Rahmat Shigeru Ono dalam liputan Stasiareport.com.
Tentara laut Jepang yang tidak dapat kembali ke negerinya pasca-kekalahan Jepang dari Sekutu, banyak membantu perjuangan Indonesia dalam perang kemerdekaan. Kasubdis Sejarah Dinas Penerangan AL Kolonel Laut (P) Roni E Turangan menuturkan hal tersebut kepada JMOL saat ditemui di kantornya, Senin (7/7).
“Banyak tentara Jepang yang tidak dapat kembali, membantu perjuangan Indonesia melawan sekutu, baik dalam persenjataan, informasi, dan strategi bertempur,” kata Roni.
Menurutnya, faktor ideologis menyebabkan puluhan tentara Jepang itu membantu Indonesia. Pasalnya, ketika meninggalkan negerinya, tentara Jepang hanya memiliki satu misi, yaitu melawan Sekutu. Jadi biar pun negaranya kalah dalam Perang Dunia II, mereka tetap berperang melawan Sekutu.
“Mereka yang membantu perjuangan Indonesia dikenakan desersi oleh pimpinannya. Tetapi bagi mereka tidak masalah terhadap hukuman tersebut. Mereka menganggap Indonesia sebagai negeri keduanya,” tambahnya.
Kehadiran mereka menambah energi bagi pejuang Indonesia. Bukan hanya bantuan dalam teknik berperang, melainkan dalam mental dan kedisiplinan. Perapihan organisasi TNI AL juga mereka sumbangkan bagi perjuangan Indonesia.
Tentara Jepang yang membantu perjuangan Indonesia, setelah perang kemudian menjadi Warga Negara Indonoesia. Banyak dari mereka yang menikah dengan wanita Indonesia dan mengubah namanya menjadi nama Indonesia. Satu yang tersisa dari mereka, yang masih hidup, yaitu Rahmat Shigeru Ono.
“Karena kecintaannya terhadap Indonesia, ia menambahkan nama Indonesia di depan nama Jepangnya. Saat ini ia menjadi veteran pejuang yang terus mendapat perhatian pemerintah,” ujar Roni.
Keberadaan veteran Jepang ternyata telah mempererat hubungan antara Indonesia dengan Jepang. Mereka selalu mendapat kunjungan dari Dubes Jepang, bahkan perwakilan pemerintahan langsung yang datang dari Jepang.
“Nilai-nilai perjuangan mereka selalu menjadi teladan bagi kita semua dan bagi hubungan kedua negara,” tambahnya.
Tentara laut Jepang yang tidak dapat kembali ke negerinya pasca-kekalahan Jepang dari Sekutu, banyak membantu perjuangan Indonesia dalam perang kemerdekaan. Kasubdis Sejarah Dinas Penerangan AL Kolonel Laut (P) Roni E Turangan menuturkan hal tersebut kepada JMOL saat ditemui di kantornya, Senin (7/7).
“Banyak tentara Jepang yang tidak dapat kembali, membantu perjuangan Indonesia melawan sekutu, baik dalam persenjataan, informasi, dan strategi bertempur,” kata Roni.
Menurutnya, faktor ideologis menyebabkan puluhan tentara Jepang itu membantu Indonesia. Pasalnya, ketika meninggalkan negerinya, tentara Jepang hanya memiliki satu misi, yaitu melawan Sekutu. Jadi biar pun negaranya kalah dalam Perang Dunia II, mereka tetap berperang melawan Sekutu.
“Mereka yang membantu perjuangan Indonesia dikenakan desersi oleh pimpinannya. Tetapi bagi mereka tidak masalah terhadap hukuman tersebut. Mereka menganggap Indonesia sebagai negeri keduanya,” tambahnya.
Kehadiran mereka menambah energi bagi pejuang Indonesia. Bukan hanya bantuan dalam teknik berperang, melainkan dalam mental dan kedisiplinan. Perapihan organisasi TNI AL juga mereka sumbangkan bagi perjuangan Indonesia.
Tentara Jepang yang membantu perjuangan Indonesia, setelah perang kemudian menjadi Warga Negara Indonoesia. Banyak dari mereka yang menikah dengan wanita Indonesia dan mengubah namanya menjadi nama Indonesia. Satu yang tersisa dari mereka, yang masih hidup, yaitu Rahmat Shigeru Ono.
“Karena kecintaannya terhadap Indonesia, ia menambahkan nama Indonesia di depan nama Jepangnya. Saat ini ia menjadi veteran pejuang yang terus mendapat perhatian pemerintah,” ujar Roni.
Keberadaan veteran Jepang ternyata telah mempererat hubungan antara Indonesia dengan Jepang. Mereka selalu mendapat kunjungan dari Dubes Jepang, bahkan perwakilan pemerintahan langsung yang datang dari Jepang.
“Nilai-nilai perjuangan mereka selalu menjadi teladan bagi kita semua dan bagi hubungan kedua negara,” tambahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.