Rabu, 16 April 2025

Indonesia’s Kaan Interest no Turkish delight for KF-21

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2rrlBR5czGVN9Cz3zJwRqUZV1h5PkoV0alyTMCny68dH1Tu4-4b0ATUsKPdMhtzVRzZ9lWl9U97xvC_lYDbomnHBx82902w2A13-KUKQxMubHMQASdLonVrABbXcvkzTFNK_gJXnQ2rwzIll1MnP4fMps257Ugl6GRXYkt5piw0MNnJTo9GaaeQlpowDp/s679/IMG_0329.jpegKAAN Gen V Turkiye (TAI)

Jakarta’s open interest in the Turkish Aerospace (TAI) Kaan fighter further muddies Indonesia’s already murky plans for new fighters.

In a recent visit to Turkey, Indonesian President Prabowo Subianto and Turkish President Recep Tayyip Erdogan signed a cooperation agreement on defence matters.

Subianto reportedly expressed interest in participating in the Kaan programme as well as in the development of submarines.

However impressive on paper, the twin-engined Kaan is still an unknown quantity, and it will be years before it enters service. While the aircraft had – technically – its maiden sortie in May 2024, the first Kaan to fly was not actually built as a prototype, and a full-up Kaan prototype is only set to fly in the last quarter of 2025.

At this advanced stage in the programme, it is not exactly clear what contribution Indonesia could make, apart from offering money in exchange for technology transfer, with the hope of a local variant and local production.

As it happens, Indonesia already has recent experience with funding – or, more accurately, not funding – an overseas fighter programme through its participation in the Korea Aerospace Industries KF-21. Six prototypes are undergoing a rigorous flight test campaign with the objective of a South Korean service entry in late 2026.

Indonesia was a 20% partner in the programme, but this was watered down in 2024 after Jakarta demonstrated a profound reluctance to reach into its pocket. Had Indonesia been willing to pay up, its reward would have been technology transfer, one of the six prototypes, and eventually a bespoke IF/X variant for the Indonesian air force.

As it is, negotiations between the parties saw Jakarta’s role greatly reduced in 2024, although it is still technically a KF-21 partner. It is not impossible that Subianto’s warm words for TAI’s Kaan are aimed at extracting additional concessions from South Korea, which places stock in leading an international development effort.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEji5z77ATGjKiU1J3YEXG_oxAD7k1IsRF6mDOTr7pnoO4x4_uNv_27pL-eRzdP1zpsGaFshR9JKRBkOUPrdHRCFvlznXCvqHZiBT2JqZkf0fbp6BPGFXBL4gxUlKaF_BYErbYTQqeJW7nmPNG-ikeEODfD5Q5wRirzRGBJ2CyQU0s0_NscCalPKUkQy/s1440/293989787_5170130673085278_826286581737372417_n.jpgKF21 Boramae (ROKAF)

In addition to money issues, Indonesia’s participation was marred by an investigation by South Korean authorities into the alleged theft of KF-21 data on a thumb drive by Indonesian technicians. FlightGlobal understands that even before the data breach the Indonesian side was frustrated by a perceived lack of technology transfer.

While the yet-to-be proven Kaan is billed as a “fifth-generation” fighter, it is broadly similar to the KF-21, which KAI bills as a “4.5”-generation jet. KF-21 funding and espionage travails aside, it is unlikely that Jakarta would seek to operate two broadly similar combat assets that would require separate sets of pilots, maintainers, and spares.

For now, all KF-21 prototypes bear both the South Korean and Indonesian flags. Given Subianto’s flirtation with the Kaan, not to mention the years of hassle around the KF-21 relationship, one might expect that the KF-21 maintainence team is prepared to literally paint Indonesia out of the programme.

Boeing may also wonder about the outlook for its long-awaited sale of 24 F-15EXs to Indonesia. In August 2023 Subianto, then the nation’s defence minister, signed a memorandum of understanding (MoU) for the jets, pending US government approvals.

But as with the KF-21, Jakarta is apparently having trouble coming up with the funding for the advanced American type.

