Di perairan Kepri Kapal pemukul reaksi cepat KRI Beladau-643 yang saat ini berada di bawah kendali Gugus Tempur Laut Komando Armada I TNI Angkatan Laut berlatih peperangan anti-udara bersama pesawat udara TNI AL NC-212 200 MPA P-8203 di perairan Kepulauan Riau, Jumat (27/12/2024). (Dinas Penerangan Koarmada I TNI AL)
Kapal perang Republik Indonesia KRI Beladau-643 yang saat ini berada di bawah kendali Gugus Tempur Laut (Guspurla) Komando Armada I TNI Angkatan Laut menggelar latihan peperangan udara di perairan Kepulauan Riau (Kepri) minggu ini.
Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) Komando Armada (Koarmada) I TNI AL Kolonel Laut (P) Yoni Nova Kusumawan saat dihubungi di Jakarta, Sabtu, menjelaskan bahwa KRI Beladau-643 pada hari Jumat (27/12) berlatih prosedur gabungan udara atau air joining procedure (AJP) dan latihan peperangan anti-udara bersama pesawat patroli maritim TNI AL dari Pangkalan Udara TNI AL (Lanudal) Sabang NC-212 200 MPA P-8203.
"Latihan ini bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme prajurit KRI Beladau-643 dan kru pesawat udara P-8203 dalam pelaksanaan tugas operasi sekaligus mengasah kemampuan koordinasi antara unsur laut dan unsur udara," kata Kadispen Koarmada I.
KRI Beladau-643 merupakan kapal cepat rudal (KCR) 40 meter buatan galangan kapal dalam negeri PT Palindo Marine Shipyard. Kapal pemukul reaksi cepat itu, yang masuk dalam kelas clurit, resmi memperkuat armada TNI AL pada 2013.
KRI Beladau-643 pada bulan Mei 2024 juga berlatih menembakkan senjata kapal ke sasaran permukaan di perairan timur Pulau Berhala, Selat Malaka. Dalam latihan itu, kegiatan penembakan menggunakan meriam Browning 12,7 mm.
Berikutnya KRI Beladau bersama KRI Clurit-641 dan KRI Surik-645 juga berlatih bersama di Selat Riau pada sela-sela kegiatan operasi masing-masing kapal pada bulan lalu (18/11).
Tiga kapal dari Satuan Kapal Cepat (Satkat) Koarmada I itu berlatih prosedur meninggalkan pangkalan (serial leaving harbour), manuver kapal untuk menghindari ancaman ranjau di laut (minefield transit), manuver taktis, isyarat bendera (flaghoist), isyarat bendera semaphore, komunikasi antarkapal menggunakan isyarat cahaya (flashex), VBSS, dan RASAP.
VBSS atau visit, board, search, dan seizure merupakan kegiatan mencegat dan menyusup masuk ke kapal yang dicurigai berbuat kejahatan, menggeledah, serta menyita barang-barang bukti.
RASAP atau replenishment at sea approach merupakan latihan menjalankan prosedur pembekalan di tengah laut yang dilakukan dengan dua kapal berlayar untuk saling mendekat dan mengirimkan bahan bakar, amunisi, ataupun logistik lainnya.
Kapal perang Republik Indonesia KRI Beladau-643 yang saat ini berada di bawah kendali Gugus Tempur Laut (Guspurla) Komando Armada I TNI Angkatan Laut menggelar latihan peperangan udara di perairan Kepulauan Riau (Kepri) minggu ini.
Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) Komando Armada (Koarmada) I TNI AL Kolonel Laut (P) Yoni Nova Kusumawan saat dihubungi di Jakarta, Sabtu, menjelaskan bahwa KRI Beladau-643 pada hari Jumat (27/12) berlatih prosedur gabungan udara atau air joining procedure (AJP) dan latihan peperangan anti-udara bersama pesawat patroli maritim TNI AL dari Pangkalan Udara TNI AL (Lanudal) Sabang NC-212 200 MPA P-8203.
"Latihan ini bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme prajurit KRI Beladau-643 dan kru pesawat udara P-8203 dalam pelaksanaan tugas operasi sekaligus mengasah kemampuan koordinasi antara unsur laut dan unsur udara," kata Kadispen Koarmada I.
KRI Beladau-643 merupakan kapal cepat rudal (KCR) 40 meter buatan galangan kapal dalam negeri PT Palindo Marine Shipyard. Kapal pemukul reaksi cepat itu, yang masuk dalam kelas clurit, resmi memperkuat armada TNI AL pada 2013.
KRI Beladau-643 pada bulan Mei 2024 juga berlatih menembakkan senjata kapal ke sasaran permukaan di perairan timur Pulau Berhala, Selat Malaka. Dalam latihan itu, kegiatan penembakan menggunakan meriam Browning 12,7 mm.
Berikutnya KRI Beladau bersama KRI Clurit-641 dan KRI Surik-645 juga berlatih bersama di Selat Riau pada sela-sela kegiatan operasi masing-masing kapal pada bulan lalu (18/11).
Tiga kapal dari Satuan Kapal Cepat (Satkat) Koarmada I itu berlatih prosedur meninggalkan pangkalan (serial leaving harbour), manuver kapal untuk menghindari ancaman ranjau di laut (minefield transit), manuver taktis, isyarat bendera (flaghoist), isyarat bendera semaphore, komunikasi antarkapal menggunakan isyarat cahaya (flashex), VBSS, dan RASAP.
VBSS atau visit, board, search, dan seizure merupakan kegiatan mencegat dan menyusup masuk ke kapal yang dicurigai berbuat kejahatan, menggeledah, serta menyita barang-barang bukti.
RASAP atau replenishment at sea approach merupakan latihan menjalankan prosedur pembekalan di tengah laut yang dilakukan dengan dua kapal berlayar untuk saling mendekat dan mengirimkan bahan bakar, amunisi, ataupun logistik lainnya.