Di HUT ke-74 TNIRadar Shikra milik Arhanud TNI AD, yang mampu mendeteksi sasaran udara sejauh 250 kilometer ditampilkan pada HUT ke-74 TNI. (Dispenad) ●
Upacara peringatan HUT ke-74 TNI menjadi ajang unjuk gigi kekuatan tempur Indonesia. Tiga matra, angkatan darat, laut dan udara, memperkenalkan persenjataannya.
Komandan Batalyon (Danyon) Arhanud 15/DBY Letkol Arh Muhammad Ufiz mengatakan, pada HUT TNI kali ini, Arhanud TNI AD menampilkan alutsista modern bernama Shikra. Radar tersebut mampu mendeteksi sasaran udara sejauh 250 kilometer (km).
"Alutsista modern dengan dilengkapi perangkat Electronic Counter-Countermeasures (ECCM), menjadikannya aman dari serangan Pernika, serta memiliki kemampuan mendeteksi 200 sasaran secara bersamaan," katanya, Sabtu (5/10/2019).
Ufiz menjelaskan, Arhanud TNI AD juga menampilkan tiga unit rudal Multi Mission System (MMS) dan tiga unit rudal Lightweight Multiple Laincer (LML). Masing-masing rudal diawaki tiga orang. Untuk radar Startrek diawaki dua orang, serta pendukungnya 15 personel, sehingga keseluruhan 23 orang.
Untuk dua jenis Rudal LML dan MMS, dia memaparkan, mampu mengatasi ancaman udara, baik pesawat udara maupun sasaran lainnya seperti UAV (Unmanned Aerial Vehicle). Memiliki berat ideal dan dapat dibawa ke manapun, menjadikan Rudal LML dapat digelar di berbagai bentuk medan.
Dengan waktu kurang dua menit, Ufiz mengungkapkan, rudal ini siap digunakan untuk tempur. Selain itu, dengan mencari pemancar gelombang elektromagnetik sebagai sasaran, menjadikan rudal ini sulit dideteksi lawan.
"Jarak tembak efektif pada misil ini sekitar 7,2 km, dengan kecepatan 3,5 Mach setara dengan kecepatan 4.321,8/jam, dengan ketinggian 4,6 km, dapat juga digunakan pada misil darat-udara atau darat-darat," tutur alumni Akmil 2001 ini.
Rudal Arhanud TNI AD (TNI AD) ●
Berbeda dari Rudal MMS, rudal ini ditempatkan menjadi satu pada kendaraan, menjadikannya memiliki mobilitas yang tinggi. Rudal ini juga memiliki multi missile turret yang memungkinkan penggunaan misil untuk melakukan penyerangan terhadap berbagai bentuk sasaran udara dengan waktu yang cepat.
"Dilengkapi Infra Red Camera, rudal ini pun sulit dilacak atau dihancurkan oleh rudal pencari emisi gelombang elektromagnetik. Jarak deteksi sasaran secara pasif dengan menggunakan Thermal Infrared sampai dengan 15 km," ujar Ufiz.
"Dengan kecepatan 3,5 Mach (4321,8 km/jam), ketinggian 5 km, jarak tembak 7,2 km, dan waktu reaksi dalam penyerangan kurang dari 5 detik kepada sasaran, menjadikan rudal ini memiliki Kill Probability mencapai 95 persen, yang artinya 1 shot 1 Kill Aircraft," tuturnya tambahnya.
Ufiz berharap, dengan keterlibatan alutsista yang dimiliki Yon Arhanud 15 menjadikan masyarakat mengenali berbagai jenis Alutsista satuan Arhanud TNI AD.
"Ini juga sebagai ajang Show of Force kepada dunia Internasional bahwa Militer Indonesia juga memiliki kesenjataan pertahanan udara yang canggih, yang setara dengan negara-negara maju lainnya seperti Inggris dan Perancis," katanya.
Upacara peringatan HUT ke-74 TNI menjadi ajang unjuk gigi kekuatan tempur Indonesia. Tiga matra, angkatan darat, laut dan udara, memperkenalkan persenjataannya.
Komandan Batalyon (Danyon) Arhanud 15/DBY Letkol Arh Muhammad Ufiz mengatakan, pada HUT TNI kali ini, Arhanud TNI AD menampilkan alutsista modern bernama Shikra. Radar tersebut mampu mendeteksi sasaran udara sejauh 250 kilometer (km).
"Alutsista modern dengan dilengkapi perangkat Electronic Counter-Countermeasures (ECCM), menjadikannya aman dari serangan Pernika, serta memiliki kemampuan mendeteksi 200 sasaran secara bersamaan," katanya, Sabtu (5/10/2019).
Ufiz menjelaskan, Arhanud TNI AD juga menampilkan tiga unit rudal Multi Mission System (MMS) dan tiga unit rudal Lightweight Multiple Laincer (LML). Masing-masing rudal diawaki tiga orang. Untuk radar Startrek diawaki dua orang, serta pendukungnya 15 personel, sehingga keseluruhan 23 orang.
Untuk dua jenis Rudal LML dan MMS, dia memaparkan, mampu mengatasi ancaman udara, baik pesawat udara maupun sasaran lainnya seperti UAV (Unmanned Aerial Vehicle). Memiliki berat ideal dan dapat dibawa ke manapun, menjadikan Rudal LML dapat digelar di berbagai bentuk medan.
Dengan waktu kurang dua menit, Ufiz mengungkapkan, rudal ini siap digunakan untuk tempur. Selain itu, dengan mencari pemancar gelombang elektromagnetik sebagai sasaran, menjadikan rudal ini sulit dideteksi lawan.
"Jarak tembak efektif pada misil ini sekitar 7,2 km, dengan kecepatan 3,5 Mach setara dengan kecepatan 4.321,8/jam, dengan ketinggian 4,6 km, dapat juga digunakan pada misil darat-udara atau darat-darat," tutur alumni Akmil 2001 ini.
Rudal Arhanud TNI AD (TNI AD) ●
Berbeda dari Rudal MMS, rudal ini ditempatkan menjadi satu pada kendaraan, menjadikannya memiliki mobilitas yang tinggi. Rudal ini juga memiliki multi missile turret yang memungkinkan penggunaan misil untuk melakukan penyerangan terhadap berbagai bentuk sasaran udara dengan waktu yang cepat.
"Dilengkapi Infra Red Camera, rudal ini pun sulit dilacak atau dihancurkan oleh rudal pencari emisi gelombang elektromagnetik. Jarak deteksi sasaran secara pasif dengan menggunakan Thermal Infrared sampai dengan 15 km," ujar Ufiz.
"Dengan kecepatan 3,5 Mach (4321,8 km/jam), ketinggian 5 km, jarak tembak 7,2 km, dan waktu reaksi dalam penyerangan kurang dari 5 detik kepada sasaran, menjadikan rudal ini memiliki Kill Probability mencapai 95 persen, yang artinya 1 shot 1 Kill Aircraft," tuturnya tambahnya.
Ufiz berharap, dengan keterlibatan alutsista yang dimiliki Yon Arhanud 15 menjadikan masyarakat mengenali berbagai jenis Alutsista satuan Arhanud TNI AD.
"Ini juga sebagai ajang Show of Force kepada dunia Internasional bahwa Militer Indonesia juga memiliki kesenjataan pertahanan udara yang canggih, yang setara dengan negara-negara maju lainnya seperti Inggris dan Perancis," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.