KRI Rigel 933 dan KRI Soputan 923 KRI Rigel 933 turut dalam pencarian korban KMP Yunicee di Selat Bali (Ardian Fanani/detikcom) ★
Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Denpasar mengungkap 2 kemungkinan yang menjadi sebab KMP Yunicee tenggelam di Selat Bali. Kapal diduga tenggelam akibat kesalahan manusia atau kondisi cuaca.
"Kecelakaan laut tenggelamnya kapal KMP Yunicee ini ada dua kemungkinan, bisa dari karena human error atau force major/situasi eksternal seperti keadaan cuaca dan arus yang tidak bersahabat," kata Komandan Lanal Denpasar Kolonel Laut (P) I Komang Teguh Ardana dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom, Rabu (30/6/2021).
Teguh Ardana mengungkapkan, KMP Yunicee sebelumnya membawa 16 orang ABK, 41 orang penumpang dan 40 unit kendaraan. Kapal ini berangkat dari Pelabuhan Ketapang, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur menuju Pelabuhan Gilimanuk, Kabupaten Jembrana, Bali.
"Di tengah pelayaran kapal tersebut dihantam ombak dikarenakan angin kencang, sehingga kapal terbawa arus hingga ke Selatan Pelabuhan Gilimanuk yang mengakibatkan kapal mengalami kemiringan, terbalik dan tenggelam," terangnya.
Dari data operasi SAR gabungan, sampai pukul 08.00 Wita ditemukan sebanyak 46 orang. Jumlah tersebut terdiri atas 39 selamat, 7 meninggal dan belum ditemukan 11 orang.
Seluruh tim penyelamat dari TNI/Polri dan Basarnas serta unsur terkait di Pelabuhan Gilimanuk masih fokus mengevakuasi korban kapal tersebut.
TNI Angkatan Laut telah mengerahkan kapal untuk mengevakuasi korban, yakni KRI Rigel-933 yang merupakan KRI jenis kapal survey Hydro Oseanografi yang mempunyai kemampuan khusus untuk deteksi bawah air dan KRI Soputan-923.
"Lanal Denpasar juga telah berkoordinasi dengan SAR Denpasar, ASDP Gilimanuk serta unsur terkait untuk proses evakuasi korban KMP Yunicee," terangnya. (nvl/nvl)
Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Denpasar mengungkap 2 kemungkinan yang menjadi sebab KMP Yunicee tenggelam di Selat Bali. Kapal diduga tenggelam akibat kesalahan manusia atau kondisi cuaca.
"Kecelakaan laut tenggelamnya kapal KMP Yunicee ini ada dua kemungkinan, bisa dari karena human error atau force major/situasi eksternal seperti keadaan cuaca dan arus yang tidak bersahabat," kata Komandan Lanal Denpasar Kolonel Laut (P) I Komang Teguh Ardana dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom, Rabu (30/6/2021).
Teguh Ardana mengungkapkan, KMP Yunicee sebelumnya membawa 16 orang ABK, 41 orang penumpang dan 40 unit kendaraan. Kapal ini berangkat dari Pelabuhan Ketapang, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur menuju Pelabuhan Gilimanuk, Kabupaten Jembrana, Bali.
"Di tengah pelayaran kapal tersebut dihantam ombak dikarenakan angin kencang, sehingga kapal terbawa arus hingga ke Selatan Pelabuhan Gilimanuk yang mengakibatkan kapal mengalami kemiringan, terbalik dan tenggelam," terangnya.
Dari data operasi SAR gabungan, sampai pukul 08.00 Wita ditemukan sebanyak 46 orang. Jumlah tersebut terdiri atas 39 selamat, 7 meninggal dan belum ditemukan 11 orang.
Seluruh tim penyelamat dari TNI/Polri dan Basarnas serta unsur terkait di Pelabuhan Gilimanuk masih fokus mengevakuasi korban kapal tersebut.
TNI Angkatan Laut telah mengerahkan kapal untuk mengevakuasi korban, yakni KRI Rigel-933 yang merupakan KRI jenis kapal survey Hydro Oseanografi yang mempunyai kemampuan khusus untuk deteksi bawah air dan KRI Soputan-923.
"Lanal Denpasar juga telah berkoordinasi dengan SAR Denpasar, ASDP Gilimanuk serta unsur terkait untuk proses evakuasi korban KMP Yunicee," terangnya. (nvl/nvl)
★ detik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.