✈️ Buatan PT DI✈️ Pesawat N-219 [TheJakartaPost]
Gubernur Kalimantan Utara Irianto Lambrie mengakui sedang dilakukannya penjajakan dengan pihak PT Dirgantara Indonesia (PT DI), perusahaan industri pesawat terbang satu-satunya di Tanah Air dan Asia Tenggara, terkait kemungkinan dilakukannya pembelian pesawat terbang.
Irianto Lambrie kepada Tribun saat ditemui di Lapangan Agatis, Tanjung Selor, Sabtu (4/11/2017) mengungkapkan, pihaknya masih melihat lebih detil dan mempelajari keunggulan pesawat termasuk skema pembelian dan pengelolaannya nanti.
Pesawat yang ditaksir ialah pesawat Tipe N219. Jenis pesawat ini cocok untuk dioperasikan di daerah perintis.
"Kita memang sedang penjajakan. Kalau dimungkinkan, tentu kita bersama DPRD akan membicarakannya. Kami masih melihat, dan kalau bagus, kenapa tidak. Kita ikut mempelopori pesawat bikinan dalam negeri," kata Irianto kepada Tribun pukul 12.10 siang.
Harga pesawat N219 dijual PT DI di kisaran Rp 70 miliar hingga Rp 85 miliar rupiah. Di kisaran harga tersebut dianggap masih bersahabat dengan kapasitas APBD Kalimantan Utara saat ini, Rp 3 triliun lebih.
"Bisa lah APBD kita," ujarnya.
Skema pembeliannya belum dapat dipastikan. Irianto mengatakan, mesti ada pembicaraan dengan DPRD. Apakah membeli dengan sistem kredit perbankan atau melalui pola sewa atau leasing.
"Skema pembeliannya bisa kredit, atau juga leasing. Tidak sekaligus bayar. Atau bisa juga bekerjasama dengan maskapai yang sudah punya izin terbang," katanya.
Jika akan dikelola sendiri oleh Pemprov, maka harus ada Perusahaan Perseroan Daerah atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang dibentuk.
"Jika oleh BUMD atau Perusda, itu untuk komersialnya. Yang jelas kita bahas dulu dengan DPRD. Nanti tergantung keputusannya bagaimana. Karena ini untuk kepentingan masyarakat bukan untuk yang hal lain. Kita lihat tahun ini apa sempat dibahas dengan DPRD atau tidak. Tetapi yang jelas kami sedang menjajakinya (dengan PT DI)," katanya.
Melihat keunggulan pesawat tersebut, katanya, cocok dioperasikan di wilayah perintis yang karakteristiknya seperti di pedalaman dan perbatasan negara di Kalimantan Utara.
Pesawat N219 ini rencananya dioperasikan untuk menjangkau masyarakat yang memerlukan pengobatan kerena menderita sakit.
"Jadi itu untuk ambulance udara. Kita gunakan untuk membantu orang sakt di pedalaman dan perbatasan. Dan sekaligus pada saat tertentu bisa digunakan mengangktu orang dan barang kalau situasi darurat," ujarnya.
Dilansir dari Wikipedia, N-219 adalah pesawat multi fungsi bermesin dua yang dirancang untuk dioperasikan di daerah terpencil.
Pesawat ini terbuat dari logam dan dirancang untuk mengangkut penumpang maupun kargo.
Pesawat yang dibuat dengan memenuhi persyaratan FAR 23 ini memiliki volume kabin terbesar di kelasnya dan pintu fleksibel yang memastikan bahwa pesawat ini bisa dipakai untuk mengangkut penumpang dan juga kargo.
N-219 ini merupakan pengembangan dari NC-212 yang sudah diproduksi oleh PT DI dibawah lisensi CASA.
Pesawat ini berkapasitas 19 penumpang (konfigurasi tiga sejajar). Yang tak kalah pentingnya, pesawat ini memiliki kinerja sangat baik saat lepas landas dan mendarat di landasan pendek/STOL (600 m).
Pesawat dilengkapi dengan dua mesin turboprop produksi Pratt and Whitney yang berkemampuan 850 shp dan memiliki daya jelajah 1.580 NM. Kecepatan maksimumnya, 213 knots.
