Produksi 500.000 unit
Penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Kementerian PPN/Bappenas, Himpunan Kawasan Industri (HKI), dan PT Pindad untuk memperkuat perencanaan kawasan industri prioritas dalam RPJMN 2025?2029. (dok.Bappenas)
PT Pindad dilaporkan telah menyiapkan lahan industri di Subang, Jawa Barat sebagai upaya mendorong program mobil nasional yang tengah didorong pemerintah RI.
Fasilitas tersebut disiapkan untuk mendukung produksi kendaraan hingga mencapai kapasitas 500.000 unit per tahun, dengan tahap awal produksi direncanakan mulai bergulir pada 2028, sebanyak 100.000 unit.
“Pengembangan mobil nasional tidak bisa hanya sekadar program, kita harus melakukan piloting untuk inovasi teknologi dan membangun ekosistemnya,” kata Direktur Utama Pindad, Sigit P. Santosa, Selasa (9/12/2025).
Langkah Pindad ini berjalan berdampingan dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Kementerian PPN/Bappenas, Himpunan Kawasan Industri (HKI), dan PT Pindad untuk memperkuat perencanaan kawasan industri prioritas dalam RPJMN 2025–2029.
Kesepakatan tersebut juga menjadi motor percepatan Program Mobil Nasional sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN) serta pondasi awal penyelarasan kebijakan industri otomotif nasional.
Menteri PPN/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy menyebut kolaborasi ini sebagai fase baru dalam perjalanan menuju kemandirian industri otomotif. Ia menekankan bahwa membangun pabrik belum cukup tanpa dukungan kawasan industri dan rantai pasok yang kuat.
“Ini sejarah baru untuk melanjutkan milestone yang belum selesai. Membuat mobil bisa, membuat pabrik mobil bisa, tapi membuat industri mobil nasional belum tentu bisa," kata dia.
"Tanpa ada kawasan, pembangunan industri mobil nasional yang baik harus juga membangun ekosistem rantai pasoknya,” lanjut Rachmat.
Ketua HKI Ahmad Ma’ruf Maulana turut menegaskan bahwa 170 kawasan industri siap mendukung pelaksanaan PSN dan hilirisasi.
Ia berharap MoU tersebut dikawal hingga tahap implementasi agar hambatan lapangan dapat diselesaikan lebih cepat, sambil mengiringi pembahasan regulasi dan promosi kawasan Indonesia secara global.
Melalui MoU ini, ketiga pihak sepakat membangun kawasan industri berwawasan lingkungan, memperkuat rantai pasok otomotif dalam negeri, serta mengembangkan teknologi manufaktur berstandar tinggi.
KSAL: Mudah-mudahan secepatnya
Indonesia minati kapal ITS Giuseppe Garibaldi (Marina militare)
Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Muhammad Ali menyatakan Indonesia masih terus melakukan negosiasi untuk mendapatkan Kapal Induk Giuseppe Garibaldi. Meskipun kedatangannya belum dipastikan, kapal ini diharapkan bisa beroperasi dan memperkuat armada laut Indonesia.
Menurut Ali, pihak-pihak yang bernegosiasi adalah Kementerian Pertahanan dan Angkatan Laut dari kedua belah pihak. Selain itu, Ali juga menyebut konsultasi dan diskusi terkait akuisisi ini kepada pabrikan dan pihak Angkatan Laut Italia sebagai penggunanya.
Dibangun di galangan kapal Italia, Fincantieri, Kapal Induk Garibaldi memperkuat Angkatan Laut Italia selama empat dekade. Beroperasi sejak 1985, kapal ini ditempatkan sebagai cadangan per 1 Oktober 2024 setelah AL Italia mendapatkan penggantinya.
”Kami masih negosiasi dengan pihak Italia, dengan semua yang ada. Fincantieri dan lain-lain. Ini sedang dilaksanakan, mudah-mudahan bisa cepat, ya. Mungkin enggak bisa tahun ini, pasti tahun depan, tetapi saya enggak tahu,” kata Ali di Seskoal, Jakarta, Selasa (9/12/2025).
Dalam kesempatan yang berbeda, Ali juga pernah menyinggung kapal induk Garibaldi untuk mendukung operasi militer selain perang (OMSP). Namun, tidak membuka kemungkinan alutsista ini digunakan dalam operasi militer untuk perang (OMP).
”Nanti, harapannya bisa memperkuat jajaran kita. Lebih kita gunakan untuk OMSP, tetapi bisa juga digunakan untuk operasi militer untuk perang,” kata Ali, Senin (8/9/2025).
