Berantas Kejahatan di Selat Malaka Penangkapan 2 buah kapal Tanker MT Brama Ocean (Berbendera Malabo) 314 GT dan MT Orca ( Berbendera Fiji) 127 GT [rasio] ☆
Pihak Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Laut (AL) melakukan pertemuan dengan delegasi APMM Agency Penguatkuasaan Maritim Malaysia di Harbor Bay, Batam, Kepulauan Riau (Kepri). Salah satu pembahasannya adalah melakukan kerjasama memberantas kejahatan di Selat Malaka.
Dari pihak TNI AL dipimpin Kadispamal Laksamana Pertama TNI S Irawan. Sementara dari angkatan laut Malaysia dipimpin Laksamana Pertama Maritim Datok Tan Kok Kwee.
"Dalam pertemuan ini membahas tentang langkah-langkah dan kemajuan kerjasama antara TNI AL khususnya Tim WFQR (Western Fleet Quick Response) IV TNI AL dan APMM Malaysia yang bermanfaat karena saling menguntungkan kedua negara, khususnya keamanan di Selat Malaka yang menjadi salah satu sentra perekonomian di Asia," ucap Iriawan, Rabu (17/5/2017).
Dalam pembicaraan kedua delegasi itu juga dibahas dari sisi hukum dapat ditempuh jalur joint investigation antara anggota TNI AL Lantamal IV Tanjungpinang dengan APMM Malaysia guna mengungkap modus operandi kegiatan ilegal.
Kerjasama antarnegara dalam keamanan laut telah menguntungkan kedua belah pihak. Seperti pada kasus Kapal China MV Chang Hong 68 yang melakukan pengangkatan BMKT barang muatan kapal tenggelam secara ilegal di Perairan Anambas, Kepri, dan berhasil ditangkap aparat Lanal Tarempa namun melarikan diri dan kembali tertangkap di Negeri Jiran oleh angkatan laut Malaysia.
"Bak gayung bersambut", beberapa waktu lalu dua kapal buruan angkatan laut yaitu Kapal Tanker MT Brama Ocean berbendera Malabo 314 GT dan Kapal MT Orca berbendera Fiji 127 GT yang dilarikan dari tahanan APMM Agency Penguatkuasaan Maritim Malaysia dari Tanjung Penyusop Kota Tinggi Malaysia.
Ternyata kedua kapal tersebut kabur ke Perairan Indonesia namun berhasil ditangkap oleh pihak TNI AL dari Tim WFQR Lantamal IV.
"Ini menjadikan kerjasama yang baik dan semakin erat. Kita juga melakukan kerjasama lain seperti pemberantasan peredaraan narkoba, people smugling, karena kegiatan ilegal seperti ini paling banyak menggunakan jalur laut namun perlu dijajaki terlebih dahulu adanya MoU (kesepakatan) kerjasama antara APMM dan WFQR IV ataupun ke jenjang yang lebih tinggi melalui G to G antara beberapa negara kawasan," ucap mantan Komandan Lantamal IV Tanjungpinang ini.
Sementara pemimpin delegasi Malaysia Laksamana Pertama Maritim Datok Tan Kok Kwee menyatakan agar hubungan yang baik antara APMM dan WFQR IV dalam menangani tindak kriminal di laut sangat efektif harus tetap terjadi. Ini dilakukan melalui pertukaran informasi.
Namun, menurut dia, memang ada kendala yang dihadapi karena aturan hukum antar-kedua negara bertetangga ini berbeda sehingga tidak tertutup kemungkinan adanya intervensi politik. (han)
Pihak Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Laut (AL) melakukan pertemuan dengan delegasi APMM Agency Penguatkuasaan Maritim Malaysia di Harbor Bay, Batam, Kepulauan Riau (Kepri). Salah satu pembahasannya adalah melakukan kerjasama memberantas kejahatan di Selat Malaka.
Dari pihak TNI AL dipimpin Kadispamal Laksamana Pertama TNI S Irawan. Sementara dari angkatan laut Malaysia dipimpin Laksamana Pertama Maritim Datok Tan Kok Kwee.
"Dalam pertemuan ini membahas tentang langkah-langkah dan kemajuan kerjasama antara TNI AL khususnya Tim WFQR (Western Fleet Quick Response) IV TNI AL dan APMM Malaysia yang bermanfaat karena saling menguntungkan kedua negara, khususnya keamanan di Selat Malaka yang menjadi salah satu sentra perekonomian di Asia," ucap Iriawan, Rabu (17/5/2017).
Dalam pembicaraan kedua delegasi itu juga dibahas dari sisi hukum dapat ditempuh jalur joint investigation antara anggota TNI AL Lantamal IV Tanjungpinang dengan APMM Malaysia guna mengungkap modus operandi kegiatan ilegal.
Kerjasama antarnegara dalam keamanan laut telah menguntungkan kedua belah pihak. Seperti pada kasus Kapal China MV Chang Hong 68 yang melakukan pengangkatan BMKT barang muatan kapal tenggelam secara ilegal di Perairan Anambas, Kepri, dan berhasil ditangkap aparat Lanal Tarempa namun melarikan diri dan kembali tertangkap di Negeri Jiran oleh angkatan laut Malaysia.
"Bak gayung bersambut", beberapa waktu lalu dua kapal buruan angkatan laut yaitu Kapal Tanker MT Brama Ocean berbendera Malabo 314 GT dan Kapal MT Orca berbendera Fiji 127 GT yang dilarikan dari tahanan APMM Agency Penguatkuasaan Maritim Malaysia dari Tanjung Penyusop Kota Tinggi Malaysia.
Ternyata kedua kapal tersebut kabur ke Perairan Indonesia namun berhasil ditangkap oleh pihak TNI AL dari Tim WFQR Lantamal IV.
"Ini menjadikan kerjasama yang baik dan semakin erat. Kita juga melakukan kerjasama lain seperti pemberantasan peredaraan narkoba, people smugling, karena kegiatan ilegal seperti ini paling banyak menggunakan jalur laut namun perlu dijajaki terlebih dahulu adanya MoU (kesepakatan) kerjasama antara APMM dan WFQR IV ataupun ke jenjang yang lebih tinggi melalui G to G antara beberapa negara kawasan," ucap mantan Komandan Lantamal IV Tanjungpinang ini.
Sementara pemimpin delegasi Malaysia Laksamana Pertama Maritim Datok Tan Kok Kwee menyatakan agar hubungan yang baik antara APMM dan WFQR IV dalam menangani tindak kriminal di laut sangat efektif harus tetap terjadi. Ini dilakukan melalui pertukaran informasi.
Namun, menurut dia, memang ada kendala yang dihadapi karena aturan hukum antar-kedua negara bertetangga ini berbeda sehingga tidak tertutup kemungkinan adanya intervensi politik. (han)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.