Jumat, 18 Oktober 2024

PT PAL Secara Resmi Umumkan Pembangunan LPD 163M Al Maryah

(PAL Indonesia)

Peristiwanya telah berlangsung pada bulan Februari lalu, namun baru saat ini PT PAL Indonesia atas restu dari Angkatan Laut Uni Emirat Arab (UEA) mengumumkan upacara seremonial proyek Landing Platform Dock (LPD) 163M Al Maryah. Dalam siaran pers (17/10), Indonesia dan Uni Emirat Arab (UEA) memperkuat hubungan bilateral melalui serangkaian kerja sama strategis. Salah satunya ditandai dengan Upacara Pemotongan Baja Pertama LPD Al Maryah pada 28 Februari 2024 di bengkel PT PAL Indonesia.

Dipimpin langsung oleh Brigadir Staf Abdullah Faraj Al Mehairbi, Wakil Panglima Angkatan Laut UEA, dan CEO PT PAL Indonesia Kaharuddin Djenod. Acara ini menandai berlanjutnya kerja sama internasional dalam pengembangan kapal jenis LPD.

Ini menjadi proyek pengadaan alutsista terbesar Indonesia untuk Angkatan Laut UEA. Direktur Utama PT PAL Indonesia, menyambut baik kehadiran tamu istimewa yang hadir dalam acara tersebut dan menyampaikan bahwa, “Kerja sama kedua negara merupakan cerminan bagaimana kedua negara saling berkontribusi dalam menjaga keamanan kawasan Internasional dalam menghadapi ketegangan geopolitik agar menjadi kokoh, stabil, dan saling mendukung.” Selain itu, ia memastikan bahwa “PT PAL berkomitmen untuk menjaga kepercayaan, kualitas, dan memberikan hasil terbaik dalam pembangunan Landing Platform Dock milik UEA”.

Wakil Panglima Angaktan Laut UEA – Brigadir Staf Abdullah Faraj Al Mehairbi menyebutkan dimulainya proyek ini untuk mengawali hubungan baik antara Indonesia dan UEA. Ia menyatakan, “Visi kerja sama ini akan menjadi peluang untuk membuka pintu antara kedua negara, dan bahwa Angkatan Laut UEA dan Angkatan Laut Indonesia juga akan menemukan peluang untuk berkolaborasi dan berlatih, demi keamanan lingkungan maritim dan komersial”.

Setelah berhasil menyelesaikan Upacara Pemotongan Baja Pertama, PT PAL Indonesia memasuki tonggak sejarah baru yaitu Upacara Peletakan Lunas pada tanggal 24 April 2024.

Hanya butuh waktu 2 bulan bagi PT PAL Indonesia dan Angkatan UEA menorehkan prestasi berupa peletakan lunas kapal. Upacara ditandai dengan meletakkan koin di lunas kapal oleh COO PT PAL Indonesia dan Delegasi Angkatan Laut UEA. Sebagaimana yang disebutkan, kapal ini memiliki persyaratan operasional Angkatan Laut UEA, dan akan memberikan nilai tambah pada kemampuannya. Kapal ini memiliki fungsi multiperan, selain fungsi militer, juga fungsi non militer.

Merujuk berita pada pameran pertahanan International Defense Exhibition & Conference (IDEX) 2023 (20 – 24 Februari), Kementerian Pertahanan Uni Emirat Arab (UEA) mengumumkan telah memberikan kontrak senilai AED 1,5 miliar (US$ 408,32 juta) kepada galangan kapal PT PAL Indonesia untuk memasok “multimission vessel.”

Kapal Multimission Vessel yang dimaksud dibangun dari jenis LPD sepanjang 163 meter. Rencananya, konstruksi kapal akan dimulai di Indonesia pada tahun 2024 dan akan diserahkan ke Angkatan Laut UEA lima hingga enam tahun kemudian.

PT PAL Indonesia telah menawarkan desain LPD kepada Kementerian Pertahanan UEA sejak 2020 sebagai tanggapan atas Permintaan Informasi (RFI) yang dirilis ke beberapa pembuat kapal internasional. Desain LPD dari PT PAL yang dipilih UEA merupakan varian 163 meter, yang artinya jauh lebih panjang dari versi yang dipesan oleh Angkatan Laut Filipina (123 meter).

