KRI Teluk Amboina-503 melaksanakan beaching di Lantamal IX Ambon.
Pulau-pulau kecil terluar memiliki arti penting sebagai garda depan penjaga dan pelindung keutuhan NKRI dari okupasi negara lain. Pulau-pulau terluar tersebut berperan sebagai garis depan kedaulatan dan yurisdiksi Indonesia serta berperan dalam penentuan batas teritorial NKRI dengan negara tetangga, selain dapat menjadi acuan luas wilayah maritim.
Seperti diketahui, berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 78 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Pulau-pulau Kecil Terluar, ada 17.504 pulau yang dimiliki Indonesia. Sejumlah 92 pulau kecil berada di posisi terluar, dan 67 pulau di antaranya berbatasan langsung dengan negara tetangga, atau disebut pulau-pulau kecil terluar.
Oleh karena itu, Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) mendukung Pengamanan Perbatasan (Pamtas) serta pengamanan wilayah pulau terluar (Pamputer), melalui pergeseran pasukan (Serpas) maupun pergeseran logistik (Serlog).
Hingga kini, Kolinlamil menggerakkan lima buah KRI di bawah pembinaan Satuan Lintas Laut Militer (Satlinlamil), baik di Surabaya maupun Jakarta.
“Saat ini, Kolinlamil mendukung sebanyak lima buah kapal perang untuk pelaksanaan pergeseran pasukan, material, maupun kendaraan tempur dalam menjaga pengamanan perbatasan maupun pengamanan di pulau-pulau kecil terluar dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) baik di wilayah Timur maupun wilayah Barat,” ujar Asisten Operasi Pangkolinlamil Kolonel Laut (P) Umar Arief, seperti dilansir Dispenal.
Pulau kecil terluar yang mendapatkan prioritas Pengamanan Perbatasan, antara lain Pulau Rondo, Pulau Sekatung, Pulau Nipa, Pulau Berhala, Pulau Marore, Pulau Miangas, Pulau Marampit, Pulau Dana, Pulau Fani, Pulau Fanildo, Pulau Bras, dan Pulau Batek.
Pulau-pulau tersebut berbatasan langsung dengan negara tetangga dan juga menjadi akses strategis masuk wilayah NKRI.
Lebih lanjut, Asops pangkolinlamil mengatakan, kelima kapal perang di jajaran Kolinlamil tersebut, yakni KRI Teluk Ratai-509 dengan Komandan Letkol Laut (P) Tarus Rostiyadi yang baru selesai mendukung Serpas Pamtas RI-Malaysia di wilayah Kalimantan Barat, dilanjutkan KRI Teluk Bone-511 dengan komandan, Mayor Laut (P) M. Nizarudin.
Sedangkan KRI Teluk Amboina-503 dengan komandan, Letkol Laut (P) Heri Prihartanto, mendukung Serpas Satgasmar pengamanan Ambalat. KRI Teluk Hading-538 yang dikomandani Mayor Laut (P) Rapy Tadung mendukung Serpas Satgasmar Pengamanan pulau terluar (Pamputer) wilayah Barat. KRI Teluk Lampung-540 yang dikomandani Letkol Laut (P) Ahmad Muharam mendukung Serpas Satgasmar Pengamanan pulau terluar (Pamputer) wilayah Timur.
Kolinlamil merupakan salah satu Komando Utama di jajaran TNI Angkatan Laut yang pembinaannya berada di bawah Kepala Staf Angkatan Laut. Sedangkan komando operasional berada di bawah Panglima TNI. Sebagai Kotama operasi, Kolinlamil bertugas menyelenggarakan operasi angkutan laut TNI, baik dalam rangka Operasi Militer Perang (OMP) maupun Operasi Militer Selain Perang (OMSP).
Pulau-pulau kecil terluar memiliki arti penting sebagai garda depan penjaga dan pelindung keutuhan NKRI dari okupasi negara lain. Pulau-pulau terluar tersebut berperan sebagai garis depan kedaulatan dan yurisdiksi Indonesia serta berperan dalam penentuan batas teritorial NKRI dengan negara tetangga, selain dapat menjadi acuan luas wilayah maritim.
Seperti diketahui, berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 78 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Pulau-pulau Kecil Terluar, ada 17.504 pulau yang dimiliki Indonesia. Sejumlah 92 pulau kecil berada di posisi terluar, dan 67 pulau di antaranya berbatasan langsung dengan negara tetangga, atau disebut pulau-pulau kecil terluar.
Oleh karena itu, Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) mendukung Pengamanan Perbatasan (Pamtas) serta pengamanan wilayah pulau terluar (Pamputer), melalui pergeseran pasukan (Serpas) maupun pergeseran logistik (Serlog).
Hingga kini, Kolinlamil menggerakkan lima buah KRI di bawah pembinaan Satuan Lintas Laut Militer (Satlinlamil), baik di Surabaya maupun Jakarta.
“Saat ini, Kolinlamil mendukung sebanyak lima buah kapal perang untuk pelaksanaan pergeseran pasukan, material, maupun kendaraan tempur dalam menjaga pengamanan perbatasan maupun pengamanan di pulau-pulau kecil terluar dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) baik di wilayah Timur maupun wilayah Barat,” ujar Asisten Operasi Pangkolinlamil Kolonel Laut (P) Umar Arief, seperti dilansir Dispenal.
Pulau kecil terluar yang mendapatkan prioritas Pengamanan Perbatasan, antara lain Pulau Rondo, Pulau Sekatung, Pulau Nipa, Pulau Berhala, Pulau Marore, Pulau Miangas, Pulau Marampit, Pulau Dana, Pulau Fani, Pulau Fanildo, Pulau Bras, dan Pulau Batek.
Pulau-pulau tersebut berbatasan langsung dengan negara tetangga dan juga menjadi akses strategis masuk wilayah NKRI.
Lebih lanjut, Asops pangkolinlamil mengatakan, kelima kapal perang di jajaran Kolinlamil tersebut, yakni KRI Teluk Ratai-509 dengan Komandan Letkol Laut (P) Tarus Rostiyadi yang baru selesai mendukung Serpas Pamtas RI-Malaysia di wilayah Kalimantan Barat, dilanjutkan KRI Teluk Bone-511 dengan komandan, Mayor Laut (P) M. Nizarudin.
Sedangkan KRI Teluk Amboina-503 dengan komandan, Letkol Laut (P) Heri Prihartanto, mendukung Serpas Satgasmar pengamanan Ambalat. KRI Teluk Hading-538 yang dikomandani Mayor Laut (P) Rapy Tadung mendukung Serpas Satgasmar Pengamanan pulau terluar (Pamputer) wilayah Barat. KRI Teluk Lampung-540 yang dikomandani Letkol Laut (P) Ahmad Muharam mendukung Serpas Satgasmar Pengamanan pulau terluar (Pamputer) wilayah Timur.
Kolinlamil merupakan salah satu Komando Utama di jajaran TNI Angkatan Laut yang pembinaannya berada di bawah Kepala Staf Angkatan Laut. Sedangkan komando operasional berada di bawah Panglima TNI. Sebagai Kotama operasi, Kolinlamil bertugas menyelenggarakan operasi angkutan laut TNI, baik dalam rangka Operasi Militer Perang (OMP) maupun Operasi Militer Selain Perang (OMSP).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.