Kepala Biro Informasi Pertahanan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Brigadir Jenderal Frega Wenas Inkiriwang juga sempat menyinggung penjajakan kapal induk Garibaldi. Namun, dia menekankan alutsista yang terpilih harus selaras dengan kebijakan pertahanan nasional.
Hal ini, lanjut Frega, bertujuan untuk memperkuat postur pertahanan ”Perisai Trisula Nusantara”. Konsep pertahanan ini meliputi interoperabilitas yang berarti kemampuan berbagai sistem senjata dari matra, bahkan dari berbagai negara untuk saling berbagi data dan komunikasi dalam satu kesatuan organik.
”Terkait dengan alutsista, kita tentunya akan selalu mengkaji mana yang terbaik. Untuk kapal induk, memang sedang dijajaki. Kami masih menunggu pengkajian dari TNI Angkatan Laut untuk plus minusnya, termasuk juga beberapa faktor lainnya,” ujar Frega (Kompas, 19 September 2025).
Pembicaraan terkait niat Indonesia untuk membeli kapal induk ini juga disampaikan oleh Direktur Penjualan Bisnis Angkatan Laut Fincantieri Mauro Manzini. Dikutip dari navalnews.com, dia menyebutkan kapal induk Garibaldi pernah digunakan untuk menjalankan misi kemanusiaan, yakni mengirimkan bantuan medis pasca-gempa di Haiti pada 2010.
”Giuseppe Garibaldi dalam kondisi baik dan punya sisa masa operasional sekitar 15-20 tahun. Kapal ini bisa pindah kepemilikan setelah perbaikan yang disesuaikan dengan kebutuhan Angkatan Laut Indonesia,” kata Manzini (Kompas, 15/9/2025).
Fincantieri juga dikabarkan telah mengajukan penawaran untuk mengonversi kapal induk Garibaldi untuk mengoperasikan pesawat nirawak atau drone. Salah satunya Bayraktar TB3, drone asal Turki yang juga dioperasikan di Kapal Induk TCG Anadolu milik militer Turki.
Operasi AL
Namun, niat untuk meminang kapal induk Garibaldi ini diingatkan oleh Ketua Harian Perhimpunan Industri Pertahanan Swasta Nasional (Pinhantanas) Mayjen (Purn) Jan Pieter Ate. Dia berpendapat, pembelian kapal induk ini bisa saja memengaruhi operasi AL yang berganti dari konsep brown-water navy menjadi blue-water navy.
Istilah brown-water navy merujuk pada kemampuan angkatan laut untuk beroperasi di perairan dangkal yang identik dengan wilayah internal negara. Sementara itu, blue-water navy adalah kemampuan untuk beroperasi di perairan terbuka dengan kemampuan jelajah mandiri lintas samudra.
Selain itu, Jan juga menilai penggunaan kapal induk yang hanya untuk misi kemanusiaan membuatnya menjadi tidak efektif. Apalagi, TNI akan menghadapi masalah baru, yakni interoperabilitas dengan alutsista lainnya.
”Teknik dan teknologi yang betul-betul mendukung operabilitas yang diwujudkan dalam pengadaan ini adalah kunci. Akses teknologi dari tiga matra jangan sampai mubazir dan tidak menggambarkan interoperabilitas sesuai harapan,” paparnya.
KRI 392 LRK ketika ujilaut di Lampung (Agus Triwahyudi)
Dua kapal Patroli Lepas Pantai (Offshore Patrol Vessel) kelas Raja Haji Fisabilillah yang dibangun oleh PT Daya Radar Utama (DRU) untuk TNI Angkatan Laut Indonesia telah selesai menjalani ujilaut di Lampung.
Melihat penampilan dari video, 2 kapal OPV 98 ini akan diresmikan secepatnya.
Spesifikasi Utama :
⚙ Panjang : 98 meter.
⚙ Lebar : 13,5 meter.
⚙ Kecepatan : Maksimum 28 knot (52 km/jam), jelajah 20 knot.
⚙ Pendorong : Empat mesin diesel MAN 16V28/33STC.
⚙ Bobot : Sekitar 1.800 ton (standar) hingga 2.100 ton (penuh).
Fitur dan Kemampuan :
💥 Persenjataan : Meriam Leonardo 76mm & 40mm, meriam 20mm, peluncur rudal anti-kapal Roketsan 2x4, peluncur torpedo, serta sistem dan sensor.
💥 Kemampuan Tempur : Dirancang untuk mampu melakukan peperangan elektronik (Electronic Warfare/EW) dan memiliki kemampuan setara fregat ringan.
💥 Misi : Mampu menjalankan misi tempur dan non-tempur, termasuk SAR (Search and Rescue) dan penegakan hukum maritim.