Meski baru rekaan, rancangan LPD untuk UEA dipersenjatai dengan meriam 76 mm, stasiun senjata kendali jarak jauh (RCWS) dengan kanon 20 mm atau 30 mm, sistem senjata anti pesawat jarak dekat, dan lainnya. LPD 163 berbobot perpindahan sekitar 12.500 ton, lebar 24 meter, draft 6 meter. Kapal ini memiliki kecepatan jelajah 15 knots dan kecepatan maksimum hingga 18 knots. (Gilang Perdana)

 ⚓️ 
Indomiliter  

Kamis, 17 Oktober 2024

Rolls-Royce Tertarik Berinvestasi di Bidang Pertahanan

  Presiden Rolls-Royce Asia Timur & Pasifik dan Korea Selatan, Bicky Bhangu di Jakarta, Selasa (15/10/2024). (Elsa catriana/Kompas.com) ✈️

Rolls-Royce, salah satu perusahaan multinasional asal Inggris yang memproduksi mesin untuk pesawat, menyatakan antusiasnya untuk kembali bekerja sama dan berinvestasi dengan pemerintahan baru yang dipimpin oleh Prabowo-Gibran.

Salah satu kerja sama yang akan disasar adalah pengembangan industri pertahanan di Indonesia.

Kami sangat optimis dengan pemerintahan baru ini dan sinyal-sinyal yang menunjukkan bahwa ada potensi kolaborasi lebih lanjut, khususnya dalam bidang pertahanan. Kami juga sangat tertarik untuk menjajaki kemitraan baru dan peluang investasi di Indonesia,” ujar Presiden Rolls-Royce Asia Timur & Pasifik dan Korea Selatan, Bicky Bhangu di Jakarta, Selasa (15/10/2024).

Di bidang pertahanan, Bhangu bilang, pihaknya bukan hanya menjadi pemasok mesin terbesar untuk angkatan bersenjata Indonesia. Namun pihaknya juga telah ambil andil dalam menyediakan mesin-mesin pesawat seperti pesawat angkut C-130 yang ditenagai oleh mesin turboprop T56, pesawat latih jet Hawa dan pesawat tempur ringan yang ditenagai oleh mesin Adour.

Tak hanya itu, beberapa ratus turbin gas Rolls-Royce juga menggerakkan armada helikopter milik militer, kepolisian, dan badan-badan pemerintahan Indonesia.

Sebagai bagian dari program upgrade Hawk Kementerian Pertahanan, kami juga bekerjasama dengan Kementerian Pertahanan dan mitra lokal info global untuk memperbaiki dan merombak mesin dan modul Adour MK 871,” katanya.

Bhangu mengatakan, dengan agenda pemerintah baru yang dipimpin oleh Prabowo Subianto, Rolls-Royce optimistis dapat memperkuat kehadirannya di Indonesia, tidak hanya di sektor penerbangan tetapi juga dalam kontribusi terhadap pembangunan infrastruktur energi dan pertahanan yang lebih kuat.

Pihaknya pun telah mengembangkan dan memperluas portofolionya untuk mendukung transisi energi di Indonesia dengan menawarkan berbagai solusi seperti mesin diesel yang sudah menggunakan bahan bakar nabati (HVO) dan mesin gas yang sudah tersedia menggunakan gas alam dan gas Bio.

Saya pikir kami sangat gembira dengan pembaruan yang sedang dilakukan Pemerintah Indonesia. Kami juga sangat gembira melihat sinyal bahwa pemerintah juga sangat mencari kemitraan baru," pungkasnya.
 

  ✈️
Kompas  

Tim Teknis PT PAL Indonesia bersama Naval Group Kunjungi Barata

⚓️ Rencana pelaksanaan program kapal selam Scorpene (Barata)

PT Barata Indonesia (Persero) menerima kunjungan tim teknis PT PAL Indonesia bersama Naval Group, perusahaan industri pertahanan asal perancis pada Kamis (10/10) di Kantor Pusat Gresik. Kunjungan ini dimaksudkan untuk menengok kesiapan fasilitas produksi dalam menyambut aktivasi kontrak pembangunan kapal selam scorpene evolve full lithium ion battery.

Sebagai BUMN Manufaktur, Barata Indonesia meyakini fasilitas permesinan yang dimiliki dapat mendukung terwujudnya proyek strategis nasional yang salah satunya berupa dukungan penyediaan komponen kapal selam.

