatakan rencananya tahun depan sudah bisa digunakan. Saat ini masih menunggu otorisasi dari Federal Aviation Administration (FAA) dan European Aviation Safety Agency (EASA).

Proses perawatan pesawat militer akan bekerja sama dengan Garuda Maintenance Facility (GMF AeroAsia) yang sudah dilakukan sejak 2016.

"Rencana kita dipusatkan di sana, kemarin baru ditambahkan dengan adendum kerja sama dengan Merpati," katanya.

Dalam kerja sama tersebut, Tazar menjelaskan GMF akan menggunakan dua line dari total empat line yang dimiliki MMF.

MMF, lanjut dia, akan tetap difokuskan untuk perawatan mesin pesawat baling-baling, yaitu turboprop. "Modifikasi kita menjadikan pesawat penumpang menjadi menjadi pesawat kargo, seperti untuk di Jaya Wijaya itu, kemudian kita kembangkan basis perawatan pesawat militer," katanya.

Secara legalitas, lanjut dia, GMF sudah mengantongi izin dari Kementerian Pertahanan sebagai industri perawatan pesawat militer.

"Sebenarnya GMF sendiri secara organisasi sudah dianggap oleh Kemenhan sebagai industri MRO pertahanan," katanya.

Sejak beberapa tahun belakangan, lanjut dia, MMF sebetulnya sudah melakukan perwatan pesawat militer, namun untuk jenis pesawat kecil, seperti helikopter.

"Kita sudah pernah melakukan 'heavy check' di sana untuk pesawat ATR, tapi belum ada 'EASA approval'," katanya.

Dia menargetkan setelah seluruh proses selesai, akan segera dilakukan pengerjaan perawatan. "Insya Allah secepatnya, begitu dapat pesanan, kita kerjakan di sana," katanya.

  antara  

[Dunia] Jet Tempur F-16 Meledak Dahsyat di Belgia

F-16 meledak dan hancur di pangkalan militer Florennes, Belgia (Twitter @ebcrew00)

Sebuah jet tempur F-16 meledak dahsyat di pangkalan militer Florennes, Belgia. Pesawat itu meledak saat menjalani perawatan pada hari Kamis sore.

Sumber militer setempat mengatakan, ledakan itu juga menyebabkan satu pesawat F-16 lainnya rusak.

Dua teknisi terluka akibat ledakan tersebut. Mereka menderita masalah pendengaran, namun tidak mengalami luka bakar.

Layanan pers militer Belgia dalam sebuah pernyataan yang dilansir Sudinfo, Jumat (12/10/2018), mengatakan kebakaran dan ledakan terjadi sekitar pukul 14.10 waktu setempat. Militer tidak merinci tingkat kerusakan pesawat kedua dalam insiden itu.

Para petugas pemadam kebakaran telah ditempatkan ke lokasi kejadian untuk menahan insiden itu tidak meluas.

Direktorat Keselamatan Penerbangan telah meluncurkan penyelidikan atas ledakan tersebut.

Sejumlah laporan media lokal mengklaim bahwa jet tempur yang meledak tersebut dinyalakan selama manuver teknis. Beberapa ledakan diikuti dengan gumpalan asap hitam tebal yang yang membumbung ke udara.

Pangkalan militer Florennes adalah rumah bagi “2nd Tactical Wing” yang mengoperasikan F-16 Fighter Falcons.

Hingga Juli 2009, pangkalan udara itu juga menjadi tempat Program Kepemimpinan Taktis, sebuah program pelatihan gabungan yang didirikan oleh 10 anggota NATO.

  ☠ SINDOnews  

Jumat, 12 Oktober 2018

TAI Perkuat Kerja Sama Dengan BPPT

Pengujian UAV di Serpong UAV ANKA

Turkish Aerospace Industries (TAI) melakukan kunjungan ke Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) di Serpong, Tangerang Selatan pada hari Kamis, untuk memperkuat kerja sama.

Kunjungan tersebut sekaligus menandai 10 tahun kerja sama antar perusahaan dan lembaga kedua negara tersebut.

Vice President Corporate Marketing and Communication TAI Tamer Ozmen mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa kerja sama kedua pihak tersebut sudah berlangsung sejak 2008.

Kerja sama dimulai pada saat pengembangan program pesawat terbang tanpa awak (unmanned aircraft vehicle/UAV) ANKA,” ujar Tamer.

Pada waktu itu, TAI melakukan uji coba terowongan angin (wind tunnel) UAV ANKA di fasilitas Indonesian Low Speed Tunnel (ILST) milik Balai Besar Teknologi Aerodinamika, Aeroelastika, dan Aeroakustika (BBTA3) BPPT.

ANKA merupakan pesawat terbang tanpa awak (UAV) kelas Medium Altitude Long Endurance (MALE) yang dikembangkan TAI. Pengujian tersebut untuk memperoleh data karakteristik aerodinamika UAV tersebut.

Kemudian, Tamer menjelaskan pengujian kedua yang dilakukan TAI di BBTA3 untuk varian lain ANKA termasuk varian SATCOM pada April hingga Mei 2015.

Pengujian ini untuk mendapatkan data terkait efek dari perubahan bentuk (deformasi) sayap, SAR dan SATCOM, kamera, winglet, dan saluran masuk udara dalam karakteristik aerodinamika ANKA.

Selanjutnya, pada April dan Juni 2015 telah dilakukan pengujian ketiga dalam skala penuh untuk bagian sayap dari ANKA generasi terbaru. Dan pengujian keempat dilakukan pada Oktober 2017 untuk seluruh konfigurasi ANKA generasi terbaru.

