Beirut, 20 Juni 2012
Sehari
setelah melaksanakan tugas operasi sebagai peace keeper di Area of
Maritime Operation (AMO) perairan Lebanon, KRI Sultan Hasanuddin-366
ditunjuk sebagai MIO Commander, Sabtu (16/6). Sebagai MIO Commander, KRI
Sultan Hasanuddin-366 menjadi pemimpin semua unsur MTF yang sedang
melaksanakan operasi/ Maritime Interdiction Operation (MIO) di AMO,
bertugas menerima setiap laporan/ hailing unsur-unsur yang sedang
beroperasi untuk didata dan dicocokkan dengan Abakus List klasifikasi
status kapal tersebut.
Pada
saat sebagai MIO Commander, KRI Sultan Hasanuddin-366 menemukan
kontak udara berupa 7 sspesawat tempur tidak dikenal. Peristiwa ini
terjadi ketika KRI Sultan Hasanuddin-366 melaksanakan patroli di Zone 1
Selatan, yang merupakan wilayah teritorial Lebanon tetapi overlap dengan
area latihan udara yang diklaim oleh Israel. Mengetahui hal demikian,
Komandan KRI Sultan Hasanuddin-366 Letkol Laut (P) Dato Rusman SN selaku
Komandan Satgas Maritim TNI XXVIII/D UNIFIL memerintahkan seluruh
prajurit melaksanakan peran tempur bahaya udara untuk mengantisipasi
jika terjadi keadaan darurat secara tiba-tiba. Dari pantauan radar KRI
Sultan Hasanuddin-366 diketahui 7 pesawat tersebut adalah pesawat tempur
Israel yang terbang dalam 2 formasi tempur kemudian berpencar menjauh
dan hilang dari pantauan radar.
Menjelang sore hari, radar KRI Sultan Hasanuddin-366 kembali menemukan kontak 2 pesawat tempur Israel melintas diatas kapal. Dari hasil deteksi radar dan visual melalui Target Designation Sight (TDS), pesawat tempur tersebut melaksanakan latihan dogfight dan saling menembakkan flare selama latihan. Namun pesawat-pesawat tersebut hingga latihan berakhir tetap menjaga jarak aman dan kembali ke pangkalannya.
Menjelang sore hari, radar KRI Sultan Hasanuddin-366 kembali menemukan kontak 2 pesawat tempur Israel melintas diatas kapal. Dari hasil deteksi radar dan visual melalui Target Designation Sight (TDS), pesawat tempur tersebut melaksanakan latihan dogfight dan saling menembakkan flare selama latihan. Namun pesawat-pesawat tersebut hingga latihan berakhir tetap menjaga jarak aman dan kembali ke pangkalannya.
Selanjutnya pada hari yang sama, KRI Sultan Hasanuddin-366 juga menerima Tim Peninjau untuk pemeriksaan Contingent Owned Equipment (COE) dari United Nations Department of Peace Keeping Operation (UNDPKO). Tujuan kunjungan tersebut adalah untuk mengecek perlengkapan dan peralatan yang ada di KRI Sultan Hasanuddin-366, antara lain kelengkapan permesinan, alat komunikasi, observasi & positioning, self protection, perlengkapan dapur, loundry, akomodasi prajurit, alarm, fasilitas internet, kelengkapan fasilitas medis level 1 dan lain sebagainya. Hasil dari inspeksi tersebut menyatakan bahwa perlengkapan dan peralatan yang ada di KRI Sultan Hasanuddin-366 telah sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan oleh United Nations Security Council dalam rangka menjadi peace keeper di Lebanon.
Kegiatan
kunjungan yang terakhir yaitu kunjungan dari Joint Operation Center
United Nations Departement of Peace Keeping Operation (JOC UNDPKO) untuk
meninjau kesiapan KRI Sultan Hasanuddin-366 dalam misi perdamaian di
Lebanon. Pada kesempatan tersebut, KRI Sultan Hasanuddin-366 turut serta
mempromosikan wisata Indonesia kepada setiap tamu yang berkunjung
dengan memberikan leafet dan buku-buku tentang pariwisata Indonesia.
Dalam hal ini KRI Sultan Hasanuddin-366 bekerja sama dengan Kementerian
Pariwisata dan Perekonomian Kreatif Republik Indonesia. Selanjutnya pada
tanggal 23 Juni 2012, KRI Sultan Hasanuddin-366 bertolak menuju daerah
AMO di laut Mediterania untuk melaksanakan tugas operasi sebagai peace
keeper yang impartial di perairan Lebanon. (Dispenarmatim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.