✈ Pilot Selamat✈ Hawk [@andrevs_7] ☆
Sebuah pesawat tempur Hawk 200 TNI AU dikabarkan alami insiden gagal take off di Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru, dalam insiden ini pilot dilaporkan selamat.
Belum diketahui pasti penyebab insiden terjerembabnya pesawat tempur Hawk 200 TNI AU di ujung runway Lanud Roesmin Nurjadin yang tidak menimbulkan korban jiwa ini.
Masih belum diketahui informasi nomor lambung pesawat yang mengalami insiden dan kerugian materiil serta kerusakan yang ditimbulkan akibat gagal take off pesawat tempur TNI AU, Hawk 200 di Pekanbaru.
Hawk 200 merupakan pesawat tempur taktis (TT) berkursi tunggal yang memiliki spesialisasi untuk multi-peran dalan pertempuran ringan dan memiliki kemampuan untuk menghancurkan pertahanan darat yang dimiliki musuh.
Diproduksi perusahaan Inggris, BAE System Hawk. Selama ini, Hawk 200 TNI AU ber homebase di Skadron 12 Pekanbaru dan Skadron 1 di Pontianak.
Kecepatan maksimum pesawat tempur ini di udara mencapai Mach 0,88 dan saat menukik mampu mencapai Mach 1,15.
Kokpit pesawat, sudah dilengkapi dengan sistem pengendali Hands on Throttle and Stick (HOTAS). Ini memudahkan pilot untuk mengendalikan pesawat sekaligus melepaskan persenjataan.
Hawk 200 menggunakan radar canggih jenis APG 66, yang juga digunakan pesawat seperti F 16.
Pesawat ini juga memiliki kemampuan air refuelling atau pengisian BBM di udara dengan sistem probe.
Pesawat ini juga menggunakan kursi pelontar untuk mencegah keadaan darurat.
Hawk 200 sudah digunakan TNI AU sejak 1997, sejak saat itu hingga tahun 2022 sudah 7 kejadian termasuk hari ini 22 Agustus 2002 kecelakaan yang melibatkan Hawk 200.
Pada tahun 2000 sebuah pesawat Hawk jatuh di persawahan dekat Lanud Supadio Pontianak, tahun 2001 gagal take off di Pekanbaru, tahun 2006 tergelincir saat landing di Pekanbaru, tahun 2007 tergelincir saat landing malam hari di Pekanbaru, tahun 2012 jatuh ketika manuver di Kampar, Riau, tahun 2020 jatuh di perumahan karena gangguan teknis jelang landing dan terakhir pada 22 Agustus 2022 karena gagal take off di Pekanbaru.
Pada seluruh peristiwa diatas, semua pilot berhasil selamat dengan ejection seat kecuali pada peristiwa nahas di Pontianak di tahun 2000.***
Sebuah pesawat tempur Hawk 200 TNI AU dikabarkan alami insiden gagal take off di Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru, dalam insiden ini pilot dilaporkan selamat.
Belum diketahui pasti penyebab insiden terjerembabnya pesawat tempur Hawk 200 TNI AU di ujung runway Lanud Roesmin Nurjadin yang tidak menimbulkan korban jiwa ini.
Masih belum diketahui informasi nomor lambung pesawat yang mengalami insiden dan kerugian materiil serta kerusakan yang ditimbulkan akibat gagal take off pesawat tempur TNI AU, Hawk 200 di Pekanbaru.
Hawk 200 merupakan pesawat tempur taktis (TT) berkursi tunggal yang memiliki spesialisasi untuk multi-peran dalan pertempuran ringan dan memiliki kemampuan untuk menghancurkan pertahanan darat yang dimiliki musuh.
Diproduksi perusahaan Inggris, BAE System Hawk. Selama ini, Hawk 200 TNI AU ber homebase di Skadron 12 Pekanbaru dan Skadron 1 di Pontianak.
Kecepatan maksimum pesawat tempur ini di udara mencapai Mach 0,88 dan saat menukik mampu mencapai Mach 1,15.
Kokpit pesawat, sudah dilengkapi dengan sistem pengendali Hands on Throttle and Stick (HOTAS). Ini memudahkan pilot untuk mengendalikan pesawat sekaligus melepaskan persenjataan.
Hawk 200 menggunakan radar canggih jenis APG 66, yang juga digunakan pesawat seperti F 16.
Pesawat ini juga memiliki kemampuan air refuelling atau pengisian BBM di udara dengan sistem probe.
Pesawat ini juga menggunakan kursi pelontar untuk mencegah keadaan darurat.
Hawk 200 sudah digunakan TNI AU sejak 1997, sejak saat itu hingga tahun 2022 sudah 7 kejadian termasuk hari ini 22 Agustus 2002 kecelakaan yang melibatkan Hawk 200.
Pada tahun 2000 sebuah pesawat Hawk jatuh di persawahan dekat Lanud Supadio Pontianak, tahun 2001 gagal take off di Pekanbaru, tahun 2006 tergelincir saat landing di Pekanbaru, tahun 2007 tergelincir saat landing malam hari di Pekanbaru, tahun 2012 jatuh ketika manuver di Kampar, Riau, tahun 2020 jatuh di perumahan karena gangguan teknis jelang landing dan terakhir pada 22 Agustus 2022 karena gagal take off di Pekanbaru.
Pada seluruh peristiwa diatas, semua pilot berhasil selamat dengan ejection seat kecuali pada peristiwa nahas di Pontianak di tahun 2000.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.