Sabtu, 24 September 2016

Ketergantungan Impor Harus Hilang

Pembelian Alutsista Dalam Negeri Hanya Rp 20 Triliun✈ KRI 855 Madidihang produksi Palindo Marine, Batam [def.pk]

Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said menyatakan pemerintah harus menghapus kebiasaan untuk tergantung impor dalam memenuhi kebutuhan di dalam negeri. Selama ini, impor selalu menjadi jalan keluar untuk memenuhi kebutuhan energi seperti bahan bakar minyak (BBM) di dalam negeri.

Hal tersebut tidak terjadi pada sektor energi saja. Sudirman bercerita, saat dirinya menjabat sebagai Direktur Utama PT Pindad (Persero) pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), pembelian alat utama sistem pertahanan (alutsista) mayoritas juga berasal dari negara lain atau impor.

Padahal menurut dia, industri alutsista dalam negeri seperti Pindad sangat mampu membuat persenjataan yang dibutuhkan untuk meningkatkan pertahanan negara.

"Dulu saya pernah di industri pertahanan walaupun cuma sebentar. Selama 10 tahun pemerintahan Pak SBY itu kita menghabiskan Rp 100 triliun untuk belanja alutsista. Tapi yang masuk ke dalam negeri tidak sampai Rp 20 triliun, Rp 80 triliun pergi keluar. Artinya daya mampu kita itu sangat rendah dan ketergantungan pada luar sangat tinggi," jelas dia.

Melihat kenyataan tersebut, lanjut Sudirman, maka Indonesia harus mulai berubah cara pandang yang menggampangkan pemenuhan kebutuhan di dalam negeri melalui impor. Sebab jika terus dilakukan, maka sama saja secara perlahan mematikan industri di dalam negeri.

"Jadi kalau kurang impor saja, kan lebih murah. Tapi sebetulnya kita sedang membunuh national capacity. Dan itu juga persoalan kita waktu saya masuk ESDM, itu juga persoalan kita," tandas dia. (Dny/Gdn)
 

  Liputan 6  

Indonesia – Australia Perkuat Kerjasama Pertahanan

Indonesia dan Australia berkeinginan untuk terus memperkuat dan memperkokoh hubungan kerjasama di bidang pertahanan yang telah berjalan baik selama ini. Upaya kedua negara tersebut dibahas dalam agenda dialog tahunan “Indonesia-Australia Defence Strategic Dialogue” (IADSD) ke 14 yang dilaksanakan tanggal 21 sampai dengan 22 September 2016 di Jakarta.

Tugas dari IADSD adalah untuk mengeksplore potensi kerjasama pertahanan kedua negara. Tidak hanya untuk menguatkan kerjasama, tetapi juga mereview keefektifan kerjasama kedua negara yang telah dilaksanakan selama ini”, ungkap Direktur Jenderal Strategi Pertahanan Kementerian Pertahanan (Dirjen Strahan Kemhan) RI Mayjen TNI Yoedhi Swastanto selaku Ketua Delegasi Indonesia dalam kegiatan forum IADSD ke-14, Kamis (22/9) di kantor Kemhan RI, Jakarta.

Dirjen Strahan Kemhan RI lebih lanjut mengungkapkan bahwa kegiatan forum dialog IADSD ini penting bagi Indonesia yang juga menempatkan Australia sebagai partner penting dalam menciptakan perdamaian dan stabilitas keamanan di kawasan.

Forum IADSD diharapkan dapat menjadi sarana bagi Indonesia dan Australia untuk mendiskusikan hal-hal dan kegiatan – kegiatan yang bersifat kronstruktif dalam berkontribusi meningkatkan kerjasama pertahanan yang saling menguntungkan.

Kita berharap hari ini dapat melanjutkan dan melakukan diskusi yang lebih efektif yang menguntungkan kedua negara”, harap Dirjen Strahan Kemhan RI.

Sementara itu First Assistant Secretary International Policy Division, The Australian Department of Defence Mr. Scott Dewar selaku Ketua Delegasi Australia mengatakan bahwa hubungan kerjasama di bidang pertahanan antara Indonesia dan Australia sangat penting.

Untuk itu kedua negara perlu terus memperkuat dan mempertajam kerjasama pertahanan yang telah berjalan baik tersebut. “Hubungan pertahanan kedua negara sangat penting, kita perlu perkuat. Kita juga berharap terus mempertajam hubungan kedua negara.” ungkapnya.

IADSD merupakan forum dialog strategis Indonesia-Australia di bidangiadsd-14-tahun 2016-1 pertahanan yang dilaksanakan secara rutin setiap tahunnya oleh Kemhan RI dengan Dephan Australia. Pada forum IADSD ke-14 ini dihadiri delegasi dari Indonesia antara lain pejabat Kemhan, Kemlu, Mabes TNI dan Mabes Angkatan. Sedangkan delegasi Australia dihadiri pejabat Dephan Australia, Staf Kedubes Australia dan Athan Australia di Jakarta.

