Atasi imigran gelap, Australia hibahkan dua kapal patroli ke Malaysia.
Walaupun kerja sama dengan Indonesia dihentikan, Australia tidak kehilangan akal untuk mengatasi masalah imigran gelap ke negaranya. Australia dilaporkan mendekati Malaysia, bahkan memberikan dua kapal patroli sebagai hibah kepada Jiran.
Diberitakan Channel News Asia, Kamis 6 Februari 2014, Australia akan memberikan kapal Bay Class yang tidak lagi mereka gunakan ke Malaysia pada pertengahan 2015 mendatang. Menteri Imigrasi Australia mengatakan bahwa ini adalah "strategi operasi praktis untuk mengatasi kejahatan ini."
Kebanyakan imigran gelap pencari suaka ke Australia memang melalui Indonesia. Tapi Malaysia terkadang jadi negara transit untuk mengirimkan para imigran melalui perbatasan Thailand-Malaysia ke Sumatra melalui Selat Malaka.
"Malaysia adalah mitra kunci di regional dan dalam upaya bilateral melawan penyelundupan manusia, hal ini penting terutama karena Malaysia sering digunakan sebagai negara transit menuju Australia dengan kapal," kata Morrison.
Kapal hibah dari Australia telah digunakan sejak tahun 1990an dan kini mulai ditinggalkan. Kapal patroli ini punya jangkauan 1000 mil laut dan diawaki 12 petugas.
"Kapal hibah ini akan meningkatkan kemampuan intersepsi, pencarian dan penyelamatan Badan Penegakan Maritim Malaysia dalam operasi perlindungan perbatasan," kata Morrison.
Pemerintah Indonesia menghentikan kerja sama penanganan imigran gelap menyusul terbongkarnya penyadapan oleh pemerintah Australia. Akibatnya, Australia harus bekerja keras mencegah masuknya para imigran ini ke wilayah mereka.
Salah satu cara ekstrem oleh Australia adalah mendorong kembali kapal pencari suaka ke Indonesia. Cara lainnya, mengirim mereka ke kamp di sebuah pulau di Pasifik. Morrison mengatakan, sejak 19 Desember lalu, tidak ada kapal imigran yang sampai di daratan Australia.(umi)
Diberitakan Channel News Asia, Kamis 6 Februari 2014, Australia akan memberikan kapal Bay Class yang tidak lagi mereka gunakan ke Malaysia pada pertengahan 2015 mendatang. Menteri Imigrasi Australia mengatakan bahwa ini adalah "strategi operasi praktis untuk mengatasi kejahatan ini."
Kebanyakan imigran gelap pencari suaka ke Australia memang melalui Indonesia. Tapi Malaysia terkadang jadi negara transit untuk mengirimkan para imigran melalui perbatasan Thailand-Malaysia ke Sumatra melalui Selat Malaka.
"Malaysia adalah mitra kunci di regional dan dalam upaya bilateral melawan penyelundupan manusia, hal ini penting terutama karena Malaysia sering digunakan sebagai negara transit menuju Australia dengan kapal," kata Morrison.
Kapal hibah dari Australia telah digunakan sejak tahun 1990an dan kini mulai ditinggalkan. Kapal patroli ini punya jangkauan 1000 mil laut dan diawaki 12 petugas.
"Kapal hibah ini akan meningkatkan kemampuan intersepsi, pencarian dan penyelamatan Badan Penegakan Maritim Malaysia dalam operasi perlindungan perbatasan," kata Morrison.
Pemerintah Indonesia menghentikan kerja sama penanganan imigran gelap menyusul terbongkarnya penyadapan oleh pemerintah Australia. Akibatnya, Australia harus bekerja keras mencegah masuknya para imigran ini ke wilayah mereka.
Salah satu cara ekstrem oleh Australia adalah mendorong kembali kapal pencari suaka ke Indonesia. Cara lainnya, mengirim mereka ke kamp di sebuah pulau di Pasifik. Morrison mengatakan, sejak 19 Desember lalu, tidak ada kapal imigran yang sampai di daratan Australia.(umi)
♞ Vivanews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.