Berikut video dari X Markicap :
⍟ Garuda Militer
Helikoter terbesar dunia Mi-26 asal Rusia (airforce)
Teka-teki helikopter yang dibeli pemerintah RI akhirnya terkuak.
Presiden Prabowo Subianto membocorkan helikopter yang akan diakuisisi merupakan helikopter angkut asal Rusia. "Sebentar lagi kita datangkan Mi-26, lebih besar lagi," kata Prabowo saat memimpin rapat terbatas (ratas) di Lanud Sultan Iskandar Muda, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh pada Ahad (7/12/2025) malam WIB.
Jawaban Prabowo itu keluar saat merespons jawaban dari anak buahnya yang menjelaskan salah satu helikopter yang dikerahkan TNI untuk mengirimkan bantuan ke wilayah terisolasi di Provinsi Aceh. "Itu (helikopter) Mi berapa? Mi-17?" kata Prabowo.
Hanya saja, Prabowo tidak menjelaskan apakah helikopter angkut produksi Mil Moscow Helicopter Plant tersebut merupakan hasil pengadaan saat ia menjabat menteri pertahanan (menhan) atau disewa untuk membantu tanggap darurat dalam pengiriman bantuan ke warga korban bencana. Meski begitu, helikopter berjuluk Halo tersebut merupakan alutsista angkut berat terbesar dan terkuat di dunia buatan negeri Beruang Merah yang bisa memuat kargo sampai 20 ton atau setarar 90 personel.
Saat berpidato pada Hari Ulang Tahun ke-61 Partai Golkar di Istora Senayan, Jakarta Pusat pada Jumat (5/12/2025) malam WIB, Prabowo mengeklaim, Indonesia merupakan bangsa yang kuat dan mampu menghadapi berbagai cobaan, termasuk bencana alam yang saat ini terjadi di Aceh, Sumut, dan Sumbar. Dia mengeklaim, pemerintah bereaksi cepat dalam penanganan bencana di berbagai daerah.
Spesifikasi Mi-26, pernah diincar Penerbad (majalah Palagan)
Tidak heran, TNI tiga matra sampai bisa mengerahkan 50 helikopter untuk membantu mengirimkan logistik ke daerah tersulit terdampak bencana.
"Alat-alat negara segera hadir. Mungkin beberapa bulan, beberapa tahun yang lalu, tidak ada yang bisa memperkirakan bahwa negara kita mampu mengerahkan 50 helikopter. 50 helikopter sekarang sedang bergerak di daerah musibah," kata Prabowo.
Dia mengungkapkan, pemerintah telah memutuskan untuk memperkuat armada udara untuk penanganan bencana dan kebutuhan pertahanan negara. Mulai Januari 2025, sambung dia, pemerintah akan mendatangkan 200 helikopter tambahan guna memperkuat kesiapsiagaan nasional.
"Minggu ini helikopter baru datang, lima buah helikopter minggu ini. Dan terus berdatangan, dan saya sudah perintahkan mulai Januari tahun depan dan seterusnya, kita akan datangkan 200 helikopter di Republik Indonesia ini. Beberapa bulan yang lalu kita datangkan lima Hercules terbaru C-130J, beberapa minggu lalu kita datangkan Airbus A400," ucap Prabowo.
Link ID, Tactical Data Link LEN (LEN Industry)
Komisi VII DPR RI melakukan kunjungan kerja spesifik ke PT LEN Industri (Persero) kota Bandung, Selasa (8/12/2025). Kunker dalam rangka meninjau pengembangan teknologi pertahanan serta kesiapan industri strategis nasional.
Dalam kesempatan tersebut, Anggota Komisi VII DPR RI, Eva Monalisa, menegaskan pentingnya PT LEN untuk berdiri kuat sebagai garda depan teknologi pertahanan di bawah kendali negara. Eva menilai, sejumlah infrastruktur digital nasional saat ini masih bergantung pada jaringan luar negeri, termasuk jalur fiber optik yang melewati Singapura.
Kondisi ini, menurutnya, berpotensi melemahkan keamanan data nasional. “Kita dorong PT LEN berdiri kuat di bawah negara karena ini menyangkut pertahanan nasional. Banyak jalur fiber optik lewat Singapura, sehingga keamanan data kita harus diperkuat sebagai bagian dari ketahanan nasional,” ujarnya.
Ia menambahkan, PT LEN tengah mengembangkan berbagai teknologi strategis, mulai dari motor listrik, teknologi untuk Angkatan Udara, hingga teknologi pertahanan seperti tank, yang seluruhnya berada di bawah koordinasi Kementerian Pertahanan.
