Danpussenarmed Brigjen TNI Dwi jati Utomo,S.I.P.,M.Tr(Han), bersama rombongan tim dari Pussenarmed berkunjung ke Pusdikif Pussenif Cipatat dalam rangka uji fungsi Meriam 155 mm GS M109A4-BE. Kedatangan rombongan di sambut Kasubditbinjat dan Optic Ditpalad Kolonel Cpl Amo Ponco, Senin (23/10). Brigjen TNI Dwi Jati Utomo menyampaikan, Artileri Medan merupakan salah satu kecabangan TNI AD dan sebagai kekuatan yang menjalankan fungsi serangan Artileri dan Bantuan Tembakan terhadap sasaran di darat maupun permukaan secara tepat dan kontinyu.
Kemudian, Danpusssenarmed mengungkapkan Pussenarmed telah memesan 18 unit meriam 155 mm GS M109A4-BE yang akan digunakan oleh Batalyon Armed 4/GS dan Batalyon Armed 7/GS sebagai pengganti Meriam GS 105 mm Howitzer. Meriam 155 mm GS M109A4-BE Howitzer merupakan upgrade dari meriam M109A2 buatan Amerika Serikat yang dibeli pada tahun 1984-1985. Peremajaan dilakukan oleh Belgia pada tahun 2007-2008. Secara teknis kemampuannya telah diperbaharui dengan teknologi terbaru dan mempunyai daya tempur sangat dahsyat dan mobile yang tinggi.
Senjata andalan Korps Baret Coklat yang terakhir ini sekarang berada di Ditpalad untuk dilakukan pemeliharaan secara efektif dan efisien, sehingga seluruh materiil peralatan tersebut selalu dalam kondisi siap pakai guna menunjang kesiapan satuan jajaran TNI Angkatan Darat dalam melaksanakan tugas pokoknya. Meriam jenis ini sebetulnya sudah lama dikenal dunia Alutsista. Sebab, nama M109 sudah beroperasi dan berpengalaman di sejumlah perang seperti Perang Vietnam, Perang Teluk, Perang Irak, dan lain-lain.
Terbaru, Arab Saudi juga menggunakan meriam M109 untuk menggempur kelompok Houthi Yaman yang sampai saat ini perang masih terus berkecambuk dan telah menewaskan sekitar 10 ribu nyawa dan jutaan lainnya mengungsi. Terlepas dari itu, materi yang dilaksanakan dalam uji fungsi Meriam 155 mm GS M109A4-BE tersebut adalah Yonarmed roket melaksanakan bantuan tembakan dalam operasi serangan dan Yonarmed roket melaksanakan operasi serangan Artileri (Artileri Strike).
Danpusssenarmed menjelaskan, serangan Artileri (Artilleri Strike) yang merupakan suatu bentuk operasi tersendiri yang sangat menentukan dalam pertempuran, di mana terjadi pengerahan kekuatan Armed roket untuk menghancurkan musuh/instalasi (sasaran strategis) dari jarak yang sangat jauh dengan tembakan penghancuran, ketika pasukan sendiri masih berada dalam jarak yang aman atau belum terlibat dalam operasi secara keseluruhan yang dapat menimbulkan keuntungan bagi pasukan sendiri dan operasi selanjutnya. “Mengingat persenjataan Armed saat ini semakin canggih dan modern, maka perlu diadakan revisi pembinaan fungsi Armed ke depan,” katanya.(Penpussenarmed/Penerangan Sdirum Kodiklat TNI AD)
Kemudian, Danpusssenarmed mengungkapkan Pussenarmed telah memesan 18 unit meriam 155 mm GS M109A4-BE yang akan digunakan oleh Batalyon Armed 4/GS dan Batalyon Armed 7/GS sebagai pengganti Meriam GS 105 mm Howitzer. Meriam 155 mm GS M109A4-BE Howitzer merupakan upgrade dari meriam M109A2 buatan Amerika Serikat yang dibeli pada tahun 1984-1985. Peremajaan dilakukan oleh Belgia pada tahun 2007-2008. Secara teknis kemampuannya telah diperbaharui dengan teknologi terbaru dan mempunyai daya tempur sangat dahsyat dan mobile yang tinggi.
Senjata andalan Korps Baret Coklat yang terakhir ini sekarang berada di Ditpalad untuk dilakukan pemeliharaan secara efektif dan efisien, sehingga seluruh materiil peralatan tersebut selalu dalam kondisi siap pakai guna menunjang kesiapan satuan jajaran TNI Angkatan Darat dalam melaksanakan tugas pokoknya. Meriam jenis ini sebetulnya sudah lama dikenal dunia Alutsista. Sebab, nama M109 sudah beroperasi dan berpengalaman di sejumlah perang seperti Perang Vietnam, Perang Teluk, Perang Irak, dan lain-lain.
Terbaru, Arab Saudi juga menggunakan meriam M109 untuk menggempur kelompok Houthi Yaman yang sampai saat ini perang masih terus berkecambuk dan telah menewaskan sekitar 10 ribu nyawa dan jutaan lainnya mengungsi. Terlepas dari itu, materi yang dilaksanakan dalam uji fungsi Meriam 155 mm GS M109A4-BE tersebut adalah Yonarmed roket melaksanakan bantuan tembakan dalam operasi serangan dan Yonarmed roket melaksanakan operasi serangan Artileri (Artileri Strike).
Danpusssenarmed menjelaskan, serangan Artileri (Artilleri Strike) yang merupakan suatu bentuk operasi tersendiri yang sangat menentukan dalam pertempuran, di mana terjadi pengerahan kekuatan Armed roket untuk menghancurkan musuh/instalasi (sasaran strategis) dari jarak yang sangat jauh dengan tembakan penghancuran, ketika pasukan sendiri masih berada dalam jarak yang aman atau belum terlibat dalam operasi secara keseluruhan yang dapat menimbulkan keuntungan bagi pasukan sendiri dan operasi selanjutnya. “Mengingat persenjataan Armed saat ini semakin canggih dan modern, maka perlu diadakan revisi pembinaan fungsi Armed ke depan,” katanya.(Penpussenarmed/Penerangan Sdirum Kodiklat TNI AD)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.