Will the F-15EX sale transpire? The answer may well lie in how much priority Subianto places on appeasing the export-obsessed Trump administration, which has proposed big tariffs against the Southeast Asian nation.

https://www.airspace-review.com/wp-content/uploads/2025/02/Boeing-F-15EX-Airspace-Review.jpgF15 IDN (Boeing)

To its credit, Indonesia has firmed orders for 42 Dassault Aviation Rafales. These aircraft will greatly enhance Indonesia’s ageing fleet of 25 Lockheed Martin F-16s and 14 Sukhoi Su-27/30s.

Still, beyond the Rafale Jakarta’s plans are unclear.

The KF-21 remains in the mix despite Jakarta’s ill-starred participation in the programme. TAI has strong engineering credentials and the Kaan could one day be a great aircraft, but service entry is years away.

The F-15EX is a superb aircraft, but it will not come cheap and may become a bargaining chip in the broader relationship between Indonesia and the USA. France, naturally, will be keen to sell more Rafales.

Given that it is the world’s fourth most populous country, is strategicaly located, and has an aerospace industry incapable of making advanced fighters, Indonesia is naturally viewed as among the world’s most important fighter markets. It can also be viewed as among the world’s most vexing.

  Flightglobal 

Boeing Bujuk Prabowo Borong 24 Jet Tempur

 Menawarkan TKDN 85% https://www.airspace-review.com/wp-content/uploads/2025/02/Boeing-F-15EX-Airspace-Review.jpgBoeing promosikan F15 EX dengan logo segi lima TNI AU (Airspace Review)

Produsen pesawat asal Amerika Serikat (AS), Boeing, menawarkan sejumlah keuntungan bagi pemerintah Indonesia dalam rangka mendorong percepatan pembelian 24 jet tempur generasi 4.5, F-15EX. Hal ini sebagai tindak lanjut dari Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) yang telah ditandatangani Boeing bersama RI Agustus 2023 silam.

MoU tersebut ditandatangani oleh Prabowo Subianto yang pada kala itu masih menduduki posisi sebagai Menteri Pertahanan era Presiden RI ke-7 Joko Widodo. Penandatanganan itu dilakukan di The Boeing Company, St Louis, Missouri dan pihak AS juga telah memberikan kode khusus bagi Indonesia untuk penggunaan F-15EX, yakni F-15IDN.

Executive Director, F-15 Business Development, Boeing Defense, Space & Security, Robert Novotny, mengatakan MoU tersebut menjadi bukti komitmen kerja sama kedua belah pihak. Proses pun akan dilanjutkan dengan kontrak pembelian.

"Kami menandatangani nota kesepahaman bahwa kami akan bekerja sama dan menuju ke pembentukan kontrak (pembelian) dan saya pikir kami semakin dekat, yang mana ini merupakan hal yang menggembirakan," kata Novotny, dalam media gathering di kantor Boeing Indonesia, Jakarta Pusat, Selasa (15/4/2025).

Novonty mengatakan, ada banyak pilihan produsen pesawat di dunia saat ini. Namun demikian, menurutnya F-15 memiliki catatan pertempuran terbaik dibandingkan dengan semua pesawat lainnya.

"Pesawat ini tidak memerlukan pengembangan tambahan untuk siap digunakan. Begitu mendarat di Jakarta, F-15EX siap beroperasi. Ini adalah aset jangka panjang yang bisa digunakan hingga 20 ribu jam terbang atau sekitar 30 tahun," ujarnya.

Selain kemampuan tempur canggih, F-15EX dirancang dengan biaya operasional yang lebih rendah, yakni sekitar US$ 29 ribu atau sekitar Rp 486,8 juta per jam, termasuk perawatan. Hal ini membuat pesawat lebih efisien dan dapat digunakan secara aktif oleh operatornya.

Novotny juga bilang, Boeing tengah menyelesaikan 24 pesawat tempur F-15EX pesanan pemerintahan Indonesia. Saat ini, prosesnya tengah dalam tahap finalisasi.

Sementara itu, President Boeing Southeast Asia, Penny Burtt, menambahkan, kerja sama ini tidak hanya mencakup pengadaan, namun juga peluang investasi dan pengembangan ekosistem sektor industri pertahanan dan aviasi nasional. Ia juga menawarkan 85% bahan produksi dari produk lokal RI alias Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) 85%.