Eva juga menekankan pentingnya kedaulatan digital Indonesia, termasuk dalam pembangunan sistem basis data nasional serta infrastruktur fiber optik. “Basis data Indonesia harus aman. Fiber optik harus dibangun dan dikelola oleh negara, bukan negara lain, ini penting agar ketahanan data kita tetap terjaga,” tegasnya.
Terkait kebutuhan anggaran untuk penguatan PT LEN, Eva memastikan DPR RI siap memberikan dukungan penuh.
“Segala yang menyangkut ketahanan negara harus diproteksi sedini mungkin, dan tentu membutuhkan anggaran yang memadai. DPR akan mendukung penuh,” katanya.
Direktur PT LEN Industri (Persero), Prof. Joga Dharma Setiawan, menyampaikan apresiasi atas dukungan Komisi VII DPR RI yang terus mendorong percepatan pengembangan industri pertahanan dalam negeri.
“Kami bersyukur atas dukungan Komisi VII DPR RI, mereka akan merumuskan kebutuhan PT LEN agar pengembangan teknologi bisa semakin cepat. Teknologi pertahanan sangat vital bagi kedaulatan negara, dan dukungan dalam hal R&D sangat kami butuhkan,” jelas Joga.
Saat ini PT LEN tengah mencanangkan pengembangan delapan bidang strategis, meliputi: Semi konduktor, Keamanan siber, Kecerdasan buatan (AI), Radar, Teknologi observasi bumi berbasis satelit dan beberapa bidang unggulan lainnya.
Joga mengakui bahwa komponen radar PT LEN masih mengandalkan impor. Namun ia menegaskan bahwa perusahaan telah berkomitmen untuk memproduksi radar secara mandiri dalam waktu dekat.
“Ke depan kita akan produksi sendiri radar sesuai kebutuhan TNI dan sektor sipil seperti BMKG, navigasi penerbangan, dan lainnya, dengan fasilitas yang kita punya,” ujarnya.
Dengan dukungan pemerintah dan DPR RI, PT LEN optimistis mampu mempercepat kemandirian teknologi pertahanan nasional serta memperkuat posisi Indonesia di sektor industri strategis global.
Inovasi PAL, menghadirkan Fire Control System (FCS) dengan teknologi image processing. (PAL)
Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) bersama PT PAL Indonesia mendorong kemandirian industri pertahanan maritim dalam negeri demi menciptakan multiplier effect bagi perekonomian nasional.
"Sebenarnya mereka (industri dalam negeri) mampu untuk membangun. Diharapkan ke depan pemerintah memberikan kesempatan kepada perusahaan-perusahaan domestik," kata Wakil Komisi VII DPR RI Evita Nursanty di Surabaya, Jawa Timur, Senin.
Saat berkunjung ke PT PAL Indonesia, Evita mengetahui bahwa sebenarnya industri maritim dalam negeri sangat kuat dan mampu memproduksi alutsista seperti kapal perang.
Bahkan, kata dia, PT PAL yang awalnya hanya menerima orderan pembuatan kapal perang senilai Rp 2,5 triliun kini kapal yang diproduksi bisa mencapai Rp 48 triliun sehingga membuktikan kemampuan perusahaan yang semakin baik.
Selain itu saat melakukan pertemuan dengan pihak PT PAL, Evita bersama Anggota Komisi VII DPR RI juga bertemu dengan perwakilan DPP Ikatan Perusahaan Industri Kapal dan Sarana Lepas Pantai Indonesia (IPERINDO) yang beranggotakan 342 perusahaan.
Evita menilai baik DPP IPERINDO maupun PT PAL sebagai industri pertahanan maritim dalam negeri sangat mampu memproduksi dan menghasilkan produk-produk pertahanan yang mumpuni.
Di sisi lain, lanjutnya, kesempatan dan kepercayaan yang diberikan kepada industri maritim dalam negeri untuk memproduksi alutsista termasuk kapal perang masih terbatas.
"Mereka menginginkan bahwa kesempatan diberikan kepada mereka, kesempatan kepada perusahaan-perusahaan domestik itu diperbesar. Sebenarnya mereka mampu," katanya.
Direktur Utama PT PAL Indonesia Kaharuddin Djenod mengatakan sejak Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto industri pertahanan dalam negeri sangat diperhatikan dan diberikan kesempatan untuk berkembang.
Terlebih, kata Kaharuddin, pembangunan ekosistem industri pertahanan dalam negeri akan mampu memberi kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi minimal 1,2 persen.
"Ini sebenarnya memberikan minimal pertumbuhan ekonomi 1,2 persen hanya dari industri kapalnya," ujarnya.
