⚓️ Untuk TNI AL Kapal perang Jerman, Frigate Lubeck F214. [istimewa]
Ternyata diam-diam Kementerian Pertahanan RI dikabarkan sedang mengincar kapal perang milik Militer Jerman lho.
Hal itu terungkap dalam dokumen Interim Readiness Frigate atau IRF yang disusun Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL).
Dalam dokumen IRF yang didapatkan Janes dikutip VIVA Militer, Selasa 5 Agustus 2020, berdasarkan surat rekomendasi dari Kemenhan RI disebutkan Indonesia berminat membeli kapal perang militer Jerman.
Yang cukup mengejutkan, kapal perang yang diinginkan itu bukan barang baru tapi kapal bekas yang sudah dipakai militer Jerman sejak tahun 1980-an. Kapal yang diincar itu kelas Bremen tipe 122.
Di dokumen disebutkan pengadaan diutamakan selesai antara tahun 2020 hingga 2024. Maksudnya agar TNI AL dapat memenuhi persyaratan keamanan nasional seperti tertuang dalam fase ketiga cetak biru moderasi militer Angkatan Esensial Minimum (MEFF).
Jumlah kapal perang bekas yang diincar Letnan Jenderal TNI (purn) Prabowo Subianto itu memang tak banyak, cuma satu unit saja. Dan memang saat ini untuk kapal perang kelas Bremen 122 cuma tersisa satu kapal saja yang masih aktif, yakni Frigate Lübeck F 214.
Jerman membuat kapal perang kelas Bremen 122 ini sebanyak 8 unit, 7 kapal sudah resmi pensiun yakni Bremen F 207, Niedersachsen F 208, Rheinland-Pfalz F 209, Emden F 210, Koln F 211, Karlsruhe F 212 dan Augsburg F 213.
Dan Frigate Lubeck F 214 juga telah direncanakan militer Jerman untuk dipensiunkan bersama 7 rekannya, dijadwalkan tahun 2021 kapal ini resmi pensiun.
Memang sih walau sudah usang tapi kapal ini pernah menjadi andalan angkatan laut Jerman. Kapal ini memiliki daya jelajah lumayan jauh mampu berlayar 7.400 kilometer pada kecepatan 33 kilometer perjam.
Meski sudah ada dokumen IRF ini, belum diketahui kapan kapal akan benar-benar memperkuat armada laut Indonesia.
Tidak hanya dalam masa pemerintahan Soeharto saja ketika Indonesia banyak membeli kapal perang Jerman Timur. Kini Menteri Pertahanan yang diduduki oleh mantan menantunya itu kini menunjukkan ketertarikkannya pada kapal perang Jerman.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun VIVA Militer dari berbagai sumber Rabu 5 Agustus 2020, Prabowo Subianto tengah mengincar kapal perang milik Jerman, Lubeck F214.
Kapal berjenis Frigate yang ditaksir Prabowo itu dilengkapi dengan lima jenis radar yang berbeda yaitu radar pencarian udara EADS TRS-3D (tiga dimensi), radar pencarian gabungan (permukaan dan darat) WM 25 dan radar kendali I / J band.
Kemudian Lubeck F214 juga dilengkapi dengan radar kontrol Thales Nederland STIR 180, radar navigasi Kelvin Hughes Nucleus 5000, dan sonar STN Atlas DSQS-23BZ yang terpasang di lambung kapal.
Kapal kelas Bremen ini memiliki daya jelajah yang mencapai 7.400 kilometer dengan kecepatan maksimal 33 kilometer per jam. Selain itu Lubeck F214 juga mampu mengangkut 200 prajurit yang dilengkapi dengan persenjataan satu OTO-Melara kaliber 76 mm dan dua MLG27 autocanon kaliber 27 mm.
Kapal yang diluncurkan pada 15 October 1987 silam tidak lupa untuk dilengkapi senjata perang anti pesawat sebagai perlindungan diri dengan kemampuan menembakkan rudal Sea Sparrow sebanyak 16 kali.
Kemudian sebagai kapal perang tentunya Lubeck F214 juga harus memiliki rudal anti kapal perang. Untuk itu Lubeck F214 dipersenjatai dengan 8 rudal anti kapal Harpoon.