"Jika Indonesia memilih F-15EX, Boeing akan memenuhi 85% kebutuhan melalui produksi dan dukungan lokal. Kami memiliki tim yang kuat dan berdedikasi yang telah beberapa kali datang ke Indonesia dalam setahun terakhir untuk menjajaki peluang kemitraan dan investasi," ujar Burtt.

Menurutnya, Boeing melihat pentingnya memperkuat rantai pasok lokal demi menciptakan ketahanan industri. Hal ini khususnya pasca pandemi covid yang menunjukkan lemahnya ketergantungan pada rantai pasok global.

Selain itu, Boeing juga mendorong keterlibatan perusahaan dalam negeri untuk menjadi bagian dari ekosistem F-15EX di Indonesia. Boeing juga melihat potensi yang signifikan untuk kolaborasi dalam rantai pasokan, MRO, hingga pelatihan. Sektor ini dapat mendorong transfer keterampilan, penciptaan lapangan kerja, dan mendukung ekosistem kedirgantaraan lokal yang kompetitif.

Sebagai informasi, pada Agustus 2023 kemarin, pemerintah Indonesia yang diwakili Prabowo melakukan penandatanganan kerja sama dengan Boeing terkait pembelian pesawat tempur tersebut.

Keputusan ini menjadi pusat pembicaraan dunia karena RI menjadi negara kedua setelah Amerika Serikat (AS) yang dapat memiliki pesawat itu. Penandatangan pembelian pesawat tempur ini dilakukan di The Boeing Company, St Louis, Missouri-AS. (acd/acd)

  detik  

Selasa, 15 April 2025

Kemhan RI Bantah Kabar Rusia Minta Izin Pakai Pangkalan Udara di Papua

Pesawat pengebom Tupolev Tu-95 biasa digunakan Rusia untuk patroli udara jarak jauh (ist)

Situs militer Amerika Serikat Janes melaporkan Rusia mengincar pangkalan Angkatan Udara Manuhua di Biak Numfor Provinsi Papua, Indonesia.

Melalui situsnya, Janes membuat laporan berjudul "Indonesia pertimbangkan opsi usai Rusia berupaya akses ke pangkalan AU" pada Selasa (14/4).

Dalam laporannya, Janes melaporkan Jakarta menerima permintaan resmi dari Moskow soal izin menempatkan pesawat Angkatan Udara Rusia (VKS) di sebuah fasilitas di provinsi paling timur Indonesia.

Sumber terpisah dari pemerintah Indonesia mengonfirmasi ke Janes permintaan tersebut diterima oleh kantor Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin usai bertemu dengan Sekretaris Dewan Keamanan Federasi Rusia Sergei Shoigu pada Februari 2025.

Dalam dokumen yang diterima Janes soal permintaan tersebut, Rusia berupaya menempatkan beberapa pesawat jarak jauh di Pangkalan Angkatan Udara Manuhua, yang berbagi landasan pacu dengan Bandara Frans Kaisiepo.

Pangkalan udara Biak merupakan rumah bagi Skuadron Penerbangan 27 Angkatan Udara Indonesia yang mengoperasikan pesawat pengintai CN235.

Sejumlah media Australia turut memberitakan laporan tersebut. Menteri Pertahanan Australia Richard Marles mengatakan pemerintah sudah "berkomunikasi" dengan Indonesia soal laporan tersebut.

Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong mengatakan pemerintah sedang mencari informasi lebih lanjut dari pihak Indonesia terkait kabar ini.

"Kami dari pihak pemerintah mencoba untuk mengonfirmasi laporan itu dan untuk mengetahui apakah laporan tersebut akurat atau tidak dan seperti apa status permintaan Rusia itu," ungkap Wong, dikutip ABC Australia.

Wong juga menyebut Rusia merupakan kekuatan disruptif dan Presiden Vladimir Putin ingin memainkan peran.

Sementara itu, Kepala Biro Informasi Pertahanan (Karo Infohan) di Kementerian Pertahanan Indonesia Kolonel Frega Ferdinand Wenas Inkiriwang membantah laporan Janes.