Falcon Penakluk Langit
Pesawat angkut Dassault Falcon 8X no registrasi A-0801 (Yiran)
Kementerian Pertahanan resmi menyerahkan pesawat komando berteknologi tinggi kepada Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Pesawat ini diklaim mampu menjangkau wilayah terpencil dalam waktu singkat serta dilengkapi sistem komunikasi canggih dari udara ke darat.
Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin menegaskan, pengadaan pesawat ini merupakan bagian dari upaya optimalisasi Operasi Militer Selain Perang (OMSP), termasuk penanganan bencana alam dan pengendalian operasi taktis di Papua.
“Jadi memang dalam rangka kita mengoptimalkan operasi militer selain perang yang dilaksanakan oleh negara harus mengucapkan fasilitas-fasilitas kendali, fasilitas komando untuk bisa mempercepat pengendalian dari operasi yang dilaksanakan” ujar Sjafrie usai penyerahan pesawat Sabtu (29/11/2025).
Menhan menjelaskan, pesawat tersebut memiliki ketinggian terbang dan kecepatan tinggi sehingga mampu mencapai lokasi-lokasi terjauh dalam waktu singkat. Fasilitas komunikasi terintegrasi memungkinkan komando langsung dari udara ke satuan di darat bahkan hingga titik-titik terpencil (hot spot).
Pesawat angkut Dassault Falcon 8X no registrasi A-0802 (Zbad Jin)
“Karena inilah dilengkapi dengan alat-alat komunikasi sehingga kita dengan mudah melakukan komunikasi dari udara ke darat dan juga paling jauh di spot-spot. Jadi ini hanya untuk kepentingan operasi kemanusiaan tapi juga bisa digunakan untuk pengendalian operasi taktis yang dilaksanakan oleh TNI” tambahnya.
Sjafrie menyoroti pengalaman penanganan bencana di Papua di mana sistem komunikasi dan logistik sering terputus total. Kehadiran pesawat komando ini diharapkan menjadi solusi cepat untuk mengendalikan distribusi bantuan serta koordinasi pasukan.
“Seperti di Papua intinya bahwa mitigasi bencana alam ini kita sudah mengalami terputusnya sistem komunikasi dan juga sistem logistik. Oleh karena itu tempat-tempat yang terjadi bencana ini dengan kemampuan pesawat kembali ke sini mengendalikan aset-aset logistik dan menuntaskannya dari belakang nantinya” papar Sjafrie.
Pengadaan pesawat ini merupakan bagian dari program modernisasi alutsista TNI yang terus digenjot pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto. Pesawat komando tersebut akan ditempatkan di bawah kendali Komando Operasi Udara Nasional (Koopsudnas) dan siap dioperasikan dalam waktu dekat.
Hingga berita ini diturunkan belum ada keterangan resmi mengenai tipe dan jumlah pasti pesawat yang diserahkan. Namun sumber internal Kemhan menyebut pesawat tersebut memiliki kemampuan terbang jarak jauh dan dilengkapi teknologi command control communications computers intelligence surveillance and reconnaissance (C4ISR) terkini.
Helikoter TNI banyak diturunkan dalam OMSP. (dispenau) ★
Presiden Prabowo Subianto mengaku akan membeli 200 helikopter mulai Januari 2026.
Menurutnya, pembelian itu akan melengkapi pesawat Hercules C130J dan Airbus A400 yang telah hadir lebih dulu di Indonesia.
"Minggu ini helikopter baru datang 5 buah, dan terus berdatangan. Dan saya sudah perintahkan mulai Januari tahun depan dan seterusnya, kita akan datangkan 200 helikopter di RI ini," kata Prabowo dalam puncak Hari Ulang Tahun (HUT) Partai Golkar di Istora Senayan, Gelora Bung Karno, Jakarta, Jumat (5/12/2025).
Prabowo menyampaikan, alutsista itu dapat digunakan untuk berbagai keperluan, termasuk untuk mengevakuasi bencana alam.
Dalam bencana banjir bandang dan tanah longsor di Sumatera, misalnya, negara sudah mengerahkan 50 helikopter untuk membawa bantuan logistik.
"Mungkin beberapa bulan, beberapa tahun yang lalu, tidak ada yang bisa perkirakan bahwa negara kita mampu mengerahkan 50 helikopter. 50 helikopter sekarang sedang bergerak di daerah musibah," ucap Prabowo.
Menurut Prabowo, hal itu merupakan bentuk negara hadir ketika masyarakat kesulitan akibat bencana.
Menurutnya, Indonesia adalah bangsa yang besar yang mampu mengatasi semua cobaan yang ada.
"Kita menyadari bahwa bangsa kita, negara kita ternyata adalah negara yang besar dan yang kuat. Kita mengalami cobaan-cobaan, kita mengalami badai, kita mengalami bencana, tapi bangsa kita kuat utuh dan bangsa kita mampu mengatasi semua cobaan yang kita hadapi," tutur dia.
