✈ Dekati 300 Jam Terbang ✈ N219 [PTDI]
Menyusul minat pasar yang terus menunjukan tren positif, Chief Engineer N-219 PT DI, Palmana Banandhi menegaskan kesiapan jajarannya untuk memenuhi target penyelesaian type certificate pesawat penumpang berkapasitas 19 penumpang itu, sebelum diproduksi massal, yang dijadwalkan rampung pada akhir 2020.
Menurut dia, optimisme itu merujuk pada proses pengujian yang dilakukan terhadap dua purwarupa pesawat yang dinamai Nurtanio tersebut. "Alhamdulillah, (sejauh ini) data-data dari instrumentasi pesawat bagus dan realiable (andal)," tandasnya saat dihubungi, Senin (24/8).
Dijelaskan, untuk purwarupa pertama (PD1) dengan registrasi PK-XDT yang mulai terbang perdana pada Agustus 2017 sudah mengantongi 222 jam terbang yang merupakan hasil dari 196 kali mengudara. Pesawat ini digunakan untuk menguji stability, control, performance pesawat, dan struktur pesawat.
Sedangkan prototype kedua (PD2) dengan registrasi PK-XDP sudah mengantongi 168 jam terbang setelah mengudara 130 kali. Pesawat yang terbang perdana pada Desember 2018 itu, lebih banyak digunakan untuk pengujian sistem-sistem yang berada di pesawat.
✈ Pesawat N-219 Nurtanio prototipe kedua [Roby Aeros]
Untuk mendapatkan sertifikasi, kedua pesawat tipe rute perintis tersebut harus memenuhi sekitar 300 jam terbang. Proses tersebut dilakukan secara bervariasi sebelum mengakhiri rangkaian panjang itu pada Desember mendatang sebelum kemudian bisa diproduksi untuk memenuhi keinginan peminat.
Untuk pesawat N-219 pertama, jelas putra Tegal itu, masih membutuhkan sekitar 25 kali terbang lagi. Sedangkan pesawat kedua masih terdapat jadwal sekitar 18 kali terbang lagi. Untuk jam terbangnya jelas Palmana, cukup bervariasi karena masing-masing misi terbang itu bisa memakan waktu antara 1,5 sampai 3 jam,.
"Jumlah jam itu tergantung misi. Makanya, kalau kami hitungnya adalah berapa kali terbang lagi karena disesuaikan dengah jumlah mission test-nya. Untuk dua pesawat ini ya. Insya Allah sertifikasi N-219 akan diselesaikan pada akhir tahun 2020," kata Palmana Banandhi.
Menyusul minat pasar yang terus menunjukan tren positif, Chief Engineer N-219 PT DI, Palmana Banandhi menegaskan kesiapan jajarannya untuk memenuhi target penyelesaian type certificate pesawat penumpang berkapasitas 19 penumpang itu, sebelum diproduksi massal, yang dijadwalkan rampung pada akhir 2020.
Menurut dia, optimisme itu merujuk pada proses pengujian yang dilakukan terhadap dua purwarupa pesawat yang dinamai Nurtanio tersebut. "Alhamdulillah, (sejauh ini) data-data dari instrumentasi pesawat bagus dan realiable (andal)," tandasnya saat dihubungi, Senin (24/8).
Dijelaskan, untuk purwarupa pertama (PD1) dengan registrasi PK-XDT yang mulai terbang perdana pada Agustus 2017 sudah mengantongi 222 jam terbang yang merupakan hasil dari 196 kali mengudara. Pesawat ini digunakan untuk menguji stability, control, performance pesawat, dan struktur pesawat.
Sedangkan prototype kedua (PD2) dengan registrasi PK-XDP sudah mengantongi 168 jam terbang setelah mengudara 130 kali. Pesawat yang terbang perdana pada Desember 2018 itu, lebih banyak digunakan untuk pengujian sistem-sistem yang berada di pesawat.
✈ Pesawat N-219 Nurtanio prototipe kedua [Roby Aeros]
Untuk mendapatkan sertifikasi, kedua pesawat tipe rute perintis tersebut harus memenuhi sekitar 300 jam terbang. Proses tersebut dilakukan secara bervariasi sebelum mengakhiri rangkaian panjang itu pada Desember mendatang sebelum kemudian bisa diproduksi untuk memenuhi keinginan peminat.
Untuk pesawat N-219 pertama, jelas putra Tegal itu, masih membutuhkan sekitar 25 kali terbang lagi. Sedangkan pesawat kedua masih terdapat jadwal sekitar 18 kali terbang lagi. Untuk jam terbangnya jelas Palmana, cukup bervariasi karena masing-masing misi terbang itu bisa memakan waktu antara 1,5 sampai 3 jam,.
"Jumlah jam itu tergantung misi. Makanya, kalau kami hitungnya adalah berapa kali terbang lagi karena disesuaikan dengah jumlah mission test-nya. Untuk dua pesawat ini ya. Insya Allah sertifikasi N-219 akan diselesaikan pada akhir tahun 2020," kata Palmana Banandhi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.