Pada forum IADSD ke-14 ini dibahas mengenai evaluasi kegiatan kerjasama pertahanan yang telah dilaksanakan sebelumnya oleh kedua negara serta rencana kerjasama yang akan dilaksanakan pada tahun mendatang.

Beberapa topik kerjasama kedua negara yang dibahas diantaranya meliputi kerjasama di bidang pengembangan teknologi dan industri pertahanan, keamanan maritim, counter terrorism, penanggulangan bencana, latihan bersama, pendidikan dan pelatihan serta kunjungan antara pejabat militer.

Selain itu, forum tersebut juga memberikan kesempatan bagi delegasi dari kedua negara untuk saling bertukar pandangan mengenai isu-isu strategis yang sedang berkembang baik di kawasan regional maupun global. (BDI/SAP/SAS)
 

  Kemhan  

Balance Lantern Iron 16-2444 Resmi Ditutup

✈ Penerangan Marinir/Serka Kuwadi

Asisten Operasi (Asops) Kasal Laksda TNI I.N.G.N Ary Atmaja, S.E yang diwakili Komandan Kolatmar Kolonel Marinir Imam Sopingi secara resmi menutup Latihan Bersama prajurit Intai Amfibi Marinir dengan Special Force Group US Army yang bertajuk ‘Balance Lantern Iron 16-2444’ di Pusat Latihan Tempur Korps Marinir Lampon, Pesanggaran, Banyuwangi, Jumat, (23/09/2016).

Dalam amananya, Asops Kasal mengatakan, kegiatan Balance Lantern Iron 16-2444 telah dilaksanakan selama 33 hari di Puslatpur Lampon dengan aman dan lancar. Selama pelaksanaan latihan, tujuan dan sasaran latihan yang meliputi terjalinnya kerja sama dan meningkatnya kemampuan teknis serta taktik operasi khusus bagi prajurit kedua belah pihak dapat tercapai dengan baik sesuai dengan yang diharapkan.

Sumber Gambar: Penerangan Marinir/Serka KuwadiPenerangan Marinir/Serka Kuwadi

Dengan selesainya latihan ini, lanjutnya, diharapkan prajurit Taifib Korps Marinir dan Special Force Group US Army banyak mendapatkan pengalaman dan pengetahuan baru, sehingga pengalaman dan pengetahuan tersebut dapat dijadikan sebagai modal dalam menunjang pelaksanakan tugas pokok satuan masing-masing.

Menurut Asops Kasal, latihan bersama tersebut disamping bertujuan untuk meningkatkan ketrampilan dan profesionalisme prajurit, juga dalam rangka menciptakan hubungan persaudaraan yang erat antara pasukan dari kedua negara, sehingga kerjasama militer di bidang pertahanan dapat diwujudkan.

Usai pelaksanaan upacara penutupan Balance Lantern Iron, seluruh peserta latihan melepas anak penyu atau Tukik ke laut. Diadakan juga penanaman pohon kelapa dan peresmian patung persahabatan serta pemberian penghargaan kepada tokoh masyarakat atas keterlibatannya dalam mendukung pelaksanaan latihan.
 

  Angkasa  

Nilai Hibah Pesawat F-16C/D Capai Rp 7 Triliun

✈ F-16C/D TNI AU (metrotvnews)

Nilai hibah pesawat tempur F-16 C/D dari program "Peace Bima Sena II" dalam kontrak FMS LOA ID-D-SAL yang dilakukan Pemerintah Amerika Serikat dengan Pemerintah Indonesia mencapai 699 juta dolar Amerika atau sekitar Rp 7 triliun.

Panglima Komando Operasi I TNI AU, Marsekal Muda TNI Yuyu Sutisna, di Magetan mengatakan, seluruh pesawat hibah tersebut telah menjalani "up grade" atau pemberbaruan.

"Memang pesawatnya hibah, namun kita perbaiki lagi dan kita bayar sendiri untuk memperbaiki pesawat-pesawat tersebut," ujar Yuyu Sutisna kepada wartawan saat meninjau pralatihan puncak Angkatan Udara Angkasa Yudha 2016 di Lanud Iswahyudi Magetan, Selasa (20/9).

Nilai hibah sebesar Rp 7 triliun itu tidak hanya untuk 24 unit pesawat tempur. Namun, untuk pesawat tempur F-16 C/D sebanyak 30 unit berikut "follow on support".