Saat ini, menurut Prabowo, masyarakat sudah melihat bagaimana bentuk negara sudah hadir.
"Kita buktikan rakyat melihat reaksi pemerintah cepat, reaksi pemerintah mengatasi masalah. Kita sudah buktikan sekarang rakyat melihat ada musibah di bagian dari wilayah tanah air kita, tapi alat-alat negara segera hadir," tandas Prabowo.
(dispenau)
Wakil Kepala Staf Angkatan Udara (Wakasau) Marsdya TNI Ir. Tedi Rizalihadi S., M.M. meninjau Program Management Review (PMR) pengadaan helikopter angkut berat AW-189 di fasilitas Leonardo Helicopters, Italia, pada 1–3 Desember 2025.
Wakasau hadir sebagai observer bersama tim PMR yang terdiri dari personel TNI AU yaitu Dangrup Heli Koopsau, Sesdisaeroau, Paban III/Aero Slogau, serta personel Kementerian Pertahanan yaitu Kolonel Kal M. Agus Fauzan dan Kolonel Lek Dwi Anggoro. Selain itu hadir pula Direktur Niaga, Teknologi, dan Pengembangan PT Dirgantara Indonesia (PTDI), Bpk. Moh. Arif Faisal selaku perwakilan dari pihak penyedia.
Dari pihak Leonardo Helicopters, PMR diikuti oleh Mr. Giulio Volpato beserta para manajer program, kontrak, desain interior, dan pelatihan.
Rangkaian kegiatan PMR mencakup peninjauan helikopter AW-189 di Lenate Airport, inspeksi lini produksi di Pabrik Leonardo Varese, serta paparan mengenai kontrak, desain, dan aspek teknis yang menjadi bagian dari paket pengadaan.
Selain itu, turut dilaksanakan diskusi untuk merumuskan action key sebagai tindak lanjut hasil peninjauan, sehingga langkah berikutnya dapat disusun secara tepat dan selaras dengan arah kebijakan TNI AU.
Secara keseluruhan, PMR memberikan gambaran komprehensif mengenai aspek teknis, produksi, dan dukungan pelatihan yang termasuk dalam paket pengadaan. Kegiatan ini diharapkan semakin memperkuat kesiapan TNI AU dalam memenuhi kebutuhan alat peralatan pertahanan dan keamanan (alpalhankam) ke depan.
Bergabung ke Skadron Udara 17
Boeing 737-800 NG No Seri A-7310 TNI AU (Dispenau)
Komandan Grup 1 Angkut hadiri sekaligus mendampingi Pangkoopsau dalam kegiatan penerimaan pesawat Boeing 737-800 NG yang akan memperkuat jajaran Skadron Udara 17, pada hari rabu (03/12/2025), bertempat di Apron Skadron Udara 17 Grup 1 Angkut.
TNI AU membentuk satgas untuk pengadaan pesawat tersebut dengan dipimpin oleh Kolonel Pnb Sunar Adi Wibowo, S.T.,M.Han. selaku Kasatgas, Kolonel Tek Henry Prasetyo, S.T.,M.Han. Sebagai Sekretaris Satgas, Kapten Tek Ilham Triwicaksono, S.Tr.,(Han)., Lettu Tek Andromeda Kamil, S.T.Han., dan Letda Lek Eddy Sahputra sebagai Anggota.
Kegiatan penerimaan pesawat tersebut merupakan bagian dari upaya strategis TNI AU dalam meningkatkan kemampuan dukungan angkutan udara VIP maupun VVIP.
Hadir dalam acara tersebut, Komandan Lanud Halim Perdanakusuma, Marsma TNI Erwin Sugiandi, M.Han. Komut MMF Marsda TNI (Purn) Eddy Supriyono, Dirut MMF Bapak Edwin Gunawan, Kadislog Lanud Halim Perdanakusuma, Asops Grup 1 Angkut dan Aslog Grup 1 Angkut.
Radar Aselsan CENK 350-N terpasang di atas fregat Merah Putih (Keris reborn/Deni)
Sebuah foto dari ship spotter yang beredar di media sosial menunjukkan radar AESA CENK 350-N fixed-face baru dari ASELSAN sedang dipasang pada fregat kelas Merah Putih pertama Indonesia, yang saat ini sedang dibangun di PT PAL. Integrasi ini menandai perkembangan penting dalam program tersebut, yang pertama kali dilaporkan Naval News dalam pameran Indo Defence 2025 di Jakarta pada Mei 2025.