Keempat pengujian terowongan angin (wind tunnel test) di ILST telah berkontribusi besar terhadap pengembangan sistem UAV ANKA dengan performa terbang yang superior dan fitur keamanan yang meningkat,” Tamer mengakui.

Tamer menegaskan bahwa UAV ANKA kelas MALE memiliki sistem kecerdasan, pengintaian, pengawasan, dan penyerangan untuk bertempur yang sudah teruji untuk keamanan dalam negeri di Turki.

Selain itu, ANKA juga sudah teruji untuk operasi pengawasan yang dipakai oleh berbagai end users di Turki,” imbuh Tamer.

Tamer juga mengatakan saat ini ANKA sudah siap untuk melayani misi militer dengan berbagai konfigurasi payload yang dibutuhkan angkatan udara dari berbagai negara.

ANKA sudah memiliki pengalaman yang matang dan sudah terbang di Turki dan negara lainnya untuk aktivitas anti terorisme serta pengawasan darat dan laut,” ungkap Tamer.

Saat ini, TAI juga sedang berkolaborasi dengan BBTA3 untuk kelima kalinya dalam pengujian kapasitas payload sistem UAV di ILST untuk mendapatkan data karakteristik aerodinamika untuk pesawat terbang tanpa awak terbaru yang sedang dikembangkan TAI.

Kami sangat mengapresiasi kontribusi BPPT melalui BBTA3 untuk kesuksesan dari pengembangan barisan produk UAV kami dan hal ini sangat menentukan untuk tetap mempertahankan kolaborasi yang bermanfaat untuk tahun-tahun yang akan datang,” ungkap Tamer.

  ☠ aa  

TNI AU Bangun Skuadron 27 Biak

Skuadron pesawat CN 235 CN 235 TNI AU (Intisari)

Markas besar TNI Angkatan Udara membangun fasilitas fisik Skuadron udara 27 pesawat CN 235 di pangkalan udara Manuhua Biak Numfor.

Komandan Pangkalan Udara Manuhua Biak Marsekal Pertama TNI Fajar Adriyanto di Biak, Jumat mengatakan kehadiran Skuadron pesawat CN 235 di Kabupaten Biak Numfor diharapkan dapat mendukung kelancaran angkutan udara untuk menunjang pelayanan roda perekonomian masyarakat di tanah Papua.

"Idealnya ada sekitar 12 pesawat CN 235 yang akan mendukung operasional Skuadron 27 Lanud Manuhua Biak, ya untuk tahap awal akan ada tiga atau empat pesawat beroperasi," ungkap Marsma TNI Fajar menanggapi pembentukan Skuadron 27 Biak.

Ia mengakui untuk tahapan pekerjaan fisik pembangunan fasilitas Skuadron 27 akan dimulai pada Senin pekan depan.

Marsma Fajar mengharapkan dukungan semua elemen masyarakat Biak Numfor sehingga pembangunan Skuadron 27 dapat selesai tepat waktu.

Sementara itu, Sekretaris Lembaga Adat Biak (KKB) Yan Rumbarar mengatakan akan mengawal proses pembangunan fasilitas Skuadron 27 di Lanud Mahuhua Biak.

"Saya harapkan pekerjaan pembangunan fisik Skuadron 27 memperhatikan pekerja lokal masyarakat Biak, ya ini bagian dari pemberdayaan ekonomi masyarakat adat," ucap Yan Rumbarar.

Ia mengatakan secara kelembagaan dan masyarakat adat mendukung sepenuhnya pelaksanaan pembangunan Skuadron udara 27 Biak.

Pembangunan fasilitas hanggar Skuadron udara 27 di Lanud Manuhua Biak ditandai dengan pembacaan doa bersama dengan tokoh adat, tokoh masyarakat, Ketua DPRD Zeth Sandy serta komandan satuan TNI dan Polri.

  ☠ antara  

[Dunia] Jepang Tawarkan Bantuan Untuk Bangun Kapal Selam

Jika negosiasi kontrak dengan perusahaan Perancis, Naval Group, akhirnya tak berhasil. Kapal selam kelas Soryu terbaru, Oryu, pertama didukung baterai lithium-ion. [JMSDF]

Menteri Luar Negeri Jepang, Taro Kono, mengatakan negaranya akan tetap siap untuk mengekspor kapal selamnya ke Australia jika negosiasi kontrak yang berlarut-larut antara Departemen Pertahanan Australia dan perusahaan Perancis, Naval Group, akhirnya tak berhasil.

Dalam wawancara dengan ABC sebelum berangkat ke Sydney, Taro Kono juga mengisyaratkan bahwa Jepang akan bersedia melakukan patroli maritim bersama dengan Australia di Laut China Selatan, dan menyampaikan harapan agar rotasi pasukan akan terjadi “sesegera mungkin”.

Bulan lalu, ABC mengungkap frustrasi yang dirasakan Pemerintah Australia terhadap Naval Group atas proyek kapal selam di masa depan senilai $ 50 miliar (atau setara Rp 500 triliun), dan kekhawatiran bahwa perjanjian kemitraan strategis kunci tak mungkin ditandatangani sebelum akhir tahun.

Dalam satu-satunya wawancara yang dilakukan setelah pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Australia, Marise Payne, dan Menteri Pertahanan Australia, Christopher Pyne, Kano mengatakan Tokyo akan bersedia untuk masuk jika Australia memutuskan untuk melihat pilihan lain sebagai pengganti armada Collins Class yang menua.