Dari 30 unit pesawat tersebut, sebanyak 24 unit pesawat di antaranya dilakukan "up grade" untuk diterbangkan, empat unit pesawat untuk keperluan percepatan "up grade", dan dua lainnya untuk mendukung hal yang sama.

Sebanyak 24 unit pesawat tersebut telah diperbarui struktur dan rangkanya, perangkat avionika, dan sistem pendukung persenjataannya sehingga diharapkan setara dengan F-16 Block 52.

Dari 24 unit pesawat tempur F-16 C/D yang akan diterbangkan, telah secara bertahap didatangkan dari Amerika Serikat ke Indonesia. Sejauh ini sudah empat kali kedatangan sejak Juli 2014 hingga September 2016.

Sesuai data, pengiriman pertama pesawat hibah tersebut dilakukan pada Juli 2014 sebanyak tiga unit pesawat tempur F-16, dengan nomor ekor TS-1625, TS-1620, dan TS-1623. Selanjutnya pada bulan September 2014 kembali tiba dua unit pesawat tempur sejenis yaitu dengan nomor ekor TS-1641 dan TS-1643.

Pengiriman ketiga dilakukan pada 22 Mei 2015 sebanyak empat unit pesawat F-16 dengan nomor ekor TS-1631, TS-1633, TS-1636, dan TS-1642, serta kemudian lima unit pesawat yang baru diterbangkan dan mendarat di Lanud Iswahyudi Magetan pada Rabu, 21 September 2016.

"Sejauh ini total pesawat yang telah dikirim sudah mencapai 14 unit, dengan satu unit di antaranya rusak karena mengalami kecelakaan di Lanud Halim Perdana Kusuma beberapa waktu lalu," kata dia.

Komandan Lanud Iswahyudi Magetan Marsekal Pertama TNI Andyawan MP, di Magetan, Kamis, menambahkan, masih ada dua pengiriman lagi, yakni direncanakan pada Februari dan Desember 2017.

"Sehingga, diharapkan pada akhir tahun 2017 mendatang, total dari seluruh pesawat telah dikirim ke Indonesia," tambahnya.

Nantinya, pesawat tempur tersebut akan digabungkan dengan pesawat F-16 lainnya yang saat ini sudah berada di Skuadron Udara 16 Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru dan Skuadron Udara 3 Lanud Iswahyudi Magetan.

Dengan penambahan 24 unit pesawat tempur F-16 C/D-52ID secara bertahap tersebut diharapkan semakin meningkatkan kekuatan militer Indonesia khususnya alutsista TNI AU dalam melindungi dan mempertahankan NKRI.
 

  Antara  

[Dunia] Pingsan, Pilot F-16 Diselamatkan "Software" Anti-tabrakan

http://assets.kompas.com/data/photo/2016/09/20/1639230Pilot-F-16780x390.jpgIlustrasi Pilot F-16. [goodwp]

Angkatan Udara Amerika Serikat (US Air Force) merilis video yang selama ini disimpan dan dirahasiakan, terkait kejadian ketika pilot pesawat F-16 milik Arizona Air National Guard pingsan saat di kokpit, tetapi diselamatkan oleh software atau perangkat lunak komputer pesawat.

Komputer Automatic Ground Collision Avoidance System (disingkat G-CAS) itu mencegah pesawat yang sedang jatuh menukik untuk kembali terbang stabil dan lurus.

Video tersebut adalah rekaman head up display (HUD), layar tembus pandang yang menampilkan informasi penerbangan, saat kejadian berlangsung.

Dari informasi-informasi yang ditampilkan di HUD itu, hal-hal yang sedang terjadi bisa diketahui, yakni ketinggian pesawat, kecepatan (airspeed), attitude, arah, dan sebagainya.

 Kronologi 

Dikutip KompasTekno dari Aviation Week, Rabu (21/9/2016), pilot siswa F-16 yang tidak disebut namanya itu sedang melakukan latihan manuver pertempuran dasar (basic maneuver training) dengan instruktur pilot yang terbang dengan F-16 lain.

Siswa tersebut sedang melakukan manuver berguling dan membelok tajam sehingga mengalami kondisi yang disebut dengan "G-induced loss of consciousness" (G-LOC), yaitu kehilangan kesadaran akibat tekanan gaya gravitasi yang melebihi beban yang bisa diterima tubuh.

Menurut catatan telemetri, saat itu, tubuh si pilot mendapat tekanan 8,3G, alias seperti sedang ditindih dengan beban seberat 8,3 kali berat tubuhnya.

Setelah kehilangan kesadaran, kendali jadi tidak terkontrol, dan hidung pesawat mulai menukik tajam dari ketinggian 17.000 kaki di atas permukaan laut, dengan afterburner menyala penuh (full afterburner).

