Rudal Starstreak diatas platform Uro Vamtac [Dharmawan] ☆
TNI AD pada tahun ini akan menambah kekuatan tempur pertahanan udara dan darat di Provinsi Riau, di bawah kendali Komando Resort Militer 031/Wira Bima.
"Rencananya pada 2017 ini," kata Panglima Kodam I/Bukit Barisan, Mayjen TNI Lodewijk Pusung, kepada Antara disela serah terima jabatan Komandan Korem 031/WB, di Pekanbaru, Rabu.
Ia menjelaskan penambahan kekuatan tersebut antara lain mendirikan satu resimen Artileri Pertahanan Udara (Arhanud). TNI AD kini dalam proses mencari lahan untuk pembangunannya, bisa berlokasi di Kota Pekanbaru atau Dumai.
"Saya berharap di Pekanbaru," tegas Mayjen TNI Lodewijk.
Kemudian, penambahan kekuatan darat di Riau adalah meningkatkan kapasitas kompi kaveleri menjadi detasemen. Saat ini kompi kavaleri baru saja mendapat alat utama sistem pertahanan (Alutsista) dua Panser Tarantula.
"Sudah pasti kalau organisasi berkembang, Alutsistanya berkembang juga," ujarnya.
Pangdam I/BB menambahkan, pada tahun ini TNI AD memastikan untuk menempatkan rudal pertahanan udara "starstreak" di Detasemen Arhanud Rudal 004 Dumai. Rencananya, akan ada 16 unit rudal buatan Inggris tersebut ditempatkan di Dumai.
Rudal ini sangat efektif untuk pertahanan udara yang menjadi satu kesatuan untuk memperkuat Pangkalan Udara Militer (Lanud) Roesmin Nurjadin, Pekanbaru.
"Yang kendalikan nanti Korhanudnas," tegasnya.
Ia mengatakan Pulau Sumatera, terutama Riau, memiliki posisi strategis dalam petahanan nasional karena terdapat banyak kekayaan alam dan letaknya berdekatan dengan negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura. Karena itu, Kodam I/BB merupakan satu-satunya organisasi militer TNI AD, yang membawahi lima Korem dengan perwira bintang satu di Indonesia.
Selain itu, ia mengatakan kondisi geografis berupa garis pantai yang panjang menjadi tantangan bagi TNI AD untuk melakukan pengamanan.
"Kita bekerjasama dengan polisi harus mewaspadai garis pantai yang cukup luas. Kalau tidak dibantu oleh rakyat, pelabuhan tikus (ilegal) dimanfaatkan untuk datangkan narkoba. Itu berbahaya," tegas Mayjen TNI Lodewijk.
TNI AD pada tahun ini akan menambah kekuatan tempur pertahanan udara dan darat di Provinsi Riau, di bawah kendali Komando Resort Militer 031/Wira Bima.
"Rencananya pada 2017 ini," kata Panglima Kodam I/Bukit Barisan, Mayjen TNI Lodewijk Pusung, kepada Antara disela serah terima jabatan Komandan Korem 031/WB, di Pekanbaru, Rabu.
Ia menjelaskan penambahan kekuatan tersebut antara lain mendirikan satu resimen Artileri Pertahanan Udara (Arhanud). TNI AD kini dalam proses mencari lahan untuk pembangunannya, bisa berlokasi di Kota Pekanbaru atau Dumai.
"Saya berharap di Pekanbaru," tegas Mayjen TNI Lodewijk.
Kemudian, penambahan kekuatan darat di Riau adalah meningkatkan kapasitas kompi kaveleri menjadi detasemen. Saat ini kompi kavaleri baru saja mendapat alat utama sistem pertahanan (Alutsista) dua Panser Tarantula.
"Sudah pasti kalau organisasi berkembang, Alutsistanya berkembang juga," ujarnya.
Pangdam I/BB menambahkan, pada tahun ini TNI AD memastikan untuk menempatkan rudal pertahanan udara "starstreak" di Detasemen Arhanud Rudal 004 Dumai. Rencananya, akan ada 16 unit rudal buatan Inggris tersebut ditempatkan di Dumai.
Rudal ini sangat efektif untuk pertahanan udara yang menjadi satu kesatuan untuk memperkuat Pangkalan Udara Militer (Lanud) Roesmin Nurjadin, Pekanbaru.
"Yang kendalikan nanti Korhanudnas," tegasnya.
Ia mengatakan Pulau Sumatera, terutama Riau, memiliki posisi strategis dalam petahanan nasional karena terdapat banyak kekayaan alam dan letaknya berdekatan dengan negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura. Karena itu, Kodam I/BB merupakan satu-satunya organisasi militer TNI AD, yang membawahi lima Korem dengan perwira bintang satu di Indonesia.
Selain itu, ia mengatakan kondisi geografis berupa garis pantai yang panjang menjadi tantangan bagi TNI AD untuk melakukan pengamanan.
"Kita bekerjasama dengan polisi harus mewaspadai garis pantai yang cukup luas. Kalau tidak dibantu oleh rakyat, pelabuhan tikus (ilegal) dimanfaatkan untuk datangkan narkoba. Itu berbahaya," tegas Mayjen TNI Lodewijk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.