Sementara itu untuk senjata anti kapal selam, kapal besutan Nordseewerke, Emden memiliki 4 peluncur torpedo Mark 32 324-mm, dan 8 torpedo DM4A1 atau Mark 46.
Memiliki panjang lebih dari 130 meter, Lubeck F214 mampu mengangkut 2 helikopter Sea Lynx Mk.88A dengan beratnya yang mencapai 4,8 ton.
Jika dilihat dari spesifikasi yang dimiliki Lubeck F214 di atas, pantas saja jika mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Danjen Kopassus) itu sangat tertarik dengan kapal bekas militer Jerman.
Pernah Perang di Yugoslavia
Menteri Pertahanan Letnan Jenderal Prabowo Subianto kembali menjadi topik perbincangan karena keinginannya untuk membeli kapal perang bekas militer Jerman. Padahal Lubeck F214 rencananya ingin dipensiunkan bersama dengan 7 rekannya pada 2021 mendatang.
Dilansir VIVA Militer dari berbagai sumber Rabu 5 Agustus 2020, namun kapal yang sudah beroperasi sejak 1980an itu ternyata sudah melanglang buana di perairan internasional.
Sebut saja pada tahun 1994, 1995 dan 1996 Lubeck F214 aktif di Laut Adriatik sebagai bagian dari Operation Sharp Guard NATO, blokade maritim bekas Yugoslavia selama Perang Yugoslavia.
Kemudian pada 2003-2004 dan 2005-2006, Lubeck F214 pernah dikerahkan untuk mendukung Operation Enduring Freedom, sebuah misi anti-terorisme. Masih di tahun 2005, kapal buatan Nordseewerke, Emden ini pernah mengawal kapal pesiar MS Deutschland yang melewati Teluk Aden sebagai bagian dari operasi anti pembajakan.
Lalu pada Juli 2007, kapal dengan nomor lambung 214 itu bergabung dengan komponen maritim pasukan sementara PBB di Lebanon. Hanya satu bulan berselang, tepatnya pada 21 Agustus kapal AL Jerman menjadi bagian dari Standing NATO Maritime Group 1.
Bergabungnya Lubeck F214 dengan Standing NATO Maritime Group 1 membuatnya melakukan latihan rutin di Laut Hitam dan memberikan kehadiran NATO di lepas pantai Georgia selama perang Rusia-Georgia yang ditemani frigate USS Taylor, Spanish Blas de Lezo dan ORP Polandia Genera? Kazimierz Pu?aski.
Pada tahun 2007, Lubeck sempat mengalami sedikit kerusakan saat mengunjungi HMNB Devonport untuk latihan. Kerusakan yang dialami Lubeck adalah karena kesalahannya sendiri.
Dua tahun berselang, Lubeck berpartisipasi dalam latihan UNITAS. Pada saat itu Lubeck menembakkan dua rudal anti pesawatnya, Sea Sparrow RIM-7 ke kapal target yang saat itu adalah kapal perusak USS Conolly yang sudah dinonaktifkan.
Kapal yang memiliki panjang lebih dari 130 meter ini pernah mendukung Operation Unified Protector NATO selama perang sipil di Libya sebelum dikerahkan di bawah komando NATO untuk Operation Active Endeavour pada 2011.
Lalu pada 18 November 2011, kapal ini pernah ditempatkan dalam Operation Atlanta yaitu misi anti pembajakan Uni Eropa di lepas Tanduk Afrika.
Kapal yang dilengkapi dengan 8 rudal anti kapal Harpoon ini pernah terjun langsung dalam kasus pembajakan kapal India dan menyandera awak kapalnya yang berjumlah 12 orang sekitar tahun 2011 silam.
Kemudian helikopter Sea Lynx Mk.88A yang diangkut oleh Lubeck menembaki dan menghancurkan perahu si bajak laut yang berada di atas kapal Dhow, kapal India yang dirompak. Pada akhirnya para perompak kalah dan ditangkap dengan MV Enrico Levoli, sementara 15 orang awak berhasil diselamatkan Lubeck.
Setelah berhasil menyelamatkan 15 awak kapal India yang disandera, Lubeck melanjutkan latihan dengan Angkatan Laut Afrika di akhir tahun 2011.