Itu mungkin – tetapi terserah kepada pemerintah Australia untuk memutuskannya,” kata Kano.

Pada tahun 2016, Tokyo mengungkapkan kekecewaan yang mendalam setelah pemerintahan Turnbull memberi kontrak kapal selam yang menguntungkan bagi Perancis ketimbang tawaran Jepang dan Jerman yang bersaing.

Kano menekankan ia tak tahu berapa lama waktu yang dibutuhkan Jepang untuk mempersiapkan penawaran lain jika Australia kembali mendekati pemerintahnya.

Ya, saya harus mengecek dengan Departemen Pertahanan dan industri terkait,” katanya.

Minggu lalu Jepang merayakan peluncuran kapal selam kelas Soryu terbaru, Oryu, yang pertama dari armada yang akan didukung oleh baterai lithium-ion.

Menurut Euan Graham, seorang peneliti senior dari Lowy Institute, tawaran asli Jepang untuk membangun kapal selam masa depan Australia tak memenuhi standar teknis Departemen Pertahanan Australia, meskipun kapal selam kelas Soryu saat ini adalah kapal selam terbesar yang dioperasikan secara konvensional.

“Jika negosiasi dengan Perancis tak berhasil, Departemen Pertahanan menghadapi keputusan yang menakutkan tentang apakah akan kembali ke langkah awal, termasuk mungkin meninjau kembali opsi kapal selam bertenaga nuklir,” kata Graham.

 Patroli Gabungan 

Dalam pembicaraan tingkat tinggi pada hari Rabu (10/10/2018), Menteri Luar Negeri dan Menteri Pertahanan Jepang serta Australia membahas opsi untuk kerjasama militer dan keamanan yang lebih dekat sebagai bagian dari strategi Tokyo dalam “Strategi Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka”.

Kano mengatakan hal yang mungkin bahwa Jepang akhirnya bisa melakukan patroli maritim bersama dengan Australia di perairan yang diperebutkan dari Laut China Selatan.

Kekuatan Bela Diri maritim kami menimbulkan pelabuhan strategis di negara-negara ASEAN dan ada banyak hal yang bisa kita lakukan bersama,” katanya.

Laut China Selatan jelas merupakan wilayah yang sangat kontroversial, kami akan mempertimbangkan apa yang bisa kami lakukan bersama.”

Kami tidak melakukan pengawasan permanen saat ini, tetapi kami bisa memikirkan banyak hal yang bisa kami lakukan bersama di banyak tempat.

Menteri Luar Negeri Jepang juga menegaskan bahwa perjanjian “Status of Forces” dengan Australia hampir selesai.

Kesepakatan itu akan memungkinkan personel militer untuk melakukan perjalanan ke kedua negara untuk melakukan latihan bersama.

Perjanjian ini sangat penting untuk kerja sama kami. Kami telah membuat kemajuan yang signifikan, hanya ada beberapa masalah yang tersisa untuk diselesaikan, jadi kami berharap pada akhir tahun ini kita pada dasarnya bisa mendapatkan kesepakatan,” katanya.

  Tempo  

Kamis, 11 Oktober 2018

Pindad Jalin Kerja Sama dengan Waterbury di Bidang Amunisi

Pindad mampu memproduksi 120 juta amunisi per tahun. Amunisi buatan PT Pindad [Tempo]

Perusahan penyedia peralatan pertahanan dan keamanan, PT Pindad (Persero), menargetkan dapat memproduksi 600 juta butir amunisi dalam satu tahun. Jumlah ini untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik dan ekspor.

Dirut Pindad Abraham Mose mengatakan, PT Pindad tengah berupaya mengejar target tersebut. Pasalnya, sejauh ini Pindad hanya bisa menghasilkan amunisi 120 juta butir per tahun.

"Kami akan lakukan strategic partnership (kerja sama) untuk mendorong (produksi) sampai 500-600 juta butir per tahun. Untuk (kebutuhan) domestik dan ekspor. Belum lagi nanti kita ingin menyasar pasar sport," kata Mose saat perayaan 35 tahun Pindad, di kantor Pindad Bandung, Kota Bandung, Ahad (29/4).

Ia mengatakan, selama ini pasar utama PT Pindad memenuhi kebutuhan TNI dan Polri yang masih belum mencukupi. Oleh karena itu, pada 2019 nanti kapasitas produksi bisa bertambah mencapai 290 juta butir.

Mose optimistis penambahan kapasitas produksi amunisi bisa tercapai. Sebab, ilklim industri manufaktur yang bergerak dalam Industri manufaktur dan alutsista berjalan baik.

"Indikatornya adalah kinerja perusahaan setiap tahun mengalami kenaikan. Tahun 2016, laba yang diraih dari seluruh produksi, termasuk kendaraan dan senjata, mencapai Rp 48 miliar. Lalu, pada 2017 labanya mencapai Rp 92 miliar. Tahun ini, target laba kita mencapai tiga digit," tuturnya.

Selain itu, kata dia, PT Pindad juga akan mengakselerasi serta memperkuat sektor industri dan militer. Sektor industri, yang awalnya menyumbang 30 persen pendapatan, didorong bisa mencapai 45-55 persen. Sementara itu, sektor militer juga dinaikan lagi agar dapat mendongkrak pendapatan Pindad secara keseluruhan.

"Pindad juga akan mengembangkan area komersial bernama Military Destination Park seluas 10 hektare. Di situ ada shooting range untuk komersial sehingga amunisi kita bisa dijual, lalu kami akan membangun rumah sakit tujuh lantai dan penginapan," katanya.