Gubernur Kalimantan Utara Irianto Lambrie mengakui sedang dilakukannya penjajakan dengan pihak PT Dirgantara Indonesia (PT DI), perusahaan industri pesawat terbang satu-satunya di Tanah Air dan Asia Tenggara, terkait kemungkinan dilakukannya pembelian pesawat terbang.
Irianto Lambrie kepada Tribun saat ditemui di Lapangan Agatis, Tanjung Selor, Sabtu (4/11/2017) mengungkapkan, pihaknya masih melihat lebih detil dan mempelajari keunggulan pesawat termasuk skema pembelian dan pengelolaannya nanti.
Pesawat yang ditaksir ialah pesawat Tipe N219. Jenis pesawat ini cocok untuk dioperasikan di daerah perintis.
"Kita memang sedang penjajakan. Kalau dimungkinkan, tentu kita bersama DPRD akan membicarakannya. Kami masih melihat, dan kalau bagus, kenapa tidak. Kita ikut mempelopori pesawat bikinan dalam negeri," kata Irianto kepada Tribun pukul 12.10 siang.
Harga pesawat N219 dijual PT DI di kisaran Rp 70 miliar hingga Rp 85 miliar rupiah. Di kisaran harga tersebut dianggap masih bersahabat dengan kapasitas APBD Kalimantan Utara saat ini, Rp 3 triliun lebih.
"Bisa lah APBD kita," ujarnya.
Skema pembeliannya belum dapat dipastikan. Irianto mengatakan, mesti ada pembicaraan dengan DPRD. Apakah membeli dengan sistem kredit perbankan atau melalui pola sewa atau leasing.
"Skema pembeliannya bisa kredit, atau juga leasing. Tidak sekaligus bayar. Atau bisa juga bekerjasama dengan maskapai yang sudah punya izin terbang," katanya.
Jika akan dikelola sendiri oleh Pemprov, maka harus ada Perusahaan Perseroan Daerah atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang dibentuk.
"Jika oleh BUMD atau Perusda, itu untuk komersialnya. Yang jelas kita bahas dulu dengan DPRD. Nanti tergantung keputusannya bagaimana. Karena ini untuk kepentingan masyarakat bukan untuk yang hal lain. Kita lihat tahun ini apa sempat dibahas dengan DPRD atau tidak. Tetapi yang jelas kami sedang menjajakinya (dengan PT DI)," katanya.
Melihat keunggulan pesawat tersebut, katanya, cocok dioperasikan di wilayah perintis yang karakteristiknya seperti di pedalaman dan perbatasan negara di Kalimantan Utara.
Pesawat N219 ini rencananya dioperasikan untuk menjangkau masyarakat yang memerlukan pengobatan kerena menderita sakit.
"Jadi itu untuk ambulance udara. Kita gunakan untuk membantu orang sakt di pedalaman dan perbatasan. Dan sekaligus pada saat tertentu bisa digunakan mengangktu orang dan barang kalau situasi darurat," ujarnya.
Dilansir dari Wikipedia, N-219 adalah pesawat multi fungsi bermesin dua yang dirancang untuk dioperasikan di daerah terpencil.
Pesawat ini terbuat dari logam dan dirancang untuk mengangkut penumpang maupun kargo.
Pesawat yang dibuat dengan memenuhi persyaratan FAR 23 ini memiliki volume kabin terbesar di kelasnya dan pintu fleksibel yang memastikan bahwa pesawat ini bisa dipakai untuk mengangkut penumpang dan juga kargo.
N-219 ini merupakan pengembangan dari NC-212 yang sudah diproduksi oleh PT DI dibawah lisensi CASA.
Pesawat ini berkapasitas 19 penumpang (konfigurasi tiga sejajar). Yang tak kalah pentingnya, pesawat ini memiliki kinerja sangat baik saat lepas landas dan mendarat di landasan pendek/STOL (600 m).
Pesawat dilengkapi dengan dua mesin turboprop produksi Pratt and Whitney yang berkemampuan 850 shp dan memiliki daya jelajah 1.580 NM. Kecepatan maksimumnya, 213 knots.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.