Jangan Lengah Walau Tidak Ada Ancaman!
Roadmap PAL [PAL] ★
Menteri Pertahanan (Menhan) RI Prabowo Subianto menjadi keynote speaker pada acara Seminar Nasional TNI Angkatan Udara (TNI AU) bertajuk “Tantangan TNI AU dalam Perkembangan Teknologi Elektronika Penerbangan” yang digelar di Gedung Puri Ardhya Garini, Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa (8/11).
Pada kesempatan tersebut, Menhan Prabowo menegaskan bahwa Indonesia sebagai negara merdeka dan berdaulat membutuhkan pertahanan yang kuat. Pertahanan yang kuat merupakan investasi bagi Indonesia.
Namun, ia menyayangkan bagaimana sejumlah pihak masih belum menyadari hal tersebut sehingga mereka bersikap tidak waspada terhadap berbagai bentuk ancaman yang ada saat ini dan berpotensi terjadi di masa depan.
KCR 60 Tesco akan dilengkapi sistem tempur buatan Turkiye (GM)
”Bangsa kita, masyarakat kita, sekarang ini kurang waspada. Elite kita kurang waspada. Bahkan, ada di antara elite kita yang tidak mau memikirkan ancaman-ancaman real yang dihadapi oleh bangsa-bangsa. Tinggalkan sikap kurang waspada ini, karena sikap seperti inilah yang sangat membahayakan kelangsungan hidup bangsa Indonesia,” tegasnya.
Kemudian Menhan Prabowo menambahkan bagaimana seharusnya para jenderal dan elite mampu berpikir strategis untuk mengantisipasi berbagai potensi ancaman yang mungkin muncul dalam beberapa tahun ke depan, karena ancaman pertahanan disebutnya tidak selalu datang dalam bentuk perang.
Anggaran pertahanan juga turut menjadi hal lain yang disoroti oleh Menhan Prabowo. Ia mencontohkan bagaimana negara tetangga, Singapura, yang secara geografis dan jumlah penduduk lebih kecil dari Indonesia tetapi memiliki anggaran pertahanan yang justru lebih besar, hingga mencapai 3% dari total GDP mereka.
Selain Singapura, ia juga menyebut lima negara di dunia dengan anggaran pertahanan terbesar pada tahun anggaran 2021 yaitu Amerika Serikat (3,5%), Tiongkok (1,7%), India (2,7%), Inggris (2,2%), dan Rusia (4,1%).
Konsep sistem pertahanan udara Retia, yang akan digunakan Indonesia (ist)
Kendati Indonesia masih memiliki anggaran sebesar 0,8% dari total GDP, Menhan Prabowo optimis bahwa nantinya Indonesia akan memiliki pertahanan yang kuat dengan anggaran yang memadai. Ia juga berkomitmen untuk terus memperkokoh kekuatan TNI dan pertahanan Indonesia.
Menutup keynote speech nya, Menhan Prabowo membacakan sebuah adagium yang menggambarkan bagaimana negara yang kuat harus didukung oleh sejumlah hal di antaranya tentara yang kuat, perekonomian yang kuat, dan pemerintahan yang bersih.
“Tidak ada negara kuat tanpa tentara yang kuat. Tidak ada tentara yang kuat tanpa uang. Tidak ada uang tanpa perekonomian yang baik, yaitu kemakmuran. Tidak ada kemakmuran tanpa rakyat yang bahagia. Tidak ada rakyat yang bahagia tanpa keadilan. Tidak ada keadilan, tanpa pemerintah yang bersih,” tutup Menhan Prabowo. (yas)
Roadmap PAL [PAL] ★
Menteri Pertahanan (Menhan) RI Prabowo Subianto menjadi keynote speaker pada acara Seminar Nasional TNI Angkatan Udara (TNI AU) bertajuk “Tantangan TNI AU dalam Perkembangan Teknologi Elektronika Penerbangan” yang digelar di Gedung Puri Ardhya Garini, Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa (8/11).
Pada kesempatan tersebut, Menhan Prabowo menegaskan bahwa Indonesia sebagai negara merdeka dan berdaulat membutuhkan pertahanan yang kuat. Pertahanan yang kuat merupakan investasi bagi Indonesia.
Namun, ia menyayangkan bagaimana sejumlah pihak masih belum menyadari hal tersebut sehingga mereka bersikap tidak waspada terhadap berbagai bentuk ancaman yang ada saat ini dan berpotensi terjadi di masa depan.
KCR 60 Tesco akan dilengkapi sistem tempur buatan Turkiye (GM)
”Bangsa kita, masyarakat kita, sekarang ini kurang waspada. Elite kita kurang waspada. Bahkan, ada di antara elite kita yang tidak mau memikirkan ancaman-ancaman real yang dihadapi oleh bangsa-bangsa. Tinggalkan sikap kurang waspada ini, karena sikap seperti inilah yang sangat membahayakan kelangsungan hidup bangsa Indonesia,” tegasnya.
Kemudian Menhan Prabowo menambahkan bagaimana seharusnya para jenderal dan elite mampu berpikir strategis untuk mengantisipasi berbagai potensi ancaman yang mungkin muncul dalam beberapa tahun ke depan, karena ancaman pertahanan disebutnya tidak selalu datang dalam bentuk perang.
Anggaran pertahanan juga turut menjadi hal lain yang disoroti oleh Menhan Prabowo. Ia mencontohkan bagaimana negara tetangga, Singapura, yang secara geografis dan jumlah penduduk lebih kecil dari Indonesia tetapi memiliki anggaran pertahanan yang justru lebih besar, hingga mencapai 3% dari total GDP mereka.
Selain Singapura, ia juga menyebut lima negara di dunia dengan anggaran pertahanan terbesar pada tahun anggaran 2021 yaitu Amerika Serikat (3,5%), Tiongkok (1,7%), India (2,7%), Inggris (2,2%), dan Rusia (4,1%).
Konsep sistem pertahanan udara Retia, yang akan digunakan Indonesia (ist)
Kendati Indonesia masih memiliki anggaran sebesar 0,8% dari total GDP, Menhan Prabowo optimis bahwa nantinya Indonesia akan memiliki pertahanan yang kuat dengan anggaran yang memadai. Ia juga berkomitmen untuk terus memperkokoh kekuatan TNI dan pertahanan Indonesia.
Menutup keynote speech nya, Menhan Prabowo membacakan sebuah adagium yang menggambarkan bagaimana negara yang kuat harus didukung oleh sejumlah hal di antaranya tentara yang kuat, perekonomian yang kuat, dan pemerintahan yang bersih.
“Tidak ada negara kuat tanpa tentara yang kuat. Tidak ada tentara yang kuat tanpa uang. Tidak ada uang tanpa perekonomian yang baik, yaitu kemakmuran. Tidak ada kemakmuran tanpa rakyat yang bahagia. Tidak ada rakyat yang bahagia tanpa keadilan. Tidak ada keadilan, tanpa pemerintah yang bersih,” tutup Menhan Prabowo. (yas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.