Dalam sambutannya, Direktur PT Barata Indonesia (Persero) Hertyoso Nursasongko menyambut baik rencana kolaborasi ini sebagai komitmen dan kepercayaan tinggi terhadap kemampuan industri manufaktur nasional dalam memperkuat pertahanan maritim Indonesia.

Keterlibatan Barata Indonesia dalam proyek pembangunan kapal selam nasional membuktikan kapasitas industri dalam negeri dapat diandalkan dan berdaya saing. Kami harap hasil asesmen nantinya bisa memenuhi standar sehingga kolaborasi ini dapat meningkatkan utility dari Pabrik Heavy Machining yang berkelanjutan,” Tutur Hertyoso.

Setelah melakukan diskusi, pemaparan prosedur serta quality control oleh Naval Group, Tim Teknis Barata Indonesia mengajak rombongan untuk melakukan asesmen terhadap fasilitas mesin-mesin dan kapasitas produksi untuk pekerjaan Roll Plate Proyek Kapal Selam. Hasil asesmen pun berjalan lancar, Naval Group serta PT PAL Indonesia menyatakan bahwa fasilitas serta mesin yang dimiliki oleh Barata Indonesia telah memenuhi standar yang diperlukan.

Kunjungan ini tidak hanya menandai langkah maju dalam rencana pelaksanaan program Scorpene, tetapi juga memperkuat komitmen bersama untuk terus meningkatkan kapabilitas dan mematangkan persiapan. Sehingga akan lebih mempermudah pelaksanaan Pembangunan nantinya,” tutup Rudi Wahyudiyanto selaku kepala departemen Dukungan Material Divisi Kapal selam PT PAL Indonesia.

 👷  Barata  

Rabu, 16 Oktober 2024

Kapal BHO untuk Perkuat Pertahanan Laut

Kapal BHO 105 Ocean Going produksi PT Palindo Marine (Kemhan)

TNI Angkatan Laut (AL) tak henti mendapatkan suntikan kekuatan. Terbaru, untuk mewujudkan visi sebagai kesatuan yang yang handal dan disegani, mereka mendapatkan alutsista berupa Kapal Bantu Hidro Oseanografi (BHO/Ocean Going). Kapal hasil kerja sama Kementerian Pertahanan (Kemhan) dengan Abeking & Rassmusen, Jerman diluncurkan pada akhir September 2024 lalu di galangan kapal PT Palindo Marine, di Batam.

Pembangunan kapal BHO (Ocean Going) terbilang sangat cepat. Dimulai dengan kegiatan pemotongan plat pertama (first steel cutting) pada 15 September 2023 dan peletakan lunas (keel laying) pada 14 Desember 2023. Pada 24 September kapal sudah selesai dikerjakan Palindo, pihak yang diserahi Abeking & Rasmussen dengan Ditjen Pothan Kemhan melalui program offset agreement membangun platform.

Namun kapal belum tuntas 100 persen, karena pengerjaan instalasi seluruh peralatan oceanografi, setting to work, dan finalisasi harus dibawa ke galangan kapal Abeking & Rasmussen di Jerman. Staf Ahli Menhan Bidang Ekonomi Mayjen TNI Steverly C Parengkuan yang memimpin Launching Ceremony Kapal BHO (Ocean Going) di Dermaga PT Palindo Marine menyebut kontrak pembangunan kapal BHO (Ocean Going) ini merupakan wujud kontribusi Kemhan dalam mendukung kemandirian industri pertahanan dalam negeri, meningkatkan laju perekonomian nasional, dan meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia.

Turut hadir dalam acara tersebut, Ketua Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) Letjen TNI (Purn) Yoedi Swastanto, Wadan Pushidrosal Laksma TNI Ronny Saleh, Kadisadal Laksma TNI Ifa Djaya Sakti, CEO Abeking & Rasmussen Matthias Hellman dan Direktur Palindo Charles Wirawan serta tamu undangan. Komandan Pushidrosal Laksamana Madya TNI Budi Purwanto yang dibacakan oleh Wadan Pushidrosal mengungkapkan kegembiraannya atas penambahan alutsista untuk kesatuannya.