Ternyata diam-diam Kementerian Pertahanan RI dikabarkan sedang mengincar kapal perang milik Militer Jerman lho.
Hal itu terungkap dalam dokumen Interim Readiness Frigate atau IRF yang disusun Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL).
Dalam dokumen IRF yang didapatkan Janes dikutip VIVA Militer, Selasa 5 Agustus 2020, berdasarkan surat rekomendasi dari Kemenhan RI disebutkan Indonesia berminat membeli kapal perang militer Jerman.
Yang cukup mengejutkan, kapal perang yang diinginkan itu bukan barang baru tapi kapal bekas yang sudah dipakai militer Jerman sejak tahun 1980-an. Kapal yang diincar itu kelas Bremen tipe 122.
Di dokumen disebutkan pengadaan diutamakan selesai antara tahun 2020 hingga 2024. Maksudnya agar TNI AL dapat memenuhi persyaratan keamanan nasional seperti tertuang dalam fase ketiga cetak biru moderasi militer Angkatan Esensial Minimum (MEFF).
Jumlah kapal perang bekas yang diincar Letnan Jenderal TNI (purn) Prabowo Subianto itu memang tak banyak, cuma satu unit saja. Dan memang saat ini untuk kapal perang kelas Bremen 122 cuma tersisa satu kapal saja yang masih aktif, yakni Frigate Lübeck F 214.
Jerman membuat kapal perang kelas Bremen 122 ini sebanyak 8 unit, 7 kapal sudah resmi pensiun yakni Bremen F 207, Niedersachsen F 208, Rheinland-Pfalz F 209, Emden F 210, Koln F 211, Karlsruhe F 212 dan Augsburg F 213.
Dan Frigate Lubeck F 214 juga telah direncanakan militer Jerman untuk dipensiunkan bersama 7 rekannya, dijadwalkan tahun 2021 kapal ini resmi pensiun.
Memang sih walau sudah usang tapi kapal ini pernah menjadi andalan angkatan laut Jerman. Kapal ini memiliki daya jelajah lumayan jauh mampu berlayar 7.400 kilometer pada kecepatan 33 kilometer perjam.
Meski sudah ada dokumen IRF ini, belum diketahui kapan kapal akan benar-benar memperkuat armada laut Indonesia.
Tidak hanya dalam masa pemerintahan Soeharto saja ketika Indonesia banyak membeli kapal perang Jerman Timur. Kini Menteri Pertahanan yang diduduki oleh mantan menantunya itu kini menunjukkan ketertarikkannya pada kapal perang Jerman.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun VIVA Militer dari berbagai sumber Rabu 5 Agustus 2020, Prabowo Subianto tengah mengincar kapal perang milik Jerman, Lubeck F214.
Kapal berjenis Frigate yang ditaksir Prabowo itu dilengkapi dengan lima jenis radar yang berbeda yaitu radar pencarian udara EADS TRS-3D (tiga dimensi), radar pencarian gabungan (permukaan dan darat) WM 25 dan radar kendali I / J band.
Kemudian Lubeck F214 juga dilengkapi dengan radar kontrol Thales Nederland STIR 180, radar navigasi Kelvin Hughes Nucleus 5000, dan sonar STN Atlas DSQS-23BZ yang terpasang di lambung kapal.
Kapal kelas Bremen ini memiliki daya jelajah yang mencapai 7.400 kilometer dengan kecepatan maksimal 33 kilometer per jam. Selain itu Lubeck F214 juga mampu mengangkut 200 prajurit yang dilengkapi dengan persenjataan satu OTO-Melara kaliber 76 mm dan dua MLG27 autocanon kaliber 27 mm.
Kapal yang diluncurkan pada 15 October 1987 silam tidak lupa untuk dilengkapi senjata perang anti pesawat sebagai perlindungan diri dengan kemampuan menembakkan rudal Sea Sparrow sebanyak 16 kali.
Kemudian sebagai kapal perang tentunya Lubeck F214 juga harus memiliki rudal anti kapal perang. Untuk itu Lubeck F214 dipersenjatai dengan 8 rudal anti kapal Harpoon.