Setelah 22 detik kemudian, hidung jet tempur F-16 itu nyaris mengarah 50 derajat ke bawah dengan kecepatan supersonic.

Dalam rekaman, terdengar instruktur pilot memanggil-manggilnya melalui radio, memintanya untuk melakukan tindakan recovery. "Two, recover!"

Saat itu, ketinggian pesawat sudah berada di 12.320 kaki (lihat informasi ketinggian di arah pukul 03.00 di HUD) dengan kecepatan 587 knots (lihat informasi kecepatan di arah pukul 09.00 HUD).

Dua detik kemudian, masih dalam keadaan tidak sadar, sudut hidung pesawat berada pada arah minus 55 derajat, ketinggian 10.800 kaki, dan kecepatan 613 knots, sang instruktur memanggil-manggilnya kembali, "Two, recover!"

Beberapa detik kemudian, saat instruktur memanggil siswa pilot itu untuk kali ketiga, komputer Auto G-CAS mengambil alih kendali di ketinggian 8.760 kaki dan kecepatan 652 knots, menaikkan hidung pesawat untuk membawanya dalam kondisi level dengan horizon.

Siswa pilot di titik tersebut mulai mendapatkan kesadarannya kembali, dan menarik joystick ke belakang untuk membawa hidung pesawat naik. Tindakan tersebut sesaat meningkatkan gaya G di atas standar recovery G-CAS, yakni dari 5G ke 9,1G (indikator G ada di atas indikator kecepatan atau airspeed).

F-16 milik 162nd Fighter Wing????, Arizona Air National Guard.

Ketinggian pesawat saat recovery berada di 4.370 kaki di atas permukaan laut. Sementara itu, dari dataran bumi, ketinggiannya hanya menyisakan sekitar separuhnya, yakni 2.940 kaki.

Kejadian tersebut, dari hilang kesadaran hingga recovery penuh, berlangsung selama 30 detik. Adapun F-16 tersebut terjun bebas dari ketinggian 17.000 kaki ke sekitar 4.000 kaki hanya dalam waktu sekitar 10 detik.

 Tentang Auto G-CAS 

Auto G-CAS mulai diimplementasikan di jajaran F-16 AU AS sejak 2014. Sistem tersebut dikembangkan secara keroyokan oleh tiga pabrikan aeronautika, Lockheed Martin, NASA, dan dari pihak US Air Force sendiri.

Komputer ini dibuat untuk mengaktifkan manuver anti-tabrakan dengan dataran, jika mendetekasi adanya kemungkinan tabrakan. Diharapkan, kejadian controlled flight into terrain (CFIT) berkurang sebesar 90 persen.

Sistem ini selesai diuji pada 2010 dan dipasang di sejumlah F-16 Block 40/50 pada September 2014, sebagai bagian dari software update.

Bagaimana cara Auto G-CAS bekerja? Komputer ini melakukan penghitungan alur lintasan pesawat dan membandingkannya dengan profil dataran yang ada di database-nya, yakni bukit, gunung, lembah, jurang, dan sebagainya.

Jika prediksi alur lintasan tersebut menabrak profil dataran, yang diindikasikan dengan tanda sevron >< di layar HUD pada detik ke-26 di video, maka sistem recovery otomatis akan mengaktifkan Auto G-CAS.

Ilustrasi Auto G-CAS di pesawat F-16 yang bertujuan menangkal tabrakan dengan dataran.

Manuver menghindari tabrakan ini bisa berupa berguling dan menanjak, yang gerakannya dibatasi sebesar 5G saja, hingga dipastikan tidak ada benturan dengan dataran.

Sistem ini sedang ditingkatkan oleh Skuadron 416 pengujian yang bermarkas di Lanud Edwards. Mereka ingin mengintegrasikan Auto G-CAS dengan Automatic Air Collision Avoidance System (Auto-ACAS).

Diberi nama Automatic Integrated Collision Avoidance System (Auto-ICAS), sistem kombinasi tersebut diharapkan bisa memberikan perlindungan otomatis dari segala aspek, yakni tabrakan dengan daratan dan tabrakan antar-pesawat.

Skuadron 416 juga sedang mengembangkan Hybrid Flight Control Computer yang memungkinkan sistem Auto-ACAS dipasang di F-16 uzur yang masih menggunakan kontrol analog.

  Kompas  

[Dunia] Kisah Derita Selama Disekap Abu Sayyaf

Kjartan Sekkingstad (tengah/bercambang) bersama tiga warga Indonesia yang disandera Abu Sayyaf, saat hendak diserahterimakan kepada perwakilan pemerintah Filipina di kota Indanan, Pulau Jolo, Filipina. [AFP]

Seorang warga negara Norwegia yang dibebaskan dari sekapan kelompok militan Abu Sayyaf, Minggu (18/9/2016), menceritakan teror yang dialaminya setelah mengetahui sandera lain sudah tewas dipenggal.