"Terkait pemberitaan tentang usulan penggunaan pangkalan Indonesia oleh Rusia, Kemhan mengklarifikasi bahwa berita tersebut tidak benar," kata Frega kepada CNNIndonesia.com.

Dalam laporan di ABC, Kementerian Luar Negeri Indonesia menyatakan belum mendengar permintaan tersebut. (isa/rds/bac)

  ✈️
CNN  

TNI AD Luncurkan Kapal ADRI LIII

💥 LCU 2500 DWT produksi PT Multi Ocean ShipyardKapal LCU ADRI LIII (53) (DefenArt)

PT Multi Ocean Shipyard (MOS) hampir rampung melaksanakan perakitan kapal angkut milik TNI AD. Ini menjadi bukti bahwa pasar galangan kapal yang ada di Karimun juga mampu bersaing secara global.

Jenis kapal angkut LCU (Landing Craft Utility) LIII itu memiliki kapasitas 2500 DWT dengan dimensi panjang 100,18 meter dan lebar 18 meter.

Spesifikasi angkut kapal ini mampu membawa 4 unit tank Leopard, 1 unit transporter dan 1 batalyon pasukan dengan kecepatan maksimum 14 knot.

Kapal berbobot 1.500 ton itu merupakan pesanan Kementerian Pertahanan RI melalui Direktorat Jenderal Strategi Pertahanan (Baranahan) dalam rangka memperkuat postur logistik dan proyeksi kekuatan TNI khususnya matra darat.

Direktur PT MOS, Willies Kurniawan, mengatakan saat ini progres pengerjaan kapal tersebut telah mencapai 95 persen.

Hari ini Kapal LCU 2500 dengan nama ADRI itu telah mencapai pembangunan 95 persen dan tahapan ditandai dengan seremonial,” ungkap Wilies saat launching ceremony kapal LCU 2500 DWT, Selasa, 15 April 2025.

Ia menyampaikan komitmen pihaknya untuk segera bisa merampungkan pengerjaan kapal tersebut sesuai dengan waktu yang ditentukan selama 24 bulan.

Selaku penyedia yang akan berkomitmen dalam membangun kapal ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dan akan tetap menjaga kualitas kapal,” terangnya.

Sementara Ketua Tim Peluncuran Kapal LCU 2500 DWT, Kolonel Laut (P) Hery Soekris Hendrayanto, mengungkapkan kapal tersebur akan memperkuat postur logistik dan proyeksi kekuatan TNI khususnya TNI AD.

Terutama dalam mendukung mobilitas pasukan dan material di berbagai wilayah strategis, baik dalam rangka operasi militer untuk perang (OMP) maupun operasi militer selain perang (OMSP), termasuk tanggap bencana dan distribusi bantuan kemanusiaan,” katanya.

Selain itu, kata dia, capaian ini adalah bukti bahwa industri pertahanan dalam negeri mampu menjawab tantangan pembangunan Alutsista Nasional.

Tentu ini sejalan dengan arah kebijakan pembangunan kekuatan pokok minimum (Minimum Essential Force) dan program prioritas Rencana Induk Industri Pertahanan (RIIP),” tutupnya.
 

 👷 Kepri Pedia  

Rusia Minta Izin Pesawatnya Berlabuh di Indonesia Timur

Pesawat pengebom Tupolev Tu-95 biasa digunakan Rusia untuk patroli udara jarak jauh (ist)

Dari laman Janes diberitakan Rusia meminta izin bagi pesawat Angkatan Udara Rusia (VKS) untuk berlabuh di provinsi paling timur Indonesia.

Sumber terpisah dari pemerintah Indonesia telah mengonfirmasi kepada Janes bahwa permintaan tersebut diterima oleh kantor Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin setelah pertemuannya dengan Sekretaris Dewan Keamanan Federasi Rusia Sergei Shoigu pada Februari 2025.

Dalam permintaan tersebut, Rusia berupaya untuk menempatkan beberapa pesawat jarak jauh di Pangkalan Angkatan Udara Manuhua, yang berbagi landasan pacu dengan Bandara Frans Kaisiepo, dokumen yang telah diserahkan kepada Janes mengungkapkan.