Dia menandaskan, keberadaan alutsista dengan teknologi canggih menjadi komponen utama yang harus diprioritaskan dalam pelaksaaan tugas operasi. ‘’Tanpa dukungan alutsista yang memadai, operasi survei dan pemetaan tidak akan berjalan maksimal. Saya sangat mengapresiasi kepada pihak yang terkait dalam pembangungan kapal BHO (Ocean Going) terutama kepada Kemhan yang terus mendorong pengembangan teknologi dan infrastruktur maritim,” ujar Komandan Pushidrosal.

Sebagai informasi, Kapal BHO (Ocean Going) memiliki fungsi utama untuk melaksanakan survei dan pemetaan di pesisir pantai, laut dangkal, hingga samudera, menggunakan teknologi survei beresolusi tinggi. Dibekali sensor penginderaan bawah air canggih, kapal ini dapat mencapai kedalaman antara 600 meter hingga 11.000 meter. Dengan kemampuan seperti ini, kapal BHO (Ocean Going) dapat digunakan mendukung kegiatan pencarian objek di bawah permukaan laut, terutama dalam situasi darurat.

Selain itu, untuk mendukung operasional, dilengkapi geladak heli berkapasitas maksimum 12 ton MTOW, meriam 20mm dan 12,7mm, teknologi surveillance, manuver, dan station keeping andal. Kapal yang didesain dengan struktur high tensile steel, berbobot total 3.419 ton ini dapat melaju dengan kecepatan maksimum 16 knot, bisa mengangkut tambahan beban sebesar 200 ton, memiliki endurance 60 hari, dan mampu mengangkut 90 personel dengan menggunakan sistem pendorongan hybrid.

Sebelumnya, Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali seperti dikutip kantor berita Antara (25/06/2024) menyebut TNI AL memproyeksikan ada tambahan kapal bantu hidro-oseanografi setiap tahun dengan mempertimbangkan kemampuan anggaran. Jika tidak memungkinkan, TNI AL berencana menambah sensor untuk dipasang pada kapal-kapal lama. Disebutkan, pada 2024 ini, TNI AL menunggu dua tambahan kapal bantu hidro-oseanografi buatan Inggris dan Jerman yang bekerja sama dengan galangan kapal dalam negeri.

Kapal buatan Jerman itu merujuk pada kapal BHO (Ocean Going) yang dibangun Palindo bekerja sama dengan Abeking & Rasmussen. Adapun kapal buatan Inggris merujuk pada SRVS (submarine rescue vehicle system) buatan buatan perusahaan Inggris, Submarine Manufacturing & Products (SMP), yang pengadaannya bekerja sama dengan PT BTI Indo Tekno. Pengadaan SRVS itu mencakup pembelian SRVS mencakup satu unit kapal selam penyelamat (SRV-F Mk.3), satu unit mothership dan kelengkapan lainnya (decompression chamber, launch and recovery system, air transportability equipment, dan remotely operated vehicle).

Akuisisi kapal BHO sebenarnya bukan kali ini saja. Sebelumnya, Pushidrosal tercatat memiliki KRI Pulau Rote (721), KRI Pulau Romang (723), KRI Pulau Rempang (729) (purna tugas), KRI Dewa Kembar (932), KRI Rigel (933), KRI Spica (934), KRI Pollux (935), KRI Aries, dan KRI Vega. Untuk KRI Rigel dan KRI Spica merupakan kapal buatan OCEA, Les Sables-d’Olonne, Prancis. Berdasar penelurusan lain, Pushidrosal juga memiliki KRI Leuser (942) yang merupakan kapal BHO multiguna yang dilengkapi peralatan survey berkempuan ocean going survey.

Jika dilihat, kapal BHO yang telah dimiliki Pushidrosal terbilang banyak. Padahal fungsinya hanya untuk survey. Secara awam, daripada menumpuk kapal survei, apa tidak mending dibelikan kapal perang saja. Namun, keputusan Kemhan untuk memperkuat Pushidrosal serta harapan TNI AL untuk memperkuat kapal BHO plus SRVS pasti dilatari pertimbangan strategis. Lantas, kira-kira apa fungsi strategis kapal HBO sehingga kuantitas dan kwalitas kapal terus ditingkatkan?