Kjartan Sekkingstad, yang wajahnya ditumbuhi cambang dan terlihat sangat lelah, yang dibebaskan pada Sabtu kemarin.

Dia mengatakan, hampir tewas akibat serangan militer Filipina yang mengincar para penculiknya.

"Pada dasarnya saya diperlakukan seperti budak. Saya disuruh membawa barang-barang mereka. Dan hampir setiap waktu dilecehkan," kata Sekkingstad saat diserahterimakan kepada wakil pemerintah di kota Indanan di Pulau Jolo.

Sekkingstad menambahkan, salah satu hal terberat yang harus dialaminya adalah siksaan psikologis karena kelompok itu berulang kali mengancam akan memenggalnya.

Pria berusia 56 tahun itu diculik pada September 2015 dari sebuah resor wisata di Filipina dan dibawa ke Pulau Jolo, basis kelompok Abu Sayyaf.

Saat itu, dua warga Kanada yang berada di resor yang sama juga diculik. Mereka adalah John Ridsdel dan Robert Hall.

Kedua warga Kanada ini tewas dipenggal setelah uang tebusan sebesar 6,5 juta dolar AS yang dituntut Abu Sayyaf tak dipenuhi.

Sekkingstad masih bisa mengingat jelas saat kedua warga Kanada itu dieksekusi secara terpisah pada April dan Juni.

"Dalam kondisi diborgol mereka dibawa pergi, tetapi masih cukup dekat sehingga kami masih bisa mendengar teriakan mereka," kenang Sekkingstad.

"Kondisi itu sangat menakutkan," tambah dia dengan tubuh bergetar.

Kelompok Abu Sayyaf menyerahkan Sekkingstad kelompok pemberontak lainnya yang dipimpin Nur Misuari.

Kelompok Nur Misuari adalah yang membantu proses pembebasan dan sempat menampung Sekkingstad di kamp mereka selama satu malam.

Sambil dikawal pasukan kepolisian Jolo, pada Minggu (18/9/2016), Nur Misuari menyerahkan pria Norwegia itu dan tiga warga Indonesia kepada perwakilan pemerintah Filipina, Jesus Dureza.

Sekkingstad dan Dureza kemudian terbang ke kota Davao untuk bertemu dengan Presiden Rodrigo Duterte.

Sedangkan, tiga warga negara Indonesia dibawa ke kota Zamboanga tempat mereka dijemput oleh seorang jenderal purnawirawan.

Sejauh ini belum diketahui apakah pembebasan para sandera itu didahului pembayaran uang tebusan.

Pada Minggu malam, juru bicara Abu Sayyaf mengatakan, mereka sudah menerima uang sebesar 625.000 dolar AS untuk tebusan Sekkingstad.

Namun, juru bicara pemerintah Norwegia, Frode Andersen mengatakan, pemerintah negeri itu tidak pernah membayar uang tebusan dalam kasus ini atau kasus lainnya.

Pernyataan yang sama juga disampaikan juru bicara kepresidenan Filipina Martin Andanar. Dia menegaskan, pemerintah Filipina tetap kukuh tak akan membayar uang tebusan.

"Namun, jika ada pihak ketiga seperti keluarga yang kemudian membayar uang tebusan, kami tak mengetahui sama sekali soal itu," kata Andanar.

   Kompas  

Jumat, 23 September 2016

Lima Penerbang TNI AU Lulus Latihan Tempur Udara

Digembleng di CanadaF-16 Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi. [Skadron Udara 3]

Instructur International Test Pilot School (ITPS) Canada sudah menggembleng penerbang tempur TNI Angkatan Udara selama empat bulan.

Mereka mengikuti pendidikan Fighter Weapon Instructor Course (FWIC) agar memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam taktik pertempuran udara serta penggunaan senjata udara pada tingkat Skadron Udara.

"Pendidikan FWIC merupakan pendidikan pertama kali yang diadakan oleh TNI Angkatan Udara, dengan dua fase yaitu Fase Academic Training dan Fase Flight Training, diikuti lima orang penerbang tempur dan empat orang perwira elektronik," ujar Wakil Kepala Staf Angkatan Udara (Wakasau) Marsdya TNI Hadiyan Sumintaatmadja, pada upacara penutupan Pendidikan Fighter Weapon Instructor Course (FWIC), yang ditandai dengan penyematan badge dan penyerahan sertifikat di Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi, Jumat (23/09/16).

Hadiyan berharap, para penerbang yang memiliki kualifikasi FWI nantinya mampu merancang dan berpartisipasi dalam program pembelajaran tentang fungsi dan kemampuan senjata udara.

