Memasang sonar pendeteksi kapal selam di kapal tonase kecil Penandatanganan Letter of Agreement (LoA) dan Power of Authority (PoA) dilakukan antara Direktur Utama PT BTI Indo Tekno, Peter Tjahjono dengan Commercial Officer SEA, Karen Amner, Minggu (6/11/2022). (Foto: Lely Yuana/TIMES Indonesia) ★
PT BTI Indo Tekno sebagai kontraktor alutsista melakukan penandatangan kerja sama dengan SEA guna memperkuat pertahanan Angkatan Laut Republik Indonesia, Sabtu (5/11/2022).
Penandatanganan Letter of Agreement (LOA) dan Power of Authority (POA) dilakukan antara Direktur Utama PT BTI Indo Tekno, Peter Tjahjono dengan Commercial Officer SEA, Karen Amner.
Direktur Utama PT BTI Indo Tekno Peter Tjahjono berharap perusahaan yang berkantor di Surabaya ini dapat mengupgrade pengetahuan dan wawasan terkait modernisasi produk dengan rancangan dan inovasi terbaru.
PT BTI Indo Tekno sendiri merupakan kontraktor alutsista dengan spesialisasi di bidang maintenance, repair, and overhaul (MRO), platform kapal angkatan laut, sistem persenjataan, dan sistem navigasi.
"PT BTI Indo Tekno akan terus meningkatkan kualitas dan mutu produk yang kami tawarkan guna memperkuat sistem pertahanan dan keamanan Republik Indonesia," ungkap Peter, Minggu (6/11/2022).
Menurut dia, modernisasi alutsista menjadi sesuatu yang tak dapat ditawar dalam menjamin tingkat kesiapan tempur.
Terlebih tantangan dalam operasi penugasan kian kompleks dan menuntut sistem persenjataan mumpuni untuk menjaga kemaritiman Indonesia di segala kondisi. Oleh karena itu, dalam armada kapal perang membutuhkan optimalisasi kelengkapan senjata.
Peter menegaskan, bahwa hal ini sangat penting guna memasok kebutuhan persenjataan demi menjaga keutuhan NKRI.
"PT BTI Indo Tekno memegang lebih dari 10 agen pabrikan alutsista terkemuka di dunia. Kami berkomitmen untuk meningkatkan kapabilitas tempur jajaran kapal perang ke depannya," ujar Peter.
Keoptimalan dan peningkatan dalam kebutuhan persenjataan perang merupakan fokus PT. BTI Indo Tekno sebagai tekno kontraktor alutsista. Sehingga momentum kerja sama dengan SEA akan menjadi langkah pengenalan produk berteknologi terbaru bagi perlengkapan kapal perang.
Peter menerangkan bahwa produk SEA berbeda dengan produk lainnya. SEA satu-satunya yang memiliki ray sonar dengan ukuran sangat kecil. Sehingga ini bisa mengubah cara operasi atau konsep operasi (Konops) dari angkatan laut.
"Sebelumnya hanya kapal-kapal besar semacam fregate atau destroyer yang bisa melakukan anti submarine warfare. Sedangkan kapal-kapal kecil itu terbatas. Seperti PC 60, PC 40, KCR tidak bisa. Karena mereka membawa sonarnya aja udah terlalu berat," ungkapnya.
Maka, dengan adanya produk SEA tersebut, kapal-kapal sekelas PC 40 bisa mendeteksi kapal selam.
"Jadi saya rasa ini merupakan terobosan yang sangat luar biasa terutama buat user angkatan laut untuk bisa mendeteksi lebih dini. Karena perairan maritim Indonesia ini kita harap menggunakan kapal-kapal kecil," kata dia.
Tawarkan Produk ke AL
PC 40 TNI AL, KRI Albakora 867 (TNI AL)
Setelah kerja sama ini, PT BTI Indo Tekno akan coba menawarkan produk besutan SEA kepada angkatan laut.
