Meski Kedua Negara Tegang Drone Bayraktar TB2 di Bandara Gecitkale pada 16 December 2019. [Foto/Memo/AFP]
Perusahaan drone swasta asal Turki mendapat kontrak untuk menjual 50 drone taktis mini pada Kementerian Pertahanan (Kemhan) Yunani.
Kontrak itu tetap berjalan meski terjadi ketegangan antara kedua negara dalam masalah sumber daya energi di Mediterania Timur dan perbatasan maritim Turki.
Menurut pengumuman Assuva Savunma Sanayi Company pekan ini, dua drone buatannya yakni Proton Elic RB-128 telah dikirim ke Yunani dan lolos tes persyaratan penerimaan.
Ini menjadi kesepakatan ekspor pertama bagi perusahaan itu ke negara anggota Uni Eropa (UE) dan NATO. Drone yang sama telah dijual ke berbagai negara lain, termasuk China dan Sri Lanka serta pada pasukan bersenjata Turki.
“Drone taktis dapat digunakan untuk operasi search and rescue (SAR) dan memiliki kamera thermal yang dapat menangkap gambar dari jarak 1 km dan hingga 50 meter di bawah tanah,” ungkap laporan Memo dari pengumuman perusahaan.
Drone itu juga mampu mendeteksi bunker bawah tanah, bahan peledak, ranjau darat dan bahkan materi bahan kimia.
Industri senjata dalam negeri Turki mengalami peningkatan pesat dalam beberapa tahun terakhir. Berbagai drone buatan anak negeri telah digunakan pasukan bersenajta Turki untuk memberi dukungan udara tak ternilai dalam berbagai operasi militer di Suriah utara dan Libya untuk mendukung pemerintahan yang diakui internasional.
Efektivitas operasional drone-drone itu telah dipuji Kementerian Pertahanan Inggris awal bulan ini yang disebut sebagai “perubah permainan”. (sya)
Perusahaan drone swasta asal Turki mendapat kontrak untuk menjual 50 drone taktis mini pada Kementerian Pertahanan (Kemhan) Yunani.
Kontrak itu tetap berjalan meski terjadi ketegangan antara kedua negara dalam masalah sumber daya energi di Mediterania Timur dan perbatasan maritim Turki.
Menurut pengumuman Assuva Savunma Sanayi Company pekan ini, dua drone buatannya yakni Proton Elic RB-128 telah dikirim ke Yunani dan lolos tes persyaratan penerimaan.
Ini menjadi kesepakatan ekspor pertama bagi perusahaan itu ke negara anggota Uni Eropa (UE) dan NATO. Drone yang sama telah dijual ke berbagai negara lain, termasuk China dan Sri Lanka serta pada pasukan bersenjata Turki.
“Drone taktis dapat digunakan untuk operasi search and rescue (SAR) dan memiliki kamera thermal yang dapat menangkap gambar dari jarak 1 km dan hingga 50 meter di bawah tanah,” ungkap laporan Memo dari pengumuman perusahaan.
Drone itu juga mampu mendeteksi bunker bawah tanah, bahan peledak, ranjau darat dan bahkan materi bahan kimia.
Industri senjata dalam negeri Turki mengalami peningkatan pesat dalam beberapa tahun terakhir. Berbagai drone buatan anak negeri telah digunakan pasukan bersenajta Turki untuk memberi dukungan udara tak ternilai dalam berbagai operasi militer di Suriah utara dan Libya untuk mendukung pemerintahan yang diakui internasional.
Efektivitas operasional drone-drone itu telah dipuji Kementerian Pertahanan Inggris awal bulan ini yang disebut sebagai “perubah permainan”. (sya)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.