Magetan ♼ Kunjungan anggota Komisi I DPR ke Pangkalan TNI AU Iswahyudi di Kabupaten Magetan, Jawa timur, sepanjang hari ini, menghasilkan fakta yang mengejutkan. Wakil rakyat menemukan onderdil salah satu pesawat yang masa pakainya telah habis, dan ternyata barang tersebut didapat dari pasar loak di luar negeri.
Tidak menutup kemungkinan hal serupa juga terjadi di sejumlah pesawat ataupun alutsista lain. Dugaan pun muncul, pemicu kecelakaan pesawat udara yang sering terjadi di Tanah Air ditengarai hal itu.
Demikian disampaikan anggota Komisi I DPR, Basri SI, di sela-sela kunjunganya bersama wakil rakyat lainnya. Pesawat tempur yang menggunakan onderdil bekas tersebut di antaranya pesawat tempur F5.
“Tentu saja hal itu sangat membahayakan keselamatan penerbang dalam menjalankan tugasnya menjaga keamanan wilayah udara Indonesia. Sebaiknya segera digrounded!” tegasnya, Rabu (5/2/2014).
Pihaknya segera merekomendasikan agar sejumlah pesawat tersebut diganti dengan pesawat tempur baru, yang bisa dipesan dari berbagai negara produsen, baik Eropa maupun Asia. Seperti pesawat T- 50 I Golden Eagle Indonesia yang dipesan dari Korea Selatan sebanyak 16 unit untuk menggantikan pesawat tempur F5 yang memang sudah habis masa pakainya.
Menurutnya, sedikitnya dibutuhkan tiga skuadron pesawat tempur baru agar wilayah udara Indonesia dapat terjaga dengan baik. Hal itu tentu saja disesuaikan dengan situasi politik dan pemerintahan dalam negeri, termasuk pembiayaan untuk merealisasikannya.
Tidak menutup kemungkinan hal serupa juga terjadi di sejumlah pesawat ataupun alutsista lain. Dugaan pun muncul, pemicu kecelakaan pesawat udara yang sering terjadi di Tanah Air ditengarai hal itu.
Demikian disampaikan anggota Komisi I DPR, Basri SI, di sela-sela kunjunganya bersama wakil rakyat lainnya. Pesawat tempur yang menggunakan onderdil bekas tersebut di antaranya pesawat tempur F5.
“Tentu saja hal itu sangat membahayakan keselamatan penerbang dalam menjalankan tugasnya menjaga keamanan wilayah udara Indonesia. Sebaiknya segera digrounded!” tegasnya, Rabu (5/2/2014).
Pihaknya segera merekomendasikan agar sejumlah pesawat tersebut diganti dengan pesawat tempur baru, yang bisa dipesan dari berbagai negara produsen, baik Eropa maupun Asia. Seperti pesawat T- 50 I Golden Eagle Indonesia yang dipesan dari Korea Selatan sebanyak 16 unit untuk menggantikan pesawat tempur F5 yang memang sudah habis masa pakainya.
Menurutnya, sedikitnya dibutuhkan tiga skuadron pesawat tempur baru agar wilayah udara Indonesia dapat terjaga dengan baik. Hal itu tentu saja disesuaikan dengan situasi politik dan pemerintahan dalam negeri, termasuk pembiayaan untuk merealisasikannya.
♞ Okezone
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.