Foto tersebut dibagikan oleh akun blog Lembaga Keris, yang menunjukkan kapal pertama di kelasnya, Merah Putih, sedang dibangun. Foto tersebut menunjukkan dua susunan dari radar Active Electronically Scanned Array (AESA) fixed-face CENK 350-N terlihat jelas.
Dilaporkan pertama kali oleh Naval News dalam pameran Indo Defence 2025 yang diadakan di Jakarta pada Mei 2025, radar CENK 350-N, yang juga disebut Mete Han, akan menjadi radar pengawasan udara/air surveillance radar utama untuk fregat kelas Merah Putih yang akan datang.
Aselsan dilaporkan menyediakan rangkaian sensor yang komprehensif untuk fregat Merah Putih. Rangkaian ini mencakup radar multifungsi Mete Han (juga dikenal sebagai CENK-350), radar CENK-200 (juga disebut MAR-D) untuk kendali helikopter, dan radar pengintai AESA CENK-400, yang saat ini beroperasi di fregat kelas-I milik Türkiye. Sistem-sistem ini membentuk inti dari kemampuan kewaspadaan situasional dan pengintaian udara kapal.
Radar CENK 350-N
Radar CENK 350-N (Aselsan)
CENK 350-N ASELSAN—yang pada dasarnya merupakan turunan yang lebih ringan dan ringkas dari sistem ÇAFRAD yang ditujukan untuk kapal perusak pertahanan udara TF-2000 Angkatan Laut Turki di masa mendatang—mewakili generasi terbaru radar AESA angkatan laut bermuka tetap. Sistem ini dibangun di atas empat susunan aktif X-band yang bersama-sama memberikan cakupan 360 derajat yang mulus tanpa kendala antena yang berputar secara mekanis. Setiap panel memberikan cakupan azimuth dan elevasi yang luas, memungkinkan radar untuk mendeteksi, melacak, dan mengklasifikasikan sejumlah besar target udara dan permukaan dengan kecepatan refresh yang tinggi. Dengan jangkauan instrumen sekitar 250 km dan kemampuan untuk mendukung panduan jarak menengah untuk rudal pertahanan udara, CENK 350-N sangat cocok untuk fregat dan korvet modern yang membutuhkan kinerja penginderaan canggih dalam paket yang hemat ruang.
Keunggulan utama CENK 350-N adalah kemampuannya untuk mempertahankan kesadaran situasional tanpa gangguan di semua sektor, bahkan di perairan pesisir yang padat atau kondisi cuaca yang menantang. Arsitektur fixed-face-nya memungkinkannya untuk memantau target multi-domain yang kompleks—mulai dari pesawat terbang rendah dan rudal sea-skimming hingga kontak permukaan kecil—sambil menawarkan keandalan inheren dan mengurangi kebutuhan perawatan teknologi AESA. Kombinasi kapabilitas, fleksibilitas integrasi, dan cakupan menyeluruh yang konstan menjadikan CENK 350-N solusi yang menarik bagi angkatan laut yang ingin memodernisasi rangkaian manajemen tempur mereka, terutama pada platform yang harus mempertimbangkan secara cermat batasan ruang, berat, dan daya.
Selain itu, Aselsan akan memasok sistem tautan data dan IFF, sistem kendali tembakan AKREP-200 untuk rudal antikapal Atmaca, dan sonar FERSAH yang terpasang di lambung kapal untuk pengawasan bawah air. Perwakilan perusahaan mengonfirmasi bahwa tiga kontrak terkait sistem ini telah ditandatangani hingga saat ini. Pengiriman semua komponen direncanakan dalam jangka waktu 36 bulan.
Selain itu, perusahaan pertahanan Turki lainnya, HAVELSAN dan ROKETSAN, juga akan menyediakan sistem penting untuk fregat-fregat ini. Havelsan akan bertindak sebagai integrator sistem utama, dengan Sistem Manajemen Tempur (CMS) ADVENT yang akan dipasang pada fregat Merah Putih. ADVENT telah diadopsi secara lebih luas oleh Angkatan Laut Indonesia, yang bermaksud untuk meningkatkan lebih dari 40 kapal dengan sistem ini. Oleh karena itu, Indonesia diperkirakan akan memperluas kemampuan peperangan yang berpusat pada jaringan secara signifikan.
Pemasangan ADVENT pada fregat Merah Putih menandai tonggak sejarah bagi Havelsan, karena ini akan menjadi pertama kalinya sistem tersebut terintegrasi ke dalam lambung kapal rancangan Inggris.