  Republika  

PT DI Berencana Bangun Sebuah Pabrik di Tahun 2019

Meningkatkan kapasitas produksi perusahaan PT Dirgantara Indonesia (PT DI) berencana untuk membangun sebuah pabrik di tahun 2019.

Keberadaan pabrik tersebut diestimasi akan meningkatkan kapasitas produksi perusahaan sebanyak 6 unit pesawat per tahun. Selama ini, perusahaan rata-rata menghasilkan 10 unit pesawat setiap tahunnya.

2019, kalau sudah sertifikasi, segera kita bangun fasilitas manufaktur tersendiri,” kata Direktur Utama PT DI Elfien Goentoro, di Paviliun Indonesia, disela-sela pertemuan IMF-WB, Rabu (10/10/2018).

Elfien berkata dibutuhkan pendanaan sekitar US$ 90 juta (Rp 1,4 triliun) sampai $ 100 juta untuk membangun pabrik tersebut. Nantinya, pabrik tersebut akan menghasilkan pesawat militer berjenis N219 yang diberi nama Nurtanio oleh Presiden Joko Widodo.

Saat ini, perusahaan sedang melakukan penjajakan terhadap beberapa institusi keuangan supaya mereka bisa membantu pembangunan pabrik dalam hal pendanaan.

Perusahaan juga terbuka dengan alternatif pendanaan lain seperti partisipasi ekuitas, Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU), pembuatan anak perusahaan, maupun perusahaan patungan (joint venture).

PT DI juga tidak menutup peluang kolaborasi secara internasional. Meski terbuka untuk bekerjasama dengan asing, Elfien berkata perusahaan akan tetap mempertahankan konten lokal dari segi komponen, desain dan produk.

Boeing, Airbus, mana ada yang sendiri. Seluruh komponen [mereka] dari luar, kita [juga] kerja sama dari luar. Kalau industri pesawat terbang mau sendiri risiko [dan] modalnya terlalu besar. Kita harus bangun ekosistem dari dalam ataupun luar supaya bsia mandiri,” jelasnya.

  CNBC  

Tiga Negara Afrika Naksir Pesawat Produksi PT DI

✈ CN235 TNI AU

Sejumlah negara di Afrika, seperti Madagascar, Kongo dan Sudan tertarik dengan dua jenis pesawat produksi PT Dirgantara Indonesia (PT DI). Pesawat yang dilirik oleh tiga negara dari Benua Hitam itu yakni CN 235 dan N219.

Sudah ada Madagascar, Kongo dan Sudan yang menyatakan tertarik. Dalam tahap penjajakan,” kata Direktur Utama PT DI, Elfien Goentoro, saat memamerkan kedua pesawat produksi PT DI di Paviliun Indonesia, Nusa Dua, Bali, sebagaimana dilansir dari Kantor Berita Antara, Rabu 10 Oktober 2018.

Elfien Goentoro menjelaskan, keikutsertaan PT DI di Pameran Paviliun Indonesia itu memang tidak bertujuan untuk menjual produk. Tetapi lebih kepada menunjukkan karya bangsa kepada para delegasi IMF-WB dari seluruh dunia.

Menurut dia, negara-negara Afrika masuk ke dalam daftar pangsa pasar yang ditarget untuk pesawat jenis CN 235 dan N219. Kedua pesawat tersebut dinilai cocok untuk kondisi geografis wilayah Benua Afrika.

"Kalau Eropa baru ada Norwegia yang nanya-nanya karena mungkin dua pesawat jenis ini kan khusus untuk daerah yang memerlukan short take off dan landing, sehingga mudah dioperasikan di daerah terpencil," ujarnya.

https://2.bp.blogspot.com/-T19z_ljP5Qg/W79MP720lZI/AAAAAAAALfU/uLUJLsFlhsExb0Q3tkNEvbd9DQjRdWCPACLcBGAs/s1600/Pesawat%2BN219%2BNurtanio.jpgPesawat angkut N-219

Saat ini, BUMN pembuat pesawat asal Bandung tersebut mampu memproduksi rata-rata 10 pesawat dalam satu tahun. Tahun depan, empat pesawat sudah dipesan oleh Senegal, Nepal dan Thailand.

Dengan rincian, Senegal memesan pesawat CN 235 seharga 25 juta dolar AS, Nepal memesan pesawat CN 235 dengan konfigurasi pesawat maritime patrol seharga 30 juta dolar AS. Sedangkan Thailand memesan dua pesawat NC 212 i seharga sekira 13 juta dolar AS.

"Kenapa maritime patrol lebih mahal, karena pesawat memerlukan kelengkapan seperti komputer, radar dan lain-lain, sedangkan kalau pesawat transportasi biasa kan cuma butuh kursi," katanya.

Sampai saat ini PT DI mampu memproduksi 431 pesawat, 48 di antaranya sudah diekspor ke Korea, Malaysia, Thailand, Turki, Brunei Darusalam, Filipina, Vietnam dan lainnya.

"Memang kita pasarnya cocok untuk negara-negara Afrika, Asia dan Amerika Latin karena sesuai untuk medannya," ucapnya.

  Pikiran Rakyat  

Pesawat Bomber Amerika Masuki Langit Kaltara

Ilustrasi Sukhou TNI AU

J
umat (28/09/2018) sekira pukul 18.30 WITA, sebuah pesawat jenis bomber, diduga dari Amerika nekat memasuki wilayah udara Kalimantan, tepatnya menuju Tarakan. Menanggapi hal tersebut, Komandan Lanud (Danlanud) Anang Busra Kolonel Pnb Mochamad Arifin membenarkan hal tersebut.

