Antisipasi Lawan ChinaTuo Jiang-class (Tuo Chiang-class) disebut sebagai armada pembunuh kapal induk [istimewa] ☆
Angkatan Laut Taiwan berencana membangun enam kapal korvet rudal yang diperbarui dan dijuluki "pembunuh kapal induk".
Melalui pernyataan pada Rabu (16/12), Angkatan Laut Taiwan menuturkan pembuatan rudal itu rencananya dilakukan pada 2023 mendatang.
Taipei menuturkan proyek tersebut dilakukan untuk melawan "ancaman yang meningkat dengan cepat dari musuh".
Sebelumnya, Angkatan Laut Taiwan berencana memiliki tiga kapal rudal korvet pada 2025.
Kapal korvet merupakan kapal perang berukuran kecil di bawah kapal kelas fregat. Kapal korvet berfungsi sebagai kapal pemburu atau perusak.
Kapal Selam Baru
Kapal Selam Hai Pao Taiwan [istimewa] ☆
Selain kapal rudal korvet, Amerika Serikat juga telah mengeluarkan izin untuk mengekspor sistem sonar digital yang krusial bagi proyek kapal selam Taiwan.
Wakil Menteri Pertahanan Taiwan, Chang Che-ping, menuturkan Taipei mendapat kabar dari Washington bahwa izin pembelian sistem tersebut telah diberikan.
Sistem sonar digital dan sistem tempur terintegrasi adalah dua komponen utama yang dibutuhkan Taiwan untuk membangun kapal selam modern buatan sendiri.
Namun, Chang tidak merinci status sistem tempur seperti apa yang dibidik Taiwan untuk proyek pembuatan kapal selam itu.
Dikutip AFP, Taiwan mulai membangun armada kapal selam lokal pada November lalu. Proyek tersebut dilakukan untuk meningkatkan pertahanan Taiwan dari agresi China yang semakin agresif.
Proyek kontroversial itu ditargetkan mampu membangun delapan kapal selam baru. Kapal pertama diharapkan rampung pada 2025.
Angkatan Laut Taiwan saat ini memiliki empat kapal selam, termasuk dua kapal yang dibuat AS sekitar 1940-an.
China terus meningkatkan tekanan terhadap Taiwan yang dianggap sebagai wilayah pembangkang karena berupaya memerdekakan diri.
China bahkan bertekad akan menggunakan cara apa pun, termasuk militer, untuk mencegah Taiwan memisahkan diri.
Di tangan Presiden Tsai Ing-wen, Taiwan memang terus memberontak terhadap China. Tsai bahkan berani memperluas hubungan Taiwan dengan sejumlah negara, termasuk AS, demi mendapat dukungan dan pengakuan dari dunia internasional. (rds/dea)
Angkatan Laut Taiwan berencana membangun enam kapal korvet rudal yang diperbarui dan dijuluki "pembunuh kapal induk".
Melalui pernyataan pada Rabu (16/12), Angkatan Laut Taiwan menuturkan pembuatan rudal itu rencananya dilakukan pada 2023 mendatang.
Taipei menuturkan proyek tersebut dilakukan untuk melawan "ancaman yang meningkat dengan cepat dari musuh".
Sebelumnya, Angkatan Laut Taiwan berencana memiliki tiga kapal rudal korvet pada 2025.
Kapal korvet merupakan kapal perang berukuran kecil di bawah kapal kelas fregat. Kapal korvet berfungsi sebagai kapal pemburu atau perusak.
Kapal Selam Baru
Kapal Selam Hai Pao Taiwan [istimewa] ☆
Selain kapal rudal korvet, Amerika Serikat juga telah mengeluarkan izin untuk mengekspor sistem sonar digital yang krusial bagi proyek kapal selam Taiwan.
Wakil Menteri Pertahanan Taiwan, Chang Che-ping, menuturkan Taipei mendapat kabar dari Washington bahwa izin pembelian sistem tersebut telah diberikan.
Sistem sonar digital dan sistem tempur terintegrasi adalah dua komponen utama yang dibutuhkan Taiwan untuk membangun kapal selam modern buatan sendiri.
Namun, Chang tidak merinci status sistem tempur seperti apa yang dibidik Taiwan untuk proyek pembuatan kapal selam itu.
Dikutip AFP, Taiwan mulai membangun armada kapal selam lokal pada November lalu. Proyek tersebut dilakukan untuk meningkatkan pertahanan Taiwan dari agresi China yang semakin agresif.
Proyek kontroversial itu ditargetkan mampu membangun delapan kapal selam baru. Kapal pertama diharapkan rampung pada 2025.
Angkatan Laut Taiwan saat ini memiliki empat kapal selam, termasuk dua kapal yang dibuat AS sekitar 1940-an.
China terus meningkatkan tekanan terhadap Taiwan yang dianggap sebagai wilayah pembangkang karena berupaya memerdekakan diri.
China bahkan bertekad akan menggunakan cara apa pun, termasuk militer, untuk mencegah Taiwan memisahkan diri.
Di tangan Presiden Tsai Ing-wen, Taiwan memang terus memberontak terhadap China. Tsai bahkan berani memperluas hubungan Taiwan dengan sejumlah negara, termasuk AS, demi mendapat dukungan dan pengakuan dari dunia internasional. (rds/dea)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.