Kerjasama dengan perusahaan Jerman
Ilustrasi kapal BHO 105 M pesanan Kemhan di bangun galangan kapal Palindo Marine, Batam (Istimewa) ★
Beredar penampakan ilustrasi desain kapal Bantu Hydro Oceanography (BHO) 105 M.
Minggu lalu, Badan Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan (Baranahan Kemhan) Republik Indonesia menggelar Steel Cutting Ceremony atau pemotongan plat baja pertama di Batam, pada Jumat (15/9/2023).
Kegiatan ini sebagai tanda dimulainya pembangunan kapal Bantu Hydro Oceanography (BHO) 105 M di PT Palindo Marine, Batam.
Dimulainya pembangunan kapal riset yang dilengkapi peralatan berteknologi tinggi ini untuk mendukung TNI AL dalam melaksanakan survei dan pemetaan bawah air.
Kapal ini kerjasama dengaan perusahaan Jerman, setelah Indonesia memesan 2 unit kapal perang jenis MCMV (Mine Counter-Measure Vessel) buru atau penyapu ranjau produksi Abeking and Rasmussen Shipyard, mendapatkan ToT (Transfer of Technology), sehingga desain dan bahan kapal menyerupai kapal MCMV produk Jerman tersebut.
KRI Pulau Fani-731, Kapal MCMV produksi Abeking and Rasmussen Shipyard, Jerman.(Istimewa) ★
Kapal riset TNI AL tersebut dibangun dengan panjang 105 meter, lebar 17,4 meter dan draft kapal 4,5 meter.
Dengan kapasitas 90 kru, kapal ini direncanakan dapat berlayar dengan kecepatan 16 knot dengan 2 propeller.
Sekretaris Baranahan Kemhan, Brigjen TNI Heru Sudarminto, menyebutkan dalam proses pembuatan kapal tersebut Kementerian Pertahanan juga melakukan kontrak dengan Abeking & Rasmussen, galangan kapal Jerman.
“Setelah kapal siap dibangun di Indonesia, tepatnya di PT. Palindo Marine, selanjutnya kapal akan dibawa ke Abeking & Rasmussen, galangan kapal Jerman dalam hal perlengkapan peralatan canggihnya,” kata Brigjen TNI Heru Sudarminto.
Kapal Bantu Hydro Oceanography (BHO) 105 M ini diklaim sebagai kapal yang sangat canggih, sehingga bisa mendeteksi dan melaksanakan pemetaan dasar laut.
Ilustrasi kapal BHO 105 M pesanan Kemhan di bangun galangan kapal Palindo Marine, Batam (Istimewa) ★
Beredar penampakan ilustrasi desain kapal Bantu Hydro Oceanography (BHO) 105 M.
Minggu lalu, Badan Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan (Baranahan Kemhan) Republik Indonesia menggelar Steel Cutting Ceremony atau pemotongan plat baja pertama di Batam, pada Jumat (15/9/2023).
Kegiatan ini sebagai tanda dimulainya pembangunan kapal Bantu Hydro Oceanography (BHO) 105 M di PT Palindo Marine, Batam.
Dimulainya pembangunan kapal riset yang dilengkapi peralatan berteknologi tinggi ini untuk mendukung TNI AL dalam melaksanakan survei dan pemetaan bawah air.
Kapal ini kerjasama dengaan perusahaan Jerman, setelah Indonesia memesan 2 unit kapal perang jenis MCMV (Mine Counter-Measure Vessel) buru atau penyapu ranjau produksi Abeking and Rasmussen Shipyard, mendapatkan ToT (Transfer of Technology), sehingga desain dan bahan kapal menyerupai kapal MCMV produk Jerman tersebut.
KRI Pulau Fani-731, Kapal MCMV produksi Abeking and Rasmussen Shipyard, Jerman.(Istimewa) ★
Kapal riset TNI AL tersebut dibangun dengan panjang 105 meter, lebar 17,4 meter dan draft kapal 4,5 meter.
Dengan kapasitas 90 kru, kapal ini direncanakan dapat berlayar dengan kecepatan 16 knot dengan 2 propeller.
Sekretaris Baranahan Kemhan, Brigjen TNI Heru Sudarminto, menyebutkan dalam proses pembuatan kapal tersebut Kementerian Pertahanan juga melakukan kontrak dengan Abeking & Rasmussen, galangan kapal Jerman.
“Setelah kapal siap dibangun di Indonesia, tepatnya di PT. Palindo Marine, selanjutnya kapal akan dibawa ke Abeking & Rasmussen, galangan kapal Jerman dalam hal perlengkapan peralatan canggihnya,” kata Brigjen TNI Heru Sudarminto.
Kapal Bantu Hydro Oceanography (BHO) 105 M ini diklaim sebagai kapal yang sangat canggih, sehingga bisa mendeteksi dan melaksanakan pemetaan dasar laut.
💂 Garuda Militer
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.