Diakuinya, saat itu dua pesawat tempur jenis Sukhoi dari Pangkalan Angkatan Udara Sultan Hasanuddin, Makassar langsung terbang ke arah pesawat asing tersebut dengan maksud untuk menghalau.

Memang benar pesawat bomber itu melintas menuju ke arah tempat kita (Tarakan) dan pesawat itu membawa bom. Namun pesawat Sukhoi dari Makassar langsung meng-intersep pesawat asing ini dan pesawat asing itu langsung menghindar,” ungkapnya saat ditemui di peringatan HUT ke-73 TNI di Pelabuhan Malundung, kemarin (5/10).

Usai menghindari dua buah pesawat Sukhoi milik Indonesia, pesawat Amerika tersebut langsung lari ke arah Filipina, keluar dari jalur Indonesia. Sebelumnya diketahui pesawat asing tersebut tidak ada izin melewati wilayah Indonesia. Maka dari itu, saat terlihat di radar, pihaknya menghubungi Lanud Sultan Hasanuddin untuk bergerak cepat menghalau.

Setelah pesawat asing ini melihat ada pesawat kita, dia langsung ke luar dari jalur. Kami belum tahun alasan pesawat asing ini masuk ke Indonesia, apakah tidak mengetahui sedang terbang di wilayah udara Indonesia, atau sengaja,” bebernya.

Ditambahkannya, sebelum pesawat asing diduga milik Amerika ini masuk ke wilayah Indonesia, beberapa hari sebelumnya juga terlihat tiga kapal diduga milik Amerika yang masuk ke wilayah perairan Indonesia melalui jalur utara. “Setelah sempat terpantau, di hari ketiga dari pantauan kami, baru didapati pesawat bomber Amerika itu masuk ke wilayah kita,” imbuhnya.

Diakui Danlanud, setelah kejadian itu pihaknya belum mendapatkan informasi atau komunikasi dengan Amerika. Meski demikian dirinya menyebut pesawat asing tersebut mengira sedang berada di Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI). Diketahui, ALKI ditetapkan sebagai alur untuk pelaksanaan hak lintas berdasarkan konvensi hukum laut internasional. Namun jalur tersebut biasanya dimanfaatkan oleh kapal atau pesawat udara asing di atas laut berkenaan dengan pelayaran dan penerbangan damai dengan cara normal.

Kalau masih di wilayah ALKI itu, memang perairan internasional, tapi pesawatnya sudah masuk sekali ke wilayah Kaltara,” tuturnya.

  Prokal  

Rabu, 10 Oktober 2018

Sepuluh Kapal Perang Awasi Perairan Bali

Selama Annual Meeting IMF-WB 2018 KRI Raden Edi Martadinata-331 [dvidshub]

S
epuluh kapal perang Angkatan Laut Indonesia disiagakan untuk mengamankan dan melakukan penyekatan perairan Bali selama gelaran IMF-WB 2018.

Kapal perang yang diterjunkan di antaranya KRI Raden Edi Martadinata-331, KRI I Gusti Ngurah Rai-332, KRI Abdul Halim Perdanakusuma-335, KRI Nala-363, KRI Badik-623, KRI Terapang-648, KRI Ajak-653, KRI Pulau Rapat-712, KRI Banda Aceh-593, dan KRI Tarakan-905.

Kapal perang tersebut umumnya mampu melakukan pertempuran di tiga medan, seperti perang permukaan, bawah air, hingga perang udara dengan pesawat tempur. Kapal tersebut juga mampu mengangkut personel dan penumpang yang jumlahnya ratusan hingga ribuan orang.

Pantauan Bisnis, KRI I Gusti Ngurah Rai-332 sempat bersandar di Pelabuhan Benoa untuk memenuhi keperluan logistik, Rabu (10/10/2018) pagi.

Kapal ini mampu melakukan perang empat mitra sekaligus, perang permukaan sesama kapal perang, perang bawah air melawan kapal selam, perang udara dengan pesawat tempur, perang elektronika, dan sekaligus memiliki kemampuan membajak sistem persenjataan dan kendali dari kapal perang musuh.

Kapal ini juga mampu mampu membawa 120 kru dengan kecepatan 28 knots. Kapal jenis Sigma 10514 ini juga memiliki spesifikasi panjang 105,11 meter, lebar 14,02 meter, draft termasuk sonar 5,73 meter, dan bobot penuh 3.216 ton.

Ketika memasuki kapal, seluruh persenjataan terutama meriam KRI I Gusti Ngurah Rai-332 berada dalam kondisi siaga jika nantinya diperlukan. Bahkan, satu heli juga disiagakan di atas kapal jika nantinya diperlukan.

Komandan Pangkalan TNI AL (Danlanal) Denpasar Kolonel Laut (P) Henricus Prihantoko mengatakan sepuluh kapal perang tersebut telah mengawasi keamanan perairan Bali sejak 6 Oktober 2018 dan direncanakan sampai 16 Oktober 2018.

Sepuluh kapal perang tersebut melakukan penyekatan di hampir empat penjuru arah seluruh perairan Bali, mulai dari barat, timur, utara, dan selatan.

Situasi perairan Bali hingga saar ini pada umumnya aman,” kata Henricus, Rabu (10/10/2018).