  Peran Pushidrosal 
TNI AL telah menyiapkan tambahan kapal bantu hidro-oseanografi (BHO) ocean-going yang juga berfungsi sebagai sistem evakuasi kapal selam (SRVS) untuk Pushidrosal. (Sobat Militer)

Tanggal 13 September 2016 menjadi hari bersejarah pada Pushidrosal. Momentum terjadi saat TNI AL melalui Kepala Staf TNI AL Laksmana TNI Ade Supandi mengukuhkan Pushidrosal dipimpin seorang kepala berpangkat bintang dua (laksamana muda). Artikel ‘’Sejarah Panjang Pushidrosal Menuju Lembaga Hidrografi-Profesional’’ yang dimuat https://maritimnews.com menyebut, kebijakan ini menandai semangat Pushidrosal menjadi lembaga hidrografi profesional kebanggaan bangsa Indonesia dan peran yang semakin penting ke depan, termasuk terkait visi poros maritim dunia dan tol laut yang dicanangkan Presiden Joko Widodo.

Secara sederhana, Poros Maritim dimaksudnya sebagai konsep geopolitik yang menekankan pentingnya laut sebagai sumber daya strategis bagi Indonesia. Sedangkan Tol Laut digambarkan sebagai konsep pengangkutan logistik kelautan di Indonesia, dengan arah mewujudkan kelancaran distribusi barang hingga ke pelosok dengan biaya murah, hingga harga barang-barang menjadi turun.

Karena itu Pushidrosal terus berbenah untuk menjadi lembaga hidrografi profesional kebanggaan bangsa Indonesia. Visi ini memerlukan data hidrografi dan oseanografi yang akurat. Oleh karena itu Pushidrosal terus berbenah untuk menjadi lembaga hidrografi profesional kebanggaan bangsa Indonesia.

Sejumlah referensi menyebut Pushidrosal yang bermarkas di Jalan Pantai Kuta V/1 Ancol Timur, Jakarta Utara merupakan Kotama Pembinaan TNI AL yang berada di bawah KSAL. Pasca-validasi organisasi TNI AL berdasarkan Perpres Nomor 62 Tahun 2016 tentang perubahan atas Perpres Nomor 10 Tahun 2010 tentang Susunan OrganisasiTNI, Pushidrosal memiliki peran sentral dalam menyelenggarakan pembinaan hidro-oseanografi yang meliputi survei, penelitian, pemetaan laut, publikasi, penerapan lingkungan laut, keselamatan navigasi pelayaran baik untuk kepentingan TNI maupun umum, serta menyiapkan data dan informasi wilayah pertahanan di laut.

Bagi TNI, khususnya TNI AL, peran Pushidrosal sangat strategis untuk menghadapi peperangan modern. Seperti diberitakan www.pushidrosal.id, KSAL Laksamana TNI Dr Muhammad Ali saat memimpin upacara 17-an bulan Mei 2024, di Pushidrosal, yang dibacakan Aslog Danpushidrosal Kolonel Laut (T) Sidyk Wahono menyatakan, tantangan dan risiko tugas TNI AL ke depan akan semakin meningkat.

Dinamika perkembangan lingkungan strategis, baik global, regional, maupun nasional yang sangat cepat dan kompleks, serta perkembangan teknologi menuntut fleksibilitas, kemampuan adaptasi dan ketangguhan luar biasa dari TNI AL untuk mampu bernavigasi pada kondisi yang penuh tantangan. Bernavigasi pada kondisi penuh tantangan ini mensyaratkan peran Pushidrosal.

Sementara itu, Kristiyono Kristiyono dkk dalam ‘Peran Nyata Pusat Hidro-Oseanografi TNI Angkatan Laut dalam Penanggulangan Bencana’’ yang dimuat dalam jurna idu.ac.id/ memaparkan, Pushidrosal bertugas untuk melaksanakan pembinaan hidro-oseanografi dalam rangka mendukung kepentingan TNI maupun kepentingan sipil, serta menyiapkan data dan informasi wilayah pertahanan di laut dalam rangka mendukung tugas pokok TNI Angkatan Laut.

Dipaparkan, Undang-Undang No 34 tahun 2004 tentang TNI menyebutkan bahwa tugas pokok operasi militer selain perang di antaranya adalah membantu menanggulangi akibat bencana alam, pengungsian, dan pemberian bantuan kemanusiaan, membantu pencarian dan pertolongan dalam kecelakaan (search and rescue). Selaras dengan tugas yang diberikan konstitusi kepada TNI, maka Pushidrosal juga mengemban fungsi untuk penanggulangan bencana, baik bencana alam, bencana non alam, dan membantu pencarian dan pertolongan dalam kecelakaan (search and rescue).

