Ungkap Luhut Ujicoba KRI Alugoro 405 [submarine.id] ★
Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan sempat mengungkapkan pembangunan kapal selam di dalam negeri Kapal Selam Alugoro kelas 209 sempat mengalami kendala. Saat awal-awal pembangunan proyek ini ada opsi untuk membatalkan proyek ini alias 'disuntik mati'.
"Dalam perjalanan waktu, program tersebut tidak semulus seperti diharapkan. Banyak kendala menimpa, sebagian besar justru terjadi di pihak kita, sampai-sampai muncul opsi untuk membatalkan pembuatan kapal selam tersebut dan diganti kapal jenis lain. Ada juga dorongan kuat untuk membeli kapal selam yang sudah jadi dari negara lain, Rusia diantaranya," kata Luhut seperti dikutip dari akun media sosialnya, Jumat (28/8).
Saat itu, Luhut masih menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan (KSP), ia mengungkapkan bahwa Direksi PT PAL sempat datang kepadanya dan menuturkan berbagai kesulitan dalam dalam pembuatan kapal selam di Indonesia. Namun, ketika tahu bahwa ujung dari kerjasama tersebut adalah melatih kemampuan bangsa untuk membuat kapal selam sendiri, maka Luhut total mendukung rencana mereka.
"Saya waktu itu percaya bahwa esok Indonesia mempunyai alutsista yang canggih tetapi buatan dalam negeri. Karya asli anak bangsa dan bukan hanya impor melulu." sebutnya.
Program pembuatan kapal selam PT PAL [PAL] ★
Meski diklaim sebagai buatan anak bangsa, nyatanya pengembangan kapal selam ini dibuat berdasarkan kerjasama dengan sejumlah negara. Ada juga ikut campus Thyssenkrupp Marine Systems, Jerman.
Selain itu, dijalin kesepakatan kontrak dengan Korea Selatan, dijanjikan bahwa satu kapal selam dibangun sepenuhnya di Korea Selatan. Kapal selam kedua separuh bagian dibangun oleh para teknisi PT PAL di Korea Selatan, dan kapal selam ketiga sepenuhnya dibangun oleh pakar-pakar dari Indonesia di Surabaya.
Sembari memantau progresnya, Luhut menyebut ketika melakukan kunjungan ke Surabaya, Ia selalu sempatkan mampir ke PT PAL pada awal 2020. Dalam kunjungannya itu, Direktur Utama PT Pal Budiman Saleh membanggakan produksi anak buahnya. Di antaranya dalam klaim las-lasan zero-defect, alias tanpa cacat sedikit pun dalam proses pengelasan kapal selama yang merupakan bagian tersulit pembangunan kapal selam.
"Saya turut bangga karena di tempat asalnya, las-lasan demikian terkadang banyak yang harus diulang karena ada kesalahan atau kurang rata," paparnya.
Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan sempat mengungkapkan pembangunan kapal selam di dalam negeri Kapal Selam Alugoro kelas 209 sempat mengalami kendala. Saat awal-awal pembangunan proyek ini ada opsi untuk membatalkan proyek ini alias 'disuntik mati'.
"Dalam perjalanan waktu, program tersebut tidak semulus seperti diharapkan. Banyak kendala menimpa, sebagian besar justru terjadi di pihak kita, sampai-sampai muncul opsi untuk membatalkan pembuatan kapal selam tersebut dan diganti kapal jenis lain. Ada juga dorongan kuat untuk membeli kapal selam yang sudah jadi dari negara lain, Rusia diantaranya," kata Luhut seperti dikutip dari akun media sosialnya, Jumat (28/8).
Saat itu, Luhut masih menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan (KSP), ia mengungkapkan bahwa Direksi PT PAL sempat datang kepadanya dan menuturkan berbagai kesulitan dalam dalam pembuatan kapal selam di Indonesia. Namun, ketika tahu bahwa ujung dari kerjasama tersebut adalah melatih kemampuan bangsa untuk membuat kapal selam sendiri, maka Luhut total mendukung rencana mereka.
"Saya waktu itu percaya bahwa esok Indonesia mempunyai alutsista yang canggih tetapi buatan dalam negeri. Karya asli anak bangsa dan bukan hanya impor melulu." sebutnya.
Program pembuatan kapal selam PT PAL [PAL] ★
Meski diklaim sebagai buatan anak bangsa, nyatanya pengembangan kapal selam ini dibuat berdasarkan kerjasama dengan sejumlah negara. Ada juga ikut campus Thyssenkrupp Marine Systems, Jerman.
Selain itu, dijalin kesepakatan kontrak dengan Korea Selatan, dijanjikan bahwa satu kapal selam dibangun sepenuhnya di Korea Selatan. Kapal selam kedua separuh bagian dibangun oleh para teknisi PT PAL di Korea Selatan, dan kapal selam ketiga sepenuhnya dibangun oleh pakar-pakar dari Indonesia di Surabaya.
Sembari memantau progresnya, Luhut menyebut ketika melakukan kunjungan ke Surabaya, Ia selalu sempatkan mampir ke PT PAL pada awal 2020. Dalam kunjungannya itu, Direktur Utama PT Pal Budiman Saleh membanggakan produksi anak buahnya. Di antaranya dalam klaim las-lasan zero-defect, alias tanpa cacat sedikit pun dalam proses pengelasan kapal selama yang merupakan bagian tersulit pembangunan kapal selam.
"Saya turut bangga karena di tempat asalnya, las-lasan demikian terkadang banyak yang harus diulang karena ada kesalahan atau kurang rata," paparnya.
♞ CNBC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.