Kata dia, kapal-kapal perang tersebut akan terus melakukan patroli di perairan Bali sampai 16 Oktober 2018. Hanya saat memerlukan tambahan logistik, kapal melakukan sandar di Pelabuhan Benoa. Sementara, untuk keperluan bahan bakar telah disuplay KRI Tarakan.

Selain itu, jalan tol laut juga tidak luput drai pengawasan. Pihaknya juga menerjunkan sea rider dan rubber boat di sepanjang tol laut selama kepala negara atau delegasi melewati jalur tersebut.

Jumlah personel bersama KRI ada kurang lebih 2.000, kita dapat juga tambahan unsur-unsur stakeholder terkait seperti Pol Air, Pelindo, Polsek, Basarnas, kurang lebih ada sekitar 800-an,” ujarnya.

  Bisnis  

Joint Figther Weapon Course TNI AU dan RSAF

Komandan Lanud Roesmin Nurjadin, Marsma TNI Ronny Irianto Moningka, S.T., M.M., menyambut enam pesawat tempur F-16 milik Republic of Singapore Air Force di shelter Charlie Lanud Roesmin Nurjadin, Senin (8/10).

Danlanud menyampaikan bahwa pesawat ini akan berada di Lanud Roesmin Nurjadin selama 2 bulan kedepan untuk melaksanakan latihan bersama dalam rangka meningkatkan kemampuan penerbang tempur melaksanakan operasi pertempuran udara, TNI AU dan Angkatan Udara Singapura (Republic of Singapore Air Force – RSAF) yang dikemas dalam Joint Figther Weapon Course.

Latihan untuk melatih penerbang tempur kedua angkatan udara dalam melakukan pertempuran di udara secara lebih profesional, sekaligus mempererat kerjasama kedua angkatan udara” tambah Danlanud.

Danlanud menambahkan JFWC kali ini merupakan latihan yang ketiga. Latihan di bagi dalam dua kegiatan, ground school dan maneuver lapangan. Untuk ground school dilaksanakan selama dua minggu di Paya Lebar, sementara maneuver lapangan dilaksanakan selama tiga bulan di Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru.

TNI AU mengerahkan 3 pesawat tempur F-16 Fighting Falcon dari Skadron Udara (Skadud) 3 Lanud Iswahjudi Madiun dan Skadud 16 Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru. Sementara RSAF mengerahkan 6 pesawat F-16 dari 140 SQ, 143 SQ dan 145 SQ.” Pungkas Danlanud.

Dalam maneuver lapangan, kedua angkatan udara akan melaksanakan berbagai macam latihan, mulai Basic Fighter Maneuver (BFM), Air Combat Tactic (ACT), Surface Attack Tactic (SAT) hingga puncaknya adalah Large Force Employment (LFE) atau Mission Orientation Training (MOT).

  TNI AU  

TNI AD dan AD Brunei Meningkatkan Kerja Sama Interoperabilitas dan Mengokohkan Kekuatan

Di Asia Tenggara Anoa TNI AD

K
epala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Mulyono menerima kunjungan kehormatan Panglima Angkatan Darat Brunei Darussalam Brigadir Jenderal Dato Seri Pahlawan Awang Khairul Hamed bin Awang Haji Lampoh, di Mabesad, Jakarta, Selasa (9/11/2018). Kunjungan kehormatan Panglima Angkatan Darat Brunei Darussalam bersama rombongan ini dalam rangka perkenalan beliau kepada Kasad.

Kasad mengucapkan selamat atas pengangkatan Brigadir Jenderal Dato Seri Pahlawan Awang Khairul Hamed bin Awang Haji Lampoh sebagai Panglima Angkatan Darat Brunei Darussalam yang dilantik pada tanggal 31 Januari 2018. “Jabatan tersebut merupakan penghargaan dan bukti pengakuan AD Brunei terhadap dedikasi, profesionalisme dan loyalitas Brigjen Awang selama ini,” ujarnya.

Kasad menyampaikan, kerja sama antara kedua Angkatan Darat yang telah terjalin tidak hanya terkait bidang intelijen melainkan juga bidang pendidikan,“TNI AD tetap berkomitmen untuk melanjutkan kerja sama yang telah terjalin serta bertekad untuk terus meningkatkan kerja sama ke level yang lebih tinggi lagi,” tegasnya.

Di bidang latihan, TNI AD dan AD Brunei telah melaksanakan Latihan Bersama (Latma) Keris Satria 2018 pada tanggal 27 Agustus s.d. 5 September 2018 di Brunei Darussalam dan Latma Kilat Sakti 2018 yang akan dilaksanakan pada tanggal 15 s.d. 28 Oktober 2018.

 Tank Scorpion dan Panser Anoa 

Selain itu, terkait dengan pelatihan menembak bagi AD Brunei yang dilakukan TNI AD beberapa waktu lalu, Jenderal TNI Mulyono berharap agar kegiatan tersebut dapat bermanfaat bagi AD Brunei, khususnya dalam rangka menghadapi event kejuaraan menembak internasional seperti AASAM maupun AARM.

Selanjutnya di bidang pendidikan, Kasad memberi apresiasi atas terjalinnya kembali kerja sama di bidang pendidikan yang sempat terhenti sejak tahun 2016. “Direncanakan pada Tahun 2019, 1 (satu) Pamen TNI AD akan mengikuti Dik Seskoad di Brunei. Semoga kedepannya kerja sama dapat ditingkatkan dengan pertukaran intelijen,” terang Kasad.