  Musibah KRI Nanggala-402 Jangan Terulang 
On Eternal Patrol Submarine (Hiu Kencana)

Hari Rabu, 21 April 2021 menjadi hari berkabung bagi TNI AL, khususnya jajaran Satuan Kapal Selam. Betapa tidak, sekitar pukul 03.00 Wita mereka menerima kabar bahwa KRI Nanggala (402) hilang kontak saat sedang melakukan latihan di perairan utara Bali. Hilangnya alutsista buatan Jerman pada 1979 itu berujung duka setelah kapal selam dipastikan tenggelam. 53 orang awak Hiu Kencana yang dipimpin Kolonel Harry Setyawan pun dinyatakan gugur dalam tugas.

Dalam pencarian kapal hilang, Indonesia melibatkan kapal milik Angkatan Laut China, yakni Tug Nantuo-195, Rescue Yong Xing Dao-863 dan Tan Suo 2.ug Nantuo-195 dan Xing Dao-863. Masing-masing kapal memiliki spesifikasi yang berbeda-beda. Untuk Tan Suo 2 memiliki kemampuan scientific salvage. Salvage sendiri adalah kemampuan mengangkat benda dari bawah air. Kapal tersebut juga bisa membawa submachical, para expert oceanografi maupun hidrografi. Selain kapal milik China, turut dilibatkan pula MV Swift Rescue milik Singapura. Tak kalah penting adalah peran KRI Rigel (933). Kapal milik Pushidrosal itu berhasil melakukan pemindaian dengan menggunakan multibeam sonar dan magnetometer, sehingga menghasilkan citra bawah air lebih detail. Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto kala itu, memastikan citra yang diperoleh KRI Rigel dikonfirmasi sebagai bagian dariKRI Nanggala (402).

Secara detail, bagian kapal selam yang ditemukan berupa kemudi vertikal belakang, jangkar, bagian luar badan tekan, kemudi selang timbul, serta bagian kapal lain termasuk baju keselamatan awak. Berdasarkan bukti-bukti otentik tersebut, Panglima TNI menyatakan KRI Nanggala (402) telah tenggelam dan seluruh awaknya gugur.

Berdasar penelusuran, kapal BHO tercatat berperang penting dalam peran search and rescue (SAR) beberapa peristiwa penting di Tanah Air. Peran dimaksud antara lain membantu pencarian jatuhnya pesawat Adam Air di perairan Majene, Sulawesi Barat, pada Januari 2007; pencarian pesawat Boeing 737 MAX 8 PK-LQP milik Lion Air yang jatuh di perairan Tanjung Karawang (29/10/2018); dan pencarian pesawat Sriwijaya Air SJ182 yang jatuh di Kepulauan Seribu pada Sabtu (09/01/2021).

Musibah pesawat Lion Air di perairan Tanjung Karawang, misalnya, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) yang mengkoordinasi pencarian dibantu TNI AL yang mengerahkan KRI Spica (934) dan KRI Leuser-924. Berita ‘’CVR Lion Air PK LQP Ditemukan, Pengerahan KRI Spica (934) dan KRI Leuser (924) Buahkan Hasil’’ yang dirilis www.airspace-review.com menyebutkan, berkat kecanggihan kapal Pushidrosal tersebut membantu menemukan pesawat pada hari keenam dari rencana pencarian selama 7 hari plus 3 apabila belum ditemukan. Tim Penyelam dari Komando Pasukan Katak (Kopaska) dan Dinas Penyelamatan Bawah Air (Dislambair) Komando Armada I TNI Angkatan Laut yang menindaklanjuti berhasil menemukan Cockpit Voice Recorder (CVR) pesawat.

Kapal BHO memang sangat bermanfaat untuk melakukan misi search and rescue musibah yang terjadi di lautan. Namun sebetulnya, alutsista jenis tersebut akan lebih bermanfaat untuk fungsi pokok seperti untuk survei, penelitian, pemetaan laut, publikasi, penerapan lingkungan laut, keselamatan navigasi pelayaran baik untuk kepentingan TNI maupun umum, serta menyiapkan data dan informasi wilayah pertahanan di laut. Implementasi fungsi tersebut bisa memitigasi terjadinya musibah seperti dialami KRI Nanggala (402).