Pangkalan udara tersebut terletak di Biak Numfor di provinsi Papua, Indonesia, dan merupakan rumah bagi Skuadron Penerbangan 27 Angkatan Udara Indonesia, yang mengoperasikan armada pesawat pengintai CN235.

Landasan udara ini juga menjadi tempat bagi Wing Udara ke-9 Angkatan Udara Indonesia yang baru didirikan, yang belum ditetapkan jenis pesawatnya.

Dalam permintaan tersebut, tidak disebutkan secara rinci mengenai jumlah rangka pesawat atau jenis pesawat yang akan dikerahkan VKS di Biak Numfor.

Namun, Janes memahami bahwa selama beberapa tahun terakhir, VKS telah mengajukan beberapa permintaan ad hoc untuk mendaratkan pesawat pembom Tupolev Tu-95 dan pesawat angkut Il-76 di pangkalan udara yang sama.

Beberapa permintaan ini telah disetujui oleh Angkatan Udara Indonesia.

  ✈️
Garuda Militer  

Senin, 14 April 2025

PT PAL Dorong Peningkatan Komponen Lokal Hingga 50 Persen

⚓️ Mengurangi ketergantungan pada impor KRI WSH 991, kapal BRS produksi PT PAL (RRI)

PT PAL Indonesia mendorong Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) produknya hingga mencapai 50 persen untuk mengurangi ketergantungan pada impor sekaligus memacu kemandirian industri pertahanan nasional.

PT PAL memiliki upaya strategis mencapai target TKDN 50 persen yakni melalui penguatan ekosistem industri pertahanan maritim,” kata Direktur Produksi PT PAL Indonesia Diana Rosa di Surabaya, Jawa Timur, Kamis.

Diana menuturkan target TKDN 50 persen di antaranya akan diwujudkan melalui kolaborasi riset dengan kalangan akademisi dan sinergi yang kuat antar pelaku industri.

Terlebih, Presiden Prabowo Subianto juga telah mengarahkan jajaran kabinetnya untuk merumuskan kembali regulasi TKDN dengan pendekatan yang lebih lentur dan sesuai dengan realitas di lapangan.

Presiden Prabowo menyoroti isu kandungan lokal bukan sekadar persoalan aturan formal melainkan juga mencakup aspek mendasar seperti kualitas pendidikan, kemajuan ilmu pengetahuan, dan penguasaan teknologi.

Menurut Diana, arahan Presiden Prabowo Subianto tersebut akan menjadi pendorong percepatan pertumbuhan ekosistem industri dalam negeri khususnya industri pertahanan.

Ia menjelaskan ekosistem industri yang matang tidak hanya berfokus pada kemampuan produksi tetapi juga pada keberlanjutan riset dan kualitas sumber daya manusia.

Inilah yang akan menjadikan Indonesia bukan sekadar pasar, melainkan pemain aktif di kancah global,” ujarnya.

 👷 
antara  

Minggu, 13 April 2025

Indonesia-Qatar Sepakat Perluas Kolaborasi Teknologi dan Keamanan Siber

 Kolaborasi pada teknologi drone, keamanan siber, hingga rudal balistik  
https://awsimages.detik.net.id/community/media/visual/2025/04/13/indonesia-qatar-sepakat-perluas-kolaborasi-teknologi-dan-keamanan-siber-1744520507630_169.jpeg?w=700&q=90(Kemhan)

M
enteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin dan Menteri Pertahanan Qatar Sheikh Saoud bin Abdulrahman bin Hassan bin Ali Al Thani bertemu di Doha, Qatar, Sabtu untuk mempererat kerja sama kedua negara di bidang pertahanan.

Menhan Sjafrie dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Minggu, menegaskan komitmen Indonesia dalam mempererat kerja sama pertahanan yang strategis dan visioner.

Indonesia dan Qatar sepakat memperluas kolaborasi pada teknologi drone, keamanan siber, hingga rudal balistik serta mendorong pertukaran perwira dan latihan gabungan.

Menhan Sjafrie juga menyampaikan dukungan kepada Qatar dalam upaya mendorong perdamaian kawasan, termasuk konflik Palestina dan Ukraina.

  ⍟ antara  
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...