Program tersebut merupakan salah satu upaya diplomasi TNI AD dan untuk meningkatkan aspek interoperabilitas TNI AD dengan AD Brunei dalam rangka mengokohkan kekuatan militer kedua negara di kawasan Asia Tenggara,” sambungnya.

Sementara itu, dengan pertimbangan bahwa meski mereka merencanakan pembaruan Alutsista namun pihaknya masih akan tetap akan mengoperasionalkan Tank Scorpion yang telah mereka gunakan selama 40 tahun, Panglima AD Brunei meminta agar dalam kerja sama ini ditambahkan dengan kegiatan pemeliharaan Tank tersebut.

Guna menindaklanjuti kerja sama AD kedua negara, akan dilaksanakan Army Working Group yang diperkirakan akan dilaksanakan pada tanggal 23 s.d. 26 Oktober 2018 di Bandung.

Dalam rangkaiannya ke Indonesia, besok pagi Pangllima AD Brunei juga akan berkunjung ke PT Pindad Persero yang merupakan bagian dari tindaklanjut realisasi kesepakatan pembelian 45 unit Ranpur Anoa dan sejumlah senjata ringan SS2 V5 dengan PT. Pindad pada Mei 2018 lalu.

  TNI AD  

The Development of KFX/IFX Fighter Aircrafts

PT DI Visits Infoglobal IF-X cockpit configuration

On Monday, 25 September 2017, Husein Ahmad Alatas, Senior Engineer Indonesian Aerospace (PT DI) and also his staffs, visit Infoglobal Workshop, at Jl. Raya Dinoyo 105, Surabaya. This visit is also followed by Colonel Tech. Dedi Laksmono as Directorate-General of Defence Potentials at the Ministry of Defence (Ditjen Pothan Kemhan) officer.

This work visit is to present KFX/IFX program to Infoglobal. Bilqis Fitria Salsabiela, International Collaboration KFX/IFX, said that IFX/KFX program is a program from Indonesia government in cooperating with Korea Aerospace Industries (KAI) to develop and manufacture KFX/IFX fighter aircraft. Hopefully, with this program, Indonesia could get Transfer of Technology (ToT) in manufacturing fighter aircraft. So, Indonesia can produce the fighter aircraft independently. Currently, KFX/IFX program enters its second year in Engineering Manufacturing Development (EMD) phase.

This program is also an inspection towards Infoglobal competencies and readiness in the development of KFX/IFX aircraft. By visiting Infoglobal, PT DI as Indonesian Industrial Participant (IIP) pointed by government through Balitbang Kemhan could depict about potential sectors and review the national readiness to manufacture fighter aircraft.

Infoglobal as one of defense industries capable of developing and manufacturing aircraft avionics. Ahmad Fauzi, Infoglobal Marketing Representative, in this chance, explains about avionics that are developed and made by Infoglobal. Those avionics are Miniature Standard Central Air Data Computer (MSCADC) that can been used on F-5. Digital Video Recorder (DVR) installed on F-5, F-16, Hawk 100 and Hawk 200 fighter aircrafts. Multi Purpose Cockpit Display (MPCD) and Inertial Navigation System/Global Navigation Satellite System (INS/GNSS) that can be used in Hawk 100/200 fighter aircraft. Rear Cockpit Monitor (RCM) used in Hawk 100. Also Weapon Control Board (WCB), Weapon Programming Instrument (WPI) and Radar Monitor Unit (RMU) that can be used in Hawk 200.

Infoglobal also develops mission system for Maritime Patrol Aircraft. The mission system is named Tactical Patrol Mission.

Not only avionics, Ahmad Fauzi also explains that Infoglobal also produce defense application, named Soyus Wargaming System used by Air Force Staff and Command School (Seskoau) to train strategic and military operation plans.

Besides that, Infoglobal also has competencies in radar data processing by developing Transmission Data Air Situation (TDAS). TDAS is a aircraft traffic monitoring system that integrates civil and military radars and this system has been used by National Air Defence Command (Kohanudnas).

Col. Tech. Dedi Laksmono said that with this inspection hoped the development and manufacturing KFX/IFX fighter aircrafts later can implement the requirement of Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) that should reach minimum of 40%. Those can be implemented by involving domestic defense industries, one of them is Infoglobal. (lft)

  ★ Infoglobal  

Selasa, 09 Oktober 2018

KRI Spica-934 Akan Visualkan Tiga Dimensi Kondisi Dasar Laut Palu

KRI Spica 934

Salah satu Kapal Survei milik TNI AL yaitu KRI Spica – 934 di bawah pimpinan Letkol Laut (P) Hengky Iriawan, S.T., melaksanakan kegiatan survei tanggap darurat di wilayah Perairan Palu dan Sekitarnya, Minggu (08/10/2018) kemarin.

Tugas pokok dari survei tanggap darurat ini adalah untuk menyiapkan alur pelayaran yang aman bagi kapal laut sipil dan militer yang akan mengirimkan bantuan ke Palu, Donggala dan sekitarnya pasca bencana alam gempa bumi dan tsunami yang melanda Palu dan sekitarnya.

Pengiriman KRI Spica ini juga merupakan salah satu tugas dari Pushidrosal sebagai lembaga Hidrografi Nasional sekaligus sebagai lembaga yang menyediakan data pendukung keselamatan pelayaran di perairan Indonesia yang mempunyai kewajiban untuk menjamin keamanan pelayaran serta bergerak cepat untuk membantu mengatasi masalah penyaluran bantuan logistik, terutama dari laut ke daerah yang terdampak bencana alam tersebut.

