Kapal Selam TNI Angkatan Laut KRI Nanggala - 402 kelas U-209/1300 dipimpin, Mayor Laut (P) Yulius Azz Zaenal, sandar di dermaga Irian Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal) IX/Ambon, Rabu. [Penal-9] ☆
Kapal Selam TNI Angkatan Laut KRI Nanggala - 402 kelas U-209/1300 dipimpin, Mayor Laut (P) Yulius Azz Zaenal, sandar di dermaga Irian Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal) IX/Ambon, Rabu.
Kapal buatan Jerman Barat itu tiba dan sandar di Lantamal IX sekitar pukul 08.00 WIT untuk Bekal Ulang (Bekul) sebelum melaksanakan Operasi Siaga Tempur Perbatasan (Trisula) 2017 yang digelar Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) di wilayah perairan yurisdiksi nasional, khususnya kawasan Indonesia timur.
Kehadiran KRI Nanggala - 402 disambut dengan pengawalan Tim East Fleet Quick Response-9 (EFQR-9) menggunakan Sea Rider milik Satuan Keamanan Laut (Satkamla) Lantamal IX, mulai dari saat memasuki kawasan Teluk Ambon hingga tiba di dermaga Irian Lantamal IX.
Komandan Lantamal IX/Ambon Laksamana Pertama TNI Nur Singgih Prihartono mengatakan pengawalan dan Bekul sudah menjadi tugas pokok jajarannya.
Karena itu, pihaknya siap memberikan dukungan logistik maupun administrasi bagi unsur-unsur Koarmatim dan satuan operasional TNI AL lainnya, seperti KRI, pesawat udara (Pesud) dan marinir yang sedang melaksanakan kegiatan operasi di wilayah kerja Lantamal IX.
"Pengawalan dan Bekul sudah menjadi tugas pokok Lantamal IX yakni menyelenggarakan dukungan logistik maupun administrasi bagi unsur-unsur Koarmatim dan satuan operasional TNI AL lainnya yang sedang melaksanakan kegiatan operasi," kata Nur.
Menunggu Kapal Selam KRI Nanggala selesai Bekul hingga 19 Mei 2017, Komandan Lantamal IX mengizinkan masyarakat yang ingin mengunjungi dan melihat dari dekat kapal bernomor lambung 402 itu.
Kapal Selam KRI Nanggala - 402 kelas U-209/1300 dibuat oleh Howaldtswerke, Kiel, Jerman Barat pada 1981.
Kapal selam ini tercatat yang kedua dalam jenis kelas cakra di bawah kendali satuan kapal selam Koarmatim dan KRI kedua yang menyandang nama Nanggala.
Sedangkan kapal pertama dalam jenis kapal selam cakra adalah KRI Tjakra 401, satu dari 12 kapal selam kelas whiskey buatan Rusia yang di-scrap pada 1970-an.
Pada 2012, dikabarkan Kapal Selam KRI Nanggala - 402 telah diperbaiki secara menyeluruh (overhaul and retrofit) selama 24 bulan di dermaga Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering, Okpo, Korea Selatan.
Kapal perang itu kembali memperkuat Armada TNI AL dengan sistem manajemen tempur dan operasi kapal yang diperbarui memakai sistem teknologi digital dari Norwegia.
Dalam Operasi Trisula 2017 di wilayah perairan yurisdiksi nasional kawasan timur Indonesia, selain KRI Nanggala - 402, Koarmatim juga menggerakan Kapal Selam KRI Tjakra - 401.
Kapal Selam TNI Angkatan Laut KRI Nanggala - 402 kelas U-209/1300 dipimpin, Mayor Laut (P) Yulius Azz Zaenal, sandar di dermaga Irian Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal) IX/Ambon, Rabu.
Kapal buatan Jerman Barat itu tiba dan sandar di Lantamal IX sekitar pukul 08.00 WIT untuk Bekal Ulang (Bekul) sebelum melaksanakan Operasi Siaga Tempur Perbatasan (Trisula) 2017 yang digelar Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) di wilayah perairan yurisdiksi nasional, khususnya kawasan Indonesia timur.
Kehadiran KRI Nanggala - 402 disambut dengan pengawalan Tim East Fleet Quick Response-9 (EFQR-9) menggunakan Sea Rider milik Satuan Keamanan Laut (Satkamla) Lantamal IX, mulai dari saat memasuki kawasan Teluk Ambon hingga tiba di dermaga Irian Lantamal IX.
Komandan Lantamal IX/Ambon Laksamana Pertama TNI Nur Singgih Prihartono mengatakan pengawalan dan Bekul sudah menjadi tugas pokok jajarannya.
Karena itu, pihaknya siap memberikan dukungan logistik maupun administrasi bagi unsur-unsur Koarmatim dan satuan operasional TNI AL lainnya, seperti KRI, pesawat udara (Pesud) dan marinir yang sedang melaksanakan kegiatan operasi di wilayah kerja Lantamal IX.
"Pengawalan dan Bekul sudah menjadi tugas pokok Lantamal IX yakni menyelenggarakan dukungan logistik maupun administrasi bagi unsur-unsur Koarmatim dan satuan operasional TNI AL lainnya yang sedang melaksanakan kegiatan operasi," kata Nur.
Menunggu Kapal Selam KRI Nanggala selesai Bekul hingga 19 Mei 2017, Komandan Lantamal IX mengizinkan masyarakat yang ingin mengunjungi dan melihat dari dekat kapal bernomor lambung 402 itu.
Kapal Selam KRI Nanggala - 402 kelas U-209/1300 dibuat oleh Howaldtswerke, Kiel, Jerman Barat pada 1981.
Kapal selam ini tercatat yang kedua dalam jenis kelas cakra di bawah kendali satuan kapal selam Koarmatim dan KRI kedua yang menyandang nama Nanggala.
Sedangkan kapal pertama dalam jenis kapal selam cakra adalah KRI Tjakra 401, satu dari 12 kapal selam kelas whiskey buatan Rusia yang di-scrap pada 1970-an.
Pada 2012, dikabarkan Kapal Selam KRI Nanggala - 402 telah diperbaiki secara menyeluruh (overhaul and retrofit) selama 24 bulan di dermaga Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering, Okpo, Korea Selatan.
Kapal perang itu kembali memperkuat Armada TNI AL dengan sistem manajemen tempur dan operasi kapal yang diperbarui memakai sistem teknologi digital dari Norwegia.
Dalam Operasi Trisula 2017 di wilayah perairan yurisdiksi nasional kawasan timur Indonesia, selain KRI Nanggala - 402, Koarmatim juga menggerakan Kapal Selam KRI Tjakra - 401.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.