"Sesuai dengan data dan fakta, harapannya angkatan laut berminat dengan barang-barang ini," tandasnya.
Selain itu, lanjut Peter, SEA juga mempunyai torpedo cup di mana saat ini Indonesia tersandera oleh brand-brand besar yang dinilai memboroskan anggaran pertahanan.
"Karena kalau brand besar utamanya mereka pasti mahal, torpedonya juga terbatas. Kalau menggunakan SEA torpedo cupnya bisa menggunakan milik mereka, sedangkan isinya bisa apa saja," jelas Peter.
PT BTI Indo Tekno dan SEA menandatangani perjanjian kerja sama ini dengan kontrak selama dua tahun. Setelah itu akan dievaluasi kembali.
"Tentunya kami juga tidak ingin mengecewakan bagi manufaktur. Harus sama-sama diuntungkan dalam kerja sama ini," ucapnya.
Fokus kerja sama ini meningkatkan kapabilitas kapal-kapal angkatan laut. Bukan hanya kapal kecil saja.
Ia menargetkan pada 2023 minimal melaksanakan paparan, presentasi dan technical discussion kepada user untuk mengenalkan product knowledge teknologi tersebut.
PT BTI Indo Tekno sendiri memiliki workshop dan teknisi. Oleh karena itu, kerja sama ini nantinya diharapkan juga berdampak pada peningkatan tenaga kerja Indonesia. Terutama generasi muda yang berminat bekerja dalam bidang pertahanan dan keamanan.
"Sehingga ketergantungan dengan asing bisa berkurang," ujarnya.
Peter mengungkapkan, selain dengan SEA, PT. BTI Indo Tekno juga telah berkerja sama dan melakukan tanda tangan kontrak dengan LOA, POA SEA, PT Citra Shipyard dan PT Republik Korpora.
Guna menancapkan taring sebagai kontraktor alutsista, PT. BTI Indo Tekno juga kembali ketiga kalinya dalam Indo Defence 2022 Expo & Forum yang menjadi pameran industri pertahanan terbesar se-Asia Tenggara. Acara tersebut digelar di tiga lokasi bersamaan mulai 2-5 November 2022 kemarin. (*)
PT BTI Indo Tekno sebagai kontraktor alutsista melakukan penandatangan kerja sama dengan SEA guna memperkuat pertahanan Angkatan Laut Republik Indonesia, Sabtu (5/11/2022).
Penandatanganan Letter of Agreement (LOA) dan Power of Authority (POA) dilakukan antara Direktur Utama PT BTI Indo Tekno, Peter Tjahjono dengan Commercial Officer SEA, Karen Amner.
Direktur Utama PT BTI Indo Tekno Peter Tjahjono berharap perusahaan yang berkantor di Surabaya ini dapat mengupgrade pengetahuan dan wawasan terkait modernisasi produk dengan rancangan dan inovasi terbaru.
PT BTI Indo Tekno sendiri merupakan kontraktor alutsista dengan spesialisasi di bidang maintenance, repair, and overhaul (MRO), platform kapal angkatan laut, sistem persenjataan, dan sistem navigasi.
"PT BTI Indo Tekno akan terus meningkatkan kualitas dan mutu produk yang kami tawarkan guna memperkuat sistem pertahanan dan keamanan Republik Indonesia," ungkap Peter, Minggu (6/11/2022).
Menurut dia, modernisasi alutsista menjadi sesuatu yang tak dapat ditawar dalam menjamin tingkat kesiapan tempur.
Terlebih tantangan dalam operasi penugasan kian kompleks dan menuntut sistem persenjataan mumpuni untuk menjaga kemaritiman Indonesia di segala kondisi. Oleh karena itu, dalam armada kapal perang membutuhkan optimalisasi kelengkapan senjata.
Peter menegaskan, bahwa hal ini sangat penting guna memasok kebutuhan persenjataan demi menjaga keutuhan NKRI.
