Bertonase 3.500 Ton UMS King Thalun F19 frigate (CINCDS)
Debut Myanmar dalam kekuatan laut nyaris tak terdengar di kawasan Asia Tenggara. Namun, siapa sangka bahwa Negeri Pagoda Emas punya kemampuan membangun kapal perang bertonase besar di dalam negeri, yang dari tonase dan jenis kapalnya, maka galangan kapal Myanmar tanpa “omon-omon” mampu mengungguli pencapaian industri kapal perang di Indonesia.
Setelah membangun frigat Aung Zeya class (Type 001) dengan tonase 2.500 ton dan frigat Kyansittha class (Type 002) dengan tonase 3.000 ton, kini Thilawa Naval Dockyard meluncurkan produk terbarunya, yakni UMS King Thalun – Sinbyushin class (Type 003) dengan nomer lambung 19.
Sebagai frigat terbaru, UMS King Thalun lebih canggih dari dua kelas frigat sebelumnya, dan dirancang menggunakan desain stealth untuk mengurangi deteksi radar. Dan frigat dengan bobot 3.500 ton ini dibangun dengan kemampuan sistem pertahanan yang lebih terintegrasi dan modular.
Seperti dikutip The Global New Light of Myanmar (25/12/2024), UMS King Thalun diluncurkan dalam sebuah upacara yang menandai HUT ke-77 Tatmadaw (Angkatan Laut) Republik Persatuan Myanmar. Ketua Dewan Administrasi Negara Panglima Tertinggi Angkatan Pertahanan Jenderal Senior Min Aung Hlaing menghadiri upacara peresmian dan peluncuran fregat sepanjang 135 meter yang dibangun oleh Tatmadaw (Angkatan Laut) di Markas Komando Galangan Kapal Angkatan Laut di Thanlyin pada 24 Desember 2024.
UMS King Thalun dibangun oleh Thilawa Naval Dockyard pada bulan Maret 2017. Thilawa Naval Dockyard terletak di kawasan Thilawa, yang merupakan sebuah pelabuhan dan kawasan industri di dekat kota Yangon, Myanmar. Lokasinya berada di sepanjang tepi Sungai Yangon, yang menghubungkan kawasan ini ke Laut Andaman, membuatnya ideal untuk galangan kapal militer dan sipil.
Karena tonase dan dimensi UMS King Thalun yang besar, bagian-bagian badan kapal dibangun secara terpisah, kemudian dirakit. UMS King Thalun merupakan kapal terbesar di antara kapal-kapal lain yang dibangun oleh Thilawa Naval Dockyard. Kapal perang ini dilengkapi dengan struktur bodi, mesin, elektronik, persenjataan, dan sistem persenjataan. Berbagai upaya dilakukan untuk mengembangkan bagian dalam kapal agar sesuai dengan kapal perang internasional.
Dari spesifikasi, frigat iniu punya panjang 135 meter, lebar 14,5 meter, tinggi sembilan meter, dan draft 4,1 meter dan tonase 3.500 ton. Frigat ini dan dapat melaju dengan kecepatan 30 mil laut per jam (48,2 km per jam).
Kapal ini memiliki kemampuan untuk mempertahankan ancaman konvensional dan nonkonvensional di garis depan Laut Myanmar, melakukan patroli dan pengawasan, memerangi invasi kelompok teroris, melindungi batas maritim serta mengendalikan perairan teritorial Negara dan melakukan operasi pencarian dan penyelamatan untuk tindakan kemanusiaan.
Lain dari itu, belum diketahui persis persenjataan yang akan dipasang pada UMS King Thalun. Namun, dari foto-foto yang beredar, pada bagian haluan terdapat 16 peluncur rudal hanud VLS (Vertical Launching System). Meski belum diketahui persis jenisnya, tapi kuat dugaan Myanmar akan mengadopsi jenis persenjataan dari dua pilihan negara, Rusia atau Cina, mungkin juga kombinasi dari produk Cina dan Rusia.
Pada Latihan Bersama (Latma) ARNEX 2021 yang berlangsung 1-3 Desember 2021 di Perairan Belawan, Sumatera Utara, Angkatan Laut Myanmar mengerahkan frigat produksi dalam negeri, yaitu UMS Kyansittha.Frigat dengan bobot 3.000 ton ini menggabungkan berbagai suite elektronik dan sistem persenjataan dari India, Cina dan Rusia.
UMS Kyansittha mengusung beraga persenjataan gado-gado barat dan timur – yaitu 1 × OTO Melara 76 mm naval gun, 3 x NG-18(H/PJ-13) 6-barrel 30 mm CIWS, 2x 14,5 mm Gatling Guns, 8x rudal anti kapal C-802, 6x turret-mounted Igla-S(SA-24) SAM (reloadable), 2x triple torpedo launchers for Shyena torpedoes, 2x RBU-1200 anti-submarine rocket launchers(total of 36 rockets in storage) dan 2x Large Depth Charge (LDC) throwers.