Selain itu, para penerbang juga mampu merancang peralatan senjata udara, weapon delivery system, taktik dan weapon employment.

Para penerbang juga memiliki kemampuan dalam mengembangkan program-program latihan profesiensi yang dirancang untuk meningkatkan kemampuan tempur satuan.

Kelima penerbang yang telah lulus pendidikan FWIC, yaitu Mayor Pnb Pandu Eka Prayoga (Skadron Udara 3), Mayor Pnb Leonard D Dumatubun (Skadron Udara 1), Mayor Pnb Putut Hanggiro (Skadron Udara 12), Mayor Pnb Luluk Teguh Prabowo (Skadron Udara 15), Kapten Pnb Anwar Sovie (Skadron Udara 16), Mayor Lek Helmi Romadhani, Mayor Lek Raf Sanjaya, Mayor Lek Ridar Adi J, dan Kapten Lek Agung Basuki R.

   Kompas  

Arsenal TNI Tetap Sesuai MEF II

Dengan prioritasYonarmed Kostrad

Panglima TNI, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, menegaskan, pengadaan dan pemeliharaan arsenal (awal dikenal sebagai alutsista) TNI tetap berjalan sesuai MEF II namun disesuaikan dengan sejumlah prioritas.

MEF alias patron Kekuatan Esensial Minimum disusun pemerintahan Susilo Yudhoyono dalam tiga tahap, yaitu MEF I (2010-2015), MEF II (2015-2019), dan MEF III (2019-2024). Kini seharusnya program MEF II tengah berjalan.

Pokok pangkal penyebab adalah pengurangan anggaran di semua sektor akibat pendapatan negara berkurang sementara pengeluaran negara relatif tetap dan cenderung bertambah.

Semua kementerian, badan, lembaga, dan instansi pemerintahan mengalami hal sama.

Menurut Nurmantyo, di Markas Besar TNI, di Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat, sejak 2015 lalu pemerintah telah menaikkan remunerasi dari 39 persen menjadi 56 persen.

Dalam kondisi ekonomi seperti belakangan ini, saya pikir itu sudah kesejahteraan yang luar biasa dari pemerintah,” kata Nurmantyo.

Tetapi kalau hanya memikirkan kesejahteraan dan tidak memikirkan pengadaan-pemeliharaan arsenal dan ancaman yang Indonesia hadapi maka hal itu juga tidak bisa demikian.

Alutsista harus mengikuti MEF II dengan asas prioritas yang harus diterapkan. Pasti ada yang ditunda, tapi pulau-pulau terluar, di antaranya Kepulauan Natuna, Morotai, Biak, Saumlaki, dan lain-lain harus dibangun. Ini sudah diprioritaskan,” katanya.

Salah satu yang ditunda adalah keinginan TNI AU membeli helikopter angkut berat Agusta Westland-101 sebagaimana termuat dalam surat resmi mereka kepada Kementerian Pertahanan. Dalam asas pembelian arsenal kemiliteran, dibentuk Komite Kebijakan Industri Pertahanan yang dipimpin langsung presiden.

Dengan demikian, TNI tidak bisa berdiri sendiri dan langsung menghubungi pabrikan untuk membeli arsenal ini. Dibentuklah sejumlah mekanisme dan aturan, yang ditentukan UU Nomor 16/2012. Di antara aturan itu, matra TNI pengguna tidak boleh menyebutkan merek dan tipe arsenal yang diperlukan.

Yang juga belum ada keputusan pasti adalah calon pengganti F-5E/F Tiger II dari Skuadron Udara 14 TNI AU. Disebut-sebut calon pengganti itu adalah Sukhoi Su-35 Super Flanker, namun pola perpindahan dan penguasaan teknologi dan lain-lain terkait sesuai amanat UU Nomor 16/2012 itu tidak pernah diungkap jelas.

   Antara  

★ 3 Kapal Patroli Cepat Buatan dalam Negeri Resmi Perkuat TNI AL

Produksi PT Palindo Marine, BatamKRI Madidihang 855 (dispenal)

Sebanyak tiga Kapal Patroli Cepat 40 M produksi dalam negeri yang nantinya akan memperkuat jajaran TNI Angkatan Laut, diluncurkan di Galangan PT Palindo Marine, Batam. Jumat (23/9/2016).

Acara pelucuran disaksikan perwakilan TNI Angkatan Laut Asisten Logistik (Aslog) Kasal Laksda TNI Mulyadi, S.Pi. M.A.P.

Ketiga kapal yang diproduksi tersebut dibuat oleh PT. Palindo Marine yaitu KRI Tatihu-853, KRI Layaran-854 dan KRI Madidihang-855 dan selanjutnya akan diproyeksikan untuk memperkuat Satuan Kapal Patroli (Satrol) Armada RI Kawasan Timur.