Bagaimana bisa? Artikel ‘’Internal Wave Perairan Indonesia Tengah’’ yang dipublikasi www.indonesiare.co.id mencoba merangkum berbagai pendapat ahli tentang penyebab tenggelamnya KRI Nanggala-402 berdasar karakteristik Laut Bali yang unik baik, dari batimeri dan sifat fisis laut. Secara batimeri, Laut Bali yang merupakan bagian perairan Indonesia tengah diwarnai kontur batimeri dari dangkal ke tinggi yang variatif.

Selain itu, wilayah laut tersebut juga diwarnai dengan terjadinya proses fisis yang unik di perairan tersebut, diantaranya keberadaan arus lintas yang merupakan pertukaran massa air laut Samudera Pasifik dan Samudera Hindia; adanya ocean mixing atau pencampuran fisis antar lapisan air laut yang melibatkan salinitas dan temperatur; serta terjadinya internal wave atau gelombang yang terjadi di badan perairan akibat adanya stratifikasi badan air dan gangguan.

Dari beberapa kondisi fisis tersebut, KRI Nanggala (402) tenggelam diduga akibat internal wave. Pendapat tersebut muncul karena melihat dari singkatnya waktu insiden dan kedalaman ditemukannya kapal selam. Hanya dalam hitungan menit, dihitung sejak terakhir kontak, kapal dapat mencapai kedalaman ratusan meter. Hipotesa yang disampaikan peneliti adalah ada energi yang cukup besar untuk menenggelamkan kapal secara cepat.

Kepada media (28/4/2021), Asrena Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksda TNI Muhammad Ali menyebut tenggelamnya Kapal Selam KRI Nanggala (402) diduga karena adanya faktor alam. Disebutkan, saat kapal selam menyelam, yang paling berpengaruh adalah faktor arus bawah laut yang berbeda tergantung kondisinya. Untuk itulah, sebelum melakukan operasi penyelaman, awak kapal selam terlebih dulu melihat panduan untuk menyampaikan kondisi daerah, seperti faktor oseanografi maupun hidrografi. Di antara faktor alam dimaksud adalah internal solitary wave. Mengutip penjelasan beberapa pakar dan ahli oseanografi, (di Laut Bali) ada arus bawah laut yang cukup kuat yang bisa menarik secara vertikal. Sehingga, jatuhnya kapal ke bawah lebih cepat dari umumnya.

Senada, Danseskoal Laksda TNI Iwan Isnurwanto mengungkapkan, berdasar Satelit Himawari-8 milik Jepang dan Satelit Sentinel milik Eropa, pada tanggal 21 April atau tanggal 20 UTC terjadi internal wave di Laut Bali. Arahnya bergerak dari bawah ke utara. "Kalau kita terkena internal wave, maka itu adalah kehendak alam tentunya para prajurit tidak bisa melakukan peran kedaruratan walaupun mereka sudah siap berada di pos tempurnya masing-masing," jelas Iwan.

Sebagai informasi, seperti dipublikasikan www.indonesiare.co.id, internal wave merupakan gelombang yang terjadi antarlapisan air laut (stratifikasi) akibat adanya gangguan. Stratifikasi lapisan air laut timbul akibat perbedaan massa jenis secara vertikal yang disebabkan perbedaan temperatur dan salinitas. Gaya pembangkit gelombang disebabkan adanya arus yang terjadi di perairan tersebut. Perairan Indonesia tengah yang merupakan salah satu jalur pergerakan Arus Lintas Indonesia (Arlindo) memiliki karakater pasang surut kuat. Variasi morfologi batimetri sill dan palung laut di perairan tersebut menambah faktor munculnya internal wave kuat terjadi.

Melihat kondisi Laut Bali yang sangat berisiko mengalami internal wave, maka butuh kehati-hatian tinggi bagi awak kapal selam TNI AL sebelum melakukan operasi di wilayah tersebut. Kehati-hatian diwujudkan dengan memantau kondisi laut, di antaranya dengan meminta citra satelit, seperti ditunjukkan Satelit Himawari-8 dan Satelit Sentinel yang mampu menangkap fenomena internal wave. Menurut Asrena Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksda Muhammad Ali, kehadiran kapal BHO sangat dibutuhkan untuk mengetahui kondisi daerah, seperti faktor oseanografi maupun hidrografi.

