N219 PTDI ☆
Pemerintah Indonesia menawarkan pesawat buatan PT Dirgantara Indonesia (DI), yakni N-219, kepada Tiongkok dan Meksiko. Kedua negara itu dinilai potensial untuk menyerap pesawat yang saat ini masih dalam tahap pengujian tersebut.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemhub) Agus Santoso menjelaskan, pihaknya ingin pemasaran atas pesawat N-219 dilakukan secara ekspansif. Maka dari itu, Kemenhub mendorong upaya pemasaran armada yang dimaksud dengan menawarkannya kepada Tiongkok dan Meksiko.
"Kita sudah punya pesawat sendiri N-219. Pesawat ini pada 17 Agustus 2017 sudah test flight diharapkan nanti test flight kemudian tes lainnya akan segera rampung tahun-tahun mendatang. Kami juga ingin buat ekspansi terhadap produk PT DI untuk konsumsi di negara Tiongkok dan Meksiko," jelas Agus di Tangerang, Senin (6/11).
Dia menuturkan, Indonesia sudah mempunyai perjanjian bilateral dengan Tiongkok terkait kelaikudaraan sehingga kedua negara tinggal membahas lebih detail mengenai rencana penjualan pesawat N-219. Perjanjian tersebut sudah ditandatangani pada tahun 2000 silam.
Sedangkan, dengan Meksiko, Indonesia masih perlu menyepakati perjanjian bilateral kelaikudaraan terlebih dahulu sebelum membahas detail perihal rencana penjualan N-219. Agus menyatakan, Indonesia dan Meksiko akan menandatangani perjanjian yang dimaksud pada 10 November 2017.
"Kami dengan direktur kelaikudaraan dan pengoperasian pesawat udara pada tanggal 10 November akan ke Meksiko tandatangani bilateral airworthiness agreement," imbuh mantan Direktur Bandar Udara Kemhub ini.
Agus menjelaskan, upaya pemasaran perlu dilaksanakan sebelum pesawat N-219 lulus uji keseluruhan dan diproduksi massal. Hal tersebut guna memastikan saat pesawat sudah dibuat banyak, PT DI bisa segera mengirimkannya kepada pemesan sehingga tak akan terjadi penumpukan lantaran tak laku.
"Pesawat dipasarkan mulai saat dia itu didesain, mulai saat dia dites dan sebagainya. pemasaran harus sudah ada. PT DI sudah produksi pesawat sendiri N-219. Inilah yang akan kami produksi dan pasarkan luas seluruh dunia. Ini juga untuk push PT DI produksi pesawatnya sesegera mungkin dan segera dipasarkan," terang Agus.
Di tempat yang sama, Direktur Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara Kemenhub Muzaffar Ismail menyatakan, proses sertifikasi N-219 terus berjalan dengan mengacu pada program yang sudah dibuat PT DI. Dia mengharapkan, seluruh proses pengujian dapat selesai sesegera mungkin.
"Kita laksanakan bersama (proses pengujian) mudah-mudahan proses sertitikasi bisa cepat tuntas. Dengan cepat tuntas proses sertifikasi setelah itu bisa lanjut ke tahap berikutnya," papar Muzaffar.
Pemerintah Indonesia menawarkan pesawat buatan PT Dirgantara Indonesia (DI), yakni N-219, kepada Tiongkok dan Meksiko. Kedua negara itu dinilai potensial untuk menyerap pesawat yang saat ini masih dalam tahap pengujian tersebut.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemhub) Agus Santoso menjelaskan, pihaknya ingin pemasaran atas pesawat N-219 dilakukan secara ekspansif. Maka dari itu, Kemenhub mendorong upaya pemasaran armada yang dimaksud dengan menawarkannya kepada Tiongkok dan Meksiko.
"Kita sudah punya pesawat sendiri N-219. Pesawat ini pada 17 Agustus 2017 sudah test flight diharapkan nanti test flight kemudian tes lainnya akan segera rampung tahun-tahun mendatang. Kami juga ingin buat ekspansi terhadap produk PT DI untuk konsumsi di negara Tiongkok dan Meksiko," jelas Agus di Tangerang, Senin (6/11).
Dia menuturkan, Indonesia sudah mempunyai perjanjian bilateral dengan Tiongkok terkait kelaikudaraan sehingga kedua negara tinggal membahas lebih detail mengenai rencana penjualan pesawat N-219. Perjanjian tersebut sudah ditandatangani pada tahun 2000 silam.
Sedangkan, dengan Meksiko, Indonesia masih perlu menyepakati perjanjian bilateral kelaikudaraan terlebih dahulu sebelum membahas detail perihal rencana penjualan N-219. Agus menyatakan, Indonesia dan Meksiko akan menandatangani perjanjian yang dimaksud pada 10 November 2017.
"Kami dengan direktur kelaikudaraan dan pengoperasian pesawat udara pada tanggal 10 November akan ke Meksiko tandatangani bilateral airworthiness agreement," imbuh mantan Direktur Bandar Udara Kemhub ini.
Agus menjelaskan, upaya pemasaran perlu dilaksanakan sebelum pesawat N-219 lulus uji keseluruhan dan diproduksi massal. Hal tersebut guna memastikan saat pesawat sudah dibuat banyak, PT DI bisa segera mengirimkannya kepada pemesan sehingga tak akan terjadi penumpukan lantaran tak laku.
"Pesawat dipasarkan mulai saat dia itu didesain, mulai saat dia dites dan sebagainya. pemasaran harus sudah ada. PT DI sudah produksi pesawat sendiri N-219. Inilah yang akan kami produksi dan pasarkan luas seluruh dunia. Ini juga untuk push PT DI produksi pesawatnya sesegera mungkin dan segera dipasarkan," terang Agus.
Di tempat yang sama, Direktur Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara Kemenhub Muzaffar Ismail menyatakan, proses sertifikasi N-219 terus berjalan dengan mengacu pada program yang sudah dibuat PT DI. Dia mengharapkan, seluruh proses pengujian dapat selesai sesegera mungkin.
"Kita laksanakan bersama (proses pengujian) mudah-mudahan proses sertitikasi bisa cepat tuntas. Dengan cepat tuntas proses sertifikasi setelah itu bisa lanjut ke tahap berikutnya," papar Muzaffar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.