Ilustrasi. (CNN Indonesia/Astari Kusumawardhani) ☆
Kelompok bersenjata di Distrik Tembagapura, Papus, memutus akses dua kampung di Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua. Warga juga disebut mengalami intimidasi dari kelompok bersenjata tersebut.
Kepala Bidang Humas Polda Papua Komisaris Besar AM Kamal mengatakan, dua kampung yang kini terisolasi adalah Banti dan Kimbely.
"Jadi warga kampung itu diisolasi karena akses menuju ke sana diputus mereka (KKB)," ujar Kamal saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (9/11).
Warga masih bisa berinteraksi dengan sesama warga dan beraktivitas biasa. Namun mereka diancam KKB jika berani keluar kampung.
Saat ini, kata Kamal, Satgas terpadu penanggulangan KKB berupaya melakukan langkah persuasif dan preventif untuk membebaskan warga yang diisolasi tersebut.
Petugas cukup kesulitan mencapai lokasi dua kampung tersebut karena lokasinya yang berada di perbukitan.
Jumlah anggota KKB yang berada di sana, diperkirakan sekitar 100 orang. Sebanyak 30 orang diantaranya ditengarai memiliki senjata api.
"Masyarakat menjadi prioritas untuk mengamankan keadaan," ujar Kamal.
Sebelumnya, pada pagi tadi, seperti dikutip dari Antara, Kapolda Papua Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar mengatakan warga yang terisolasi di sana sekitar 1.000 orang warga asli Papua. Selain itu ada sekitar 300 warga pendatang berada di sana yang bekerja sebagai pendulang dan pengumpul emas.
Boy mengatakan, kelompok bersenjata itu saat ini menjadikan warga sipil sebagai tameng dan sandera.
"Berbagai upaya terus kami lakukan agar masyarakat bebas dari intimidasi dan ancaman dari KKB, dan dari laporan terungkap kondisi masyarakat yang dijadikan tameng KKB dalam keadaan baik hanya terintimidasi," ujar Boy.
Untuk mengatasi KKB yang meresahkan warga tersebut, aparat gabungan TNI dan Polri dikerahkan untuk melakukan operasi penegakan hukum pada awal pekan ini. (kid)
Kelompok bersenjata di Distrik Tembagapura, Papus, memutus akses dua kampung di Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua. Warga juga disebut mengalami intimidasi dari kelompok bersenjata tersebut.
Kepala Bidang Humas Polda Papua Komisaris Besar AM Kamal mengatakan, dua kampung yang kini terisolasi adalah Banti dan Kimbely.
"Jadi warga kampung itu diisolasi karena akses menuju ke sana diputus mereka (KKB)," ujar Kamal saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (9/11).
Warga masih bisa berinteraksi dengan sesama warga dan beraktivitas biasa. Namun mereka diancam KKB jika berani keluar kampung.
Saat ini, kata Kamal, Satgas terpadu penanggulangan KKB berupaya melakukan langkah persuasif dan preventif untuk membebaskan warga yang diisolasi tersebut.
Petugas cukup kesulitan mencapai lokasi dua kampung tersebut karena lokasinya yang berada di perbukitan.
Jumlah anggota KKB yang berada di sana, diperkirakan sekitar 100 orang. Sebanyak 30 orang diantaranya ditengarai memiliki senjata api.
"Masyarakat menjadi prioritas untuk mengamankan keadaan," ujar Kamal.
Sebelumnya, pada pagi tadi, seperti dikutip dari Antara, Kapolda Papua Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar mengatakan warga yang terisolasi di sana sekitar 1.000 orang warga asli Papua. Selain itu ada sekitar 300 warga pendatang berada di sana yang bekerja sebagai pendulang dan pengumpul emas.
Boy mengatakan, kelompok bersenjata itu saat ini menjadikan warga sipil sebagai tameng dan sandera.
"Berbagai upaya terus kami lakukan agar masyarakat bebas dari intimidasi dan ancaman dari KKB, dan dari laporan terungkap kondisi masyarakat yang dijadikan tameng KKB dalam keadaan baik hanya terintimidasi," ujar Boy.
Untuk mengatasi KKB yang meresahkan warga tersebut, aparat gabungan TNI dan Polri dikerahkan untuk melakukan operasi penegakan hukum pada awal pekan ini. (kid)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.