Sementara itu untuk senjata anti kapal selam, kapal besutan Nordseewerke, Emden memiliki 4 peluncur torpedo Mark 32 324-mm, dan 8 torpedo DM4A1 atau Mark 46.
Memiliki panjang lebih dari 130 meter, Lubeck F214 mampu mengangkut 2 helikopter Sea Lynx Mk.88A dengan beratnya yang mencapai 4,8 ton.
Jika dilihat dari spesifikasi yang dimiliki Lubeck F214 di atas, pantas saja jika mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Danjen Kopassus) itu sangat tertarik dengan kapal bekas militer Jerman.
Pernah Perang di Yugoslavia
Menteri Pertahanan Letnan Jenderal Prabowo Subianto kembali menjadi topik perbincangan karena keinginannya untuk membeli kapal perang bekas militer Jerman. Padahal Lubeck F214 rencananya ingin dipensiunkan bersama dengan 7 rekannya pada 2021 mendatang.
Dilansir VIVA Militer dari berbagai sumber Rabu 5 Agustus 2020, namun kapal yang sudah beroperasi sejak 1980an itu ternyata sudah melanglang buana di perairan internasional.
Sebut saja pada tahun 1994, 1995 dan 1996 Lubeck F214 aktif di Laut Adriatik sebagai bagian dari Operation Sharp Guard NATO, blokade maritim bekas Yugoslavia selama Perang Yugoslavia.
Kemudian pada 2003-2004 dan 2005-2006, Lubeck F214 pernah dikerahkan untuk mendukung Operation Enduring Freedom, sebuah misi anti-terorisme. Masih di tahun 2005, kapal buatan Nordseewerke, Emden ini pernah mengawal kapal pesiar MS Deutschland yang melewati Teluk Aden sebagai bagian dari operasi anti pembajakan.
Lalu pada Juli 2007, kapal dengan nomor lambung 214 itu bergabung dengan komponen maritim pasukan sementara PBB di Lebanon. Hanya satu bulan berselang, tepatnya pada 21 Agustus kapal AL Jerman menjadi bagian dari Standing NATO Maritime Group 1.
Bergabungnya Lubeck F214 dengan Standing NATO Maritime Group 1 membuatnya melakukan latihan rutin di Laut Hitam dan memberikan kehadiran NATO di lepas pantai Georgia selama perang Rusia-Georgia yang ditemani frigate USS Taylor, Spanish Blas de Lezo dan ORP Polandia Genera? Kazimierz Pu?aski.
Pada tahun 2007, Lubeck sempat mengalami sedikit kerusakan saat mengunjungi HMNB Devonport untuk latihan. Kerusakan yang dialami Lubeck adalah karena kesalahannya sendiri.
Dua tahun berselang, Lubeck berpartisipasi dalam latihan UNITAS. Pada saat itu Lubeck menembakkan dua rudal anti pesawatnya, Sea Sparrow RIM-7 ke kapal target yang saat itu adalah kapal perusak USS Conolly yang sudah dinonaktifkan.
Kapal yang memiliki panjang lebih dari 130 meter ini pernah mendukung Operation Unified Protector NATO selama perang sipil di Libya sebelum dikerahkan di bawah komando NATO untuk Operation Active Endeavour pada 2011.
Lalu pada 18 November 2011, kapal ini pernah ditempatkan dalam Operation Atlanta yaitu misi anti pembajakan Uni Eropa di lepas Tanduk Afrika.
Kapal yang dilengkapi dengan 8 rudal anti kapal Harpoon ini pernah terjun langsung dalam kasus pembajakan kapal India dan menyandera awak kapalnya yang berjumlah 12 orang sekitar tahun 2011 silam.
Kemudian helikopter Sea Lynx Mk.88A yang diangkut oleh Lubeck menembaki dan menghancurkan perahu si bajak laut yang berada di atas kapal Dhow, kapal India yang dirompak. Pada akhirnya para perompak kalah dan ditangkap dengan MV Enrico Levoli, sementara 15 orang awak berhasil diselamatkan Lubeck.
Setelah berhasil menyelamatkan 15 awak kapal India yang disandera, Lubeck melanjutkan latihan dengan Angkatan Laut Afrika di akhir tahun 2011.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.