Kapal ini dipersenjatai dengan meriam kaliber 20 mm dan kaliber 12,7 mm, serta memiliki panjang keseluruhan 45,5 m, lebar 7,9 m, kecepatan maksimal 24 knot, kapasitas bahan bakar 70.000 liter dan endurance selama 6 hari.

https://2.bp.blogspot.com/-8D3iU_RhCDM/V-Pv647KZ0I/AAAAAAAAJAs/kHu2G67EPxI8Na0xgQxddiOk5zbgKCXMQCLcB/s1600/14355775_854%2BKri%2BLayaran.jpgKRI Tatihu-853, KRI Layaran-854 dan KRI-Madidihang 855 sebagai hasil produksi dalam negeri telah membuktikan bahwa industri pertahanan memiliki kemampuan untuk mendukung program pemerintah, sekaligus membangun kemandirian nasional bidang teknologi pengembangan alutsista TNI.

Dalam sambutannya, Aslog menyampaikan bahwa perkembangan perusahaan galangan kapal di dalam negeri cukup meningkat, sehingga persainganpun semakin ketat.

Sebagai salah satu perusahaan dalam negeri, PT Palindo Marine diharapkan mampu mempertahankan dan meningkatkan kualitas kemampuannya dalam memproduksi kapal perang berteknologi tinggi.

Beberapa kemampuan ketiga kapal ini diantaranya mampu melaksanakan peperangan anti kapal permukaan, peperangan anti udara, operasi patroli laut, dan operasi Search And Rescue (SAR).

palindo-marine.jpgKegiatan diawali dengan sambutan Direktur PT Palindo Marine Harmanto dilanjutkan dengan sambutan Aslog Kasal Laksda TNI Mulyadi, S.Pi. M.A.P, dilanjutkan dengan prosesi launching yang secara simbolis ditandai dengan pemotongan tali kapal.

Nama Tatihu, Layaran dan Madidihang diambil dari nama-nama ikan yang ada di Indonesia.

Ketiganya dikenal sebagai perenang cepat dan gesit di laut sehingga diharapkan mampu bermanuver dengan cepat dan gesit dalam mengemban tugas menjaga kedaulatan negara.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Kadismatal, Kadisadal, Kadislaikmatal, Danlantamal IV Tanjungpinang, Danguskamla Armabar, Kepala Kantor Kamla Zona Maritim Barat serta staf yang terlibat.

   Tribunnews  

Super Tucano Selesai Jalani Perawatan 1.000 Jam Terbang

Pesawat tempur taktis EMB-314 Super Tucano Skadron Udara 21 saat melaksanakan latihan puncak Kohanudnas, Tutuka. [Penlanud ABD]

Pesawat Tempur Taktis EMB-314 Super Tucano nomor registrasi TT-3102 selesai menjalani perawatan 1.000 jam terbang di Satuan Pemeliharaan (Sathar) 32, Depo Pemeliharaan (Depohar) 30, Lanud Abdulrachman Saleh, Malang. Usai menjalani perawatan, pesawat diserahkan kembali ke Skadron Udara 21 untuk dioperasikan lagi, Kamis (22/9).

Masa perawatan dilaksanakan pada rentang waktu 5 – 22 Agustus 2016. Serah terima dilakukan oleh Kadisrendalhar Depohar 30 Letkol Tek Nimrod P. Sihombing mewakili Dandepohar 30 kepada Komandan Skadron Udara 21 Letkol Pnb Dedy Iskandar di Malang.

EMB-314 saat melaksanakan misi Pam ALKI. Sumber gambar: Penlanud ABDEMB-314 saat akan melaksanakan misi Pam ALKI. [Penlanud ABD]

Empat pesawat Super Tucano gelombang pertama datang ke Indonesia pada 22 September 2012. Indonesia membeli 16 EMB-314 buatan Embraer dari Brasil. Sebagaimana penetapan pihak pabriknya, setiap 1.000 jam terbang penggunaan, pesawat harus menjalani perawatan Maintenance Planning Document (MPD) sebelum digunakan kembali. Tiga Super Tucano lainnya akan menjalani perawatan serupa secara bergirilan di tempat yang sama, yakni nomor registrasi TT-1301, TT-1303, dan TT-1304.

Serah terima Super Tucano registrasi TT-1302 usai menjalani perawatan 1.000 jam terbang, (22/9/2016) di Malang. Sumber gambar: Penlanud ABDSerah terima Super Tucano registrasi TT-1302 usai menjalani perawatan 1.000 jam terbang di Sathar 32, Malang (22/9/2016). [Penlanud ABD]

Selain mengemban tugas sebagai pesawat tempur taktis untuk penyerangan sasaran darat, di TNI AU/Kohanudnas Super Tucano juga digunakan sebagai pesawat interseptor kecepatan rendah (low speed interceptor). EMB-314 beberapa kali dilibatkan dalam latihan puncak Angkasa Yudha maupun Latihan Gabungan TNI dengan hasil memuaskan. Akurasi pengeboman pesawat ini cukup baik.