Selain membantu tugas SAR pada musibah tenggelamnya KRI Nanggala (402), KRI Rigel (933) sejak mulai beroperasi pada 11 Desember 2014 juga telah membantu melakukan tugas-tugas yang dilakukan Pushidrosal. Berdasar data yang dihimpun, tugas yang dilakukan antara lain updating peta laut untuk menjamin keselamatan pelayaran di perairan Selat Malaka dan Selat Singapura (The Joint Hydrographic Survey of The Strait of Malacca and Singapore (SOMS) yang dilakukan bersama Malaysia dan Singapura, dengan pemrakarsa Jepang.

KRI Rigel (933) juga pernah menjalankan survei di laut dalam di perairan Selat Ombai NTT, dengan kedalaman perairan antara 3000 – 4000 m. Survei untuk jelas tidak cukup hanya dilakukan di Selat Malaka atau Selat Ombai saja, tapi juga seluruh wilayah laut yang merupakan bagian Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Survei bukan sebatas keselamatan navigasi, termasuk untuk kapal selam, tapi menyiapkan data dan informasi wilayah pertahanan di laut.

Dengan luas wilayah perairan Indonesia, berdasar statistic aset kewilayahan nasional yang mencapai 5,9 juta km2 termasuk Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), maka tidak mungkin hanya di-cover KRI Rigel (933), KRI Spica (934), dan beberapa kapal BHO lain yang sudah dimiliki TNI AL. Penambahan jumlah kapal BHO dengan teknologi lebih canggih dibutuhkan agar survei bisa dilakukan di semua jengkal wilayah laut Indonesia.

Apalagi seperti disampaikan KSAL Laksamana TNI Muhammad Ali, tantangan yang dihadapi TNI ke depan akan semakin meningkat, dinamika internasional yang sangat cepat dan kompleks, serta perkembangan teknologi, TNI AL dituntut memiliki fleksibilitas dan kemampuan adaptasi, sehingga mampu bernavigasi pada kondisi yang penuh tantangan. (*/hdr).

 ⚓️ 
sindonews  

[Video] Drone Kamikaze AKM Teknologi Nusantara

 🛩 Kerjasama Balitbang Kemhan RI 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHHmR1wxndhObp5OIL1tJQMdCLV5l6-s26Kq8KO4yjV0QbexW-7evbdErHzkmHDP9uiJyAXWUmzO1jZ-msLyucW4guSST5CQsr8oTBKxOhk1tp9KcZTAlowNbWe1dssMQR1z2O1mgDMxhZhPkL28nfPgo15fyK126dtxIB4qnlwZnrPh-Jvq37VIvW8SBl/s2000/gambar-drone-1.jpgDemo uji prototipe drone kamikaze AKM teknologi Nusantara bersama Balitbang Kemhan (Kemhan)

P
uslitbang Alpalhan Balitbang Kemhan baru-baru ini melaksanakan kegiatan Demo Uji Prototipe Kamikaze Drone Tahap I – II bersama Tim AKM Teknologi Nusantara pada hari Kamis 3 Oktober 2024 di Lapangan tembak Pusdikarmed Batujajar, Cimahi, Jawa Barat.

Kamikaze Drone adalah perangkat udara tak berawak yang dirancang untuk melayang di udara untuk jangka waktu tertentu sebelum menyerang target yang ditentukan dengan cara menabrak dan meledakkan diri. Keberadaan Kamikaze Drone membawa perubahan paradigmatik dalam strategi militer dan operasi tempur.

Teknologi ini menawarkan berbagai keuntungan, seperti peningkatan akurasi serangan dibandingkan dengan sistem artileri konvensional, pengurangan risiko bagi personel militer, dan kemampuan untuk melakukan misi yang sebelumnya dianggap terlalu berbahaya atau tidak mungkin dilakukan oleh pesawat berawak.

Akurasi yang lebih tinggi dari Kamikaze Drone memungkinkan serangan yang lebih presisi, mengurangi risiko kerusakan kolateral dan meningkatkan efektivitas misi.

 Berikut video diposkan Balitbang Kemhan RI : 


  🎥 Garuda Militer  

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...