Roketsan akan melengkapi fregat tersebut dengan sistem peluncur vertikal MIDLAS, yang akan menampung rudal antikapal ATMACA sebagai senjata serang permukaan utama platform tersebut. Fregat Merah Putih akan menjadi platform pertama yang meluncurkan rudal ATMACA dari MIDLAS, menjadikan Indonesia sebagai pelanggan peluncuran untuk kemampuan terintegrasi ini.
Pesanan Kemhan
NC212i NavTrain PTDI
PT Dirgantara Indonesia (PTDI) kembali menunjukkan progres nyata dalam pemenuhan kontrak 9 (sembilan) unit pesawat NC212i dengan Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI untuk end user TNI AU, melalui pelaksanaan ferry flight pesawat NC212i unit ke-7 dari Hanggar Delivery Center PTDI, Bandung menuju Lanud Abdulrachman Saleh, Malang.
Pesawat NC212i ini dikirimkan dengan konfigurasi Navigation Training (NavTrain) yang dirancang khusus untuk mendukung pelatihan awak udara, sekaligus memperkuat kontribusi PTDI dalam meningkatkan kesiapan operasional dan kemampuan pendidikan TNI AU.
Pesawat NC212i konfigurasi NavTrain ini dilengkapi dengan meja dan panel instrumen navigasi, kursi instruktur dan trainee, perangkat komunikasi dan serta sistem navigasi yang memungkinkan pelatihan prosedur penerbangan secara langsung di dalam pesawat.
Kehadiran fitur tersebut menjadikan NC212i NavTrain sebagai platform yang efektif bagi awak udara, khususnya calon navigator dan crew misi, sehingga mendukung peningkatan kompetensi sumber daya manusia TNI AU dalam menghadapi berbagai skenario operasi.
Direktur Produksi PTDI, Dena Hendriana bersama tim program NC212i meninjau langsung persiapan ferry flight pesawat NC212i yang kemudian akan dioperasikan oleh Skadron Udara 4.
Pesawat dengan tail number AX-2134 ini diterbangkan oleh Mayor Pnb Kurniawan S. sebagai Pilot In Command Ferry dan Kapten Pnb Wahyu Nur Syarifudin sebagai Copilot. Sebelumnya, pesawat ini telah melalui proses Indonesian Defence Airworthiness Authority (IDAA) Acceptance pada tanggal 3 Desember 2025, guna memastikan seluruh aspek kualitas dan kelaikan operasional memenuhi standar pertahanan yang berlaku.
Dengan pengiriman ini PTDI telah menuntaskan 7 (tujuh) unit dari total 9 (sembillan) unit NC212i yang disepakati dalam kontrak dengan Kemhan RI, sementara unit ke-8 (delapan) direncanakan akan dikirim pada kuartal pertama 2026.
Seperti unit sebelumnya, pesawat ini juga sudah dilengkapi dengan baling-baling buatan MT Propeller, Jerman, yakni MTV-27 yang telah disertifikasi oleh EASA.
Helikopter Bell 412 EP selesai harwat di Bandung (PTDI)
PT Dirgantara Indonesia (PTDI) melaksanakan ferry flight satu unit helikopter Bell 412 EP yang telah selesai menjalani program Pemeliharaan dan Perawatan (Harwat).
Unit yang diberangkatkan dari Apron Hanggar Helikopter PTDI Bandung menuju Pangkalan Udara Pondok Cabe ini merupakan bagian dari total empat unit helikopter Bell 412 series milik TNI AD yang dipercayakan Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI kepada PTDI untuk dilakukan perawatan berkala.
Selanjutnya, helikopter tersebut akan melanjutkan penerbangan menuju home base Skadron 12 Pusat Penerbangan Angkatan Darat (Puspenerbad) di Way Tuba, Lampung, untuk mendukung misi kemanusiaan dan penanggulangan bencana.
Pengoperasian ini merupakan tindak lanjut dari penugasan Menteri Pertahanan RI, Sjafrie Sjamsoeddin, selaras dengan arahan Presiden RI Prabowo Subianto terkait percepatan penanganan kesulitan masyarakat serta pemulihan infrastruktur terdampak di wilayah Aceh dan Sumatera Barat.
Selain helikopter Bell 412, operasi dukungan logistik bagi wilayah terdampak juga diperkuat dengan penggunaan helikopter H225M Caracal milik TNI AU yang dikerahkan untuk membawa berton-ton bantuan bagi korban banjir di Sumatera-Aceh, serta mempercepat distribusi bantuan ke daerah yang sulit dijangkau.
Pemanfaatan alutsista produksi PTDI tersebut menunjukkan bahwa produk pesawat dan helikopter PTDI tidak hanya mampu mendukung misi operasi militer, tetapi juga dapat memberikan kontribusi maksimal dalam misi penanganan darurat bencana.