KRI Spica mempunyai peralatan survey Hidro-Oseanografi diantaranya adalah Multibeam Echosounder EM302 yang tidak hanya mampu menyediakan data bathimetri untuk laut dalam (Depth Range hingga 7000 meter) secara cepat dan tepat, namun juga mampu menggambarkan secara 3 dimensi bentuk dasar laut itu sendiri. Kemampuan penggambaran bentuk dari dasar laut tersebut diharapkan mampu memvisualisasikan patahan dan pergeseran permukaan lempeng bumi (Underwater Land Slide) yang menyebabkan terjadinya gempa bumi serta gelombang tsunami di daerah Palu.

Dengan hadirnya KRI Spica – 934 di daerah perairan terdampak bencana diharapkan akan mampu membantu kelancaran arus bantuan personil, logistik dan obat-obatan melalui laut untuk memulihkan daerah Palu dan sekitarnya. Selanjutnya data tersebut akan diolah lebih detail guna memperbaharui peta alur laut perairan dan peta mitigasi bencana alam di Palu dan sekitarnya” ujar Komandan KRI Spica Letkol Laut (P) Hengky Iriawan.

  ★ Suara Rakyat  

Indonesian Navy to send aviators for anti-submarine warfare training in India

Indonesia will dispatch an initial cohort of three naval aviators for anti-submarine warfare training in India. The training is being conducted as part of efforts to bolster the country's embarked rotary-wing anti-submarine capabilities https://1.bp.blogspot.com/-Qh4XzMLhKOk/WclJJ4PWzWI/AAAAAAAAKw4/jLPA4JcOm5selcBtGIOV382tmcHcP0zJwCPcBGAYYCw/s1600/Snap%2B2017-09-24%2Bat%2B15.53.21.jpgAS565 MBe Panther helicopters TNI AL [Jetphotos]

The Indonesian Navy (Tentara Nasional Indonesia - Angkatan Laut, or TNI-AL) is preparing to send an initial batch of three naval aviators to Kochi, India where they will undergo training at the Indian Navy's Anti-Submarine Warfare School.

The training is part of the TNI-AL's effort to re-establish an anti-submarine warfare (ASW)-specific rotary-wing formation known as the Skadron Udara 100, a TNI-AL official confirmed with Jane's on 5 October. It will take place over a period of three months.

"We usually send surface-ship naval personnel for such courses. But this is the first time we're sending naval aviators, as we are trying to develop skill sets in this domain urgently", said the official.

"Besides receiving instruction in ASW theories and operations, the aviators have also been tasked to develop a curriculum that will be taught at the Juanda naval aviation base [near Surabaya]", he added.

Upon returning to Indonesia at the end of the three-month programme, the aviators will assume duties alongside the TNI-AL's newly acquired AS565 MBe Panther helicopters.

Indonesia has ordered 11 new Panther helicopters to bolster the TNI-AL's embarked aviation and ASW capabilities. Two of these have been commissioned. The rest of the airframes are in various stages of completion, some of which are fitting out at the Bandung factory of Indonesia's state-owned aircraft manufacturer, PT Dirgantara Indonesia (PTDI).

The helicopters' suite of ASW sensors include the L3 Ocean Systems DS-100 HELRAS dipping sonar, a lightweight torpedo launching system, and a lightweight operator console.

 ♖ IHS Jane's  

Senin, 08 Oktober 2018

Tiga Kapal Perang Sandar di Pelabuhan Pantoloan Palu

Bantu Pemulihan Pascagempahttps://1.bp.blogspot.com/-hvrM3-Il3Eg/W7thhl_5A_I/AAAAAAAA9Mg/XlOYTWntFxkOFqDt--YeL2Cn_typPOlCACLcBGAs/s400/999pulih.jpeg3 kapal jenis LPD TNI AL

Tiga Kapal Perang TNI AL jenis Landing Platform Deck (LPD) bersandar di dermaga Pantoloan Kota Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng).

Kapal raksasa ini diperbantukan untuk mempercepat pemulihan pasca bencana gempa dan tsunami yang melanda Kota Palu dan Kabupaten Donggala dan Sigi.

Ketiga kapal tersebut adalah Kapal Republik Indonesia (KRI) dr Soeharso-990, KRI Makassar-590 dan KRI Surabaya-591.

KRI dr Soeharso adalah kapal rumah sakit milik TNI AL yang akan membantu dalam hal pelayanan kesehatan bagi masyarakat korban bencana gempa tsunami. Sedangkan KRI Makassar dan KRI Surabaya membantu dalam hal embarkasi dan debarkasi bantuan logistik maupun alat berat dari berbagai intansi pemerintahan maupun elemen masyarakat yang ada di Indonesia.

Dengan adanya ketiga KRI raksasa TNI AL dengan kemampuan angkut yang sangat besar ini diharapkan dapat mempercepat pemulihan situasi dan membantu meringankan penderitaan yang dialami oleh masyarakat kota Palu dan sekitarnya, baik dalam hal kesehatan maupun dalam hal kesediaan bahan makanan dan minuman ataupun bahan logistik lainnya," ucap Danlantamal VI Laksamana Pertama TNI Dwi Sulaksono yang sekaligus Komandan Satuan Tugas Laut (Dansatgasla).

Selain itu, kapal ini juga mengangkut alat berat yang dapat membantu dalam pencarian korban gempa yang tertindih reruntuhan bangunan dan pembersihan puing-puing bangunan akibat gempa dan tsunami.

 ♖ Rakyatku  
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...