Organisasi Papua Merdeka (OPM) seringkali dianggap sebagai orang-orang di balik penyerangan polisi dan warga di Papua. Namun sedikit demi sedikit gerakan ini berubah haluan.
Jika sebelumnya kekerasan yang mereka lakukan demi kemerdekaan Papua, kini telah berubah arah. Polisi bahkan memandang gerakan mereka sebagai gerakan kriminal, bukan lagi bermuatan ideologis.
"Sekarang mereka tidak murni, banyak kelompok yang menculik belasan gadis diperkosa terus minta emas dari ayahnya, sering menembaki masyarakat, membakar perusahaan yang menolak dimintai uang. Oleh karena itu kami menyebutnya sebagai kelompok bersenjata bukan OPM," jelas Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Sulistyo Pudjo di Hotel Diraja, Jakarta, Selasa (4/2).
Selain itu, di Papua ada beberapa kelompok besar yang sering membuat ulah. Mereka ini punya daerah-daerah kekuasaan tersendiri.
Menjelang pemilu nanti, Polda Papua tetap mengikutsertakan masyarakat sebagai pembantu Polri dalam melakukan pengamanan. Apalagi dikhawatirkan jika para kelompok bersenjata ini memanfaatkan momen pemilu untuk kepentingannya.
"Kita melibatkan stakeholder pilkada TNI, KPI, Panwas, untuk mengamankan gerakan kelompok yang sekarang bergeser ke kriminal. Mereka bisa mengacaukan pilkada karena memiliki senjata," tutup dia.(mdk/tyo)
Jika sebelumnya kekerasan yang mereka lakukan demi kemerdekaan Papua, kini telah berubah arah. Polisi bahkan memandang gerakan mereka sebagai gerakan kriminal, bukan lagi bermuatan ideologis.
"Sekarang mereka tidak murni, banyak kelompok yang menculik belasan gadis diperkosa terus minta emas dari ayahnya, sering menembaki masyarakat, membakar perusahaan yang menolak dimintai uang. Oleh karena itu kami menyebutnya sebagai kelompok bersenjata bukan OPM," jelas Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Sulistyo Pudjo di Hotel Diraja, Jakarta, Selasa (4/2).
Selain itu, di Papua ada beberapa kelompok besar yang sering membuat ulah. Mereka ini punya daerah-daerah kekuasaan tersendiri.
Menjelang pemilu nanti, Polda Papua tetap mengikutsertakan masyarakat sebagai pembantu Polri dalam melakukan pengamanan. Apalagi dikhawatirkan jika para kelompok bersenjata ini memanfaatkan momen pemilu untuk kepentingannya.
"Kita melibatkan stakeholder pilkada TNI, KPI, Panwas, untuk mengamankan gerakan kelompok yang sekarang bergeser ke kriminal. Mereka bisa mengacaukan pilkada karena memiliki senjata," tutup dia.(mdk/tyo)
● Merdeka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.