"PT BTI Indo Tekno memegang lebih dari 10 agen pabrikan alutsista terkemuka di dunia. Kami berkomitmen untuk meningkatkan kapabilitas tempur jajaran kapal perang ke depannya," ujar Peter.
Keoptimalan dan peningkatan dalam kebutuhan persenjataan perang merupakan fokus PT. BTI Indo Tekno sebagai tekno kontraktor alutsista. Sehingga momentum kerja sama dengan SEA akan menjadi langkah pengenalan produk berteknologi terbaru bagi perlengkapan kapal perang.
Peter menerangkan bahwa produk SEA berbeda dengan produk lainnya. SEA satu-satunya yang memiliki ray sonar dengan ukuran sangat kecil. Sehingga ini bisa mengubah cara operasi atau konsep operasi (Konops) dari angkatan laut.
"Sebelumnya hanya kapal-kapal besar semacam fregate atau destroyer yang bisa melakukan anti submarine warfare. Sedangkan kapal-kapal kecil itu terbatas. Seperti PC 60, PC 40, KCR tidak bisa. Karena mereka membawa sonarnya aja udah terlalu berat," ungkapnya.
Maka, dengan adanya produk SEA tersebut, kapal-kapal sekelas PC 40 bisa mendeteksi kapal selam.
"Jadi saya rasa ini merupakan terobosan yang sangat luar biasa terutama buat user angkatan laut untuk bisa mendeteksi lebih dini. Karena perairan maritim Indonesia ini kita harap menggunakan kapal-kapal kecil," kata dia.
Tawarkan Produk ke AL
PC 40 TNI AL, KRI Albakora 867 (TNI AL)
Setelah kerja sama ini, PT BTI Indo Tekno akan coba menawarkan produk besutan SEA kepada angkatan laut.
"Sesuai dengan data dan fakta, harapannya angkatan laut berminat dengan barang-barang ini," tandasnya.
Selain itu, lanjut Peter, SEA juga mempunyai torpedo cup di mana saat ini Indonesia tersandera oleh brand-brand besar yang dinilai memboroskan anggaran pertahanan.
"Karena kalau brand besar utamanya mereka pasti mahal, torpedonya juga terbatas. Kalau menggunakan SEA torpedo cupnya bisa menggunakan milik mereka, sedangkan isinya bisa apa saja," jelas Peter.
PT BTI Indo Tekno dan SEA menandatangani perjanjian kerja sama ini dengan kontrak selama dua tahun. Setelah itu akan dievaluasi kembali.
"Tentunya kami juga tidak ingin mengecewakan bagi manufaktur. Harus sama-sama diuntungkan dalam kerja sama ini," ucapnya.
Fokus kerja sama ini meningkatkan kapabilitas kapal-kapal angkatan laut. Bukan hanya kapal kecil saja.
Ia menargetkan pada 2023 minimal melaksanakan paparan, presentasi dan technical discussion kepada user untuk mengenalkan product knowledge teknologi tersebut.
PT BTI Indo Tekno sendiri memiliki workshop dan teknisi. Oleh karena itu, kerja sama ini nantinya diharapkan juga berdampak pada peningkatan tenaga kerja Indonesia. Terutama generasi muda yang berminat bekerja dalam bidang pertahanan dan keamanan.
"Sehingga ketergantungan dengan asing bisa berkurang," ujarnya.
Peter mengungkapkan, selain dengan SEA, PT. BTI Indo Tekno juga telah berkerja sama dan melakukan tanda tangan kontrak dengan LOA, POA SEA, PT Citra Shipyard dan PT Republik Korpora.
Guna menancapkan taring sebagai kontraktor alutsista, PT. BTI Indo Tekno juga kembali ketiga kalinya dalam Indo Defence 2022 Expo & Forum yang menjadi pameran industri pertahanan terbesar se-Asia Tenggara. Acara tersebut digelar di tiga lokasi bersamaan mulai 2-5 November 2022 kemarin. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.