Author: Roni Sontani

   Angkasa  

[Foto] Latihan bersama prajurit Kostrad dan RAMD

Malindo 2016


Sekitar pukul 09:00 WIB, prajurit Batalyon Infanteri Para Raider 328 Kostrad dan prajurit Batalyon ke-9 Rejimen Askar Melayu Diraja (RAMD) Malaysia dalam Latihan Bersama (Latma) Malindo 2016 melakukan penerjunan yang bertempat di Dawuan, Karawang, Jawa Barat. Penerjunan tersebut dilakukan menggunakan pesawat Hercules C 130. Setelah diterjunkan, dua pasukan serumpun ini melanjutkan latihan dengan melakukan serangan ke sasaran.

Penerjunan yang dilanjutkan dengan kegiatan serangan taktis ini merupakan puncak dari pelaksanaan Latihan Bersama Lintas Udara (Linud) antara Tentara Nasional Indonesia dan ATM (Angkatan Tentera Malaysia) yang melibatkan personel Airborne (Linud) dari kedua negara.

Latihan Bersama antara dua tentara negara serumpun ini telah berlangsung selama kurang lebih satu minggu. Latma dibuka pada Jum’at (16/9) pekan lalu di Markas Batalyon Para Raider 328, Brigif 17, Divisi Infanteri 1 Kostrad, Cilodong.

Sebelum melakukan penerjunan, pasukan Linud dari kedua negara ini telah melaksanakan Ground Training. Materi yang diberikan dalam Ground Training adalah latihan drill kering, pelatihan dasar terjun payung, pengenalan alat, praktek simulasi dan pembinaan jasmani. Hal ini bertujuan agar para penerjun siap menghadapi segala situasi medan baik saat keluar pesawat, melayang, mengemudi maupun saat mendarat dengan aman.
   Angkasa  

Menhan Janjikan Beri Drone dan Ranpur untuk Perbatasan di Merauke

Menhan Tinjau Pos Perbatasan di MeraukeUAV Wulung beserta peralatan Ground Control Station (detik)

Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu siang ini meninjau perbatasan RI-Papua Nugini di Desa Sota, Merauke, Papua. Dalam kunjungannya, Menhan memberikan beberapa pengarahan sekaligus semangat kepada para prajurit yang bertugas di daerah tersebut.

Di Pos Wilayah Sota ini, terdapat puluhan Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) Yonif 407/PK. Pos perbatasan tersebut kurang lebih berjarak 80 kilometer dari pusat kota Merauke.

"Yang penting untuk kalian (anggota Satgas) adalah jaga kesehatan. Jangan sampai kalian bertugas kemudian meremehkan kesehatan. Kemudian waspada, selalu sigap dalam menghadapi sesuatu. Satu lagi berdoa, percuma ini itu ini itu kalau kalian tidak dekat dengan Tuhan," ujar Ryamizard dalam pengarahannya kepada anggota Satgas Pamtas RI-Papua Nugini di Desa Sota, Merauke, Papua, Rabu (21/9/2016).

Ryamizard kemudian menjanjikan beberapa penambahan fasilitas yang menunjang pengamanan wilayah perbatasan. Salah satu rencananya adalah menyediakan drone sebagai alat intai dan juga beberapa kendaraan tempur (ranpur).

"Kalian di sini dalam rangka tugas negara, jadi apapun tugas negara itu harus sukses. Untuk itu pendukung-pendukung yang mampu dilaksanakan kita akan sediakan. Cuma train, mobil terus bis yang bisa jalan di rawa, di air juga kemudian pos permanen. Pokoknya gitu-gitu. Itu harus bisa," jelas Ryamizard.

"Untuk drone juga, kita akan kita kaji dulu di Kementerian Pertahanan kita lihat beberapa hal kalau misalnya oke ya tinggal disediakan. Sehingga secara fisik, secara menyeluruh bisa tahu keadaan sekitar dan bisa melihat titik api," sambung dia.

Menhan menilai penyediaan fasilitas tambahan untuk pengamanan wilayah perbatasan lebih mendesak dibanding penambahan alutsista. Dana yang dibutuhkan juga lebih realistis.

"Dibanding beli alutsista. Nggak ada apa-apanya, satu pesawat bisa Rp 1,3 triliun, paling di sini nggak sampai Rp 500 milyar," ungkapnya.

   detik  

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...