UMS Kyansittha punya panjang 108 meter dan lebar 13,5 meter dan ditenagai propulsi CODAD (Combined diesel and diesel). (Gilang Perdana)
Debut Myanmar dalam kekuatan laut nyaris tak terdengar di kawasan Asia Tenggara. Namun, siapa sangka bahwa Negeri Pagoda Emas punya kemampuan membangun kapal perang bertonase besar di dalam negeri, yang dari tonase dan jenis kapalnya, maka galangan kapal Myanmar tanpa “omon-omon” mampu mengungguli pencapaian industri kapal perang di Indonesia.
Setelah membangun frigat Aung Zeya class (Type 001) dengan tonase 2.500 ton dan frigat Kyansittha class (Type 002) dengan tonase 3.000 ton, kini Thilawa Naval Dockyard meluncurkan produk terbarunya, yakni UMS King Thalun – Sinbyushin class (Type 003) dengan nomer lambung 19.
Sebagai frigat terbaru, UMS King Thalun lebih canggih dari dua kelas frigat sebelumnya, dan dirancang menggunakan desain stealth untuk mengurangi deteksi radar. Dan frigat dengan bobot 3.500 ton ini dibangun dengan kemampuan sistem pertahanan yang lebih terintegrasi dan modular.
Seperti dikutip The Global New Light of Myanmar (25/12/2024), UMS King Thalun diluncurkan dalam sebuah upacara yang menandai HUT ke-77 Tatmadaw (Angkatan Laut) Republik Persatuan Myanmar. Ketua Dewan Administrasi Negara Panglima Tertinggi Angkatan Pertahanan Jenderal Senior Min Aung Hlaing menghadiri upacara peresmian dan peluncuran fregat sepanjang 135 meter yang dibangun oleh Tatmadaw (Angkatan Laut) di Markas Komando Galangan Kapal Angkatan Laut di Thanlyin pada 24 Desember 2024.
UMS King Thalun dibangun oleh Thilawa Naval Dockyard pada bulan Maret 2017. Thilawa Naval Dockyard terletak di kawasan Thilawa, yang merupakan sebuah pelabuhan dan kawasan industri di dekat kota Yangon, Myanmar. Lokasinya berada di sepanjang tepi Sungai Yangon, yang menghubungkan kawasan ini ke Laut Andaman, membuatnya ideal untuk galangan kapal militer dan sipil.
Karena tonase dan dimensi UMS King Thalun yang besar, bagian-bagian badan kapal dibangun secara terpisah, kemudian dirakit. UMS King Thalun merupakan kapal terbesar di antara kapal-kapal lain yang dibangun oleh Thilawa Naval Dockyard. Kapal perang ini dilengkapi dengan struktur bodi, mesin, elektronik, persenjataan, dan sistem persenjataan. Berbagai upaya dilakukan untuk mengembangkan bagian dalam kapal agar sesuai dengan kapal perang internasional.
Dari spesifikasi, frigat iniu punya panjang 135 meter, lebar 14,5 meter, tinggi sembilan meter, dan draft 4,1 meter dan tonase 3.500 ton. Frigat ini dan dapat melaju dengan kecepatan 30 mil laut per jam (48,2 km per jam).
Kapal ini memiliki kemampuan untuk mempertahankan ancaman konvensional dan nonkonvensional di garis depan Laut Myanmar, melakukan patroli dan pengawasan, memerangi invasi kelompok teroris, melindungi batas maritim serta mengendalikan perairan teritorial Negara dan melakukan operasi pencarian dan penyelamatan untuk tindakan kemanusiaan.
Lain dari itu, belum diketahui persis persenjataan yang akan dipasang pada UMS King Thalun. Namun, dari foto-foto yang beredar, pada bagian haluan terdapat 16 peluncur rudal hanud VLS (Vertical Launching System). Meski belum diketahui persis jenisnya, tapi kuat dugaan Myanmar akan mengadopsi jenis persenjataan dari dua pilihan negara, Rusia atau Cina, mungkin juga kombinasi dari produk Cina dan Rusia.
Pada Latihan Bersama (Latma) ARNEX 2021 yang berlangsung 1-3 Desember 2021 di Perairan Belawan, Sumatera Utara, Angkatan Laut Myanmar mengerahkan frigat produksi dalam negeri, yaitu UMS Kyansittha.Frigat dengan bobot 3.000 ton ini menggabungkan berbagai suite elektronik dan sistem persenjataan dari India, Cina dan Rusia.
UMS Kyansittha mengusung beraga persenjataan gado-gado barat dan timur – yaitu 1 × OTO Melara 76 mm naval gun, 3 x NG-18(H/PJ-13) 6-barrel 30 mm CIWS, 2x 14,5 mm Gatling Guns, 8x rudal anti kapal C-802, 6x turret-mounted Igla-S(SA-24) SAM (reloadable), 2x triple torpedo launchers for Shyena torpedoes, 2x RBU-1200 anti-submarine rocket launchers(total of 36 rockets in storage) dan 2x Large Depth Charge (LDC) throwers.
UMS Kyansittha punya panjang 108 meter dan lebar 13,5 meter dan ditenagai propulsi CODAD (Combined diesel and diesel). (Gilang Perdana)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.